34 research outputs found

    ANALISIS KINERJA KEBERHASILAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GROBOGAN DILIHAT DARI PENDAPATAN DAERAH TERHADAP APBD TAHUN 2001-2005

    Get PDF
    Pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab ditunjukkan dengan pelimpahan wewenang pengambilan keputusan, pembiayaan, penyelenggaraan pemerintahan di daerah serta pembangunan daerah dengan berlandaskan hukum dan aspirasi dari masyarakat. Usaha pemerintah untuk meningkatkan peranan sumber Pendapatan Asli Daerah dan kemampuan daerah dalam bidang ekonomi keuangan telah lama dicanangkan. Kebijakan ini nampaknya merupakan salah satu cerminan dari usaha untuk menciptakan daerah yang lebih otonom tanpa mengabaikanpentingnya hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, memberikan kekuasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Tujuan penelitian ini adalah untukmenganalisis kinerja keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan dalam mengelola keuangan daerahnya dengan menggunakan analisis rasio keuangan APBD. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif yaitu berupa laporan pertanggungjawaban keuangan daerah (APBD) tahun anggaran 2001-2005. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif komparatif dengan metode pengumpulan data studi pustaka, wawancara, dokumentasi, dan observasi. Analisis rasio keuangan yang digunakan berupa rasio kemandirian, rasio efektifitas dan efisiensi PAD, rasio aktifitas dan rasio pertumbuhan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio kemandirian Kabupaten Grobogan tergolong masih rendah sehingga ketergantungan terhadap pemerintah pusat masih tinggi. Rasio efektifitas dan efisiensi dalammerealisasikan pendapatan asli daerah tergolong efektif dan efisien. Sedangkan rasio aktifitas tergolong masih rendah karena pemerintah daerah masih memprioritaskan alokasi dananya pada belanja rutin sehingga rasio belanja pembangunan terhadap APBD masih relatif kecil. Untuk rasio pertumbuhan APBD pemerintah daerah Kabupaten Grobogan menunjukkan pertumbuhan positif meskipun pertumbuhannya tidak stabil dan ada kecenderungan semakin berkurang tiap tahun. Jadi kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan belum dapat dikatakan berhasil karena belum mampu mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang dicapai dalam periode tahun 2001-2005

    Penilaian Tingkat Kerentanan Sumber Daya Air Terhadap Variabilitas Iklim Di DAS Aesesa, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur

    Full text link
    Kajian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerentanan sumber daya air terhadap variabilitas iklim di DAS Aesesa Provinsi NTT. Penaksiran kerentanan menggunakan konsep IPCC, dimana kerentanan merupakan fungsi dari keterpaparan, sensitivitas dan kapasitas adaptif. Kriteria dan indikator keterpaparan, sensitivitasdan kapasitas adaptif didapatkan dari kajian terdahulu. Kriteria dan indikator kemudian diberikan skor dan bobot sesuai derajat kepentingannya dan disajikan secara spasial serta dilakukan overlay untuk mendapatkan peta kerentanan. Hasil menunjukkan bahwa tren suhu tahunan di hulu DAS dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan, sedangkan di bagian hilir mengalami kenaikan. Sementara indikator curah hujan tahunan, di daerah hulu DAS menunjukkan tren kenaikan, sedangkan di daerah tengah dan hilir tren menurun.Terkait dengan kuantitas air, Sungai Aesesa, sungai utama di DAS Aesesa mempunyai debit yang relatif sama selama lima tahun terakhir. Kualitas air di Sungai Aesesa dikategorikan cemar ringan di hulu dan cemar sedang di hilir dalam beberapa tahun terakhir . Peta kerentanan menunjukkan bahwa sekitar 54% wilayah DAS memiliki tingkat kerentanan tinggi, 13% diklasifikasikan ke tingkat kerentanan sedang dan 33% dikategorikan ke tingkat kerentanan rendah. Hasil kajian ini bisa bermanfaat bagi pengelola DAS, atau pemangku kepentingan lainnya untuk menyusun strategi, rencana dan aksi dalam menanggulangi masalah kerentanan sumber daya air

    Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Construct 2 pada Mata Pelajaran Sejarah Indonesia Materi Hindu Budha untuk SMA Negeri 1 Semarang Kelas X

