17 research outputs found

    PENGEMBANGAN USAHA SAYURAN DAUN SINGKONG UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN DAPUR UNIDA DAN RUMAH MAKAN PADANG BAGI UPT AGROTEKNOLOGI

    Get PDF
    Abstract. The Technical Implementation Unit of agrotechnology as an entrepreneurial development for the student of agrotechnology at the University of Darussalam Gontor has a problem at the managerial level. The management indicator referred to is cultivation management, finance, and marketing. Therefore, this research emphasizes the program on improving students' managerial abilities for 4 months. The purpose of this study is as a means of learning for students in cultivating cassava plants for entrepreneurship. One thing that must be improved is the cultivation of cassava leaves and how to market them. Furthermore, the availability of cassava leaves (Manihot utilisima) refers to the production of cassava plants, and up until this point, there is no special cultivation for cassava leaves. The method used in this research is the practice of cultivating cassava and holding training in making Bhokasi and POC fertilizers, training in making vegetable pesticides, training for post-harvest and product packaging. This service activity will help to succeed in improving student skills as well as practicing cassava cultivation and building marketing networks in the UNIDA Gontor's business units and Padang restaurant as one of the restaurants that use cassava leaves the most.  Abstrak. UPT Agroteknologi sebagai lokasi pengembangan kewirausahaan mahasiswa prodi Agroteknologi Universitas Darussalam Gontor masih belum maksimal dalam pengelolaan. Indikator pengelolaan yang dimaksud adalah pengelolaan managemen budidaya, keuangan dan pemasaran. Pengabdian  kami fokuskan pada program  peningkatan kemampuan   mahasiwa selama 4 bulan. Tujuan dari kegiatan ini sebagai sarana belajar mahasiswa dalam budidaya tanaman singkong yang akan diambil daunnya dan wirausaha. Salah satu yang akan kita tingkatkan adalah   budidaya daun singkong dan cara pemasarannya. Daun singkong (Manihot utilisima), selama ini ketersediaannya mengacu kepada produksi tanaman singkong, dan belum ada budidaya khusus untuk sayur daun singkong. Adapun metode kegiatan yang kami lakukan adalah praktek budidaya tanaman singkong dan mengadakan pelatihan pembuatan pupuk Bhokasi dan POC, pelatihan pembuatan pestisida nabati, pelatihan pasca panen dan pengemasan produk. Kegiatan pengabdian ini berhasil peningkatkan kemampuan mahasiswa sekaligus praktek budidaya tanaman singkong dan membangun jaringan pemasaran di dapur UNIDA Gontor dan Rumah Makan Padang. . 

    Tanam Lingkar Berjajar Untuk Meningkatkan Populasi Dan Produksi Pada Tanaman Jagung Manis (Zea Mays - Saccharata)

    Full text link
    Produksi jagung manis dapat ditingkatkan melalui perbaikan genetik dan pengaturan ruang (tumbuh melalui pengaturan populasi tanaman dan ketersediaan unsurhara dan air yang cukup). Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh tanam lingkar berjajar terhadap populasi dan produksi tanaman jagung manis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – Oktober 2017 di Ponorogo, Jawa Timur dengan ketinggian 140 m dpl dan jenis tanah adalah grumosol. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari empat perlakuan dengan enam kali ulangan. Faktor yang diteliti adalah metode tanam, meliputi : tanam tunggal dengan jarak tanam 20x60 cm; tanam lingkar berjajar dengan jarak tanam 50x70 cm; tanam lingkar berjajar dengan jarak tanam 60x80 cm; tanam lingkar berjajar dengan jarak tanam 70x80 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1). Perlakuan tanam lingkar berjajar meningkatkan populasi tanaman jagung manis sebesar 239 – 274 % dari tanam tunggal. 2). Tanam Lingkar berjajar dengan jarak tanam 70x80 cm dengan jumlah populasi 75.382 per Ha menghasilkan berat tongkol segar sebesar 26,06 ton/Ha

    Pengaruh Metode Penanaman Lingkar Berjajar Pada Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata).

