52 research outputs found

    PENGARUH KEPEMIMPINAN SPIRITUAL PADA MANAJEMEN KARIR DAN PRODUKTIVITAS DENGAN MEANING/CALLING DAN MEMBERSHIP SEBAGAI PEMEDIASI (Studi pada Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Sukoharjo)

    Get PDF
    Spirituality increased attention in the research world marked by emerging literature on spirituality in relation to education and its implications on the organization or workplace as well as the emergence of a variety of theories on leadership spirituality. Spiritual Leadership Theory subsequently developed by many other researchers. The purpose of this study was to examine the influence of spiritual leadership in career management and productivity with meaning/calling and membership as a mediating variable. This study sampled at Sukoharjo government offices with a total of 185 respondents amounted to civil servants. This study uses Structural Equations Models (SEM). Results of this study revealed that the spiritual leadership has a positive effect on the meaning/calling and membership, and also showed a significant positive effect between membership on career management and productivity, and meaning/calling on productivity. Testing is not indicated on the influence of significant meaning/calling on career management. So that the influence of spiritual leadership in career management and productivity can be mediated by the membership and is only partially mediated by meaning/calling. The existence of spiritual leadership in local government research Sukoharjo express their views and are expected to provide a new mindset to work with based on spirituality and expected by the meaning/calling and membership can enhance career management and productivity of civil servants Sukoharjo regency. Keywords: spiritual leadership, meaning/calling, membership, career management, productivity. Spiritualitas mengalami peningkatan perhatian di dunia penelitian ditandai dengan mulai bermunculan literatur-literatur tentang spiritualitas dalam hubungannya dengan dunia pendidikan maupun implikasinya pada organisasi atau tempat kerja serta munculnya berbagai teori mengenai kepemimpinan spiritualitas. Teori kepemimpinan Spiritualitas (Spiritual Leadership Theory) kemudian banyak dikembangkan oleh peneliti lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kepemimpinan spiritual pada manajemen karir dan produktivitas dengan meaning/calling dan membership sebagai variabel mediasi. Penelitian ini mengambil sampel di kantor Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dengan total responden berjumlah 185 PNS. Penelitian ini menggunakan metode Structural Equations Models (SEM). Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kepemimpinan spiritual berpengaruh positif pada meaning/calling dan membership, dan juga menunjukkan pengaruh positif signifikan antara membership pada manajemen karir dan produktifitas, dan meaning/calling pada produktivitas. Pengujian tidak signifikan ditunjukkan pada pengaruh meaning/calling pada manajemen karir. Sehingga pengaruh kepemimpinan spiritual pada manajemen karir dan produktivitas dapat dimediasi oleh membership dan hanya sebagian yang dimediasi oleh meaning/calling. Adanya penelitian kepemimpinan spiritual di Pemkab Sukoharjo diharapkan mampu memberikan padangan dan pola pikir baru untuk bekerja dengan didasari spiritualitas dan diharapkan dengan adanya meaning/calling dan membership dapat meningkatkan manajemen karir dan produktivitas PNS Pemkab Sukoharjo. Kata Kunci: kepemimpinan spiritual, meaning/calling, membership, manajemen karir, produktivitas

    Pengaruh budaya organisasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan di Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta

    Get PDF
    This study aims to determine the effect of organizational culture and organizational commitment on the performance of Universitas ‘Aisyiyah employees with motivation as an intervening variable. This research is quantitative research using a questionnaire as a data collection tool. The sample of this study was 50 employees of the Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta using a saturated sampling technique and ata analysis using multiple linear regression. The results of this study indicate that there is a positive influence from organizational culture on employee performance with a significance value of 0.001; there is a positive effect of organizational commitment on employee performance with a significance value of 0.005; there is a positive influence of organizational culture and organizational commitment on employee performance with a significance value of 0.000

    Pengaruh Minyak Kelapa terhadap kestabilan emulsi, kadar protein, kadar air dan kadar lemak mayones.

