37 research outputs found

    MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERDISKUSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKSI REFERENSI PERPUSTAKAAN PADA SISWA KELAS XI IIS.2 SMA NEGERI 1 BULUKUMBA

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan: 1) kualitas proses pembelajaran keterampilan berdiskusi siswa kelas XI IIS.2 SMA Negeri 1 Bulukumba Tahun Ajaran 2016/2017; dan 2) kualitas hasil pembelajaran keterampilan berdiskusi siswa kelas XI IIS.2 SMA Negeri 1 Bulukumba Tahun Ajaran 2016/2017.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMA Negeri 1 Bulukumba. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS.2 SMA Negeri 1 Bulukumba. Siswa kelas XI IIS.2 berjumlah 34 orang yang terdiri atas 18 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Objek penelitian ini adalah pembelajaran keterampilan berdiskusi di kelas XI IIS.2 SMA Negeri 1 Bulukumba. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara mendalam, angket, dan kajian dokumen. Validitas data dalam penelitian ini dikaji dengan teknik trianggulasi sumber data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskripsi komparatif dan analisis kritis. Proses penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus yang meliputi empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, serta tahap analisis dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian dapatdisimpulkan terdapat peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaranberdiskusi pada siswa kelas XI IIS.2 SMA Negeri 1 Bulukumba. Peningkatankualitas proses pembelajaran tersebut ditandai dengan meningkatnya: 1) jumlah siswa yang aktif dalam apersepsi; 2) jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran diskusi; 3) jumlah siswa yang perhatian dan konsentrasi dalam pembelajaran; dan 4) jumlah siswa yang kerjasama dalam diskusi. Adapun peningkatan kualitas hasilpembelajaran ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan, yaitu pada siklus I ada 18 siswa yang tuntas (56%) dan pada siklus II meningkat menjadi 26 siswa yang tuntas (76%). Peningkatan yang cukup siginifikan juga terjadi pada siklus III yaitu 30 siswa tuntas (91%). Nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan yaitu 63 pada siklus I, 68 pada siklus II, dan 74 pada siklus III. Ketuntasan siswa dalam pembelajaran diskusi tersebut dinilaiketika siswa berdiskusi.Kata kunci : Keterampilan berdiskusi, Koleksi referensi, Two Stay Two Stra

    Gartanin Compounds from Extract Ethanol Pericarp Mangosteen (Garcinia mangostana Linn.)

    Get PDF
    AIM: The study aimed to isolate and identification secondary metabolite from pericarp Garcinia mangostana Linn. METHODS: The first step of this research was maceration of sample using alcohol 70% solvent. The separation and purification of compounds using Vacuum Liquid Chromatography (VLC), Radial Chromatography (RC). The purity of isolate was analyzed by thin layer chromatography (TLC) and melting point. Compounds identified using spectroscopi IR, NMR-1D (1H, 13C-NMR and DEPT) and 2-D NMR (HMQC and HMBC). RESULTS: The compound has melting point at 165-167°C. The result showed isolate was gartanin. CONCLUSION: The secondary metabolite found in pericarp Garcinia mangostana Linn. is gartanin

    UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% BIJI LADA HITAM (Piper nigrum L) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli

