564 research outputs found
Aplikasi Kamus Istilah Kebudayaan Indonesia Berbasis Desktop Menggunakan Metode Fisher-yates
Semakin maju arus globalisasi, rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia. Perlu diketahui bersama bahawa tidak sedikit dari kebudayaan kita yang sudah mulai punah. Budaya asing saat ini banyak mewarnai budaya Indonesia. Di Jakarta Kebudayan asli betawi saat ini sudah tidak ada lagi terdengar Tanjidor alat musik khas dari tanah Betawi.
Pembelajaran berbasis multimedia merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang dapat dilakukan di dalam kelas dengan menggunakan metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC) dengan menggunakan 6 tahap pengembangan mulimedia dan di tambah dengan Algoritma Fisher-Yates yang diterapkan di menu Kuis pada aplikasi, untuk pengacakan soal dan jawaban.
Dengan melalui pembelajaran berbasis multimedia, contoh dalam sekolah, guru dapat membantu mengantarkan siswa untuk mendapatkan situasi pembelajaran yang sedemikian rupa guna memberikan pemahaman secara konkret terhadap materi yang disampaikan. Aplikasi ini dapat bermanfaat membantu masyarakat umum mengenal kebudayaan Jawa Timur, dan menggunakan Algortima Fisher-Yates. Berdasarkan hasil uji coba user, menunjukkan responden sangat baik, rata-rata dari nilai yang didapatkan adalah sebesar 82%, yaitu sangat baik Aplikasi ini menggunakan Adobe Flash CS5 berbasis Dekstop dan diakses secara offline.
Kata kunci— Kamus Kebudayaan, Fisher Yates, Jawa Timu
Visualisasi Bentuk Kekerasan pada Tayangan Komedi Pesbukers
JUDUL : Visualisasi Bentuk Kekerasan Pada Tayangan KomediPesbukersNAMA : Ilham FutakiNIM : D2C008090AbstrakTayangan komedi saat ini sangat menjamur kehadirannya di stasiun-stasiuntelevisi Indonesia. Salah satu tayangan hiburan berupa komedi yang digemari olehkhlayak adalah Pesbukers. Tayangan komedi Pesbukers ini mempunyai temasketsa reality. Hal yang menarik dari tayangan komedi Pesbukers ini adalahkarena Pesbukers masuk ke dalam salah satu program besar dengan rating yangtinggi.Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kekerasan yang terjadipada tayangan komedi Pesbukers. Penelitian ini menggunakan pendekatankuantitatif dengan metode analisis isi. Analisis isi digunakan untuk mendeskripsidan menganalisis adanya kekerasan di 5 (lima) episode yang dijadikan sampelpenelitian.Dari penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa terdapat banyak tindakkekerasan yang terjadi pada lima episode tayangan komedi Pesbukers. Hasilpenelitian juga menunjukkan bahwa terdapat bentuk kekerasan yang terbagimenjadi tiga bagian, yaitu: kekerasan verbal, kekerasan non verbal, dan kekerasanpsikis. Dengan banyaknya adegan yang muncul, dapat diketahui juga peran danjenis kelamin yang melakukan tindak kekerasan. Tidak hanya itu, selain kategorikategoriyang telah disebutkan di atas, juga ditemukan penemuan menarik yangmasih berkaitan dengan kekerasan, yaitu naturalisasi kekerasan pada media massa.Kata Kunci: Analisis Isi, Komedi, KekerasanJUDUL : The Visualization Form of Violent On Comedy Show“Pesbukers”NAMA : Ilham FutakiNIM : D2C008090AbstractCurrent comedy show was flourishing in Indonesia`s television stations. Onepopular comedy show that Indonesia favored is Pesbukers. This comedy show hasa background story about sketch reality. One of interest thing about Pesbukers isentered into one big programme with high ratings.This research aimed to describe the violence in comedy show. This study used aquantitative approach to content analysis method. Content analysis is used toanalyze and describing the violence in five episodes study sampled.From this research was conducted, there are many occured violence act in fiveepisodes. The research result showed that there are violence act which is dividedto three parts, among others: physical, non-physical, and psychological. With somany scenes of violence that appears, also can known figure and the role of sexwho can oftten become a offenders. Not only that, besides in addition to thecategories already mentioned, founded some interesting research that is related toviolence is naturalization of violent act in the mass media.Keywords : Content Analysis, Comedy, Violence.BAB IPENDAHULUANTelevisi dengan kesempurnaan elemen komunikasi yang dimilikinya membuatmedia ini sangat digemari oleh khalayak, karena mudah, murah, dan