20 research outputs found

    INOVASI PEMANFAATAN EKSTRAK ALGA HIJAU Ulva sp dari PANTAI LUK,SUMBAWA SEBAGAI KANDIDAT ANTIBAKTERI TERHADAP Salmonella thypi dan Staphylococcus aureus

    Get PDF
    Indonesia is a maritime country that has rich marine resourcesoverflow. One of them is algae, which are distributed in almost all watersIndonesia is included in the Luk sea area, Sumbawa. Wrong type of potential algaehas the most content of primary and secondary metabolite compounds is algaegreen. This research was conducted to determine the antibacterial activity of the extractrough green algae from Luk beach. This research includes identifying green algaebased on morphological characteristics, followed by extracting green algae usingThe maceration method using distilled water was previously carried out in three preparationssamples namely drying (27 ° C), heating (70-80 ° C) and cooling (-10 ° C),each tested with a concentration of 20%, 40%, 60%, 80% and 100% then testedin vitro against Salmonella thypi and Staphylococcus aureus. TestingGreen algae antibacterial shows a different zone of inhibition in each type of extractionand concentrations of both pathogenic bacteria. The greatest inhibition zone against s.thypi isby using the extraction method with a concentration of 60% drying and method100% heating, while the greatest against s.aureusi is by usingextraction method heating concentration 80%.Indonesia termasuk negara maritim yang memiliki sumber kekayaan alam laut yangmelimpah. Salah satunya yaitu alga yang persebarannya hampir di seluruh perairanIndonesia termasuk di kawasan laut Luk, Sumbawa. Salah jenis alga potensial yangmemiliki paling banyak kandungan senyawa metabolit primer dan sekunder adalah algahijau. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrakkasar alga hijau dari pantai Luk. Penelitian ini meliputi pengidentifikasian alga hijauberdasarkan ciri morfologi, dilanjutkan dengan mengekstraksi alga hijau menggunakanmetode maserasi dengan pelarut akuades yang sebelumnya dilakukan tiga preparasisampel yaitu pengeringan (27 °C), pemanasan (70-80 °C) dan pendinginan (-10 °C),masing-masing diuji dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% kemudian diujisecara in vitro terhadap Salmonella thypi dan Staphylococcus aureus. Pengujianantibakteri alga hijau menunjukkan zona hambat yang berbeda pada setiap jenis ekstraksidan kosentrasi kedua bakteri patogen. Zona hambat paling besar terhadap s.thypi yaitudengan menggunakan ektraksi metode pengeringan kosentrasi 60% dan metodepemansan 100%, sedangkan paling besar terhadap s.aureusi yaitu dengan menggunakanektraksi metode pemanasan kosentrasi 80%

    Aktivitas Antibakteri Ekstrak Alga Merah dari Pantai Luk, Sumbawa terhadap Salmonella thypi dan Staphylococcus aureus

    Get PDF
    Indonesia termasuk negara maritim yang memiliki sumber kekayaan alam laut yang melimpah. Salah satunya yaitu alga yang persebarannya hampir di seluruh perairan Indonesia termasuk di kawasan laut Luk, Sumbawa. Jenis alga potensial yang memiliki paling banyak kandungan senyawa metabolit primer dan sekunder adalah alga merah. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak kasar alga merah dari pantai Luk. Penelitian ini meliputi pengidentifikasian alga merah berdasarkan ciri morfologi, dilanjutkan dengan mengekstraksi alga merah menggunakan metode maserasi dengan pelarut akuades yang sebelumnya dilakukan tiga preparasi sampel yaitu pengeringan (27 °C), pemanasan (70-80 °C) dan pendinginan (-10 °C), masing-masing diuji dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% kemudian diuji secara in vitro terhadap Salmonella thypi dan Staphylococcus aureus. Hasil identifikasi dari tiga spesies alga merah yang didapatkan dari pantai Luk yaitu Gracilaria salicornia, Galaxaura sp, dan Halymenia sp. Pengujian antibakteri alga merah menunjukkan  zona hambat yang berbeda pada setiap spesies terhadap kedua bakteri patogen. Masing-masing ekstrak kasar alga merah memiliki metode preparasi ekstrak optimal yang berbeda. Zona hambat terbesar dari ekstrak Gracilaria salicornia terhadap S. thypi pada metode pengeringan dengan konsentrasi 100% dan terhadap S. aureus pada metode pendinginan dengan konsentrasi 60%. Ekstrak Galaxaura sp terhadap S. thypi pada metode pendinginan (100%), terhadap S. aureus pada metode pengeringan (80%). Ekstrak Halymenia sp terhadap S. thypi pada metode pemanasan (40%), terhadap S. aureus pada metode pemanasan (80%)

