37 research outputs found

    e-LIT: Pengembangan Instrumen Penilaian Literasi Digital bagi Generasi Digital-Native

    Get PDF
    Literasi digital menjadi semakin penting dalam era digitalisasi saat ini, namun tingkat literasi digital di Indonesia masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menguji properti psikometri dari Tes Literasi Digital UAJ (tes LD-UAJ) sebagai alat ukur kemampuan literasi digital mahasiswa. Tes LD-UAJ dirancang untuk mengukur kemampuan minimum penguasaan teknologi digital sebelum memasuki dunia kerja. Tes ini merupakan achievement test yang terdiri dari 30 soal pilihan ganda yang mengukur lima dimensi literasi digital, yaitu literasi informasi dan data, komunikasi dan kolaborasi, kompetensi digital, keamanan, dan pemecahan masalah. Tes literasi digital UAJ dalam pengembangannya melibatkan dua kali pengambilan data kepada 97 mahasiswa aktif jenjang S1. Melalui teknik convenience sampling, terdapat 46 partisipan yang terlibat dalam uji coba dan 51 uji lapangan. Dalam penelitian ini, digunakan metode analisis item, validitas, dan reliabilitas untuk mengevaluasi property psikometri tes LD-UAJ. Hasil analisis menunjukkan bahwa tes LD-UAJ memiliki validitas yang baik dalam hal validitas isi, khususnya melalui pendapat ahli dan validitas muka dengan para partisipan. Hasil reliabilitas menunjukkan bahwa tes LD-UAJ reliabel dengan koefisien omega sebesar 0,82. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk melakukan validasi kriteria sebab kriteria yang digunakan saat pengembangan belum menunjukkan hubungan yang kuat dengan literasi digital. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa masih ada hambatan dalam pengembangan tes LD-UAJ, seperti keterbatasan waktu, rendahnya minat dan partisipasi mahasiswa, serta kesulitan dalam mendapatkan sampel yang cukup besar. Namun, tes LD-UAJ diharapkan dapat menjadi alat ukur yang berguna dalam mengevaluasi tingkat literasi digital mahasiswa dan dapat membantu rekomendasi pelatihan yang sesuai dengan area kemampuan digital mahasiswa sehingga dapat meningkatkan pemahaman literasi digitalnya.   Kata kunci: evaluasi psikometri; internet; teknologi digital; tes LD-UAJ; tes literasi digitalDigital literacy is becoming increasingly important in the current era of digitalization, but the level of digital literacy in Indonesia is still low. This research aims to develop and test the psychometric properties of the LD-UAJ Digital Literacy Test as a measure of students' digital literacy abilities. The LD-UAJ test is designed to measure the minimum proficiency in digital technology before entering the workforce. It is an achievement test consisting of 30 multiple-choice questions that measure five dimensions of digital literacy: information and data literacy, communication and collaboration, digital competence, security, and problem-solving.   The development of the LD-UAJ digital literacy test involved two data collection phases with 97 active undergraduate students. Through the convenience sampling technique, 46 participants were involved in the pilot test, and 51 in the field test. In this study, item analysis, validity, and reliability methods were used to evaluate the psychometric properties of the LD-UAJ test. The analysis results show that the LD-UAJ test has good validity in terms of content validity, particularly through expert opinions, and face validity with the participants. The reliability results indicate that the LD-UAJ test is reliable with an omega coefficient of 0.82.   Further research is needed to validate the criterion-related validity as the criteria used during the development did not show a strong relationship with digital literacy. This study also highlights the existing barriers in the development of the LD-UAJ test, such as time limitations, low student interest and participation, and difficulties in obtaining a sufficiently large sample. However, the LD-UAJ test is expected to be a useful measuring tool in evaluating students' level of digital literacy and can help recommend appropriate training to enhance their digital literacy understanding.   Keywords:&nbsp

