24 research outputs found

    Populasi Hiu Martil Di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Meulaboh Kabupaten Aceh Barat

    Get PDF
    The territorial waters of West Aceh, Aceh Province is an area with a long topography and wide sea. The water area is included in the Republic of Indonesia State Fisheries Management Area (WPPNRI) 572. The hammerhead shark Sphyrna lewini is not significantly different from the hammerhead shark Sphyrna mokarran, both of which are characterized by their heads widening laterally and being less than a third of their body shape. Sphyrna lewini has a body size ranging from 50 cm to 420 cm, which generally lives in the tropics and is easily found in island waters with a continental shelf reaching a depth of 275 m. Its important role can be seen from an ecological perspective in the development of conservation and sustainable marine and fishery resources. This should be managed responsibly for the sake of creating a prosperous and independent society. West Aceh district is a coastal area that is rich in fishery products. This is inseparable from its location directly facing the Indian Ocean which is rich in fish. However, the sustainability of the hammerhead shark is not yet known in detail. Therefore, a study on the sustainability of hammerhead sharks at PPI Meulaboh needs to be carried out. The method used in this study was a field experiment (experimental fishing) from fishermen’s catches. Furthermore, the data obtained were tabulated and analyzed. Overall, the size of the hammerhead shark caught by fishermen was in the interval of 62.5-93.5 cm. By sex, there were 19 male sharks and 20 female sharks. The maximum length (L∞) was 96 cm. Furthermore, the value of K was 0.290 per year. The Von Bertanlffy growth equation model was Lt = 91.6(1-e-0.29(t+0.03)). The value of total mortality (Z) was 0.84 and natural mortality (M) was 0.94 with a temperature of 29 0C, where the incidence of natural deaths was greater than fishing deaths. Fishing mortality (F) was 0.10, with an exploitation ratio (E) was of 0.12.Wilayah perairan Aceh Barat Provinsi Aceh merupakan wilayah dengan topografi serta memiliki panjang dan laut yang sangant luas. Wilayah perairan tersebut termasuk dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 572. Hiu martil jenis Sphyrna lewini ini tidak berbeda jauh dengan hiu martil Sphyrna mokarran dimana memiliki ciri kepala melebar ke samping dan lebarnya kurang dari sepertiga bentuk tubuhnya. Sphyrna lewini mampu memiliki ukuran tubuh mulai dari 50 sampai 420 cm umumnya hidup di daerah tropis dan mudah dijumpai di perairan kepulauan serta paparan benua yang mencapai kedalaman 275 m. Peran penting dilihat dari sisi ekologi pengembangan pelestarian serta berkelanjutan sumberdaya kelautan dan perikanan seharusnya di kelola dengan bertanggungjawab demi terciptanya masyarakat yang makmur dan sejahtera, mandiri untuk lebih baik. Kabupaten Aceh Barat merupakan wilayah pesisir yang kaya akan hasil perikanannya. Hal tersebut tidak terlepas dari letaknya yang menghadap langsung Samudera Hindia yang kaya akan ikan. Namun belum banyak diketahui secara detail keberlanjutan salah satu dari ikan hiu martil. Oleh karena itu perlu dikaji keberlanjutan hiu martil di PPI Meulaboh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu percobaan lapangan (experimental fishing) hasil tangkapan nelayan. Selanjutnya data yang didapatkan ditabulasikan dan dianalisis. Secara keseluruhan ukuran hiu martil hasil tangkapan nelayan dengan selang ukuran 62,5-93,5 cm. Jenis kelamin jumlah hiu jantan sebanyak 19 ekor dan betina berjumlah 20 ekor. ukuran panjang maksimum (L∞) yakni dengan ukuran 96 cm. Selanjutnya nilai K sebesar 0.290 pertahun. model persamaan pertumbuhan Von Bertanlffy yakni Lt = 91,6(1-e-0,29(t+0,03)). Nilai mortalitas total (Z) sebesar 0.84, mortalitas alami (M) dengan nilai 0.94 dengan kisaran suhu 290C dimana kematian alami lebih besar dibandingkan dengan kematian penangkapan. mortalitas penangkapan (F) sebesar 0.10 dengan rasio eksploitasi (E) sebesar 0.12