    ANALISIS VIABILITAS LACTOBACILLUS LACTIS PADA INOVASI MEDIA DASAR PERTUMBUHAN ALTERNATIF DAN MEDIA DASAR PENEPUNGAN BAKTERI ASAM LAKTAT

    Get PDF
    Terbatasnya waktu masa simpan dalam suatu bahan pangan dibutuhkan suatu bahan pengawet alami agar bahan pangan yang digunakan tersebut tidak mudah mengalami kerusakan dan memiliki masa simpan yang lebih lama yakni dengan menggunakan bakteri asalam laktat (BAL) menggunakan media alternative.Dengan menggunakan bakteri asam laktat maka waktu dalam masa penyimpanan produk pangan dapat diperpanjang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui viabilitas bakteri Lactobacillus lactis pada media dasar pertumbuhan alternative dan media dasar penepungan pada bakteri. Bakteri asam laktat tersebut dilakukan peremajaan dan perbanyakan kultur sebanyak 5 ?l diinokulasikan ke dalam 5 mL media MRSB. Media formulasi yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri seperti whey tahu + sukrosa 5% + urea 1%. Media alternative tersebut diinkubasi selama 24 jam. Pengamatan pertumbuhan bakteri dilakukan pada jam ke 0, 4, 8 dan 16 jam dengan metode TPC (Total Plate count). Berbagai media Penepungan bakteri Lactobacillus lactis ditumbuhkan pada media MRSB dan dikeringkan dengan freeze dry selama 48 jam dan dilakukan pengujian viabilitas bakteri Lactobacillus lactis. Media dasar pertumbuhan yang dapat digunakan adalah bakteri Lactobacillus lactis yaitu media whey tahu + sukrosa 5% + urea 1% serta hasil viabilitas Lactobacillus lactis pada berbagai media penepungan yang ditumbuhkan pada media MRS dan berbagai media alternative menunjukkan bahwa media penepungan dengan komposisi 100% tepung karagenan mampu mempertahankan vibilitas sel Lactobacillus lactis.The limited shelf life in a food requires a natural preservative so that the food used is not easily damaged and has a longer shelf life, namely by using lactic acid bacteria (BAL) using alternative media. By using lactic acid bacteria, the time in the storage period food products can be extended. The purpose of this study was to determine the viability of the Lactobacillus lactis bacteria on an alternative growth base media and a media on the media of bacteria. Lactic acid bacteria were rejuvenated and culture propagation of 5 ?l was inoculated into 5 mL of MRSB media. Formulation media used for bacterial growth such as whey tofu + 5% sucrose + 1% urea. The alternative media was incubated for 24 hours. Bacterial growth was observed at 0, 4, 8 and 16 hours using the TPC (Total Plate count) method. Various media Lactobacillus lactis bacterial deposition was grown on MRSB media and dried with freeze dry for 48 hours and the viability of Lactobacillus lactis was tested. The basic growth media that can be used are Lactobacillus lactis bacteria, namely whey tofu + sucrose 5% + urea 1% as well as Lactobacillus lactis viability results in various media which are grown on MRS media and various alternative media shows that the media has a 100% carrageenan composition able to maintain the viability of Lactobacillus lactis cells

    PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI SIAMASEI DESA LEGO MELALUI TEKNOLOGI BIOFERTILIZER UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI BAWANG MANDAR