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minyak kelapa terhadap kestabilan emulsi, kadar protein, kadar air dan kadar lemak mayones. Penelitian ini menggunakan minyak kelapa sebanyak 1.000 ml, kuning telur 75 g, mustard 25 g, gula 25 g, garam 10 g, dan larutan asam kandis 105 ml untuk satu kali perlakuan. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan. Pemberian minyak kelapa pada pembuatan mayones adalah A (100 ml), B (150 ml), C (200 ml), D (250 ml) dan E (300 ml). Peubah yang diamati ada penelitian ini yaitu kestabilan emulsi, kadar protein, kadar lemak dan kadar air. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan minyak kelapa pada pembuatan mayones berbeda nyata (P0.05) terhadap kestabilan emulsi dan kadar protein. Pada penelitian ini didapatkan nilai kestabilan emulsi 100%, kadar protein 6,37-7,41%, kadar lemak 70,82-83,98% dan kadar air 25,38-18,25%. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa perlakuan E dengan penambahan minyak kelapa 300 ml merupakan perlakuan terbaik dengan kestabilan emulsi 100%, kadar protein 7,41%, kadar lemak 83,98% dan kadar air 16,25%

    ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK YANG MENGALAMI HAMBATAN MOBILITAS FISIK DENGAN PENYAKIT ATHTRITIS RHEUMATOID DI UPTD WERDHA SURABAYA

    Get PDF
    Hambatan mobilitas fisik pada sistem muskuloskeletal merupakan salah satu penyebab paling besar pada penderita athrithis rheumatoid, dari data UPTD Griya Werdha Surabaya didapatkan 37,5 % lansia yang mengalami athrithis rhematoid. Tujuan penelitian adalah memberikan asuhan keperawatan gerontik yang mengalami hambatan mobilitas fisik dengan penyakit athrithis rheumatoid. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Studi Kasus untuk mengeksplorasikan masalah asuhan keperawatan pada lansia yang Mengalami athrithis rhematoid dengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik di UPTD Griya Werdha Surabaya. Pengumpulan data dilakukan pada dua klien yaitu Tn. A dan Ny. M, menggunakan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan angket juga instrumen format asuhan keperawatan. Hasil studi kasus pada Tn. A dan Ny. M, didapatkan satu diagnosa utama yaitu hambatan mobilitas fisik. Tindakan keperawatan dilakukan dengan latihan rentang gerak aktif dan pasif (ROM). Setelah dilakukan kunjungan selama tiga hari, hasil evaluasi kedua klien mengalami peningkatan mobilitas fisik dan kekuatan otot, sehingga dapat beraktivitas kembali dan masalah yang dialami klien pertama teratasi sebagian dan kedua teratasi. Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik harus segera diberikan asuhan keperawatan secara berkesinambungan, salah satu upaya yang dapat diberikan seorang perawat yaitu dengan memberikan latihan gerak aktif dan pasif (ROM), sehingga diharapkan tidak timbul komplikasi

    Pengembangan pembelajaran PAI pada anak Tunagrahita di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Negeri Kedungkandang Malang