    Get PDF
    The experiment aims to know the effect of The off-row circle planting method on the growth of sweet corn. This research was conducted in the Sub District of Siman, Ponorogo, with altitude 140 asl and textured clay grumosol soil types. The research used a randomized block design (CBD) with 4 kinds of planting spaces included C1 = 8 plant / (60x80) cm2, C2 = 16 plant / (60x80) cm2, C3 = 12 plant/ (60 x 80) cm2, C4 = 1 plant/ (60 x 80) cm2, C5 = 1 plant/ (60 x 80) cm2 with mowing. Each experimental unit was repeated 5 times so that there were 25 units. The observation was done at 21,28, 35, 42 and DAP (the day after planting). Some vegetative growth traits of sweet corn were determined as plant height (cm), the number of leaves (leaf plant-1), leaf area (m2) and leaf area index, fresh weight (g) and dry weight (g). Row circle planting method affected the fresh weight and dry weight of sweet on 49 DAP, sweet corn with 1 plant/ (60 x 80) cm2 with mowing treatments showed the higher value  and significantly different with other treatments, with 803 g for fresh weight and 7,70 g for dry weight

    Strategi Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau Di Kabupaten Ponorogo

    Get PDF
    Di kabupaten Ponorogo luas tanaman tembakau mencapai 503 hektar yang tersebut di 10 kecamatan dengan 4 jenis tembakau yang ditanam oleh petani tembakau di musim tanam tembakau tahun 2018. Produksi tanaman tembakau di kabupaten Ponorogo mencapai 609 ton denga produktivitas rata antara 1,2 – 1,5 ton/hektar tembakau kering (rajangan, krosok dan asepan). Produksi ini semakin tahun semakin meningkat seiring pertambahan luas areal penanaman tembakau dan peningkatan kualitas dan kuantitas cara budidaya tanaman tembakau.Perluasan areal pertanaman tembakau masih terbuka lebar diseluruh wilayah kabupaten Ponorogo, kecuali wilayah kecamatan Pudak karena kondisi iklim yang kurang cocok untuk pengembangan tembakau dan wilayah kecamatan Jetis karena kondisi angin yang terlalu kencang. Penelitian ini menggunakan Analisis SWOT serta analisis deskriptif untuk mengidentifikasi, mengetahui dan menganalisis pelaksanaan usaha tembakau dalam rangka penumbuhan usaha agribisnis dengan cara identifikasi data sekunder pada Dinas Pertanian (bidang perkebunan) kabupaten Ponorogo dan wawancara dengan anggota kelompok tani tembakau kabupaten Ponorogo. Hasil SWOT Analisys menunjukkan pada posisi kuadarn I (agresif) yang artinya dalampengembangan kawasan industri tembakau harus maju terus dengan menggunakan seluruh kekuatan yang merupakan faktor internal untuk memanfaatkan peluang yang merupakan faktor eksternal yang ada

    TANAM LINGKAR BERJAJAR UNTUK MENINGKATKAN POPULASI DAN PRODUKSI PADA TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays - Saccharata)

    Get PDF
    Produksi jagung manis dapat ditingkatkan melalui perbaikan genetik dan pengaturan ruang (tumbuh melalui pengaturan populasi tanaman dan ketersediaan unsurhara dan air yang cukup). Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh tanam lingkar berjajar terhadap populasi dan produksi tanaman jagung manis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – Oktober 2017 di Ponorogo, Jawa Timur dengan ketinggian 140 m dpl dan jenis tanah adalah grumosol. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari empat perlakuan dengan enam kali ulangan. Faktor yang diteliti adalah metode tanam, meliputi : tanam tunggal dengan jarak tanam 20x60 cm; tanam lingkar berjajar dengan jarak tanam 50x70 cm; tanam lingkar berjajar dengan jarak tanam 60x80 cm; tanam lingkar berjajar dengan jarak tanam 70x80 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1). Perlakuan tanam lingkar berjajar meningkatkan populasi tanaman jagung manis sebesar 239 – 274 % dari tanam tunggal. 2). Tanam Lingkar berjajar dengan jarak tanam 70x80 cm dengan jumlah populasi 75.382 per Ha menghasilkan berat tongkol segar sebesar 26,06 ton/Ha

    Strategi Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau Di Kabupaten Ponorogo

    Get PDF
    Di kabupaten Ponorogo luas tanaman tembakau mencapai 503 hektar yang tersebut di 10 kecamatan dengan 4 jenis tembakau yang ditanam oleh petani tembakau di musim tanam tembakau tahun 2018. Produksi tanaman tembakau di kabupaten Ponorogo mencapai 609 ton denga produktivitas rata antara 1,2 – 1,5 ton/hektar tembakau kering (rajangan, krosok dan asepan). Produksi ini semakin tahun semakin meningkat seiring pertambahan luas areal penanaman tembakau dan peningkatan kualitas dan kuantitas cara budidaya tanaman tembakau.Perluasan areal pertanaman tembakau masih terbuka lebar diseluruh wilayah kabupaten Ponorogo, kecuali wilayah kecamatan Pudak karena kondisi iklim yang kurang cocok untuk pengembangan tembakau dan wilayah kecamatan Jetis karena kondisi angin yang terlalu kencang. Penelitian ini menggunakan Analisis SWOT serta analisis deskriptif untuk mengidentifikasi, mengetahui dan menganalisis pelaksanaan usaha tembakau dalam rangka penumbuhan usaha agribisnis dengan cara identifikasi data sekunder pada Dinas Pertanian (bidang perkebunan) kabupaten Ponorogo dan wawancara dengan anggota kelompok tani tembakau kabupaten Ponorogo. Hasil SWOT Analisys menunjukkan pada posisi kuadarn I (agresif) yang artinya dalampengembangan kawasan industri tembakau harus maju terus dengan menggunakan seluruh kekuatan yang merupakan faktor internal untuk memanfaatkan peluang yang merupakan faktor eksternal yang ada