    Get PDF
    Kelompok Tani Siamasei merupakan salah satu kelompok tani yang mewadahi petani bawang mandar di Desa Lego. Saat ini banyak petani bawang mandar yang mulai beralih pada komoditas pertanian lain sebab menganggap pertanian bawang mandar kurang memberi keuntungan. Padahal bawang mandar merupakan salah satu komoditas khas Sulawesi Barat yang banyak digunakan dalam berbagai olahan makanan. Hal ini disebabkan oleh berbagai permasalahan yang dihadapi oleh petani bawang mandar, diantaranya menurunnya produktivitas bawang mandar akibat penurunan kualitas lahan pertanian. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka solusi yang ditawarkan adalah dengan kegiatan pelatihan dan pendampingan sistem pertanian berbasis teknologi biofertilizer. Tujuan pengabdian ini adalah agar peserta mengetahui teknologi pupuk hayati berbasis mikroorganisme yang dapat membantu petani untuk meningkatkan produktivitas bawang mandar tanpa merusak kondisi lahan. Pengabdian ini meliputi beberapa tahap kegiatan antara lain FGD, pembuatan starter dan biofertilizer, pelatihan dan pendampingan, serta monitoring dan evaluasi. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini adalah diproduksinya starter mikroba yang dapat digunakan oleh petani sebagai stok untuk membuat biofertilizer secara mandiri. Selain itu melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan, petani memperoleh informasi baru mengenai teknologi pemanfaatan mikroba dalam pembuatan pupuk hayati. Dari tahap evaluasi diperoleh hasil bahwa sebanyak 88.5% peserta berpendapat bahwa kegiatan pelatihan telah berjalan dengan baik

    Pengaruh Kombinasi Ekstrak Kirinyuh (Chromolaena odorata) dan Sirih (Piper betle L) dalam Pengendalian Penyakit Vibriosis pada Udang

    Get PDF
    Udang merupakan salah satu komoditas unggulan dalam sektor perikanan Negara Indonesia. Produksi hasil budidaya udang diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Akan tetapi yang banyak terjadi adalah masih tingginya jumlah kematian udang akibat penyakit vibriosis dimana sebagian besar disebabkan oleh serangan bakteri Vibrio sp. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui potensi kombinasi antara ekstrak daun kirinyuh sebagai antibakteridan ekstrak daun sirih yang mengandung senyawa antiseptik sebagai formula obat untuk penyakit vibriosis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengekstraksi daun kirinyuhdan sirihdengan menggunakan ekstraktor soxhlet kemudian diuji secara in vitro, dan in vivo dengan terlebih dahulu melakukan uji patogenesitas pada tubuh udang dengan metode perendaman kemudian udang dipelihara dalam sebuah akuarium mini seperti simulasi tambak yang telah diberi kombinasi ekstrak tersebut dengan beberapa perlakuan. Hasil uji in vitro, perbandingan terbaik yang menghasilkan zona hambat terluas yaitu 1:1 sebesar 23 mm sehingga termasuk dalam golongan zat aktif sangat kuat dalam menghambat aktivitas bakteri. Sedangkan dari hasil uji in vivo perbandingan terbaik yang menghasilkan jumlah udang yang bertahan hidup terbanyak dan kematian udang terkecil yaitu 1:1.Pemberian ekstrak daun kirinyuh dan sirih memberikan pengaruh dalam menghambat pertumbuhan Vibrio sp. pada kedua pengujian

    Isolation of DNA Aptamers for Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC) Detection using Bacterial-SELEX Approach