    Pengembangan Skala Resiliensi Keluarga dengan Anak Berkebutuhan Khusus

    Get PDF
    Tantangan dalam kehidupan tidak hanya dihadapi oleh individu namun  dapat juga dihadapi oleh keluarga. Kemampuan dalam menghadapi tantangan ini dikenal dengan istilah resiliensi. Peneliti mengembangkan skala resiliensi keluarga guna menyediakan instrumen untuk penelitian, penilaian dan intervensi, khususnya pada keluarga dengan anak berkebutuhan khusus (ABK). Pengembangan skala ini melibatkan 41 keluarga ABK dengan teknik accidental sampling. Data dianalisis menggunakan exploratory factor analysis (EFA), kemudian confirmatory factor analysis (CFA), yang menunjukkan ada tiga dimensi dari skala resiliensi keluarga ABK, yaitu penerimaan, pengelolaan, dan dukungan. Model tiga dimensi tersebut fit dengan data. Hal ini berarti ketiga dimensi ini terbukti mengukur satu konstruk, yaitu resiliensi keluarga dengan ABK. Dari segi reliabilitas, skala ini memiliki reliabilitas yang tinggi. Dengan demikian, skala resiliensi keluarga ABK memiliki properti psikometris yang baik untuk digunakan lebih lanjut

    PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA IDENTITAS SOSIAL

    Get PDF
    Social identity is an essential part of individual’s self-concept in the context of a particular group of his/her social environment. The social environment in this study referred to Indonesian as a nation. The authors adapted the Collective Self-Esteem Scale (CSE) from Luhtanen and Crocker to identify social identity; to detect to the extent that individual recognizes themselves as Indonesian as a nation. In this research, the scale is called as Social Identity Scale. A total of 298 participants of this study were Jakarta residents with a minimum education of High School or equivalent. For validation purpose, the analysis used Confirmatory Factor Analysis (CFA), using measurement model. The reliability testing used Cronbach's alpha and Omega coefficients. The results of this study indicate the Social Identity Scale in the context of Indonesian has four factors as CSE scale (Luhtanen & Crocker, 1992) and reliable. AbstrakIdentitas sosial merupakan bagian penting dari konsep diri individu sebagai bagian dari kelompok tertentu dalam lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial yang dimaksud pada penelitian ini adalah bangsa Indonesia. Peneliti melakukan adaptasi skala Collective Self-Esteem (CSE) dari Luhtanen dan Crocker yang dapat mengidentifikasikan identitas sosial yaitu sejauh mana individu mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Dalam penelitian ini, skala tersebut kemudian diberi judul Skala Identitas Sosial. Partisipan penelitian ini adalah penduduk Jakarta berjumlah 298 orang dengan pendidikan minimal Sekolah Menengah Atas atau sederajat. Pengujian validitas konstruk dilakukan dengan teknik Confirmatory Factor Analysis (CFA), khususnya dengan measurement model. Pengujian reliabilitas dilakukan melalui koefisien Cronbach’s alpha dan koefisien Omega. Hasil penelitian ini menunjukkan skala Identitas Sosial dalam konteks bangsa Indonesia ini memiliki empat faktor sesuai dengan skala CSE dan reliabel.

    Attitudes Toward Psychological Test Use in Indonesia

    Get PDF
    Psychological tests in Indonesia have been evolving very slowly. Most psychological practice is still using outdated versions of tests. Psychometric properties such as validity, reliability, and even norms are often based on outdated data or entirely omitted in the manual. Thus, the ability of the tests to yield valid data for various purposes is highly questionable. Most test users, including the psychological community, seem to be indifferent to this situation as they keep using these tests despite the risk of error in the test results which could have legal implications. In this study, we did a survey about test users’ attitudes towards psychological tests. We recruited 149 participants, of which 71.8% were female. The age ranged from 22 to 71 years old (M = 29.4; SD = 7.32). The survey assessed participants’ opinion toward legal properties of psychological test on a five-point scale. All participants had an undergraduate or higher degree in Psychology. The results were interesting. Participants acknowledge that they should use reputable test even though they perceived the price is too expensive. Also, they are willing to pay if those tests are up to date and provide adequate psychometric properties. The results indicate that there is a big opportunity for psychologists and psychometricians to gather forces to fulfill these needs and make more con-tribution to the society

