Penjatuhan Pidana Tambahan Berupa Pembayaran Biaya Penanganan Perkara bagi Pelaku Tindak Pidana Korupsi

This study focuses on additional criminal ideas in the form of payment of case handling fees for perpetrators of corruption. As normative legal research, this research uses a philosophical and legislative approach. This study reveals that payment of case handling fees is an important element in realizing the deterrent effect in sentencing. The more severe the punishment was given to the perpetrators of corruption is believed to reduce the desire and influence the decisions of potential perpetrators. The idea of ​​prevention requires the existence of criminal penalties. The high rate of corruption is alleged as result the lightness of the punishment given to the perpetrators of corruption.

PERFORMANCE ASSESSMENT – A MOTIVATIONAL FACTOR FOR SMES

This article aims to analyze the human resources assessment policy in SMEs. Based on the fact that the assessment policy of the human resources has as important premises internal promotion and career management, as well as detecting the dysfunctionalities, motivation inadequacies and dissatisfactions. Finally, we concluded that the development of individual performance model evaluation in the SMEs can be a motivational factor with strong influences on economic performance. This article was financed by CNCSIS – UE FISCSU, IDEI contract, no. 826/19.01.2009performance, model of individual performance, individual knowledge, skill, motivation

THE REPRESENTATION OF SOCIAL ACTORS IN FIRST 100 DAYS OF OFFICE OF JOKOWI-BASUKI

This study presents the analysis of how the national mass media deliver their ideological point of view to the readers in their online articles regading a political issue in Joko Widodo and Basuki Tjahja Purnama first 100 days of office. It was aimed at investigating the way social actors are represented in the text and to uncover the ideologies underlying the representation. The data were obtained from ten online articles from different nationwide media published in 22 January 2013. A qualitative method was employed to analyse the selected data. The data were analysed based on the sociosemantic approach proposed by Van Leeuwen (2008). The findings showed that Jokowi as the governor of Jakarta was dominated the occurrences as an active participant. Moreover, different impression was shown where the active roles were always associated with Jokowi and the passive roles were always associated with Jakarta. The findings also revealed that the possible ideologies that can be inferred from the representation were democracy and Jokowi as the “city rescuer.” Studi ini mengemukakan analisis mengenai bagaimana media masa nasional menyampaikan sudut pandang ideologi tertentu kepada pembaca dalam artikel online mengenai isu politik yaitu 100 hari pertama Joko Widodo dan Basuki Tjahja Purnama di Pemerintahan. Studi ini bertujuan untuk meneliti bagaimana aktor sosial direpresentasikan di dalam teks dan untuk membongkar ideology yang mendasari representasi tersebut. Data yang digunakan dalam studi ini diperoleh dari sepuluh artikel online dari sepuluh koran online berbeda yang semuanya diterbitkan pada 22 Januari 2013. Metodologi kualitatif dipakai dalam studi ini untuk menganalisis data yang telah dipilih. Data dianalisis menggunakan pendekatan sociosemantic yang dikemukakan oleh Van Leeuwen di tahun 2008. Studi ini menunjukan bahwa Jokowi, sebagai gubernur Jakarta, mendominasi kemunculan aktor sosial sebagai partisipan yang aktif di dalam teks. Selain itu, kesan lain terlihat ketika peran aktif selalu dikaitkan pada sosok Jokowi, sedangkan peran pasif selalu dikaitkan pada Jakarta. Studi ini juga menyatakan bahwa ideologi yang dapat disimpulkan dari representasi tersebut adalah demokrasi dan Jokowi sebagai “penyelamat kota.

HUBUNGAN ANTARA JOB EMBEDDEDNESS DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN BRI DI BANDA ACEH

Organizational Citizenship Behavior (OCB) hal yang sangat penting dalam organisasi, khususnya bagi organisasi perbankan. BRI merupakan bank milik pemerintah tertua di Indonesia. BRI harus bersaing dengan bank-bank swasta dan asing sekarang ini. OCB dapat muncul pada karyawan yang memiliki keinginan untuk terus bertahan dan menjadi bagian dari organisasi. Job embeddedness merupakan variabel yang menjelaskan keinginan karyawan untuk terus bertahan dalam suatu organisasi karena dipengaruhi oleh faktor-faktor penting, yaitu faktor organisasi dan faktor komunitas. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan job embeddedness dengan OCB pada karyawan BRI di Banda Aceh. Sebanyak 100 orang karyawan tetap BRI menjadi sampel dalam penelitian ini dan diambil dengan menggunakan teknik quota sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan skala job embeddedness yang disusun oleh peneliti mengacu kepada teori Mitchell, Holtom, Lee, dan Erez (2001) dan Organizational Citizenship Behavior Scale yang disusun oleh Smith, Organ, dan Near (1983). Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS. 22.00 dengan analisis pearson correlation. Hasil analisis data menunjukkan nilai signifikansi (p) = 0,000 (p < 0,005) dan koefisien korelasi (r) = 0,507, artinya hipotesis penelitian diterima, yaitu terdapat hubungan positif yang signifikan antara job embeddedness dengan OCB pada karyawan BRI di Banda Aceh. Hasil ini mengindikasikan, bahwa semakin tinggi job embeddedness dengan semakin tinggi pula OCB pada karyawan BRI di Banda Aceh, dan sebaliknya. Hasil penelitian ini juga menunjukkan, bahwa sebagian besar karyawan BRI di Banda Aceh berada pada kategori job embeddedness dan OCB yang tinggi.Kata Kunci: Organizational Citizenship Behavior (OCB), Job Embeddedness, dan Karyawan BR