    Get PDF
    Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC) is a Gram-negative pathogenic bacterium that causes diarrheal disease, especially in infants and children. Aptamers are short chain oligonucleotides that have high affinity, specificity, and selectivity to their targets, which have potential to be developed as a method for diagnosing pathogens. In this study, aptamer was isolated through the Systematic Evolution of Ligands by Exponential Enrichment (SELEX) method using whole cells bacteria (Bacterial-SELEX) for recognizing pathogenic E. coli EPEC K1.1 which was isolated from children with diarrhea in Indonesia. Ten rounds of bacterial-SELEX procedure were conducted with modification conditions by using Top10, DH5a E. coli cells, Listeria monocytogenes, and Lactobacillus plantarum S34 as counter-selections. The selection process was started with a pool of ssDNA random library consisting of a random base with 40-nucleotides long flanked with fixed primers sequence for aptamer amplification purpose. Short single-stranded DNA amplification was done by symmetric and asymmetric PCR. The highly enriched oligonucleotide pools (pooled 8, 9, and 10) were cloned and the resulting ssDNA aptamers were identified by Sanger DNA sequencing. Finally, twelve aptamers with unique sequences and various secondary structures including G-quadruplex sequence motif within aptamers were obtained as candidates specific aptamer for detection and capturing of EPEC K1.1

    Identifikasi Keanekaragaman Tanaman Bunga sebagai Sumber Pakan Lebah Madu di Kawasan Hutan Desa Batu Dulang, Kecamatan Batu Lanteh, Sumbawa

    Get PDF
    Ketersedian tanaman bunga menjadi kunci penting untuk sumber pakan lebah dan madu yang dihasilkan di masyarakat Sumbawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis jenis tumbuhan bunga yang berpotensi menjadi sumber pakan lebah madu di kawasan hutan, Desa Batu Dulang, Sumbawa. Metode penelitian menggunakan analisis vegetasi dengan petak ukur kuadran yang berukuran 1 m x 1 m. Data tanaman yang diperoleh dianalisis dengan indeks keanaekaragaman Shanon-Wienner (H’), indeks kemerataan Shanon (E’) dan indeks dominansi Simpson (D). Hasil penelitian diperoleh data sebanyak 216 individu tanaman bunga dari 28 spesies tanaman dan terbagi dalam 12 famili. Sebanyak 23 spesies berhasil diidentifikasi, sedangkan 4 spesies belum bisa diidentifikasi. Jenis tanaman bunga terbanyak >10 individu tanaman ditemukan pada 8 spesies dengan tanaman Kirinyuh (Chromolaena odorata) sebagai spesies terbanyak dan 4 spesies tanaman dengan jumlah paling sedikit. Hasil analisis indeks keanekaragaman (H’), kemerataan (E’) dan dominansi (D) tanaman berturut turut yaitu 2.97, 0.89, dan 0.067. Nilai tersebut menunjukkan tingkat keanekaragaman tanaman yang sedang melimpah, kemerataan yang tinggi dan dominansi tanaman yang rendah. Tingginya keanaekaragaman tanaman akan memberikan dampak positif pada ketersediaan sumber pakan lebah madu yang cukup melimpah. Tentu pula harus dengan didukung oleh kondisi hutan yang terjaga kelestariannya dengan melibatkan masyarakat lokal. Penelitian selanjutnya akan difokuskan pada waktu berbunga dari tanaman sumber pakan lebah melalui kalender pembungaan sehingga diketahui tingkat kecukupan pakan bagi lebah dan kuantitas madu yang dihasilkan dalam setahun

    Endonesia (Endophyte for Indonesia): Biofertilizer Berbasis Mikroba Endofit guna Meningkatkan Kualitas Pembibitan Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) di Indonesia