    Get PDF
    ABSTRAK Pendidikan agama Islam memiliki kontribusi yang besar bagi perkembangan mental spiritual anak didik, tak terkecuali anak tunagrahita. Oleh sebab itu, pembelajaran PAI di SMPLB Negeri Malang mengupayakan pengembangan pembelajaran pendidikan agama Islam agar proses transformasi nilai-nilai agama Islam menjadi lebih mudah diterima oleh siswa tunagrahita. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana pengembangan pembelajaran PAI pada siswa tunagrahita di SMPLB Negeri Malang, dan apa faktor pendukung serta penghambat pengembangan pembelajaran PAI tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) Negeri Malang dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah: (1) Wawancara/Interview, (2) Dokumentasi, dan (3) Observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa SMPLB Negeri Malang telah berupaya mengembangkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan dinilai berhasil meskipun belum maksimal. Keberhasilan ini terkait dengan beberapa faktor pendukung di antaranya: (1) tenaga pengajar yang berdedikasi tinggi, (2) hubungan kekeluargaan yang baik, (3) kegiatan keagamaan, (4) Kemauan belajar siswa yang cukup tinggi, dan (5) Kerjasama yang terjalin baik antara orang tua dan sekolah. Disamping itu juga beberapa masalah yang mempengaruhi upaya pengembangan pembelajaran ini, yaitu: (1) kurangnya tenaga pengajar yang sesuai pada bidangnya, (2) sumber dan bahan ajar yang terbatas dan (3) keterbatasan anggaran dana pendidikan sekolah. Pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa tunagrahita di SMPLB Negeri Malang ini berupa pembelajaran PAI yang disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan siswa. Yaitu dengan mempermudah materi pelajaran dan melakukan pendekatan khusus. Pada pelaksanaannya pengembangan pembelajaran PAI ini memang menjadi tugas guru PAI yang bersangkutan, namun juga menjadi tanggung jawab bersama seluruh pihak yang ada di sekolah sebagai lingkungan pembelajaran. Dengan hasil penelitian sebagaimana diuraikan di atas, maka beberapa saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah: (1) rekruitmen tenaga pengajar yang sesuai dengan bidangnya, melalui kerjasama dengan lembaga yang menyediakan tenaga pengajar, (2) kerjasama dengan lembaga pendidikan nasional atau instansi terkait lainnya untuk mengembangkan sumber dan bahan ajar, (3) mencari sumber dana alternatif untuk melengkapi kekurangan fasilitas pendidikan

    PERNIKAHAN DINI DAN REPRODUKSI BUDAYA PATRIARKI: STUDI KASUS EMPAT KELUARGA DI SOLEAR, KABUPATEN TANGERANG

    Get PDF
    Pernikahan yang terjadi pada kelompok usia dini, berjalan dengan sebuah pemaknaan akan keterbatasan pasangan untuk melahirkan kesetaraan di dalam keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlibatan fenomena pernikahan dini dalam mereproduksi budaya patriarki khususnya di dalam rumah tangga dan mengetahui bentuk budaya patriarki yang direproduksi dalam rumah tangga yang lahir dari pernikahan usia dini di Solear, Kabupaten Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan observasi, lalu mewawancarai empat keluarga informan terkait secara mendalam, dan dokumentasi yang dilaksanakan secara langsung. Penelitian ini dilakukan di wilayah administratif Kecamatan Solear, dengan bertumpu pada konsep patriarki Kate Millet dan keluarga menstratifikasi gender Randall Collins. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena pernikahan dini yang terdapat di wilayah Kecamatan Solear menunjukkan adanya proses reproduksi budaya patriarki melalui institusionalisasi nilai-nilai sosial patriarki di dalam keluarga, sehingga pada akhirnya melahirkan empat (marginalisasi, subordinasi, stereotip, dan beban ganda) dari lima bentuk ketidakadilan gender yang dicetuskan oleh Mansour Fakih. Namun, hasil temuan penelitian menunjukkan juga bahwa reproduksi budaya patriarki berasal dari mereka yang menikah di usia ideal. Nilai sosial yang dikonstruksikan secara patriarki menjadikan kematangan usia di pernikahan hanya mampu meminimalisir kemungkinan ketidakadilan berbasis gender di dalam keluarga. Marriage that occurs in the early age group, runs with an interpretation of the limitations of the couple to create equality in the family. This study aims to determine the involvement of the phenomenon of early marriage in reproducing patriarchal culture, especially in the household and to find out the form of patriarchal culture reproduced in households born from early marriage in Solear, Tangerang Regency. This research uses a descriptive qualitative research method with a case study approach. Data collection techniques in this study were carried out by observation, then interviewing four related informant families in depth, and documentation carried out directly. This research was conducted in the administrative area of Solear Subdistrict, relying on Kate Millet's concept of patriarchy and Randall Collins' gender stratified family. The results of this study indicate that the phenomenon of early marriage in the Solear Sub district area shows the process of reproducing patriarchal culture through the institutionalization of patriarchal social values in the family, thus ultimately giving birth to four (marginalization, subordination, stereotyping, and double burden) of the five forms of gender injustice initiated by Mansour Fakih. However, the research findings also show that the reproduction of patriarchal culture comes from those who marry at the ideal age. Patriarchally constructed social values make the maturity of age in marriage only able to minimize the possibility of gender-based injustice in the family

