29 research outputs found

    Comparison of dexamethasone and clonidine as an adjunct to bupivacaine in transversus abdominis plane block in patients undergoing lower segment caesarean section

    Get PDF
    Background: A lower segment caesarean section (LSCS) commonly induces moderate to severe postoperative pain for 48 hours. Aim of the study was to compare 0.25% bupivacaine with dexamethasone and 0.25% bupivacaine with clonidine for transversus abdominis plane (TAP) block as post-operative analgesia in patients undergoing lower segment caesarean section (LSCS).Methods: A randomized prospective controlled clinical study was conducted in 104 patients undergoing LSCS. Participants were divided into two groups in which group TAP-D (n=54) received 0.25% Bupivacaine with Dexamethasone 4mg and those in group TAP-C (n=50) received 0.25% Bupivacaine with Clonidine 75mcg as TAP block at the end of surgery. The postoperative pain was evaluated by visual analog scale (VAS) for pain scoring at every 2 hours for 12 hours postoperatively. Subjective assessment of duration of analgesia was done.Results: The average duration of analgesia with TAP bock for the overall study population was 316.15 minutes. The average VAS score in patients who received TAP with dexamethasone was 1.50 which is significantly lower than those who received clonidine (1.95) (P value-0.0001). Further the duration of analgesia was 151 minutes longer in the first group who received dexamethasone TAP. In majority of the patients (84%) who received clonidine TAP, the analgesia persisted for 2-4 hours. While in patients who received dexamethasone addition, the analgesia persisted for 6-8 hours in 37%.Conclusions: TAP block is a safe and effective way of relieving postoperative pain in LSCS patients. Addition of dexamethasone to bupivacaine significantly enhances its effect in terms of block quality and analgesia duration as compared to clonidine addition

    Analisis Pendekatan Saintifik pada Buku Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 2013 Siswa MI Kelas 5

    Get PDF
    The purpose of this study was to find out whether all the chapters in the 2013 curriculum subject Islamic Cultural History for 5th graders of Madrasah Ibtidaiyah are in accordance with the scientific approach or there are still learning steps that are not in accordance with the scientific approach. In this research method, the library research method was used which can be accessed qualitatively, the main source of which in this study was the textbooks for 5th grade students of Madrasah Ibtidaiyah students from the Islamic Cultural History subject for 5th graders of Madrasah Ibtidaiyah published by the Ministry of Religion in 2020 and sources of information supporting this study, namely articles, websites and other sources. The results of this study indicate that in the 2013 Curriculum the Islamic Cultural History subject book for grade 5 Madrasah Ibtidaiyah students incorporates a scientific approach. The existence of aspects of the scientific approach in the book can make the learning process active and innovative because this scientific approach is an approach used by educators to activate students in the learning process. This is in line with the 2013 curriculum which requires educators to apply a scientific approach in their learning, especially in thematic subjects, students must also conduct student-centered learning

    PENGUJIAN SECARA IN VITRO KETAHANAN KEKERINGAN PADI GALUR GREEN SUPER RICE

    Get PDF
    Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi awal tingkat ketahanan galur-galur padi F3 hasil persilangan Sikuneng dengan IRBB27 terhadap kekeringan pada media in vitro yang menggunakan PEG 6000. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala dari bulan mei hingga bulan Agustus 2018. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu galur dengan 15 taraf dan faktor kedua adalah konsentrasi PEG dengan 2 taraf sehingga di peroleh 30 kombinasi perlakuan dan 90 unit percobaan. Parameter yang diamati yaitu : Potensi tumbuh maksimum, daya berkecambah, kecepatan tumbuh, indeks vigor, indeks vigor benih, keserempakan tumbuh, berat kecambah normal kuat, dan perhitungan indeks sensitivitas. Hasil penelitian ini menunjukkan Galur berpengaruh sangat nyata terhadap kecepatan tumbuh, daya berkecambah, keserempakan tumbuh, indeks vigor benih, Berat kecambah normal Kuat. Interaksi antara galur dengan konsentrsi PEG 6000 berpengaruh sangat nyata pada pertumbuhan tumbuh maksimum, daya berkecambah, indekss vigor, keserempakan tumbuh, serta pada berat kecambah normal kuat. Galur yang memiliki toleran terbaik pada perhitungan uji sensitivitas kekeringan didapatkan pada galur Kl-3-16-8. Kata kunci : galur, PEG, vigo