bisaditempatkan secara strategis. Televisi memang sangat mudah ditemui, dengankesempurnaannya inilah yang membuat media ini berkembang dan semakinberagam, konten acara, maupun penyajiannya. Televisi telah menjadi bagian yangtak terpisahkan dari kebutuhan manusia. Televisi dengan berbagai acara yangditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya, dan membuatpemirsanya menjadi ketagihan untuk mengonsumsinya. Televisi merupakangabungan dari media gambar yang bisa bersifat politis, informatif (information),hiburan (entertainment), dan pendidikan (education), atau bahkan penggabungandari ketiga elemen tersebut.Hiburan, sebagai salah satu peranan televisi memang tidak ada habisnyauntuk menampilkan acara-acara yang bertemakan hiburan. Salah satu bentukhiburan yang ditampilkan di berbagai stasiun televisi adalah komedi.Pesbukers (Pesta Buka Bareng Selebriti) adalah sebuah acara televisi baruproduksi stasiun televisi AnTV, yang ditayangkan setiap Senin hingga Jumat padaawalnya, dan ditayangkan pada pukul 18.00-19.00 (15 menit sebelum adzan dandilanjutkan 3 menit kemudian setelah iklan). Pesbukers pertama kali tayang padatanggal 25 Juli 2011. Format acara Pesbukers ini adalah sebuah sketsa reality,dicampur dengan guyonan-guyonan segar seperti pantun yang jenaka, dan rayuangombal. Segala hal konyol dilakukan oleh para pemainnya agar bisa membuatpenonton tertawa dengan apa yang dilakukannya, cerita didalam sketsanyadiangkat dari kisah selebriti yang sedang hangat diperbincangkan di infotainment,tetap dengan tema kehidupan sehari-hari. Ide cerita dari episode-episodenya selaluberbeda dengan sebelum-sebelumnya, salah satu ciri khas lawakan dari Pesbukers,salah satu pemain rela ditaburi bedak kepalanya setelah mendapat pantun. Akantetapi, di Balik kelucuan pantun-pantun yang dikeluarkan, mengandung unsurmerendahkan atau melecehkan.BAB IIBATANG TUBUHPesbukers sebagai salah satu acara komedi yang digemari olehpenontonnya, juga ditayangkan setiap hari, membuat khalayak menjadi terhipnotisdengan isi acaranya. Pesbukers telah membuat persepsi khalayak tentangkekerasan pada televisi menjadi homogen, dan jauh dari realita yang sebenarnya.Sehingga, kekerasan yang dilakukan oleh para pemain Pesbukers menjadi umumdi mata masyarakat. Ide-ide cerita yang berbeda di setiap episodenya menciptakanhal baru yang digemari pemirsanya. Segala tingkah laku pemain Pesbukersmampu membuat penontonnya tertawa dan terbawa, sehingga mereka(penonoton/pemirsa) seperti tidak menghiraukan adanya kekerasan dalamtayangan tersebut. Hal ini tidak lepas dari akibat produsen yang mengkonstruksimakna yang ada, sehingga penonton mulai terbiasa dengan makna baru yangmuncul. Mereka (para pemain Pesbukers) mempresentasikan adegan-adegankekerasan dalam tayangan komedi, yang seharusnya bisa membuat orang tertawadengan cara-cara yang lebih cerdas tanpa harus mengedepankan kekerasan.Siaran televisi saat ini telah menjadi suatu kekuatan yang sudah merasukke dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memilikikarakteristik tersendiri yang berbeda dengan media lain di dalam penyampaianpesannya. Salah satu kelebihan televisi yaitu paling lengkap dalam menyampaikanunsur-unsur pesan bagi khalayak pemirsa, oleh karena dilengkapi dengan gambardan suara yang terasa lebih hidup dan dapaat menjangkau ruang lingkup yangsangat luas.Kekerasan di dalam media kini sudah tidak dapat dibendung lagikeberadaannya, baik dalam media cetak maupun media elektronik. Beberapa risetkomunikasi massa menunjukkan bahwa kekerasan bukan lagi merupakan hal yangtabu bagi pemirsanya. Media massa seringkali diibaratkan sebagai pedangbermata dua. Di salah satu sisi berguna untuk menyebarkan nilai-nilai kebajikanseperti memberikan informasi dan menghibur, di sisi yang lain juga menyebarkannilai-nilai negatif yang tidak baik untuk masyarakat. Perkembangannya, penelititelah mengamati bahwa jumlah tayangan kekerasan di televisi telah meningkat.Khalayak tidak lagi merasa heran melihat adegan orang-orang yang berkelahi danseringkali melakukan upaya pembunuhan di beberapa tayangan seperti sinetron,film kartun, tayangan komedi. bahkan, sinetron sekarang ini kebanyakan tidak adaalur ceritanya, dan yang pasti mempertontonkan adegan kekerasan di dalamnya.Tidak hanya di dalam sinetron, dewasa ini tayangan kekerasan juga terdapat didalam komedi. seperti contoh