    Pengaruh Personal Value Terhadap Entrepreneurial Intention (Studi Pada Siswa Kelas XII SMK Kiansantang Bandung)

    Get PDF
    Seiring dengan alih fungsi tenaga kerja manusia menjadi tenaga mesin, ketersediaan lapangan pekerjaan bagi para pencari kerja semakin menipis yang menyebabkan timbulnya tren baru pada keterampilan yang dibutuhkan oleh calon tenaga kerja salah satunya adalah tren memiliki keahlian khusus yang terspesifikasi. Siswa SMK di Indonesia dilatih untuk dapat memiliki keahlian khusus sesuai dengan bidangnya agar siap untuk bersaing di Dunia Usaha/Dunia Industri. Pada kenyataannya, dalam tiga tahun terakhir lulusan SMK berkontribusi pada angka pengangguran terbesar di Indonesia dibandingkan dengan lulusan pada jenjang pendidikan yang lain. SMK Kiansantang, salah satu SMK di Bandung yang memiliki empat bidang keahlian melakukan pengembangan pada model dan metode pembelajaran pada mata pelajaran kewirausahaan untuk meningkatkan keterampilan siswa dari segi wirausaha. Pembelajaran kewirausahaan di kelas X menitik beratkan pada teori kewirausahaan, di kelas XI praktik wirausaha, dan di kelas XII menguatkan pembelajaran yang didapat selama dua tahun. Akan tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, jumlah siswa yang melanjutkan kegiatan usahanya di kelas XI hingga lulus tidak menunjukkan peningkatan yang berarti. Penyabab rendahnya jumlah siswa yang melanjutkan wirausaha diduga karena intensi berwirausaha siswa yang rendah disebabkan oleh nilai personal siswa yang tidak cocok dengan kegiatan wirausaha. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai personal (sebagai variabel eksogen) secara simultan berpengaruh positif terhadap intensi berwirausaha. Sedangkan hasil penelitian secara parsial mengatakan bahwa sub variabel nilai personal yaitu arahan hidup berpengaruh secara positif dengan nilai yang signifikan. The conversion of the function of human labor into mechanical power impact to decreasing number of jobs for job seeker, causes new trends in the skills needed by prospective workers, one of the trend is havaing specific expertise. Vocational Highs School in Indonesia are trained to be able to have special expertise in accordance with their fields to be ready to compete in Business World/Industrial World. Inface, the last three years SMK graduates have contributed tot the largest unemployment rate in Indonesia compared to graduates at other levels of education. Kiansatang Vocational High School as one of Vocational High School in Bandung which has four areas of expertise develop a modelas and learning metodhs on entrepreneurship subject to improve student skills in terms of entrepreneurship. Entrepreneurship learning in 10th grader focus on theory of entrepreneurship, in 11th grader student have a practice of entrepreneurship, and 12th grader reinforces the learning from the past two years. However, in the last few years the number of students who continued their business activities in 11th grader until graduation did not show a significant increase number. The reasons for low number of students continuing entrepreneurship is alledgly due to low student entrepreneurship intention caused by student’s personal value that do not fit into entrepreneurial activities. Based on the result of this study, personal value (as exogenous variable) simultaneously have a positive effect on student’s intention on entrepreneurship. While the research results partially said that personal value sub-variabel, self direction, had a positive effect with a significant number

    Evaluasi Implementasi Program Pada Pelatihan Pembelajaran Berbasis HOTS Dengan Moda Virtual Synchronous Learning