    Pertumbuhan dan Mortalitas Tuna Bambulo Gymnosarda unicolor (Ruppell) di Perairan Simeulue (Pulau Babi dan Lasia), Provinsi Aceh

    Get PDF
    Ukuran tuna bambulo dapat memberikan informasi tentang pola pertumbuhan, populasi dansebaran ikan sehingga dapat mengidentifikasi keberadaan stok ikan. Tujuan dari penelitian untukmengetahui ukuran panjang dan pola pertumbuhan tuna bambulo yang didaratkan di TPILabuhan Bajau (Teupah Selatan) Kabupaten Simeulue. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-November 2016. Pengambilan data dilaksanakan di perairan Simeulue seminggu sekali. Datayang dikumpulkan berupa data panjang cagak (fork lenght). Analisis frekuensi panjang ikanuntuk menentukan selang kelas, nilai tengah dan ukuran panjang ikan dihitung meng gunakanrumus distribusi frekuensi. Pendugaan panjang pertama kali tertangkap dilakukan denganmembuat grafik berbentuk S antara (Sumbu Y dan Sumbu X). Parameter pertumbuhan ikan (Kdan L) menggunakan sub program ELEFAN I yang terdapat pada software FISAT II. Jumlahtotal hasil tangkapan tuna bambulo (Gymnosarda unicolor (Ruppell)) yang berhasil diukursebanyak 190 ekor. Ukuran panjang cagak tuna bambulo berkisar antara 45,5-111,5 cm. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pendugaan panjang tuna bambulo pertama kali tertangkap diperairan Simeulue (pulau Lasia dan pulau Babi) pada ukuran panjang 65,18 cm. Hasil analisisfrekuensi panjang tuna bambulo menggunakan metode Von Bertanlanffy yang menggunakandata panjang maksimum (L∞) yang berukuran 121,28 cm, nilai K sebesar 0,790 pertahun, umurteoritis sebesar 0,084 tahun dan indek penampilan pertumbuhan (Ø) sebesar 4,0. Hasil analisislenght convented catch curve menunjukkan bahwa nilai mortalitas total (Z) sebesar 2,40,mortalitas alami (M) sebesar 1,09 dengan kisaran suhu 31 o C, mortalitas penangkapan (F) sebesar1,31, rasio ekploitasi (E) sebesar 0,55.Kata kunci: Bambulo, Mortalitas, Perairan Simeulue, Pertumbuhan, Ukuran

    “TUBIFEX INSTAN (FEXTAN)”: PAKAN ALTERNATIF BAGI UNIT PERBENIHAN IKAN LELE DI WILAYAH KABUPATEN NAGAN RAYA PROPINSI ACEH

    Get PDF
    One of the critical phases in the production of lele sangkuriang (catfish) seeds is the rearing of larvae - post larvae - seed. During this phase, its growth is strongly influenced by feed, in particular natural feed and or feed that suits the needs of the fish. Tubifex sp type natural feed is one type of feed that is generally used by Balai Benih Ikan,BBI, fish state hatchery) during the rearing period of lele sangkuriang seed. The results of discussions and sharing with technicians and employees of BBI Parom Nagan Raya and surrounding fish farmers, information was obtained that so far they have been very dependent on live tubifex type natural feed ordered from North Sumatera Province for lele sangkuriang rearing (for fourteen days of rearing). The need for live tubifex for one cycle of activity is 5 kg-10 kg, at a price of Rp.100.000/kg (IDR), excluding the cost of box packing + shipping costs to Nagan Raya. Departing from the problem of these partners (BBI), the implementation team of the Pengabdian Berbasis Riset (PBR) of Universitas Teuku Umar (UTU), has agreed to introduce science and technology in the form of introduction of instant tubifex/fexTan artificial feed. "Instant tubifex" is a type of artificial feed that is designed to resemble/ mimic which physically (color, shape) is like the original tubifex. It's just that this fexTan feed is easy to produce, raw materials in Aceh are very available, and the price per kg is still affordable/economically calculated and uses simple equipment. This PBR activity is carried out through two methods, namely lectures and discussions and demonstrations at partner locations. For information that this fexTan is produced from the main raw material for baby tuna (Thunnus sp) or known as sisik fish (local name), priced at Rp.50.000/kg and crude protein ±30%. Baby tuna fish that has undergone certain stages/processes, which are then molded based on the desired meshsize and put in plastic cups as packing containers and for subsequent use can be stored in the freezer. The results of PBR's activities for two days show that: i) there has been an increase in partner knowledge and competence about fexTan, ii) the availability of fexTan production facilities, iii) partner productivity has increased, iv) increased partner profits