    Get PDF
    AbstrakBiji lada hitam (Piper nigrum L) memiliki senyawa antimikroba yang berkhasiat untuk mengobati diare. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas ekstrak biji lada hitam dalam berbagai konsentrasi.Biji lada hitam diekstraksi dengan metode maserasi. Biji lada hitam dari ekstrak etanol 70% dibuat dengan seri konsentrasi 100 mg/mL; 50 mg/mL; 25 mg/mL; 12,5mg/mL; 6,25 mg/mL; 3,125 mg/mL; 1,565 mg/mL; 0,781 mg/mL; 0,3905 mg/mL; kontrol negatif, dan kontrol positif dan kotrimoksazol sebagai kontrol untuk perbandingan. Tes dilakukan pada bakteri Escherichia coli dalam pengenceran.Hasil tes antibakteri menunjukkan ekstrak biji lada hitam memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dengan konsentrasi bakterisida minimum (MBC) adalah 50 mg/mL. Aktivitas antibakteri ditemukan pada konsentrasi minimum 50 mg/mL karena ekstrak biji lada mengandung flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, minyak atsiri, dan piperin. Piperine adalah kandungan kimia yang paling tinggi. Kata kunci: Biji lada hitam (Piper nigrum L), Escherichia coli, antibakteri, pengenceran. AbstractSeeds of black pepper (Piper nigrum L) had antimicrobial compounds was efficacious for treating diarrhea. This purpose of research to determine the activity of the of black pepper seed extract in varying concentrations.Seeds of black pepper extracted by maceration method. Black pepper seeds of 70% ethanol extract made with the series a concentration of 100 mg/mL; 50 mg/mL; 25 mg/mL; 12,5mg/mL; 6.25 mg/mL; 3.125 mg/mL; 1.565 mg/mL; 0.781 mg/mL; 0.3905 mg/mL; negative control, and positive control and cotrimoxazole as controls for comparison. Tests conducted on the bacteria Escherichia coli in dilution.Antibacterial test results showed black pepper seeds extract had an antibacterial activity against Escherichia coli to minimum bactericidal concentration (MBC) was 50 mg/mL. Antibacterial activity found on 50 mg/mL of minimum concentration because black pepper seeds extract contained flavonoids, alkaloids, tannins, saponins, essential oils, and piperine. Piperine was a chemical content that highest. Keywords: Seeds of black pepper (Piper nigrum L), Escherichia coli, antibacterial, dilution

    Implementation Of The Educational Module As An Effort To Form Teeth Brushing Behavior In Clients At The Bnn Rehabilitation Center

    Get PDF
    Dental health, which is part of general health, is still a problem that needs to be addressed. Data from the World Health Organization (WHO) 2022 reports that the world's dental and oral health status in the form of dental and oral disease occurs in almost 3.5 billion people throughout the world, and an estimated 2 billion people suffer from dental caries. According to 2018 Basic Health Research (RISKESDAS) data, 57.6% experienced dental and oral problems. Factors that influence a person's dental and oral health status come from behavior, environment and health services. The aim of brushing teeth is to prevent dental caries and maintain oral and dental hygiene. People who use drugs experience dental and oral health problems. Poor oral and dental hygiene causes diseases such as dental caries, xerostomia or dry mouth, rampant caries, bleeding gums, a burning sensation, stomatitis, changes in the chemical composition of saliva, abscesses and decreased immunity. Community service activities carried out at the BNN Baddoka Makassar rehabilitation center, South Sulawesi. The sample used was 11 people. The method used in this activity is the Health system approach, namely: Input – Process – Output. The results showed an increase in client knowledge at the Baddoka BNN Rehabilitation Center after education was carried out using the module. Keyword : Dental hygiene; caries; drugs; brushing teet

    Pengaruh Sebaran Suhu Air Pendingin Pltu Jeneponto terhadap Komunitas Plankton di Perairan Punagaya, Jeneponto-Sulsel

