2,495 research outputs found
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III DALAM MATA PELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini meneliti tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III dalam mata pelajaran IPS di sekolah dasar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa bila menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan dilapangan bahwa hasil belajar peserta didik kelas III di SDN X masih rendah. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajarannya siswa belum bisa bekerja sama dalam kelompok dan siswa kurang termotivasi untuk belajar IPS dikarenakan pembelajaran yang monoton. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen pembelajaran berupa lembar kerja siswa dan lembar observasi aktivitas kerja sama siswa. Hasil penelitian ini diantaranya menyimpulkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas III SDN X. Hal ini dapat dilihat dari persentase hasil belajar peserta didik pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil observasi dari setiap siklus dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Dengan demikian penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan salah satu alternatif dalam proses pembelajaran IPS maupun pada mata pelajaran lain
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT LIKUIDITAS PEREKONOMIAN (M2) DI INDONESIA PADA TAHUN 1998. I - 2005. IV PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL (ECM)
Penelitian ini berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Likuiditas Perekonomian (M2) di Indonesia pada Tahun 1998.1 – 2005.4. Dengan
pendekatan Error Correction Model (ECM).
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dengan data
kuartalan dari tahun 1998 – 2005 yang diperoleh dari Bank Indonesia dan Bursa
Efek Jakarta. Langkah-langkah data dimulai dari uji Stasioneritas, uji analisis ECM,
uji Asumsi Klasik dan uji Statistik.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa variabel yang stasioner yaitu
Likuiditas Perekonomian (M2), Inflasi, Suku Bunga Deposito, Suku Bunga SBI,
Kurs Dollar AS dan Pertumbuhan Ekonomi.
Pada analisis ECM nampak bahwa pada nilai ECT 0.65414, hal ini berarti
nilai ECT sudah memenuhi kriteria yaitu 0 < 0.065414 < 1, sehingga dapat
digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel Independen terhadap variabel
Dependen.
Pada uji Asumsi Klasik dapat diketahui bahwa pada uji Multikolinieritas
terdapat masalah Multikolonieritas dan pada uji Normalitas distribusi Ut normal,
sedangkan pada uji Heteroskedastisitas, uji Autokorelasi dan uji Spesifikasi model
tidak terdapat masalah dalam model.
Pada model jangka pendek dapat diketahui bahwa variabel kurs Dollar AS
berpengaruh signifikan terhadap variabel likuiditas perekonomian (M2) pada tingkat
signifikan sampai dengan α = 0.10. Sedangkan pada variabel Inflasi, Suku Bunga
Deposito, Suku Bunga SBI dan Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh
signifikan.
Pada model jangka panjang variabel Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh
signifikan terhadap variabel likuiditas perekonomian (M2) pada tingkat signifikan
sampai dengan α = 0.10. Sedangkan pada variabel Inflasi, Suku Bunga Deposito,
Suku Bunga SBI dan Kurs tidak berpengaruh signifikan.
Pada hasil kebaikan model atau uji F menunjukkan bahwa variabel Inflasi,
Suku Bunga Deposito, Suku Bunga SBI, Kurs dan Pertumbuhan Ekonomi secara bersama-sama berpengaruh pada Likuiditas Perekonomian (M2), sehingga model
yang digunakan eksis. Nilai koefisien determinasi (R2
) sebesar 0.760234 yang
menunjukkan bahwa sekitar 76.02 % tingkat likuiditas perekonomian (M2) di
Indonesia dapat dijelaskan oleh variabel Inflasi, Suku Bunga Deposito, Suku Bunga
SBI, Kurs dan Pertumbuhan Ekonomi, sedangkan sisanya 23.98 % dijelaskan oleh
variabel bebas lain diluar model yang diestimasi
Fardatxo per desar?: Educar per a la tolerància des d'una perspectiva intercultural
Abstract not availabl
HUBUNGAN PERAN PETUGAS DAN PENGALAMAN KB DENGAN PERGANTIAN METODE KB BAGI AKSEPTOR KB GANTI METODE DI KECAMATAN TEMBALANG TRIWULAN II TAHUN 2016
Pada tahun 2015 di Jawa Tengah terdapat 48.541 akseptor yang mengganti metode KB, paling banyak mengganti metode kontrasepsinya ke suntik. Di kota Semarang terdapat 1.333 akseptor yang mengganti motode KB dan paling banyak mengganti ke suntik.Di Kecamatan Tembalang tercatat 75 akseptor telah berganti metode KB dari periode 2013-2015. Studi pendahuluan pada 10 akseptor ganti metode KB diketahui bahwa lebih dari setengah mengganti metode KB dari MKJP ke non-MKJP dengan alasan terbesar dikarenakan efek samping yaitu gangguan menstruasi (100%), perubahan berat badan (80%), gangguan perdarahan (40%), dan keputihan (20%). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan peran petugas KB dan pengalaman KB dengan pergantian metode KB di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan desain penelitian cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor ganti metode KB yang tercatat di puskesmas Kedungmundu dan Rowosari dengan sampel adalah total populasi yang berjumlah 56 orang. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi Square dengan tingkat signifikasni (α) 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase terbesar kelompok peran petugas KB berada pada kelompok kurang berperan (51,8%), tidak ada pengalaman KB diri sendiri (100%), dan tidak ada pengalaman KB orang lain (78,6%). Hasil analisis Chi Squaredengan metode Koreksi Yates, tidak ada hubungan peran petugas KB dengan pergantian metode KB (p value: 0,636), dan tidak ada hubungan pengalaman KB orang lain dengan pergantian metode KB (p value: 0,761). Disarankan bagi petugas KB untuk memberikan penjelasan lebih rinci mengenai KB kepada akseptor.
