61 research outputs found

    Penerapan Protokol Kesehatan Covid-19 Pada Salon Kecantikan di Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat

    Get PDF
    Penerapan protokol kesehatan Covid-19 pada usaha salon kecantikan di Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat masih belum diterapkan sebagaimana mestinya yang telah ditetapkan oleh Kemenkes RI. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui bagaimana personal hygiene karyawan pada salon kecantikan di Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat (2) untuk mengetahui bagaimana sanitasi pada salon kecantikan di Kecamatan Kinali kabupaten Pasaman Barat (3) untuk mengetahui bagaimana penerapan protokol kesehatan Covid-19 pada salon kecantikan di Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Jenis penelitian menggunakan metode dekriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian ini yaitu usaha salon kecantikan di Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Sedangkan Teknik penarikan sampel dengan cara total sampling. Jenis data yaitu menggunakan data primer. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah kuisioner/angket. Teknik analisis data menggunakan rumus persentase dan kategorian dan selanjutnya dilakukan perhitungan tingkat kemampuan dan pencapaian responden (TCR). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan protokol kesehatan Covid-19 pada salon kecantikan di kecamatan kinali kabupaten pasaman barat dikategorikan pada kategori tidak baik, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada ,personal hygiene karyawan salon dikecamatan kinali kabupaten pasbar dengan nilai TCR 89% adalah kategori baik  , sanitasi salon kecantikan dengan nilai TCR 77% adalah kategori sedang dan penerapan protokol kesehatan Covid-19 dengan nilai TCR 50% adalah kategori tidak baik. Jadi, penerapan protokol kesehatan tidak diterapkan dengan baik, maka disarankan agar salon lebih dapat mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan covid-19

    PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI MI SABILUL ULUM MAYONG JEPARA PADA MASA DARURAT COVID 19

    Get PDF
    Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan media pembelajaran kelas IV di MI sabilul Ulum Jepara. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan media dapat meningkatkan respon belajar siswa kelaas IV MI Sabilul Ulum Jepara. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran MI sabilul Ulum dilaksanakan dengan luring dan daring. Perencanaan pembelajaran diawali dengan penyusunan RPP yang dilaksanakan dengan menetapkan/memilih tema,lalu mengkaji buku guru. Kendala dalam pemanfaatan media pembelajaran saat pandemic covid adalah tidak sesuai dengan perencanaan awal dan masih berbasis tugas dalam grup Whatsapp, sehingga pemanfaatan media pembelajaran belum dilaksanakan secara optimal. Pembelajaran daring di MI sabilul Ulum belum dapat menggunakan media pembelajaran sevara optimal, sedangkan untuk pembelajaran luring 90% siswa menyatakan sangat senang dalam belajar secara luring karena dengan adanya media pembelajaran Siswa dapat ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang disampaikan adalah kepada seluruh guru dan pihak sekolah MI Sabilul Ulum hendaknya  lebih mengoptimalkan pembelajaran daring dengan mensinkronkan antara RPP dengan implementasi pembelajaran di kelas, dan memanfaatkan media pembelajaran selain itu pihak sekolah dapat mengadakan pelatihan mengenai media pembelajaran berbasis blanded learning

    Pembuatan Film Plastik Biodegradable Dari Limbah Biji Durian (Durio Zibethinus Murr.)

    Full text link
    Pembuatan film plastik biodegradable dilakukan melalui proses pencampuran menggunakan pelarut aquades dengan komposisi 10 g tepung biji durian, 50 mL larutan kitosan 2% , dan gliserol 25% dari berat pati.Variasi suhu pencampuran yaitu 70oC, 80oC, dan 90oC. Film plastik biodegradable yang dihasilkan dilakukan karakterisasi FTIR, biodegradasi, kuat tarik dan elongasi. Hasil penelitian menunjukkan variasi suhu proses pengadukan mempengaruhi kemampuan kuat tarik dan elongasi. Film plastik biodegradable terbaik dihasilkan pada suhu pengadukan 80oC dengan nilai kuat tarik sebesar 1187,732 N/m2 dan % elongasi sebesar 7,547%. Film plastik biodegradable dari limbah biji durian mampu terdegradasi selama 15 hari, sedangkan variasi suhu proses pengadukan tidak mempengaruhi kemampuan biodegradasi.Gugus fungsi yang terdapat dalam film plastik biodegradable diantaranya C-H, O-H, N-H, C-O, C≡C, C=O, dan C=C. Adanya gugus fungsi amida dan ester dalam analisis FTIR menunjukkan film plastik biodegradable dari limbah biji durian ini dapat terdegradasi dan dapat dikatakan sebagai plastik yang ramah lingkungan.Kata kunci: film plastik biodegradable, biji durian, degradasi, kuat tarik, elongasi, dan FTIR. The manufacture of the biodegradable plastic film was done through the mixing process using an aquades solvent with 10 g of durian seed flour, 50 mL of 2% chitosan solution, and 25% of glycerol from the weight of starch. The variation of the mixing temperature are 70oC, 80oC, and 90oC. The biodegradable plastic film was characterized by FTIR, its biodegradation, tensile strength, and elongation. The results were showed that the variations of temperature mixing proses affecting the ability of tensile strength and elongation.The best biodegradable plastic film was produced from the mixing process at 80oC and the value of tensile strength at 1187,732 N/m2 and percentation of elongation at 7,547%. The biodegradable plastic from the waste of durian seed was able to relegated up to 15 days, after while the variation of mixing process temperature was not affect to the ability of the biodegradation. The functional groups that is contained in the bidegradable plastic film are including C-H,O-H, N-H, C-O, C=C, C=O, and C=C. The existence of amida and ester functional groups in the FTIR analysis showed that the bidegradable plastic film from this waste of durian seed can be degraded and can be regarded as an environmentally friendly plastic