Pesbukers. Dengan kedok komedi sketsa reality,para pemain dalam acara tersebut seringkali melakukan adegan kekerasan sepertimendorong, mencemooh, mengelabuhi bintang tamu atau pemain lainnya,menaburkan bedak ke salah satu pemain dan berbagai macam adegan yangdianggap sebagai hal yang lucu untuk menarik pemirsanya, tetapi mengandungunsur kekerasan di dalamnya.Menurut UU Penyiaran Pasal 36 ayat 3, isi siaran wajib memberikanperlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak khusus, yaitu anak-anak danremaja, dengan menyiarkan mata acara pada waktu yang tepat, dan lembagapenyiaran wajib mencantumkan dan/atau menyebutkan klasifikasi khalayaksesuai dengan isi siaran. Tetapi dewasa ini, kekerasan merupakan salah satuaspek yang tidak dapat dihindari dari beragam tayangan di televisi. Bahkanmasyarakat terkadang tidak menyadari adanya kekerasan dalam program tayanganyang mereka konsumsi.Pesbukers merupakan salah satu program komedi yang mengusung konsep“sketsa reality” di mana gosip-gosip yang sedang “in” dimasukkan ke dalambentuk sketsa komedi. Walaupun sudah berulang kali ditegur oleh KPI, karenaseringkali menyisipkan unsur kekerasan dan pelecehan dalam sketsa komedi yangmereka mainkan, program komedi masih saja ditayangkan hingga saat ini. Dalamprogram tayangan komedi Pesbukers, menarik untuk diperhatikan bagaimanaPesbukers menampilkan bentuk kekerasan dalam setiap tayangannya?Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentukkekerasan yang ditayangkan pada program tayangan komedi Pesbukers.Dalam sebuah tayangan komedi yang menjadi objek penelitian inimenggunakan kategori-kategori untuk menghitung jumlah kekerasan yang munculpada tayangan komedi Pesbukers.- Fisik/nonverbal, berupa bentuk atau perilaku kekerasan yang dilakukanoleh pemain Pesbukers terhadap korban dengan cara memukul,menendang, melemparkan barang ke tubuh korban atau sebaliknya,menganiaya.- Nonfisik/verbal, kekerasan yang terjadi dengan cara membentak,melecehkan orang lain, melontarkan kata-kata yang bersifat menghina,memerintah orang lain dengan seenaknya.- Psikis, kekerasan yang dilakukan oleh para pemain Pesbukers terhadapmental korban dengan cara menakut-nakuti, merendahkan, mengancamBAB IIIPENUTUPPesbukers, sebagai salah satu acara komedi yang di favoritkan pemirsanya,ternyata mengandung unsur kekerasan di dalamnya. Penelitian yang telahdilakukan dan mendapatkan hasil temuan penelitian menyatakan bahwa dari 3(tiga) kekerasan yang dijadikan tolak ukur, muncul pada tayangan komediPesbukers.Hasil temuan penelitian yang dilakukan, bahwa kekerasan tidak lepas darirealitas kehidupan, bahkan media massa pun memberikan informasi yang saratakan kekerasan verbal, non verbal maupun kekerasan psikis. Jumlah tokoh yangada pada tayangan komedi Pesbukers juga mempengaruhi kekerasan yang terjadidengan cara yang berbeda-beda.Berdasarkan dari hasil temuan penelitian, kekerasan verbal menjadipemicu dari kekerasan yang banyak muncul dalam penelitian in
Uniqueness and examples of compact toric Sasaki-Einstein metrics
In [11] it was proved that, given a compact toric Sasaki manifold of positive
basic first Chern class and trivial first Chern class of the contact bundle,
one can find a deformed Sasaki structure on which a Sasaki-Einstein metric
exists. In the present paper we first prove the uniqueness of such Einstein
metrics on compact toric Sasaki manifolds modulo the action of the identity
component of the automorphism group for the transverse holomorphic structure,
and secondly remark that the result of [11] implies the existence of compatible
Einstein metrics on all compact Sasaki manifolds obtained from the toric
diagrams with any height, or equivalently on all compact toric Sasaki manifolds
whose cones have flat canonical bundle. We further show that there exists an
infinite family of inequivalent toric Sasaki-Einstein metrics on for each positive integer .Comment: Statements of the results are modifie
Hamiltonian 2-forms in Kahler geometry, III Extremal metrics and stability
This paper concerns the explicit construction of extremal Kaehler metrics on
total spaces of projective bundles, which have been studied in many places. We
present a unified approach, motivated by the theory of hamiltonian 2-forms (as
introduced and studied in previous papers in the series) but this paper is
largely independent of that theory.