    Full text link
    Sebaran suhu air panas ke perairan yang diakibatkan oleh pemanfaatan air laut sebagai air pendingin dari mesin pembangkit tenaga listrik uap memberikan dampak pada Perubahan suhu perairan terhadap habitat dalam suatu ekosistem. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh buangan air pendingin dari PLTU terhadap komunitas plankton di perairan baik yang dekat dan jauh dari sumber buangan (near-far field).  Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret-Juli 2014 dengan metode surveydengan menetapkan enam (6) stasiun penelitian yang berada di sekitar lokasi buangan air buangan dan intake, serta melakukan pengukuran  parameter suhu dan pengambilan sampel plankton.. Data yang dihitung meliputi komposisi jenis, kepadatan, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas plankton yang berada di sekitar buangan air bahang dan intake pltu terdiri dari 4 kelas. Komposisi jenis terbesar dari kelas Bacillariophyceae yaitu sebesar  44,89 %. Kepadatan rata-rata plankton sebesar 112,5 plankter/L, dengan kepadatan plankton terbesar ditemukan di stasiun yang jauh dari sumber buangan air bahang. Kisaran nilai indeks keanekaragaman 1,01 – 1,97 dan indeks keseragaman kisaran nilainya 0,73 – 1,01,  dengan yang nilai indeks tertinggi berada di lokasi yang jauh dari sumber buangan air bahang. Sedangkan nilai indeks dominansi, diperoleh kisaran nilai 0,1 – 0,42 dengan yang terendah berada di lokasi yang jauh dari sumber buangan air bahang. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini yaitu sebaran suhu air panas dapat mempengaruhi kehidupan biota perairan seperti plankton, hal ini ditunjukkan dengan menurunnya jumlah jenis dan spesies, khususnya yang berada dekat dengan sumber buangan air panas (source)

    BERBAGAI FAKTOR RISIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) (Studi di Beberapa Puskesmas Kota Makassar

    Get PDF
    Latar Belakang : Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan masyarakat dan masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal. Di Indonesia angka kejadian BBLR sebesar 10,2%. BBLR disebabkan oleh multifaktor antara lain faktor ibu, faktor janin, dan faktor lingkungan. Tujuan untuk menjelaskan apakah berbagai faktor ibu dan lingkungan merupakan faktor risiko terhadap kejadian BBLR. Metode : Menggunakan desain case control. Jumlah sampel sebanyak 138 responden terdiri atas 69 kasus dan 69 kontrol yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kasus adalah ibu dengan bayi lahir berat <2500 gram, tanpa memandang umur kehamilan dan kontrol adalah ibu dengan bayi lahir berat ≥ 2500 gram, tanpa memandang umur kehamilan. Pemilihan sampel kasus secara consecutive sampling dan kontrol secara simple radom sampling, dengan matching pada jenis kelamin dan tempat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu usia ibu, status gizi, penyakit kehamilan, jarak kehamilan, anggota keluarga merokok dalam rumah, budaya pantangan makanan tertentu, status ANC, status sosial ekonomi. Variabel terikat yaitu kejadian BBLR. Variabel confounding adalah tingkat pendidikan ibu dan paritas. Hasil: Faktor ibu yang terbukti sebagai faktor risiko kejadian BBLR adalah status gizi kurang (OR=5.357; 95%CI=1.985-14.457), penyakit kehamilan (OR=3.976; 95%CI=1.669-9.476). Faktor ibu dan lingkungan yang terbukti bukan sebagai faktor risiko kejadian BBLR adalah usia ibu 35 tahun, jarak kehamilan < 2 tahun, anggota keluarga merokok dalam rumah, budaya pantangan makanan tertentu, status ANC < 4x, status sosial ekonomi rendah. Simpulan: Status gizi kurang, penyakit kehamilan merupakan faktor risiko terhadap kejadian BBLR. Probabilitas menyebabkan kejadian BBLR jika terdapat 2 faktor risiko tersebut sebesar 68.87% Kata Kunci: Bayi berat lahir rendah, faktor risiko, status gizi, dan penyakit kehamilan Background: Low-birth-weight (LBW) as community health problem have remained as the main cause of prenatal morbidity and mortality. In Indonesia, the occurrence rate of LBW has reached 10,2%. LBW has caused by multifactors such as maternal factor, fetus factor, and environmental factor. The aim of the study was to elaborate if maternal factor and environmental factor are the risk factors contributing to LBW occurrence. Method: The study was based on case control design. The number of samples was 138 respondents who were categorized into 69 cases and 69 controls fulfilling the criteria of inclusion and exclusion. The cases were mothers with babies having birth weight <2500 grams regarding the gestational age, and the controls were mothers with babies having birth weight ≥2500 grams regarding the gestational age. Sampling method to the cases was conducted by consecutive sampling while sampling to the controls was conducted by simple random sampling with matching to sex and location. The independent variables in the study were mother’s age, nutritional status, illness pregnancy, the spacing of pregnancy, the of family members smoking at home, the of a food taboos culture, ANC status, social economy status. The dependent variable was LBW occurrence. The confounding variable s were mother’s educational background and parity. Result: Maternal factors observed as risk factors contributing to LBW are low nutritional status (OR=5.357; 95%CI=1.985-14.457), illness pregnancy (OR=3.976; 95%CI=1.669-9.476). Maternal factors and environmental factors observed as non-risk factors to LBWN are age 35 years, the spacing of pregnancy < 2 years, the of family members smoking at home,, the of a food taboos culture, ANC status < 4x , low social economy status. Conclusion: low nutritional status, illness pregnancy are risk factors contributing to LBW occurrence. The probability of LBW occurrence when those risk factors observed are 68,87%. Key words: Low-birth-weight newborns, risk factors, nutritional status, and illness pregnanc