    Kesadaran Memilih Tipe Makanan: Studi Pengukuran Sikap Eksplisit Dan Implisit

    Full text link
    Sosialisasi mengenai pentingnya makanan berserat semakin marak namun konsumsi makanan cepat saji terus meningkat. Padahal, banyak orang yang menyatakan atau menunjukkan sikap yang negatif terhadap konsumsi makanan cepat saji. Peneliti merasa bahwa fenomena kontradiktif tersebut perlu diteliti lebih lanjut. Untuk itulah, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai sikap terhadap makanan cepat saji dan makanan berserat, baik secara eksplisit maupun implisit. Sikap eksplisit merupakan evaluasi yang disadari dan dapat dengan mudah dilaporkan. Sedangkan, sikap implisit merupakan evaluasi yang muncul secara involuntary, tidak dapat dikontrol, dan seringkali tanpa disadari. Guna melihat gambaran sikap eksplisit dan implisit terhadap makanan cepat saji dan makanan berserat, serta untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan antara sikap eksplisit dan implisit tersebut, diperlukan dua metode pengukuran, yaitu survei bagi sikap eksplisit dan Implicit Association Test (IAT) bagi sikap implisit. Penelitian dilakukan terhadap 31 laki-laki dan 68 perempuan. Partisipan-partisipan penelitian tersebut merupakan para dewasa muda yang berusia antara 18-24 tahun. Hasilnya menunjukkan partisipan cenderung memiliki preferensi terhadap makanan berserat dibandingkan dengan makanan cepat saji, baik pada sikap eksplisit maupun sikap implisit partisipan-partisipan penelitian. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap eksplisit dan implisit partisipan terhadap makanan cepat saji dan makanan berserat. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa masyarakat dalam tahap perkembangan dewasa muda memiliki sikap yang lebih positif terhadap makanan berserat dibandingkan dengan makanan cepat saji. Namun, kecenderungan memilih makanan cepat saji masih termasuk tinggi. Peneliti menduga hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan waktu dan kesibukan, serta sulitnya mengakses makanan berserat dibanding makanan cepat saji

    Validation of the Emotion Regulation Questionnaire (ERQ): Network Analysis as an Alternative of Confirmatory Factor Analysis (CFA)

    Get PDF
    Construct validity with a confirmatory factor analysis (CFA) method is often used by researchers to identify the structure of psychological measurement. Although this CFA method has provided a complete evaluation of the structure of the test, sometimes there is no consensus reached regarding the number of factors. With the CFA method, researchers determined and compared several models to choose the adequate scale structure, including the number of factors in a scale. The network analysis can play a role to help researchers. In this network analysis, the results of the analysis presented in a visual form, which can facilitate the researchers quickly identify the scale structure based on the relations, displayed in the form of lines (thick-thin) and colors (green-red). Current research aims to test the reliability and construct validity; also, shows that network analysis can be an alternative in presenting visualizations and interpretations compare with factor analysis methods, especially CFA. We used The Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) with 954 participants aged 16-57 years. The results are either, with the CFA analysis method or network analysis; it is evident that ERQ has two factors, namely suppression and reappraisal. The results show that the network analysis method can be used as an alternative in identifying the structure of the psychological scale

    Development of the National Identity Measurement Using the Implicit Association Test Method

    Get PDF
    This study is a first attempt to develop a new instrument using the Implicit Association Test (IAT) method. Researchers have tried to use this method in social psychology research, particularly to measure the construct of national identity. The national identity is a multi-dimensional construct and has several fundamental attributes, namely the same territorial, historical memories, culture, general rights laws and obligations for all members, and equal rights in the economic and territorial mobilization for group members. The study was conducted with 48 participants aged 17-23 years (M = 18.98, SD = 1.25). The result showed that the correlation between explicit and implicit measures on the construct of national identity was positive but not significant. Moreover, the explicit and implicit measurement did not provide the same pattern; indicating that both measurements measure national identity construct from a different point of view. Next, we evaluate the strengths and weaknesses of the two measurement methods in the Discussion section and then, provide recommendations for further studies