    PENGARUH PEMBERIAN PERASAN BAWANG PUTIH SEBAGAI PENCEGAHAN KERACUNAN KADMIUM KLORIDA...

    Get PDF
    ABSTRAK INI MEMBAHAS TENTANG : PENGARUH PEMBERIAN PERASAN BAWANG PUTIH SEBAGAI PENCEGAHAN KERACUNAN KADMIUM KLORIDA..

    ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN MAHASISWA TENTANG PENERAPAN BIOETIKA DALAM PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

    Get PDF
    Pengambilan keputusan suatu hal yang penting bagi setiap individu disetiap tindakan dalam memutuskan pilihan. Karena setiap aktivitas yang dilakukan membutuhkan keputusan. Khususnya dalam melakukan praktikum menggunakan hewan uji yang memiliki perlakuan yang sama dengan makhluk hidup. Oleh karena itu tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengambilan keputusan tentang penerapan bioetika pada mata kuliah Praktikum Fisiologi Hewan mengenai pengaruh derajat keasaman (pH) terhadap kecepatan respirasi ikan dengan indikator yang terkait ada 4 yaitu: doing good, doing no harm, indenpedency, dan justice. 46 mahasiswa Pendidikan Biologi menjadi kuantitas sampel yang dihasilkan secara cluster random sampling pada metode penelitian expost facto. Hasil angket dan observasi diolah dan digabungkan. Hasil yang dicapai pada penelitian ini adalah pengambilan keputusan tentang peneraan bioetika mendapatkan nilai sebesar 55% (cukup) dalam melakukan tindakan yang terkait prinsip-prinsip bioetika. Tindakan tersebut dilakukan dengan mengolaborasikan proses pengambilan keputusan dengan prosedur di lembar kerja mahasiswa, prinsip dasar penggunaan hewan uji, dan prinsip-prinsip bioetika. Setiap indikator pengambilan keputusan tentang doing good, doing no harm, indenpedency, dan justice secara berturut-turut mendapatkan nilai sebesar 52% (cukup), 53% (cukup), 60% (cukup), dan 55% (cukup) dalam pengambilan keputusan tentang penerapan yang terkait dengan prinsip-prinsip bioetika. Mahasiswa memutuskan untuk melakukan tindakan yang cukup atas dasar kepedulian, kesadaran diri, dan rasa empati yang dimiliki setiap individu. Akhirnya mahasiswa memutuskan suatu pilihan dengan pertimbangan, kehati-hatian, dan memikirkan yang akan terjadi kedepannya

    Outcomes of patients with self-posioning with organophosphorous pesticides at a rural tertiary care hospital in Southern India

    Get PDF
    Background:Organophosphate (OP) pesticides are the main agents for pest control in agricultural crops making them the agent of choice for self-poisoning. In India, self-poisoning with OP pesticides is the second most frequently reported method of suicide owing to its ready and easy availability with mortality varying from 12% to 50%.Methods: A retrospective study was conducted over a period of one year to compare the socio-demographic variables with the outcomes in patients with OP poisoning. A total 94 patients were consecutively included in the study and a statistical analysis was carried out. Results: Majority of the patients belonged to the 21-30 years age group (54.3%), emphasizing the involvement of the young and productive age group into suicidal attempts. The study population consisted of 58 males (61.7 %) and 36 females (38.3%) depicting a higher incidence of OP poisoning amongst males. There was an overall mortality of 3.2 % amongst the treated patients. Females had a higher mortality (5.6%) as compared to males (1.7%). It was observed that the mortality was the maximum among the 41-50 years age group patients (p = 0.007).Conclusions: Self-poisoning with OP pesticides is highly prevalent in the rural areas due to the ease of availability of these compounds and lack of regulatory control over the same. The young population is the most commonly affected by this. Regulation in sales and distribution of pesticides should be taken as a priority and early treatment yields a favourable outcome in majority of the patients.