Kata Kunci: pergantian metode KB, peran petugas KB, pengalaman KB, akseptor ganti metode K
Jajak Pendapat Timor Timur Dalam Perspektif Perlindungan Hukum Masyarakat Sipil Pasca Konvensi Jenewa 1949
This study aims to determine the dedermination of East Timor in the perspective of the legal protection of civilians after the Geneva Convention of 1949. This study is a normative law. The method used is the approach Statute and Conceptual approach. Results of the study found that First , there is no post- Civil Legal Protection East Timor According to the 1949 Geneva Convention (IV Geneva Convention Concerning the Protection of Civilian Persons in war) . Second , the Indonesian government be held accountable law violations against the self determination of East Timor in 199
Magnetic fields on young, moderately rotating Sun-like stars - I: HD~35296 and HD~29615
Observations of the magnetic fields of young solar-type stars provide a way
to investigate the signatures of their magnetic activity and dynamos.
Spectropolarimetry enables the study of these stellar magnetic fields and was
thus employed at the T\'{e}lescope Bernard Lyot and the Anglo-Australian
Telescope to investigate two moderately rotating young Sun-like stars, namely
HD 35296 (V119 Tau, HIP 25278) and HD 29615 (HIP 21632). The results indicate
that both stars display rotational variation in chromospheric indices
consistent with their spot activity, with variations indicating a probable
long-term cyclic period for HD 35296. Additionally, both stars have complex,
and evolving, large-scale surface magnetic fields with a significant toroidal
component. High levels of surface differential rotation were measured for both
stars. For the F8V star HD 35296 a rotational shear of =
0.22 rad/d was derived from the observed magnetic profiles.
For the G3V star HD 29615 the magnetic features indicate a rotational shear of
= 0.48 rad/d, while the spot features, with a
distinctive polar spot, provide a much lower value of of
0.07 rad/d. Such a significant discrepancy in shear values
between spot and magnetic features for HD 29615 is an extreme example of the
variation observed for other lower-mass stars. From the extensive and
persistent azimuthal field observed for both targets it is concluded that a
distributed dynamo operates in these moderately rotating Sun-like stars, in
marked contrast to the Sun's interface-layer dynamo.Comment: 18 Pages, 13 figures, 5 tables, accepted for publication in MNRA
The relation between stellar magnetic field geometry and chromospheric activity cycles - I. The highly variable field of ɛ Eridani at activity minimum
The young and magnetically active K dwarf Epsilon Eridani exhibits a chromospheric activity cycle of about 3 years. Previous reconstructions of its large-scale magnetic field show strong variations at yearly epochs. To understand how Epsilon Eridani's large-scale magnetic field geometry evolves over its activity cycle we focus on high cadence observations spanning 5 months at its activity minimum. Over this timespan we reconstruct 3 maps of Epsilon Eridani's large-scale magnetic field using the tomographic technique of Zeeman Doppler Imaging. The results show that at the minimum of its cycle, Epsilon Eridani's large-scale field is more complex than the simple dipolar structure of the Sun and 61 Cyg A at minimum. Additionally we observe a surprisingly rapid regeneration of a strong axisymmetric toroidal field as Epsilon Eridani emerges from its S-index activity minimum. Our results show that all stars do not exhibit the same field geometry as the Sun and this will be an important constraint for the dynamo models of active solar-type stars
- …
