28 research outputs found
Hubungan antara Konsep Diri dengan Penerimaan Diri pada Narapidana Kasus Narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA kota Semarang
Penerimaan diri penting bagi narapidana kasus narkoba, berguna untuk memudahkan pemulihan individu pengguna narkoba kepada keadaan keberfungsian fisik, psikis, dan sosial. Penerimaan diri salah satunya dipengaruhi oleh konsep diri yang stabil. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan konsep diri dengan penerimaan diri pada narapidana kasus narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Kota Semarang.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling dan didapat sampel sebanyak 152 orang. Metode penggalian data dengan menggunakan dua skala psikologi. Skala Penerimaan Diri dengan 27 aitem valid (α = 0,912) dan Skala Konsep Diri dengan 35 aitem valid (α = 0,926). Analisis data menggunakan regresi linier sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,433 dengan p = 0,000 (p<0,05) yang berarti ada hubungan positif antara konsep diri dengan penerimaan diri, semakin tinggi konsep diri maka semakin tinggi penerimaan diri narapidana, demikian pula sebaliknya semakin rendah konsep diri maka semakin rendah penerimaan diri. Sumbangan efektif konsep diri terhadap penerimaan diri narapidana sebesar 18,7% dan sisanya sebesar 81,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
Kata Kunci : Konsep diri, Penerimaan Diri, Narapidana Narkob
Modelo de gestión administrativa para la bioseguridad en los servicios de Odontología Pública en el Norte del Perú
La presente tesis ha sido elaborada atendiendo la problemática de las condiciones
de bioseguridad en los servicios de odontología en un centro de salud público
peruano, con lo que se evidencia una falta de atención de parte de las autoridades
por responder a los riesgos sanitarios a los que se exponen tanto los usuarios como
personal sanitario. Para ello se aplicó una metodología del tipo básica, con un
diseño no experimental y de alcance descriptivo y propositivo. Para ello, se
construyó un cuestionario aplicado a 30 profesionales de la salud. Las conclusiones
llevaron al diseño de un modelo de gestión administrativa en los servicios de
odontología pública en el norte peruano que tiene como meta: Lograr un aumento
del 30% en el cumplimiento de prácticas de higiene de manos y uso de soluciones
hidroalcohólicas en el primer año, reducir las IAAO (Infección Asociada a la
Atención Odontológica) en un 25% en el próximo año, establecer un comité de
seguridad del paciente y realizar evaluaciones periódicas de la infraestructura y el
equipamiento, y publicar al menos dos estudios científicos al año y adoptar una
nueva tecnología cada año
Modelo de gestión administrativa para la bioseguridad en los servicios de Odontología Pública en el Norte del Perú
La presente tesis ha sido elaborada atendiendo la problemática de las condiciones
de bioseguridad en los servicios de odontología en un centro de salud público
peruano, con lo que se evidencia una falta de atención de parte de las autoridades
por responder a los riesgos sanitarios a los que se exponen tanto los usuarios como
personal sanitario. Para ello se aplicó una metodología del tipo básica, con un
diseño no experimental y de alcance descriptivo y propositivo. Para ello, se
construyó un cuestionario aplicado a 30 profesionales de la salud. Las conclusiones
llevaron al diseño de un modelo de gestión administrativa en los servicios de
odontología pública en el norte peruano que tiene como meta: Lograr un aumento
del 30% en el cumplimiento de prácticas de higiene de manos y uso de soluciones
hidroalcohólicas en el primer año, reducir las IAAO (Infección Asociada a la
Atención Odontológica) en un 25% en el próximo año, establecer un comité de
seguridad del paciente y realizar evaluaciones periódicas de la infraestructura y el
equipamiento, y publicar al menos dos estudios científicos al año y adoptar una
nueva tecnología cada año.ChiclayoEscuela de PosgradoReforma y Modernización del EstadoDesarrollo sostenible, emprendimientos y responsabilidad social.Fortalecimiento de la democracia, ciudadanía y cultura de pazAlianza para lograr los objetivo
Pola Aktivitas Harian Lutung (Presbytis cristata, Raffles 1821) di Hutan Sekitar Kampus Pinang Masak, Universitas Jambi
jelajah harian meliputi day range (DR), maximum radius (MR) dan night position shift (NPS) di hutan sekitarKampus Pinang Masak, Universitas Jambi. Pengamatan lutung dilakukan dengan metode scanning mulailutung aktif pada pagi hari sampai sore hari. pengamatan dilakukan selama sepuluh hari berturut-turut. Hasilpenelitian menunjukkan rata-rata persentase aktivitas lutung dalam satu hari untuk makan 57,7%, pindahtempat 10,2%, istirahat 19,4% dan aktivitas lainnya 12,7%. Jauh pergerakan harian lutung di hutan sekitarkampus pinang masak, universitas jambi yaitu rata-rata day range (DR) 669,8 m, night position shift (NPS)241,9 m dan maximum radius (MR) 336,7 m. Jenis pohon yang sering digunakan lutung sebagai tempat tiduradalah karet (Hevea brasiliensis), sengon (Albizzia stipulata) dan spesies x (tidak teridentifikasi). Sedangkanjenis tumbuhan sumber pakannya adalah karet (Hevea brasiliensis), sengon (Albizzia sputulata) dan petai(Parkia speciosa)
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kepemimpinan Otoriter Dengan Intensi Turnover Karyawan