    KESADARAN MEMILIH TIPE MAKANAN: STUDI PENGUKURAN SIKAP EKSPLISIT DAN IMPLISIT

    Get PDF
    Sosialisasi mengenai pentingnya makanan berserat semakin marak namun konsumsi makanan cepat saji terus meningkat. Padahal, banyak orang yang menyatakan atau menunjukkan sikap yang negatif terhadap konsumsi makanan cepat saji. Peneliti merasa bahwa fenomena kontradiktif tersebut perlu diteliti lebih lanjut. Untuk itulah, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai sikap terhadap makanan cepat saji dan makanan berserat, baik secara eksplisit maupun implisit. Sikap eksplisit merupakan evaluasi yang disadari dan dapat dengan mudah dilaporkan. Sedangkan, sikap implisit merupakan evaluasi yang muncul secara involuntary, tidak dapat dikontrol, dan seringkali tanpa disadari. Guna melihat gambaran sikap eksplisit dan implisit terhadap makanan cepat saji dan makanan berserat, serta untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan antara sikap eksplisit dan implisit tersebut, diperlukan dua metode pengukuran, yaitu survei bagi sikap eksplisit dan Implicit Association Test (IAT) bagi sikap implisit. Penelitian dilakukan terhadap 31 laki-laki dan 68 perempuan. Partisipan-partisipan penelitian tersebut merupakan para  dewasa muda yang berusia antara 18-24 tahun. Hasilnya menunjukkan  partisipan cenderung memiliki preferensi terhadap makanan berserat dibandingkan dengan makanan cepat saji, baik pada sikap eksplisit maupun sikap implisit partisipan-partisipan penelitian. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap eksplisit dan implisit partisipan terhadap makanan cepat saji dan makanan berserat. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa masyarakat dalam tahap perkembangan dewasa muda memiliki sikap yang lebih positif terhadap makanan berserat dibandingkan dengan makanan cepat saji. Namun, kecenderungan memilih makanan cepat saji masih termasuk tinggi. Peneliti menduga hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan waktu dan kesibukan, serta sulitnya mengakses makanan berserat dibanding makanan cepat saji. Kata Kunci: Makanan cepat saji, Makanan berserat, IAT, Sikap eksplisit, Sikap implisi

    Uji Reliabilitas dan Validitas Eksternal The Raven’s Standard Progressive Matrices

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi terkini mengenai reliabilitas dan validitas The Raven Standard Progressive Matrices (SPM) dalam konteks Indonesia. Dalam penelitian ini kami menggunakan data (N=583) yang telah tersedia, dengan rentang usia antara 13 – 61 tahun. Kami menggunakan metode Cronbach’s Alpha untuk menguji reliabilitas SPM dan metode validitas kriteria dengan the Culture Fair Intelligence Test (CFIT) sebagai alat ukur pembanding untuk menguji validitas eksternal dari SPM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SPM memiliki reliabilitas yang memuaskan, sebesar .84 (M = 47.20, SD = 6.06). Kemudian juga terbukti valid dengan validitas kriteria yang moderat (r(136) = .64, r2= .41, p < .01). Untuk penelitian selanjutnya, bisa dilakukan investigasi kegunaan diagnostik dari SPM dengan kelompok khusus, seperti kelompok individu cerdas istimewa dan kelompok individu dengan disabilitas inteligensi

    Psychometric Evaluation of Newly Developed Self-Assessment of Entrepreneurial Competencies

    Get PDF
    Entering the ASEAN economic community today, Indonesia activelyencourages the number of entrepreneurs. One of the primary resourcesis from the graduates of the vocational high school. The school needsa strategic way to evaluate the improvement of its entrepreneurship curriculum. Therefore, we designed a self-assessment of entrepreneurial competencies. The authors developed an assessment consists of various soft skill and hard skill competencies. Participants were asked to assess own abilities, according to the statements provided. The participants were 258 graduated vocational students from Yogyakarta and Jakarta. From 137 preliminary items, we took 24 best items. Results showed that three-factor model provided an adequate fit for the data. Business management capabilities, strategic thinking skills in managing the business, and the ability to see the opportunities emerged as first-order factors. The reliability estimation with the internal consistency method involved the Cronbach’s alpha for all subtests showed excellent results. Future studies are still needed to test the predictive power of the test tool to the success of graduateswho becomean entrepreneur
    corecore