    Karakter Morfometrik Dan Asosiasi Tuna Sirip Kuning Thunnus Albacares Dan Tuna Bambulo Gymnosarda Unicolor (Ruppell) Di Perairan Simeulue, Provinsi Aceh

    Get PDF
    Pulau Simeulue yang dikelilingi oleh terumbu tepi, secara geografis termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Simeulue yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Tuna sirip kuning Thunnus albacares dan tuna bambulo Gymnosarda unicolor merupakan jenis epipelagik yang potensial di perairan Simeulue. Kedua jenis tuna ini belum banyak dipelajari karakter bio-ekologinya. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui karakter morfometrik dan mengkaji asosiasi spesifik tuna di perairan Simeulue. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2017, dengan metode pengamatan dan pengukuran langsung tuna hasil tangkapan nelayan yang menggunakan alat tangkap pancing ulur, dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis komponen utama (principal component analysis) dan analisis cluster. Hasil tangkapan tuna sirip kuning sebanyak 85 ekor dengan kelas ukuran 35-105 cm dan sebanyak 189 ekor tuna bambulo dengan kelas ukuran 40-110 cm. Karakter morfometrik tuna sirip kuning dan tuna bambulo yang didominasi ukuran besar terdapat di stasiun Teupah Selatan, dan dominasi ukuran kecil di stasiun Simeulue Timur. Asosiasi spesifik tuna sirip kuning dan tuna bambulo pada tingkat similaritas 80,0% membentuk 3 (tiga) kelompok

    EVALUASI PERTUMBUHAN PANJANG SPESIFIK IKAN PATIN (Pangasius sp.) MELALUI PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR DAN VITAMIN E PADA PAKAN

    Get PDF
    Siamese catfish (Pangasius sp.) is one of the fresh water commodity that has great prospects because it has a fairly high selling value as well as the culture methods that are not difficult to developmentas. The research was conducted for 60 days..This study aims to evaluate the addition of moringa leaf extract and vitamin E to increase long growth and also increase the efficiency of utilization of siamese catfish seed feed. The method used is the experimental method, namely Completely Randomized Design (CRD) with 4 levels of treatment and 4 replications, the details of the treatment are as follows: A). Controls: Commercial Feed; B). Commercial Feed + EDK 100mL/kg feed + Vit. E 200 mg/kg feed; C). Commercial Feed + EDK 150 ml/kg feed + Vit. E 200 mg/kg feed; D). Commercial Feed + EDK 200 ml/kg feed + Vit. E 200 mg/kg feed. The results showed that the addition of Moringa leaf extract as much as 150 ml/kg feed and vitamin E as much as 200 mg/kg feed was the best treatment and showed a significant effect (P<0.05) on specific growth in length (1.07 ± 0.22% / day), feed use efficiency (84.21 ± 7.26%) and total feed consumption (200.00 ± 0.82g)

    KARAKTER MORFOMETRIK DAN ASOSIASI TUNA SIRIP KUNING Thunnus albacares DAN TUNA BAMBULO Gymnosarda unicolor (Ruppell) DI PERAIRAN SIMEULUE, PROVINSI ACEH