    Get PDF
    Penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi implementasi program pelatihan guru mengenai pembelajaran berbasis HOTS pada salah satu lembaga edukasi berbasis teknologi. Evaluasi dilakukan untuk melihat seberapa efektif pelatihan mampu meningkatkan keterampilan karyawan perusahaan ini menggunakan model evaluasi Kirkpatrick mengenai reaksi peserta, proses pembelajaran yang dilalui oleh peserta, dan aplikasi hasil belajar dalam pekerjaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dalam mengumpulkan informasi seputar pelaksanaan pelatihan dan diintrepretasikan hasil evaluasi menggunakan deskriptif-evaluatif. Temuan penelitian menunjukkan respon peserta terhadap pelaksanaan pelatihan secara umum sudah baik, namun dari segi penyampaian materi dan durasi pelaksanaan masih perlu ditingkatkan untuk mencapai hasil yang maksimal. Proses pembelajaran berlangsung secara efektif ditunjukkan dengan ketercapaian indikator kompetensi yang diharapkan. Pelatih mampu meningkatkan pemahaman peserta terkait proses pembelajaran berbasis HOTS. Meskipun demikian, beberapa topik bahasan yang terdapat dalam dokumen kurikulum pelatihan ini masih perlu dilakukan perbaikan dengan mengurangi bagian-bagian yang tidak membutuhkan intervensi pelatihan lebih lanjut serta menambahkan pendalaman pada topik strategis mengenai cara pengelolaan kelas. Sebagian besar peserta telah mampu mengaplikasikan hasil belajarnya secara terampil didalam kelas, namun skor akhir dari penilaian level tiga ini masih kurang dari standar yang diharapkan. Faktor mengenai penyebab ketidak berhasilan peserta untuk menerapkan hasil pelatihan dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal peserta

    Evaluasi Pembelajaran Berbasis E-Learning Pada Jenjang Pendidikan Tinggi

    Get PDF
    Perkembangan teknologi menyebabkan perubahan pada pola pengajaran yang dilakukan di sejumlah lembaga pendidikan. E-learning sebagai moda pembelajaran yang dianggap efektif dalam meningkatkan kualitas belajar dan meningkatkan keterampilan digital pendidik dan juga peserta didik. Namun, saat ini manfaat dari mengadopsi sistem e-learning dalam pembelajaran di pendidikan tinggi masih belum terealisasi sepenuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis literatur berupa artikel jurnal dan prosiding yang diterbitkan pada rentang tahun 2011-2021 mengenai model evaluasi pembelajaran berbasis e-learning pada perguruan tinggi. Metode penelitian yang digunakan merupakan deskriptif kualitatif untuk mencari fakta mengenai kerangka instrumen evaluasi yang digunakan untuk mengevaluasi efektivitas e-learning pada lembaga pendidikan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen penting dalam menyusun kerangka instrumen evaluasi e-learning mencakup: (1) keterlibatan berbagai pihak dalam pengembangan alat, (2) hakikat pedagogik pada pembelajaran elektronik, (3) ketersediaan sistem dukungan atau tenaga ahli teknis yang memiliki kemampuan khusus dalam mengelola platform e-learning, (2) keterampilan khusus dalam penggunaan e-learning, (5) pengaruh efikasi pengguna e-learning terhadap keberhasilan pelaksanaan pembelajaran.    Technological developments have led to changes in the pattern of teaching carried out in several educational institutions. E-learning is a learning tool that is considered an effective system to improve the quality of learning and improve educators' and students' digital skills. However, currently, the benefits of adopting an e-learning system in learning in higher education are still not fully realized. This study aims to analyze the literature in journal articles and proceedings published in the 2011-2021 range regarding the evaluation model of e-learning-based learning in universities. The research method used is descriptive qualitative to find facts about the framework of the evaluation instrument used to evaluate the effectiveness of e-learning in higher education institutions. The results of the study indicate that the essential components in developing the framework of the e-learning evaluation instrument include: (1) the involvement of various parties in the development of the tool, (2) the pedagogic nature of electronic learning, (3) the availability of a support system or technical experts who have special abilities in managing the e-learning platform, (2) specific skills in the use of e-learning, (5) the effect of e-learning user efficacy on the successful implementation of learning
    • …
    corecore