    Karakter Morfologis Kultivar Padi Ketan Lokal Ponorogo

    Get PDF
    Morphological characters are basic characters to identify rice cultivars. The information of glutinous rice cultivars in Ponorogo is still very limited, therefore the exploration and characterization of the local cultivar are needed. The research aimed to explore and identify local cultivars based on morphological characters of plant, grain, and milled rice. The research was conducted on March-October 2018 at elevens subdistricts in Ponorogo. There were eleven cultivars have been collected and characterized, namely five white glutinous rice cultivars (Latisa, Tawon, Semok, Pelem, Genjah), three red glutinous rice cultivars (Garingan, Merah Pendek, Jowo), and three black glutinous rice cultivars (Wilis, Gundik, dan Gontor Bulu). The eleven cultivars were varied on plant height, panicle length, flowering time, number of tillers, grain size and shape, and the color of aleurone. The analysis of diversity and similarity on characters showed that all cultivars could be classified into four different groups. The first group was Latisa (Gontor Bulu), the second was Tawon group (Pelem), third was Genjah group (Garingan, Merah Pendek and Jowo), and the fourth was Wilis group (Gundik). Keywords: aleurone , diversity, exploration, rice grain, similarit

    PEMBERDAYAAN KELOMPOK PERAWATAN DIRI KUSTA (KPD) PUSKESMAS SLAHUNG DALAM PENGEMBANGAN POTENSI PEMBIBITAN TANAMAN BUAH

    Get PDF
    AbstractThe purpose of community service activities with the title Empowerment Group Care (KPD) Leprosy at public healthy Service, District Slahung by potential development fruit nursery, first objective are, to helping public healthy Service, District Slahung as the chief of activities KPD leprosy to increasing the participation rate of leprosy patients in KPD to attend the activities KPD by providing activities pull through the empowerment of leprosy patients in agriculture, especially fruit nurseries. The second objective is to increase the potential of agriculture in the district Slahung especially fruit by empowering KPD Leprosy public healthy Service, District Slahung. To achieve the goals of community service which have conducted the faculty team Agroteknologi Gontor Darussalam University, community service activities carried out in the form of materials, discussion and question and answer, simulation and practice. Once completed community service activities, there was an evaluation. Community service activities are carried out in public healthy Service, District Slahung can be concluded that an increase in the participation of members KPD KPD Leprosy activities. KPD members Leprosy quite interested in community service activities in the field of fruit plant nurseries because most members of the KPD Leprosy is a farmer. The KPD members of both leprosy have been able to carry fruit plant nurseries by grafting and cuttings. Abstrak Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul Pemberdayaan Kelompok Perawatan Diri (KPD) Kusta Puskesmas Slahung Dalam Pengembangan Potensi Pembibitan Tanaman Buah yang pertama adalah membantu puskesmas selaku pelaksana kegiatan KPD kusta dalam meningkatkan angka partisipasi penderita kusta di KPD untuk hadir di kegiatan KPD dengan memberikan kegiatan yang menarik melalui pemberdayaan penderita kusta di bidang pertanian khususnya pembibitan tanaman buah. Tujuan yang kedua adalah meningkatkan potensi pertanian di kecamatan Slahung khususnya tanaman buah dengan memberdayakan kelompok KPD Kusta Puskesmas Slahung. Untuk mencapai tujuan pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan tim dosen Agroteknologi Universitas Darussalam Gontor, kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan dalam bentuk pemberian materi, diskusi dan tanya jawab, simulasi serta praktek. Setelah kegiatan pengabdian masyarakat selesai, dilakukan evaluasi. Dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di Puskesmas Slahung di Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo ini dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan partisipasi anggota KPD pada kegiatan KPD Kusta. Anggota KPD Kusta cukup tertarik pada kegiatan pengabdian masyarakat dibidang pembibitan tanaman buah karena sebagian besar anggota KPD Kusta adalah petani. Para naggota KPD kusta sudah mampu melaksanakan pembibitan tanaman buah dengan okulasi dan stek
    corecore