    Get PDF
    Pulau Simeulue yang dikelilingi oleh terumbu tepi, secara geografis termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Simeulue yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Tuna sirip kuning Thunnus albacares dan tuna bambulo Gymnosarda unicolor merupakan jenis epipelagik yang potensial di perairan Simeulue. Kedua jenis tuna ini belum banyak dipelajari karakter bio-ekologinya. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui karakter morfometrik dan mengkaji asosiasi spesifik tuna di perairan Simeulue. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2017, dengan metode pengamatan dan pengukuran langsung tuna hasil tangkapan nelayan yang menggunakan alat tangkap pancing ulur, dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis komponen utama (principal component analysis) dan analisis cluster. Hasil tangkapan tuna sirip kuning sebanyak 85 ekor dengan kelas ukuran 35-105 cm dan sebanyak 189 ekor tuna bambulo dengan kelas ukuran 40-110 cm. Karakter morfometrik tuna sirip kuning dan tuna bambulo yang didominasi ukuran besar terdapat di stasiun Teupah Selatan, dan dominasi ukuran kecil di stasiun Simeulue Timur. Asosiasi spesifik tuna sirip kuning dan tuna bambulo pada tingkat similaritas 80,0% membentuk 3 (tiga) kelompok

    PENGGUNAAN SENSOR INFRARED THERMOMETER UNTUK MENDETEKSI TEMPERATUR PADA TROMOL REM MOBIL

    Get PDF
    ABSTRAK Pengereman pada mobil saat berada pada jalanan menurun akan menyebabkan kenaikan temperatur pada tromol rem akibat gesekan yang terjadi. Jika kondisi temperatur pada tromol rem mobil terlalu tinggi dapat menyebabkan rem blong sehingga tidak dapat berfungsi dengan semestinya. Hal ini dapat menyebabkan kecelakaan. Untuk itu perlu dibuat suatu sistem peringatan yang dapat membantu pengemudi mengetahui kondisi rem kendaraan mereka seperti sensor yang dapat membaca temperatur rem agar dapat melakukan tindakan pencegahan. Tugas akhir ini melakukan penelitian pembuatan sensor pendeteksi temperatur rem tromol mobil dengan menggunakan sensor infrared thermometer MLX 90614 berbasis mikrokontroler arduino sebagai unit pengontrolan. Pendeteksian temperatur pada rem dilakukan dengan pemasangan sensor MLX 90614 pada tromol rem mobil. Sensor yang digunakan dihubungkan dengan mikrokontroler Arduino sebagai unit pengontrol untuk mengatur batas temperatur maksimum yang ditoleransi. Saat temperatur pada tromol rem mobil mencapai batas maksimum maka sensor akan mengirim sinyal ke mikrokontroler Arduino dan mengeluarkan peringatan berupa menyalanya alarm dan lampu LED yang dapat digunakan sebagai peringatan kepada pengemudi kendaraan. Penelitian yang dilakukan telah berhasil dengan tingkat presisi dan akurasi temperatur yang baik sehingga dapat diaplikasikan pada kendaraan-kendaran umum dan pribadi sebagai salah satu sistem peringatan. Kata kunci : Sensor MLX 90614, Arduino, Rem Tromol. KAT

    PENERAPAN SANITATION AND HYGIENE DALAM PROSES PRODUKSI SAVORY CRABS DI UKM DesaKitara

    Get PDF
    Savory crabs is a typical souvenir product of Tarakan city which was made from keraca crab raw materials. The processing of savory crabs must pay attention to sanitation and hygiene for producing safe products for consumption. Sanitation includes a clean and aseptic way of working, while hygiene is defined as the implementation of sanitation principles to maintain environmental health and cleanliness. The purpose of this activity was to know the implementation of sanitation and hygiene in the production process of savory crabs at UKM DesaKitara. The methods used were observation, interviews, socialization, evaluation and follow up. The aspects of sanitation and hygiene was observed include water safety, sanitation and hygiene of raw materials, sanitation and hygiene of workers, sanitation and hygiene of equipments, as well as sanitation and hygiene of end products. In addition, prevention of cross-contamination and waste handling are also observed
    corecore