    Get PDF
    Lesson History is known as a tedious lesson because teachers in the delivery of materials tend to tell. To overcome this then in creating interactive learning media to stimulate student interest in learning. Interactive learning media is expected to answer the needs of students to learn with more fun. The title of this research is interactive learning media based construct 2 on history lessons of Indonesian Hindu Material – Budha for SMA Negeri 1 Semarang Class X. Based on the results of research involving expert teams and subject teachers concluded that the learning media is technically feasible to use a value of 94 %. Respondents of subject teachers stated that the material used met the requirements to be taught with a score of 91%. Based on this data, it can be concluded that the learning media is technically feasible and materially suitable for use in learning the history of class

    Synthesis and Characterization of UiO-66 as a Paracetamol Absorption Material

    Get PDF
    UiO-66 synthesis has been carried out by dissolving 0.53 grams of zirconium tetrachloride (ZrCl4) and 0.34 grams of Benzene-1,4-dicarboxylic Acid (H2BDC) in 30 mL Dimethylformamide (DMF). The solution is then distilled for 30 minutes and then heated in an oven at 140 ° C for 6 hours. The UiO-66 material produced was then characterized by an X-Ray Diffractometer (XRD) and Fourier Transform Infrared (FTIR). The results showed that the UiO-66 was successfully synthesized which supported the XRD results at 2θ 7.3o, 8.49o and 25.8o which were the peak characteristics of UiO-66. In addition, the FTIR results show a peak of around 1500 cm-1 showing vibrations of C = C on the benzene ring and a peak of about 1390 cm-1 indicating streching of O-C-O produced from the ligand. The peaks are around 750, and 660 cm-1 which indicates the presence of C-H vibrations from the ligand. UiO-66 was also approved as the adsorption agent of paracetamol which was approved with the highest adsorption of paracetamol at 72 hours immersion time which was 97.03%

    Uji Aktivitas Antidiabetes Kokristal Asam Sinamat-Nikotinamide: Study in silico

    Get PDF
    Asam sinamat merupakan senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas biologis sebagai antidiabetes. Asam sinamat memiliki kelarutan yang rendah sehingga perlu dikembangkan sebagai kokristal. Disisi lain, efektivitas kokristal asam sinamat terhadap aktivitas antidiabetes belum pernah dilaporkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas asam sinamat dan kokristal asam sinamat – nikotinamida sebagai antidiabetes. Penelitian ini diawali dengan penyiapan ligan dengan Chem3D selanjutnya ligan dan logam tersebut disiapkan untuk penambatan molekular dengan AutoDock Tools. Proses penambatan molekular dilakukan dengan AutoDock Vina dan divisualisasikan dengan Discovery Studio. Hasil penambatan menunjukkan asam sinamat dan kokristal asam sinamat-nikotinamida berpotensi sebagai inhibitor enzim DPP-4 berdasarkan nilai energi bebas dan jarak ikatannya. Interaksi yang terbentuk terjadi pada sisi aktif ARG125, ARG125, GLU205, VAL88, ASP96, ILE102, dan ASP96 dengan ikatan yang terjadi adalah ikatan hidrogen.  Ligan 3 memiliki sisi aktif untuk ikatan hidrogen dan nilai energi bebas paling negatif yaitu -6,928 Kcal/mol jika dibandingkan ligan 1 (-6,722 Kcal/mol) dan ligan 2 (-6.308 kcal/mol).  Ligan 1 memiliki ikatan jarak ikatan terpendek yaitu 2,078 Å sedangkan ligan 3 memilki jarak ikatan lebih pendek yaitu 2,764 Å jika dibandingkan ligan 2 (2,197 Å). Hasil ini menunjukkan bahwa dengan pembentukkan kokristal  akan menambah sisi aktif sehingga reaksi  yang terjadi lebih spontan dan lebih stabil

    RANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMINATAN JENJANG DAN JURUSAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PADA SISWA SMP NEGERI 39 SEMARANG)