    Pemanfaatan Kulit Buah Naga (Dragon Fruit) Sebagai Pewarna Alami Makanan Pengganti Pewarna Sintetis

    Full text link
    Kulit buah naga merupakan limbah hasil pertanian yang mengandung zat warna alami antosianin cukup tinggi. Antosianin merupakan zat warna yang berperan memberikan warna merah yang berpotensi menjadi pewarna alami untuk pangan dan dapat dijadikan alternatif pengganti pewarna sintetis yang lebih aman bagi kesehatan. Pengambilan zat warna antosianin dilakukan dengan metode ekstraksi. Pelarut yang digunakan adalah aquades. Variabel penelitian antara lain varietas buah naga, konsentrasi asam sitrat dalam pelarut, suhu ekstraksi, dan waktu ekstraksi. Potongan kulit buah naga diekstraksi dengan pelarut aquades dan asam sitrat dengan perbandingan tertentu, pada suhu ekstraksi 25-800C dan waktu ekstraksi 0,5-3 jam. Analisis kadar antosianin dilakukan dengan analisa antosianin metode Glusti dan Wrolstad. Hasil percobaan diperoleh bahwa varietas buah naga daging merah menghasilkan kadar antosianin terbesar 22,59335 ppm. Selain itu kadar antosianin terbesar diperoleh pada variasi pelarut aquades:asam sitrat (5:1) 26,4587 ppm, variasi pada suhu kamar menghasilkan 21,5028 ppm dan waktu pengadukan  3 jam menghasilkan 23,3027 ppm. Pewarna alami ini telah diaplikasikan pada makanan dan diujikan pada tikus putih, hasil uji coba menunjukkan pewarna buah naga dapat dipakai sebagai pewarna alami makanan. Dragon fruit peel is agricultural waste which contains quite high natural pigments of anthocyanins. Anthocyanin is a dye that potentially provides a red natural colorant for food and alternatively used as synthetic dye which is safe for health. In this study, the process of taking anthocyanin was conducted using extraction method. The solvent used was distilled water. The variables observed in the research include dragon fruit varieties, the concentration of citric acid in the solvent, extraction temperature, and extraction time. The dragon fruit peel was extracted using solvents of distilled water and citric acid at a certain ratio, at extraction temperature varies from 25-80oC with the extraction time varies from 0.5 to 3 hours. The analysis of anthocyanin concentration was conducted by using Glusti and Wrolstad method. The experimental result shows the red dragon fruit varieties produced the greatest concentration of anthocyanin (22.59335 ppm). Moreover, the result shows the greatest concentration of anthocyanin obtained from the following variations, i.e. the 5:1 solvent ratio of distilled water : citric acid produces 26.4587ppm,  the extraction at room temperature produced 21.5028 ppm, and the extraction for 3 hours stirring produced 23.3027 ppm. The extracted dragon fruit dye has been applied for food and tested on white mice; the test result shows the dye can be used as a natural food dye

    Pembelajaran Rekorder Berbasis Hybrid Learning Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Yogyakarta