    Physical Exercise and Bone Density Score of Older Adults Having High Risk of Falls

    Get PDF
    Introduction: Decreased Bone Mineral Density (BMD) is considered as a determining factor of injury from falls. Previous study revealed that physical exercise contributes to the changes of fall risk of older adults with leg muscle strength, balance, and BMD as its intervening variable. This study aimed to determine the effect of physical exercise on BMD value among elderly with high risk of fall in Makassar. Method: We used two-group pretest-posttest design. Ten women aged &gt; 60 with high risk of fall were involved using purposive sampling based on inclusion and exclusion criteria. The researchers used exercise guidelines made by Indonesian Ministry of Youth and Sport. BMD was measured on the sole of the feet using Bone Densitometry and interpreted as z-score. Data were processed using SPSS and tested by Paired Sample T-Test and Independent T-Test. Result: Almost half of the elderly had low BMD value that leads to osteopenia. There was no  effect  of  physical  exercise  to  the  BMD  changes  among  elderly (p = 0.675 for experiment group) and significant difference for both groups was p = 0.86. However, mean difference showed that experiment group had higher changes of BMD value compared to control group. Conclusion: Physical exercise has no overall treatment effect on bone mineral density in older women with high risk of fall. It is recommended that a longer period of time of physical exercise. Measured BMD using DXA on hip and lumbar spine is also needed for further studie

    EDUKASI PEMANFAATAN TANAMAN HERBAL SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN DBD DAN STUNTING DI DESA CENDONO KABUPATEN KUDUS

    Get PDF
    Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Permasalahan kesehatan di Desa Cendono tidak jauh beda dengan permasalahan kesehatan Nasional, suhu yang tropis menyebabkan banyaknya kasus DBD. Selain itu kasus stunting yang tak kunjung usai, sudah menjadi perhatian nasional, idak terkecuali di kabupaten Kudus. Indonesia merupakan wilayah yang kaya akan tanaman, tidak terkecuali tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk kesehatan, seperti tanman herbal. Dalam upaya memberikan kesadaran dalam memelihara kesehatan serta lingkungan, dilakukan edukasi tanaman herbal sebagai strategi pencegahan DBD dan stunting di Desa Cendono Kabupaten Kudus. Dimana setelah dilakukan edukasi pengetahuan masyarakat di Desa Cendono bertambah dan mampu untuk menerapkan ilmu yang diperoleh

    Sistem Penetapan Perwalian Anak dalam Perkara Kewarisan di Pengadilan Agama Kelas I A Makassar (Studi Kasus Tahun 2014-2015)

    Get PDF
    Setelah diadakan penelitian ditemukan bahwa penetapan perwalian atau ahli waris sebagai pemohon yang dilakukan di pengadilan agama akan diberikan kuasa insidentil. dalam sistem penetapan perwalian anak dalam perkara kewarisan di Pengadilan Agama Makassar sudah sesuai dengan Undang- undang yang berlaku di Indonesia dan sesuai dengan hukum islam, serta dalam mempertimbangkannya pula sudah sangat adi
    corecore