375 research outputs found
Peramalan Tingkat Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) Menggunakan Metode Vector Autoregressive Exogenous (VARX)
Penggunaan metode VARX dengan variabel endogen suku bunga PUAB dan BI rate serta variabel eksogen yaitu SIBOR menghasilkan model terbaik berdasarkan nilai AIC terkecil yaitu model VARX(2,1)
Growth and Survival Rate of Common Carp (Cyprinus Carpio L) with Different Biofilter Combination in Recirculation Aquaponic System
This study was conducted for 60 days from 29 June until 28 August 2013, in Laboratory Breeding Unit of the Faculty of Fisheries and Marine Sciences University of Riau. The aim of the study was to determine the growth and survival rate of common carp (Cyprinus carpio L) using a biofilter fresh water clam (Pilsbryoconcha exilis) on aquaponic system. The method used in this study was experimen with 1 factor and 4 treatments. The treatments were density of 10, 20, 30, and 40 kangkung (Ipomoea reptana) of each treatment.The best result was invented on P3 (density of 40 watch) with absolute growth rate of 8,09 gram, length growth rate of 4,83 cm, daily growth rate 2,39%, survival rate of 97,76% and biomass rate of 154,49 gram. The best water quality parameters recorded during in the research period was achieved by P3 of ammonia (NH3) 0.02-0.05 mg/l, nitrite (NO2) 0.05-0.06 mg/l, nitrate (NO3) 1.64-0.63 mg/l, temperature 27-290 C, pH 5-6, dissolved oxygen (DO) 3-3.46 mg/l, and (CO2) 6.34-10.78 respectively
Correlation length of hydrophobic polyelectrolyte solutions
The combination of two techniques (Small Angle X-ray Scattering and Atomic
Force Microscopy) has allowed us to measure in reciprocal and real space the
correlation length of salt-free aqueous solutions of highly charged
hydrophobic polyelectrolyte as a function of the polymer concentration ,
charge fraction and chain length . Contrary to the classical behaviour
of hydrophilic polyelectrolytes in the strong coupling limit, is strongly
dependent on . In particular a continuous transition has been observed from
to when decreased from 100% to
35%. We interpret this unusual behaviour as the consequence of the two features
characterising the hydrophobic polyelectrolytes: the pearl necklace
conformation of the chains and the anomalously strong reduction of the
effective charge fraction.Comment: 7 pages, 5 figures, submitted to Europhysics Letter
AFM-based mechanical characterization of single nanofibres
Nanofibres are found in a broad variety of hierarchical biological systems as fundamental structural units, and nanofibrillar components are playing an increasing role in the development of advanced functional materials. Accurate determination of the mechanical properties of single nanofibres is thus of great interest, yet measurement of these properties is challenging due to the intricate specimen handling and the exceptional force and deformation resolution that is required. The atomic force microscope (AFM) has emerged as an effective, reliable tool in the investigation of nanofibrillar mechanics, with the three most popular approaches—AFM-based tensile testing, three-point deformation testing, and nanoindentation—proving preferable to conventional tensile testing in many (but not all) cases. Here, we review the capabilities and limitations of each of these methods and give a comprehensive overview of the recent advances in this field
Perancangan Promosi Bitter Sweet Cafe Mojokerto
Bitter Sweet Cafe merupakan salah satu cafe yang baru saja berdiri di kota Mojokerto. Namun, karena kurangnya promosi yang dilakukan oleh Bitter Sweet Cafe sejak awal menyebabkan nya kurang dikenal oleh masyarakat Mojokerto sendiri. Oleh karena itu, untuk menjangkau sasaran konsumen dan mengenalkan dan produk dari Bitter Sweet Cafe di benak konsumen dibutuhkan sebuah perancangan promosi yang efektif, komunikatif, dan efisien untuk menyampaikan pesan kepada sasaran konsumen. Dengan adanya perancangan promosi ini diharapkan Bitter Swet Cafe dapat menunjukkan eksistensinya di tengah persaingan bisnis cafe yang semakin ketat
Metal/organic/metal bistable memory devices
We report a bistable organic memory made of a single organic layer embedded
between two electrodes, we compare to the organic/metal nanoparticle/organic
tri-layers device [L.P. Ma, J. Liu, and Y. Yang, Appl. Phys. Lett. 80, 2997
(2002)]. We demonstrate that the two devices exhibit similar
temperature-dependent behaviors, a thermally-activated behavior in their low
conductive state (off-state) and a slightly "metallic" behavior in their high
conductive state (on-state). This feature emphasizes a similar origin for the