We obtain a characterization, on a large family of projective bundles, of
those `admissible' Kaehler classes (i.e., the ones compatible with the bundle
structure in a way we make precise) which contain an extremal Kaehler metric.
In many cases, such as on geometrically ruled surfaces, every Kaehler class is
admissible. In particular, our results complete the classification of extremal
Kaehler metrics on geometrically ruled surfaces, answering several
long-standing questions.
We also find that our characterization agrees with a notion of K-stability
for admissible Kaehler classes. Our examples and nonexistence results therefore
provide a fertile testing ground for the rapidly developing theory of stability
for projective varieties, and we discuss some of the ramifications. In
particular we obtain examples of projective varieties which are destabilized by
a non-algebraic degeneration.Comment: 40 pages, sequel to math.DG/0401320 and math.DG/0202280, but largely
self-contained; partially replaces and extends math.DG/050151
Exceptional del Pezzo hypersurfaces
We compute global log canonical thresholds of a large class of quasismooth
well-formed del Pezzo weighted hypersurfaces in
. As a corollary we obtain the existence
of orbifold K\"ahler--Einstein metrics on many of them, and classify
exceptional and weakly exceptional quasismooth well-formed del Pezzo weighted
hypersurfaces in .Comment: 149 pages, one reference adde
Energy properness and Sasakian-Einstein metrics
In this paper, we show that the existence of Sasakian-Einstein metrics is
closely related to the properness of corresponding energy functionals. Under
the condition that admitting no nontrivial Hamiltonian holomorphic vector
field, we prove that the existence of Sasakian-Einstein metric implies a
Moser-Trudinger type inequality. At the end of this paper, we also obtain a
Miyaoka-Yau type inequality in Sasakian geometry.Comment: 27 page
M2-Branes and Fano 3-folds
A class of supersymmetric gauge theories arising from M2-branes probing
Calabi-Yau 4-folds which are cones over smooth toric Fano 3-folds is
investigated. For each model, the toric data of the mesonic moduli space is
derived using the forward algorithm. The generators of the mesonic moduli space
are determined using Hilbert series. The spectrum of scaling dimensions for
chiral operators is computed.Comment: 128 pages, 39 figures, 42 table
Randomizing world trade. II. A weighted network analysis
Based on the misleading expectation that weighted network properties always
offer a more complete description than purely topological ones, current
economic models of the International Trade Network (ITN) generally aim at
explaining local weighted properties, not local binary ones. Here we complement
our analysis of the binary projections of the ITN by considering its weighted
representations. We show that, unlike the binary case, all possible weighted
representations of the ITN (directed/undirected, aggregated/disaggregated)
cannot be traced back to local country-specific properties, which are therefore
of limited informativeness. Our two papers show that traditional macroeconomic
approaches systematically fail to capture the key properties of the ITN. In the
binary case, they do not focus on the degree sequence and hence cannot
characterize or replicate higher-order properties. In the weighted case, they
generally focus on the strength sequence, but the knowledge of the latter is
not enough in order to understand or reproduce indirect effects.Comment: See also the companion paper (Part I): arXiv:1103.1243
[physics.soc-ph], published as Phys. Rev. E 84, 046117 (2011
Complete right- and left-sided thoracic ducts associated with aberrant left vertebral artery: unreported case with surgical implications
Anatomy is the keystone to an appropriate understanding of surgical and radiological sciences. Here the authors report on a rare case of complete right- and left-sided thoracic ducts (TDs) associated with aberrant left-vertebral artery (LVA) arising from the aortic arch. The TDs originated from right and left cisterna chyli and terminated separately close to the left venous angle. Superior to the aortic arch, the TDs showed different relationships to the LVA; the right TD was ventral, while the left was dorsal in position. This report is associated with other variations detailed below, and may have important implications in cervicothoracic surgery. (Folia Morphol 2018; 77, 1: 156–160)
Calabi-Yau Volumes and Reflexive Polytopes
We study various geometrical quantities for Calabi–Yau varieties realized as cones over Gorenstein Fano varieties, obtained as toric varieties from reflexive polytopes in various dimensions. Focus is made on reflexive polytopes up to dimension 4 and the minimized volumes of the Sasaki–Einstein base of the corresponding Calabi–Yau cone are calculated. By doing so, we conjecture new bounds for the Sasaki–Einstein volume with respect to various topological quantities of the corresponding toric varieties. We give interpretations about these volume bounds in the context of associated field theories via the AdS/CFT correspondence
- …