Di era global saat ini, sumber daya manusia yang berkompeten dan berkualitas sangat dibutuhkan, baik itu untuk perusahaan maupun instansi lain yang ingin meningkatkan kinerja dan hasil dari perusahaan. Akan tetapi ada hal yang perlu diingat, bahwa tidak selamanya perusahaan akan berjalan dengan baik dengan kondisi karyawan yang serba terbatas, banyaknya faktor penghalang salah satunya yakni intensi turnover karyawan. Intensi turnover mengakibatkan perusahaan merugi karena banyaknya anggaran untuk rekruitmen serta memulai dari awal bagi pekerja baru, sehingga adaptasipun perlu waktu lama. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui hubungan antara persepsi terhadap kepemimpinan otoriter dengan intensi turnover karyawan; 2) mengetahui seberapa besar peranan persepsi terhadap kepemimpinan otoriter terhadap intensi turnover karyawan; 3) mengetahui tingkat persepsi terhadap kepemimpinan otoriter; 4) mengetahui tingkat intensi turnover karyawan. Hipotesis yang diajukan “Ada hubungan positif antara persepsi terhadap kepemimpinan otoriter dengan intense turnover karyawan”. Subjek penelitian adalah 40 karyawan Toko Tekstil Mac Mohan yang memiliki pengalaman di atas 3 tahun. Alat pengumpulan data menggunakan skala persepsi terhadap kepemimpinan otoriter dan skala intensi turnover karyawan. Metode analisis data menggunakan teknik korelasi product moment. Hasil analisis korelasi product moment diperoleh koefisien korelasi r sebesar 0,552; p = 0,000 (p < 0,01) berarti ada hubungan positif sangat signifikan antara persepsi terhadap kepemimpinan otoriter dengan intense turnover. Sumbangan persepsi terhadap kepemimpinan otoriter terhadap intense turnover sebesar 30,5%. Persepsi terhadap kepemimpinan otoriter subjek penelitian tergolong sedang. Intensi turnover subjek penelitian tergolong rendah
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMPN 15 Malang yang Tercermin dalam Kemampuan Membaca Kritis Teks Diskusi
ABSTRACT Rohmy, Evid. 2016. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMPN 15 Malang yang Tercermin dalam Kemampuan Membaca Kritis. Skripsi, Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Nurhadi, M.Pd, (II) Dr. Martutik, M.Pd. Kata Kunci: berpikir kritis, membaca, teks diskusi, kelas VIII. Berpikir kritis adalah kegiatan berpikir secara terus-menerus dan teliti mengenai sebuah pengetahuan yang dipandang berdasarkan alasan yang mendukungnya dan kesimpulan yang menjadi kecenderungannya untuk memecahkan suatu masalah. Indikator berpikir kritis meliputi kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi. Penguasaan kemampuan berpikir kritis juga menjadi salah satu tujuan dari pembelajaran bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Tujuan berpikir kritis dalam konteks pendidikan adalah untuk membentuk sifat terarah, tekontrol, korektif, dan tolerir dalam menghadapi suatu permasalahan. Kemampuan berpikir kritis seseorang dapat diukur melalui kemampuan membaca. Teks diskusi adalah salah satu teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang sekolah menengah pertama kelas VIII yang memancing pembacanya untuk berpikir kritis. Unsur yang ada dalam setiap teks pembelajaran bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 meliputi isi, struktur, dan penggunaan bahasa. Oleh karena itu aspek berpikir kritis yang diteliti dalam penelitian ini adalah aspek berpikir kritis dalam unsur teks tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP. Teknik analsisi data yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik statistika yang menghasilkan data baru berupa persentase. Teknik tersebut dipilih untuk mempermudahkan klasifikasi kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP. Klasifikasi kemampuan berpikir kritis siswa yang digunakan peneliti adalah adaptasi dari kriteria persentase keterlakasanaan tes kemampuan berpikir kritis Arikunto. Hasil analisis data akan disajikan dalam bentuk deskripsi. Oleh sebab itu, berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII di SMPN 15 Malang. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 55 dari jumlah populasi sebanyak 286 orang siswa. Hasil analisis data tingkat kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMPN 15 Malang secara umum diperoleh persentase sebesar 60,73%, sehingga siswa dikategorikan cukup kritis. Indikator berpikir kritis yang paling dikuasai oleh siswa adalah kemampuan berkreasi dengan mendapatkan persentase sebesar 68,69% yang menandakan mereka masuk dalam kategori kritis. Pada indikator mengevaluasi dan menganalisis siswa termasuk kategori cukup kritis, dengan memperoleh persentase sebesar 58,90%, dan 58,67%. Aspek yang perlu diperhatikan dalam kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMPN 15 Malang adalah aspek menganalisis dan mengevaluasi isi teks diskusi. Karena hasil tes kemampuan siswa pada aspek tersebut termasuk dalam kategori kurang kritis dan hanya mampu mendapatkan persentase sebesar 49,09% dan 46,67%. Pada tiga aspek lain siswa sudah mampu mencapai kategori cukup kritis yaitu pada aspek, menganalisis penggunaan bahasa (62,72%), mengevaluasi struktur (65,45%), dan mengevaluasi penggunaan bahasa (55,45%). Kategori kritis pada siswa berhasil didapatkan pada aspek menganalisis struktur (66, 06%), berkreasi isi (67,27%), berkreasi struktur (66,06%), dan berkreasi penggunan bahasa (72,72 %)