58 research outputs found

    Conservation of statistical results under the reduction of pair-contact interactions to solvation interactions

    Full text link
    We show that the hydrophobicity of sequences is the leading term in Miyazawa-Jernigan interactions. Being the source of additive (solvation) terms in pair-contact interactions, they were used to reduce the energy parameters while resulting in a clear vector manipulation of energy. The reduced (additive) potential performs considerably successful in predicting the statistical properties of arbitrary structures. The evaluated designabilities of the structures by both models are highly correlated. Suggesting geometrically non-degenerate vectors (structures) as protein-like structures, the additive model is a powerful tool for protein design. Moreover, a crossing point in the log-linear diagram of designability-ranking shows that about 1/e of the structures have designabilities above the average, independent on the used model.Comment: 17 pages and 10 figure

    Konstruksi Makna Lansia pada Dunia Kerja dalam Film The Intern

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Konstruksi makna lansia pada dunia kerja dalam film The Intern. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Semiotika John Fiske dengan memakai kode-kode sosial John Fiske yaitu Level Realitas, Level Representasi dan Level Ideologi. Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini berdasarkan kode televisi yaitu, pada level realitas konstruksi makna lansia yang dibentuk adalah seorang lansia memiliki kecendrungan untuk tampil formal dalam berbagai kesempatan. Seorang lansia juga masih memiliki kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri dan bekerja untuk memberikan sisa-sisa kemampuannya. Banyaknya pengalaman yang dimiliki membantu dalam memecahkan berbagai persoalan yang sedang terjadi. Pada level representasi konstruksi makana lansia yangt dibentuk adalah seorang lansia masih memiliki hasrat untuk memberikan kemampuan terbaiknya dan beradaptasi dengan perkembangan zaman (teknologi). Lansia membutuhkan penerimaan dalam lingkungan di mana dirinya berada sehingga memudahkan proses beradaptasi.Pada level ideologi konstruksi makna lansia yang dibentuk adalah seorang lansia memiliki sikap rendah hati dan bersedia membantu dan bekerja sebaik mungkin dalam lingkungannya. Lansia memiliki prinsip kerja yang dijunjung tinggi oleh dirinya. Selain itu seorang lansia bersedia mendengarkan arahan agar memudahkan dirinya untuk beradaptasi terhadap lingkungan barunya

    Poverty and maternal mortality in Nigeria: towards a more viable ethics of modern medical practice

    Get PDF
    Poverty is often identified as a major barrier to human development. It is also a powerful brake on accelerated progress toward the Millennium Development Goals. Poverty is also a major cause of maternal mortality, as it prevents many women from getting proper and adequate medical attention due to their inability to afford good antenatal care. This Paper thus examines poverty as a threat to human existence, particularly women's health. It highlights the causes of maternal deaths in Nigeria by questioning the practice of medicine in this country, which falls short of the ethical principle of showing care

    Author Correction: Multi-ancestry genome-wide association analyses improve resolution of genes and pathways influencing lung function and chronic obstructive pulmonary disease risk

    Get PDF

    Multi-ancestry genome-wide association analyses improve resolution of genes and pathways influencing lung function and chronic obstructive pulmonary disease risk

    Get PDF
    Lung-function impairment underlies chronic obstructive pulmonary disease (COPD) and predicts mortality. In the largest multi-ancestry genome-wide association meta-analysis of lung function to date, comprising 580,869 participants, we identified 1,020 independent association signals implicating 559 genes supported by ≥2 criteria from a systematic variant-to-gene mapping framework. These genes were enriched in 29 pathways. Individual variants showed heterogeneity across ancestries, age and smoking groups, and collectively as a genetic risk score showed strong association with COPD across ancestry groups. We undertook phenome-wide association studies for selected associated variants as well as trait and pathway-specific genetic risk scores to infer possible consequences of intervening in pathways underlying lung function. We highlight new putative causal variants, genes, proteins and pathways, including those targeted by existing drugs. These findings bring us closer to understanding the mechanisms underlying lung function and COPD, and should inform functional genomics experiments and potentially future COPD therapies

    Gambaran Pengetahuan Masyarakat RT.016 RW.005 Kelurahan Fatufeto Kecamatan Alak tentang Cara Pencegahan dan Penularan Covid-19