    Get PDF
    Penelitian yang membahas tentang Pembelajaran Rekorder Berbasis Hybrid Learning Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Yogyakarta bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran rekorder berbasis hybrid learning. Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah dikarenakan pandemi covid yang membuat terhambatnya proses pembelajaran rekorder dimana proses pelaksanaan praktik rekorder tidak dapat dilaksanakan secara tatap muka, minimnya alokasi waktu, dan minimnya kemampuan siswa dalam memainkan alat musik rekorder. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis pendekatan studi kasus. Proses pembelajaran dilaksanakan secara hybrid learning dengan menggabungkan antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online. Proses pembelajaran tatap muka difokuskan pada teori dan mendemonstrasikan cara bermain rekorder, sedangkan pada pembelajaran daring difokuskan untuk praktik bersama. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan penerapan model pembelajaran berbasis hybrid learning dapat mengatasi permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, siswa yang tadinya tidak dapat memainkan rekorder menjadi bisa memainkan rekorder dengan materi lagu yang diberikn yaitu Kasih Ibu dengan teknik bermain yang baik dan benar bahkan yang masih awam sekalipu

    Biodiesel Production from Nyamplung (Calophyllum inophyllum) Oil using Ionic Liquid as A Catalyst and Microwave Heating System

    Get PDF
    Nyamplung (Calophyllum inophyllum) is a typical Indonesian plant. Its seed contains abundant inedible oil, and therefore it is potential for biodiesel feedstock. The current issues of biodiesel are longer  reaction time of oil to biodiesel through transesterification reaction and lower biodiesel yield due to ineffective use of a homogenous catalyst. This work was aimed to use an ionic liquid as a catalyst and equipped with microwave heating as the heating system in order to increase the biodiesel yield and accelerate the process. Effects of the catalyst concentration and power of microwave irradiation to the biodiesel yield were studied. The ionic liquid of 1-butyl-3-methylimidazolium hydrogen sulfate (BMIMHSO4) was used as a catalyst. The results showed that the highest biodiesel yield was achieved of 92.81% which was catalyzed by IL0.5NaOH0.5 (0.5 wt.% (BMIMHSO4) + 0.5 wt.% NaOH) with a methanol-to-oil molar ratio of 9, a reaction time of 6 minutes, and the microwave temperature was 60 °C.

    Response Surface Optimization of Biodiesel Production from Nyamplung (Calophyllum inophyllum) Oil Enhanced by Microwave and Ionic liquid + NaOH Catalyst

    Get PDF
    Nyamplung (Calophyllum inophyllum) plant is a highly potential raw material in the biodiesel production, the oil in the seeds is 50-73 %. The microwave has been intensively applied to reduce the processing time while ionic liquid also was used as an acceleration agent in the biodiesel production. The optimum process condition of the biodiesel production using Ionic liquid + NaOH as a catalyst mixture and assisted with microwave heating system were determined in this study. Response Surface Methodology (RSM) was used to optimize three transesterification reaction variables: the catalyst concentration of (0.5-1.5 %wt), the reaction temperature of 60-80 °C, and methanol to oil molar ratio of 6:1–12:1, while the transesterification time was set constant at 6 minutes. The optimization showed that the maximum biodiesel yield can be obtained was 95.8 % at the catalyst concentration of 1.2 %wt, the reaction temperature of 71.3 °C, and methanol to oil molar ratio of 10.8 mole/mole

    OPTIMALISASI PODCAST SEBAGAI MEDIA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK MENUJU DESA DIGITAL DI DESA BANTARSARI KECAMATAN RANCABUNGUR KABUPATEN BOGOR

    Get PDF
    Bantarsari Village, Bogor Regency is one of the tourist villages located in Bogor Regency. Bantarsari Village is the only village that has a podcast program in Bogor Regency. This program is an example of the movement of villages into digital villages in the era of digitalization. The problem is, Bantarsari Village has not been able to use ICT to realize transparency of public information despite efforts. The Bantarsari Village Podcast is one of the media that can accommodate public information disclosure and is able to reach the community, especially youth groups and the wider community outside Bantarsari Village. Through the Bantarsari Village podcast, publication, promotion, and transparency can be done. However, the podcast that has been made has not reached the majority of the people of Bantarsari Village. This can be seen from the low number of viewers, which is only 20 viewers. The low number of viewers is due to the low quality of podcasts produced by the village government. After making observations, the low quality of the podcast is due to several things the low technological and digital literacy ability of the Bantarsari Village Youth podcast and the technology used in podcast production is still simple. These two things make the quality of the Bantarsari Village podcast not optimal. Thus, the solution carried out is podcast production training and the addition of podcast media by utilizing the Bantarsari Village website. The achievement is that the people of Bantarsari Village, especially the Village Youth as a production team, are expected to have high technological literacy and digital literacy skills. Then, the Bantarsari Village government has adequate podcast facilities to support one of the village's plans and strategies towards a Digital Village
    • …
    corecore