    Fenomena Perilaku Belanja Online Sebagai Alternatif Pilihan Konsumsi Di Kalangan Remaja

    Get PDF
    Abstrak Semakin berkembangnya kemajuan teknologi karena adanya globalisasi menimbulkan suatu fenomena perilaku baru di kehidupan masyarakat. Munculnya fenomena perilaku belanja online sebagai alternatif pilihan konsumsi di kalangan remaja merupakan suatu bentuk dari perkembangan teknologi dalam media berbelanja. Sistem belanja secara online lebih efisien karena cara kerja online shop ini pembeli tidak bertemu langsung dengan penjual termasuk juga saat pembayarannya dan dapat ditransfer. Bagi kalangan remaja, online shop ini menawarkan kebutuhan yang bervariasi sehingga menjadi keuntungan dalam alternatif pilihan konsumsinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penyebab dan dampak yang ditimbulkan tentang pembahasan fenomena belanja online sebagai alternatif pilihan konsumsi di kalangan remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis data kualitatif dengan melibatkan 32 responden atau informan di kalangan remaja. Didiskripsikan dalam penelitian ini bahwa responden berjenis kelamin perempuan lebih mendominasi dalam penggunaan belanja online sebagai alternatif pilihan konsumsi kalangan remaja. Kemudahan dan kepraktisan menjadi faktor penyebab kalangan remaja lebih setuju melakukan belanja online

    ANALISIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS II SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik. Tahapan kegiatan dalam pendekatan saintifik adalah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan pendekatan saintifik pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik kelas 2 di SD Taquma Surabaya. Teknik pengumpulan data adalah observasi proses pembelajaran, wawancara kepada guru tematik kelas II, dan dokumentasi saat proses pembelajaran. Data pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikumpulkan akan dikelompokkan dan dianalisis sesuai dengan fokus penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebanyak 60% telah dilaksanakan sesuai dengan pendekatan saintifik, sedangkan 40% belum terlaksana

    PENGARUH PEMANGKASAN PUCUK DAN DOSIS PUPUK KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.)

    Get PDF
    Luas areal penanaman tanaman buncis di Indonesia tiap tahun terus meningkat, tetapi produktivitasnya masih rendah karena petani belum intensif dalam pemeliharaannya. Teknologi yang mampu meningkatkan produksi yaitu pemangkasan pucuk dan pemupukan kalium.Penelitian bertujuan untuk mengetahui kontribusi pupuk kalium dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman buncis apabila dilakukan pemangkasan pucuk. Penelitian dilaksanakan di screenhouse STPP (Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian), Tanjung, Malang pada bulan Februari – Mei 2016. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara tanpa dan pemangkasan pucuk dengan empat dosis pupuk kalium terhadap LPR dan bobot segar polong per tanaman. Kedua faktor juga memberikan pengaruh secara terpisah. Pemangkasan pucuk memberikan pengaruh nyata terhadap luas daun umur 70 HST, jumlah bunga, jumlah polong, dan bobot segar polong per tanaman. Sedangkan dosis pupuk KCl memberikan pengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan, kecuali panjang polong (cm) dan diameter polong (cm). Jadi dapat disimpulkan bahwa dosis optimum pupuk KCl apabila dilakukan pemangkasan pucuk adalah 147,6 kg KCl ha-1 dan apabila tanpa dilakukan pemangkasan pucuk adalah 121,9 kg KCl ha-1
    corecore