    No full text
    Telah dilakukan penelitian dengan judul Gambaran Pengetahuan Masyarakat RT.016 RW 005 Kelurahan Fatufeto Kecamatan Alak Tentang Cara Pencegahan dan Penularan Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengatahuan masyarakat RT.016 RW 005 Kelurahan Fatufeto Kecamatan Alak Tentang Cara Pencegahan dan Penularan Covid-19. Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan Variabel penelitian adalah variabel tunggal yaitu pengetahuan masyarakat yang berada di lingkungan RT.016 RW.005 Kelurahan Fatufeto Kecamatan Alak. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 205 jiwa dengan 62 kepala keluarga masyarakat RT.016 RW.005 Kelurahan Fatufeto Kecamatan Alak. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang dipilih berdasarkan umur, pekerjaan dan tingkat pendidikan di lingkungan RT 016, RW.005 kelurahan fatufeto sejumlah 135 jiwa. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik Purposive Sampling.. Masyarakat RT.016 RW.005 memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyakit Covid-19 sebanyak 39 responden (55,71%) pengetahuan yang baik tentang pencegahan Covid-19 sebanyak 45 responden (64,28%), dan pengetahuan yang baik tentang penularan Covid-19 sebanyak 39 responden (55,71%

    PENERAPAN SANKSI PIDANA PENJARA MAKSIMUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI SEBAGAI UPAYA MENGURANGI TINGKAT KEJAHATAN KORUPSI DI INDONESIA

    No full text
    Korupsi menurut UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menyatakan bahwa korupsi adalah Setiap orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Penjatuhan hukuman sangat penting bagi proses hukum secara menyeluruh terutama dalam hal penegakan hukum. Kemungkinan besar hal itu tidak akan tercapai apabila penjatuhan hukuman terlalu besar variasinya. Harapan sebagian besar masyarakat adalah bahwa hukuman yang dijatuhkan benar-benar menimbulkan perubahan yang signifikan dalam kasus-kasus korupsi. Spesifikasi penelitian yang dilakukan penulis bersifat deskriptif analitis yaitu, metode yang bertujuan menggambarkan suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku kemudian dikaitkan dengan teori-teori hukum dengan metode pendekatan yuridis normatif, yaitu penelitian yang di fokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kadiah atau norma-norma hukum positif. Serta menggunakan bahan hukum primer berupa peraturan perundang-undangan, yurisprudensi dll dan bahan hukum sekunder seperti rancangan Undang-Undang, hasil-hasil penelitian, atau pendapat pakar hukum, adapun bahan hukum tersier seperti kamus, ensiklopedi. Analisis data menggunakan metode Yuridis Kualitatif. Hasil Penelitian menunjukan bahwa stelsel pemidanaan secara umum mengacu pada Pasal 10 KUHP. Sedangkan, secara khusus yang terdapat dalam Pasal 5 UU Undang Undang No. 31 Tahun 1999 yang telah diubah menjadi Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dengan ancaman minimum 1 (satu) tahun penjara dan denda minimum Rp. 50.000.000 dan penjara maksimum 20 (dua puluh) tahun penjara dengan denda maksimum 1 Miliar. Penegak hukum menentukan sanksi pidana maksimum melihat dari perbuatan pelaku tindak pidana korupsi dikaitkan dengan Pasal-pasal yang ada di dalam Undang Undang No. 31 Tahun 1999 yang telah diubah menjadi Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi apakah tepat atau tidak dan apakah memenuhi unsur-unsur pasal tersebut atau tidak. Serta melihat dari dampak yang dihasilkan karena perbuatan pelaku, ataupun karena pelaku melakukan beberapa tindak pidana sehingga penjatuhan pidana maksimum dapat diberlakukan Kata Kunci: Penerapan Sanksi, Maksimum, Korups

    Kinetika Reaksi Pembuatan Magnesium Hidroksid dari Bittern

    Full text link
    Magnesium hidroksid terbentuk dari reaksi antara magnesium klorid dan natrium hidroksid. Magnesium hidroksid banyak diaplikasikan secara komersial sebagai pengisi tahan api dalam polimer dan bahan anorganik, penetral asam di bidang perlindungan lingkungan, dan salah satu bahan baku untuk produksi magnesium oksida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kecepatan reaksi dan orde reaksi dari proses pembuatan magnesium hidroksid dari bittern dan untuk mengetahui pengaruh waktu dan suhu dalam proses pembuatan magnesium hidroksid. Reaksi dilakukan dengan kecepatan pengadukan 250 rpm dengan variasi waktu reaksi selama 10, 20, 30, 40, dan 50 menit dan suhu reaksi yang digunakan adalah 40, 50, 60, 70, dan 80 oC. Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa orde reaksi  pembuatan magnesium hidroksid merupakan reaksi orde satu. Serta diperoleh persamaan konstanta kecepatan reaksi menurut persamaan Arrhenius: k = 9,34 e-2129,8 / T
    corecore