memory effect. Owing to their similar behavior, the one layer memory is
advantageous in terms of fabrication cost and simplicity
Using Streptomyces Xylanase to Produce Xylooligosacharide From Corncob
Streptomyces 234P-16 and SKK1-8 are xylanase-producing bacteria. Corncob xylan were extracted using acidified method. Crude enzymes (produced by centrifuging the culture) were used to hydrolyze xylan from 2 varieties of corncob. Crude extract activity was measured by using DNS (Dinitrosalisilic Acid) method. Xylanase from strain 234P-16 has the highest activity if cultivated in 1% Hawaii xylan, whereas strain SKK1-8 on 1.5% Bisma xylan. SKK1-8 xylanase can hydrolize corncob xylan (1% Hawaii or 1.5% Bisma xylan) within 4 hours and produce xylooligosacharide with polymerization degree of 4.76 and 6.37, respectively
Kajian Arsitektur Percandian Petirtaan di Jawa (identifikasi)
Penelitian ini merupakan penelitian awal tentang identifikasi percandian tipe petirtaan di Jawa baik pada masa Klasik Tengah dan Muda. Penelitian ini akan ditekankan pada aspek perkembangan dan korelasi dengan percandian lainnya baik di kawasan yang sama atau berbeda. Penelitian terhadap desain arsitektur percandian pada umumnya ditekankan pada candi-candi menara, sementara candi-candi yang bertipe petirtaan masih belum banyak dilakukan. Penelitian terhadap ranah ini dapat membuka wawasan bahwa bangunan candi hanya berbentuk menara melainkan juga ada yang berbentuk petirtaan kayu. Di sisi lain penelitian candi-candi tersebut pada umumnya didasarkan pada pendekatan ilmu kesejarahan dan arkeologi. Oleh karena itu penelitian ini mencoba untuk mengenali percandian petirtaan dalam perspektif ilmu arsitektur dari sudut pandang form dan space..Penelitian ini mengambil lokasi di Jawa dan Bali. Kawasan ini diperkirakan relatif masih banyak memiliki temuan-temuan yang mengandung unsur-unsur percandian tersebut. Percandian di kawasan ini memiliki artefak reruntuhan candi dan sisa-sisa permukiman kuno yang dibangun kurang lebih dari abad 8 sampai 15 Masehi. Bali merupakan contoh konkret bagaimana tipe arsitektur ini masih digunakan khususnya pada Pura-puranya.Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola-pola bangunan tipe ini. Melalui penelitian ini diharapkan akan diketahui pula korelasi bentuk arsitekturalnya dengan arsitektur candi lain Spada umumnya. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan dan masukan kepada pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan ‘desain arsitektur percandian di Nusantara’ Temuan-temuan yang diperoleh diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai pengembangan dan rekontekstualisasi nilai-nilai seni arsitektur percandian di masa kini. Â
Kajian Arsitektur Percandian Petirtaan di Jawa (identifikasi)
Penelitian ini merupakan penelitian awal tentang identifikasi percandian tipe petirtaan di Jawa baik pada masa Klasik Tengah dan Muda. Penelitian ini akan ditekankan pada aspek perkembangan dan korelasi dengan percandian lainnya baik di kawasan yang sama atau berbeda. Penelitian terhadap desain arsitektur percandian pada umumnya ditekankan pada candi-candi menara, sementara candi-candi yang bertipe petirtaan masih belum banyak dilakukan. Penelitian terhadap ranah ini dapat membuka wawasan bahwa bangunan candi hanya berbentuk menara melainkan juga ada yang berbentuk petirtaan kayu. Di sisi lain penelitian candi-candi tersebut pada umumnya didasarkan pada pendekatan ilmu kesejarahan dan arkeologi. Oleh karena itu penelitian ini mencoba untuk mengenali percandian petirtaan dalam perspektif ilmu arsitektur dari sudut pandang form dan space..Penelitian ini mengambil lokasi di Jawa dan Bali. Kawasan ini diperkirakan relatif masih banyak memiliki temuan-temuan yang mengandung unsur-unsur percandian tersebut. Percandian di kawasan ini memiliki artefak reruntuhan candi dan sisa-sisa permukiman kuno yang dibangun kurang lebih dari abad 8 sampai 15 Masehi. Bali merupakan contoh konkret bagaimana tipe arsitektur ini masih digunakan khususnya pada Pura-puranya.Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola-pola bangunan tipe ini. Melalui penelitian ini diharapkan akan diketahui pula korelasi bentuk arsitekturalnya dengan arsitektur candi lain Spada umumnya. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan dan masukan kepada pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan ‘desain arsitektur percandian di Nusantara’ Temuan-temuan yang diperoleh diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai pengembangan dan rekontekstualisasi nilai-nilai seni arsitektur percandian di masa kini. Â
- …