    Get PDF
    Pengambilan keputusan dalam pemilihan jenjang pendidikan dan jurusan di sekolah menengah selama ini menimbulkan masalah tersendiri, keinginan orang tua terhadap anak, minat dan keinginan anak sendiri, kemampuan dan kompetensi anak dalam proses pembelajaran serta berbagai pengaruh dari lingkungan sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat rancangan sistem pendukung keputusan yang dapat membantu siswa dalam menentukan jenjang serta jurusan di jenjang pendidikan sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analytical Hierarchy Process, dimana metode ini memecah  permasalahan yang komplek/rumit dalam situasi  yang tidak terstruktur menjadi bagian-bagian  komponen, mengatur bagian atau variabel menjadi suatu bentuk susunan hierarki, kemudian  memberikan nilai numerik untuk penilaian subjektif  terhadap kepentingan relatif dari setiap variabel dan mensintesis penilaian untuk variabel mana yang memiliki prioritas tertinggi yang akan mempengaruhi penyelesaian dari situasi tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah Rancangan Sistem Pendukung Keputusan yang dapat membantu siswa dalam menentukan prioritas pilihan jenjang studi serta jurusan yang diinginkan. Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Analytical Hierarchy Process, Peminatan, Sekolah

    Sintesis Kompleks Polimer Berpori Mn(II) dengan Ligan 2-Metil Imidazol dan Ligan 2,4,5-Trifenil-1H-Imidazol sebagai Material Penyimpan Hidrogen

    Get PDF
    Kompleks polimer berhasil disintesis dari reaksi antara MnCl2.6H2O dan ligan turunan imidazol masing-masing yaitu 2-metil imidazol dan 2,4,6-trifenil-1H- imidazol dengan metode solvotermal pada 140oC selama 24 jam. Rendemen yang dihasilkan oleh kompleks polimer Mn(II)-2-metilimidazol sebesar 58,26% dan kompleks polimer Mn(II)-2,4,5-trifenil imidazol 21,21%. Berdasarkan hasil analisis komposisi kompleks dengan elemental analyzer dan AAS diperoleh rumus molekulnya [(H2O)5Mn-L-Mn(H2O)5]Cl4 dan [(H2O)5Mn-L]Cl3. Kompleks polimer Mn(II)-2-metil imidazol memiliki bentuk morfologi kotak yang bertumpuk sedangkan kompleks polimer Mn(II)-2,4,6-trifenil imidazol butiran kecil bertumpuk yang tidak seragam. Luas permukaan kompleks polimer Mn(II)-2-metil imidazol sebesar 33,636 m2/g sedangkan Mn(II)-2,4,5-trifenil imidazol 3,782 m2/g. Kapasitas adsorbsi hidrogen kompleks polimer Mn(II)-2-metil imidazol yaitu sebesar 0,6070 % berat sedangkan Mn(II)-2,4,5-trifenil imidazol yaitu sebesar 0,4313 % berat. ============================================================================================ Porous coordination polymer succesfully synthesized by reaction MnCl2.6H2O with 2-methyl imidazole and 2,4,5-triphenyl imidazol ligand used solvothermal method (T=140oC; 24 hours). Crystal rendement of Mn(II)-2-methyl imidazole was 58,26% and Mn (II)-2,4,5-triphenyl-1H-imidazole 21,21%. Porous coordination polymers was analysed by elemental analyzer and AAS have molecular formula [(H2O)5Mn-L-Mn(H2O)5]Cl4 and [(H2O)5Mn-L]Cl3. Porous coordination polymer Mn(II)-2-methyl imidazole has surface area 33,636 m2/g and Mn(II)-2,4,6triphenyl-1H-imidazole 3,782 m2.g. Adsorption capacity of Mn(II)-2-methylimidazole is 0,607 %wt and 2,4,5 triphenyl-1H-imidazole is 0,431 %wt

    Pemanfaatan Lahan Sempit Melalui Pembuatan Taman TOGA Teratai

    Get PDF
    Latar Belakang Desa Badal Pandean memiliki potensi yang besar dalam hal bercocok tanam, namun beberapa pekarangan rumah warga Desa Badal Pandean masih ada yang belum dimanfaatkan dengan baik, karena lahan yang terlalu sempit. Hal ini mendorong tim PkM untuk memnfaatkan lahan pekarangan rumah Kelompok Teratai, Desa Badal Pandean untuk membuat Taman TOGA Teratai (T3). Tujuan dari kegiatan PkM ini adalah membuat T3 pada lahan pekarangan rumah yang sempit di Desa Badal Pandean Kediri. Metode Metode yang dilakukan pada kegiatan PkM ini adalah Penyuluhan dan Praktik bersama pembuatan T3, mulai dari persiapan lahan sampai penanaman TOGA bersama. Hasil Pengabdian yang diperoleh adalah telah berhasil dimanfaatkan pekarangan rumah seluas 10,5 m2 menjadi Taman TOGA Teratai (T3). Jumlah TOGA yang berhasil ditanam di Badal Pandean sebanyak 23 jenis TOGA. Masing-masing jenis TOGA ditanam 3-5 tanaman. Kesimpulan Lahan pekarangan rumah yang sempit dapat dimanfaatkan untuk Taman TOGA, seperti T3 (Taman TOGA Teratai)