PENGARUH PENCUCIAN TANAH GAMBUT DENGAN NATRIUM HIDROKSIDA TERHADAP KAPASITAS ADSORPSINYA PADA ION AMONIUM DALAM LARUTAN

Gambut merupakan material yang ketersediaannya melimpah, namun memiliki nilai ekonomis rendah. Gambut memiliki porositas dan kemampuan menukar ion yang tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai adsorben untuk amonium dalam larutan. Pencucian adsorben dengan NaOH telah dilaporkan efektif untuk meningkatkan kapasitas penukar ion dari beberapa adsorben. Dalam penelitian ini, pengaruh pencucian gambut oleh NaOH terhadap kapasitas adsorpsinya pada ion amonium telah diteliti. Dari hasil analisis proksimat dan ultimat diketahui bahwa gambut merupakan material dengan kadar air yang tinggi dan mengandung unsur karbon dan oksigen yang cukup melimpah. Karakterisasi gambut sebelum dan setelah pencucian oleh NaOH dilakukan menggunakan FTIR dan SEM-EDS. Dari analisis FTIR terlihat berkurangnya intensitas puncak serapan -OH pada 3400 cm-1, C=O (karboksilat) pada 1700 cm-1 dan C-O-H pada 1300 cm-1 yang disebabkan telah terjadinya penggantian H+ (pada karboksilat) oleh Na+ setelah pencucian dengan NaOH. Morfologi permukaan gambut memperlihatkan bahwa gambut termodifikasi memiliki permukaan yang lebih homogen dibandingkan dengan tanpa modifikasi. Dari analisis EDS teridentifikasi adanya kenaikan kandungan natrium pada gambut termodifikasi. Dari hasil penelitian diperoleh kondisi penjerapan amonium yang optimum pada waktu 360 menit dengan kapasitas adsorpsi tertingginya sebesar 28,08 mg/g yang diperoleh dari gambut termodifikasi 8 jam. Berdasarkan faktor korelasi yang didapat, data adsorpsi diidentifikasi mengikuti isoterm adsorpsi Langmuir. Kata kunci: Amonium; gambut; modifikasi gambut; kapasitas adsorpsi; isoterm Peat is abundant materials that still has low economic value. Due to its high porosity and ion exchange ability, peat may serve as an ideal adsorbent for ammonium in aqueous solution. It has been reported in the literature that base washing treatment may increase the ion exchange capacity of several adsorbents. In this study, washing treatment of peat using NaOH solution was conducted and its effects on adsorption capacity for ammonium ions has been investigated. From the results of proximate and ultimat analysis, it is evident that peat had high water content and high carbon and oxygen contents. Characterization of peat before and after base washing was carried out using FTIR and SEM-EDS. From FTIR analysis, it can be seen that the absorptions at -OH at 3400 cm-1, C=O (carboxylates) at 1700 cm-1 and C-O-H at 1300 cm-1 were decreased, probably due to the substitution of H+(from carboxylates) by Na+ upon washing. Peat surface morphology analysis indicated that modified peat possessed a more homogeneous surface compared to raw peat. The EDS analysis indicated an increase in sodium element content in the modified peat. From the adsorption study using ammonium ion, the optimum condition was achieved at 360 minutes with the highest adsorption capacity of 28.08 mg/g. This highest adsorption capacity was obtained using modified peat at 8 h washing time. Based on the correlation factors (R2) obtained for isotherm adsorption study, the adsorption data fits the Langmuir adsorption isotherm suggesting a monolayer interaction. Keywords: Ammonium; peat; peat modification; adsorption capacity; isother

The Representation of Social Actors in First 100 Days of Office of Jokowi-Basuki

This journal presents the analysis of how the national mass media deliver their ideological point of view to the readers in their online articles regading a political issue in Joko Widodo and Basuki Tjahja Purnama first 100 days of office. It was aimed at investigating the way social actors are represented in the text and to uncover the ideologies underlying the representation. The data were obtained from ten online articles from different nationwide media published in 22 January 2013. A qualitative method was employed to analyse the selected data. The data were analysed based on the sociosemantic approach proposed by Van Leeuwen (2008). The findings showed that Jokowi as the governor of Jakarta was dominated the occurrences as an active participant. Moreover, different impression was shown where the active roles were always associated with Jokowi and the passive roles were always associated with Jakarta. The findings also revealed that the possible ideologies that can be inferred from the representation were democracy and Jokowi as the “city rescuer.”Keywords: Critical Discourse Analysis, Social Actors, Van Leeuwen’s Sociosemantic, Inclusion/Exclusion, Jokowi, Basuki, Jakart