    STRUKTUR DAN KOMPOSISI JENIS HUTAN MANGROVE DI GOLO SEPANG – KECAMATAN BOLENG KABUPATEN MANGGARAI BARAT

    Get PDF
    This study aimed to determine mangrove forest structure and composition in Golo Sepang Village, Manggarai Barat District. Important value index and diversity index value obtained from mangrove vegetation analysis were used as indicators for determining mangrove forest structure and diversity. Transect method with square frame along the line was applied in vegetation analysis. Totally 10 lines and 30 plots were applied for getting types of mangrove, growth parametersvalue (height and diameter) and others related information. This study found that the stucture of mangrove consist of 5 familyes with 10 species, namely: Rhizophoraceae (Ceriops tagal (Perr), Rhizophora apiculata (Bi), R. mucronata Lmk., Bruguiera parviflora (Roxb.), B. sexangula (Lour) dan B. gymnorrizha (L.) Lamk.), Fabaceae (Derris trifoliata Lour), Meliaceae (Xylocarpus granatum Koen), Pteridaceae (Acrosthicum aereum Linn) and Lythraceae (Phempis acidula Forst). R. apiculata (Bi) is the most dominant species founded in 7 of 10 total sites. Two sites, Sotri and Muara Kiri, have the highest important value index (300%) for R. Apiculata species. The highest individual density is found at Sotri site, with value 1.300 tree/hectare, while the lowest density, 100 trees/hectare is found at Muara Kanan site. In diversity of mangrove, all sites were categorized as low with highest diversity index value 1,06.Keywords: Mangrove forest, structure and composition, Golo Sepan

    Pelatihan Pembuatan Handsanitizer Pada Kelompok Utaran

    Get PDF
    Adanya pandemi covid-19, membuat sektor perkenomian melemah, terutama bagi usaha kecil dan menengah. Permasalahan ini juga dialami oleh pengusaha tahu di Kota Kediri. Omset penjualan tahu terus menurun bahkan saat masa Bulan Puasa Ramadhan dan Idul Fitri. Permasalahan ini, tidak hanya dialami oleh pengusaha tahu, namun juga dialami oleh kelompok “UTARAN” (Usaha TAhu RumahAN) di Desa Badal Pandean. Penggunaan hand sanitizer merupakan salah satu metode memutus penyebaran virus dari pasien atau carrier kepada orang lain. Produk ini memiliki kemampuan untuk membunuh virus, tetapi karena kebutuhan pasar yang melonjak tinggi menyebabkan handsanitizer sulit ditemukan di pasaran. Kebutuhan hand sanitizer saat ini tidak bisa mengandalkan produk dari industri yang selama ini beredar, diperlukan produksi tambahan oleh institusi yang memiliki kompetensi untuk mendapatkan produk yang baik. Tujuan dari kegiatan ini memberikan pelatihan kelompok utaran untuk membuat handsanitizer sehingga dapat digunakan untuk pribadi atau dikomersilkan sehingga meningkatkan perekonomian. Pada  kegiatan pengabdian    kepada    masyarakat    ini,    digunakan    metode penyuluhan,  pelatihan,  serta  pendampingan  kepada kelompok utaran. Penyuluhan pembuatan Handsanitizer meningkatkan pemahaman mitra terhadap pembuatan handsanitizer yang ditunjukkan dengan 100% kelompok utaran mengetahui cara pembuatan handsanitizer. Pelatihan pembuatan Handsanitizer meningkatkan ketrampilan mitra ditunjukkan dengan kelompok utaran dapat membuat Handsanitizer dan mengemas dengan baik yaitu dalam bentuk hampers
    corecore