    Get PDF
    Indonesia merupakan negara produsen kelapa sawit (Elaeis guineensis) dengan jumlah produksi mencapai 48% dari total volume produksi minyak sawit di dunia. Produksi minyak kelapa sawit Indonesia menunjukkan peningkatan yang stabil selama 20 tahun terakhir yaitu sebesar 11% setiap tahunnya. Proses pembibitan kelapa sawit menjadi faktor penentu dalam keberhasilan perkebunan kelapa sawit. Penggunaan pupuk kimia pada pembibitan kelapa sawit diketahui dapat menimbulkan banyak dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Guna mengatasi permasalahan tersebut, pemanfaatan teknologi mikroba endofit indigen sebagai agen aktif dalam biofertiizer perlu dilakukan. Mikroba endofit adalah mikroba yang hidup didalam jaringan tanaman dan memiliki kemampuan untuk mendorong pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan mendapatkan strain mikroba endofit potensial sebagai agen bioaktif dalam biofertilizer dan pengaruhnya terhadap proses pembibitan kelapa sawit. Analisis data dilakukan dengan uji ANOVA menggunakan aplikasi SPSS 20 dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil isolasi mikroba endofit dari akar tanaman kelapa sawit diperoleh 7 isolat jamur endofit dan 9 isolat bakteri endofit. Hasil penelitian menunjukan konsorsium bakteri 20%, konsorsium bakteri 10%, dan konsorsium jamur 10% berturut-turut memiliki pengaruh terhadap peningkatan tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah daun kelapa sawit dibandingkan dengan perlakuan lainny

    FORMULASI FOOT SPRAY ANTI BAU KAKI BERBASIS NANO CHITOSAN DARI LIMBAH INDUSTRI UDANG

    Get PDF
    One of the solutions to the problem of anti-odorous feet is the use of anti-odor products. One of the natural ingredients that have the potential as an anti-odor agent is chitosan. Chitosan in the form of nanoparticles is more reactive and has higher antibacterial activity. Until now, shrimp industrial waste has not been explored much, so that the utilization of shrimp industrial waste into nano chitosan can increase the added value of shrimp waste. This study aims to find the most effective foot spray formulation in inhibiting bacteria that cause foot odor. The stages of this research were the manufacture of chitosan, nano chitosan, foot spray formulation, physical properties test, antibacterial activity test, physical stability test, and irritation test. The manufacture of nanochitosan was done using the ionic gelation method. Chitosan was dissolved with distilled water, 0.1% TPP, and Tween 80 and disizing at a speed of 23,000 rpm to form stable nanoparticles. The nano chitosan concentration of 3,000 ppm gave the highest inhibitory power of 5.20 mm against S. epidermidis and 3.15 against Micrococcus sp. The degree of acidity, particle size, and sensory value of foot spray nano chitosan was stable during 8 weeks of storage, but the viscosity decreased significantly.Solusi masalah antibau kaki salah satunya yaitu penggunaan produk anti bau kaki. Salah satu bahan alami yang berpotensi sebagai agen anti bau kaki adalah kitosan. Kitosan apabila dalam bentuk nanopartikel lebih reaktif dan memiliki aktivitas antibakteri lebih tinggi. Limbah industri udang sampai saat ini belum banyak dieksplor, sehingga pemanfaatan limbah industri udang menjadi nano kitosan dapat meningkatkan nilai tambah limbah udang. Penelitian ini bertujuan menemukan formulasi foot spray terbaik dalam menghambat bakteri penyebab bau kaki. Tahapan penelitian ini yaitu pembuatan kitosan, nano kitosan, formulasi foot spray, uji sifat fisik, uji aktivitas antibakteri, uji stabilitas fisik, dan uji iritasi. Pembuatan nanokitosan menggunakan metode gelasi ionik. Kitosan dilarutkan dengan akuades, TPP 0,1%, dan Tween 80 serta disizing dengan kecepatan 23.000 rpm akan membentuk nanopartikel stabil. Konsentrasi nano kitosan 3.000 ppm memberi daya hambat tertinggi yakni 5,20 mm terhadap S. epidermidis dan 3,15 terhadap Micrococcus sp. Derajat keasaman, ukuran partikel, dan nilai sensori foot spray nano kitosan stabil selama penyimpanan 8 minggu, namun viskositasnya mengalami penurunan besar

    Antioxidant, Antibacterial, and Antidiabetic Activities of Roselle (Hibiscus sabdariffa) Extracts

    Get PDF
    Hibiscus sabdarif a L., also referred to as roselle, is commonly utilized in the pharmaceutical and food industries. Roselle contains bioactive compounds such as phenolics, alkaloids, tannins, flavonoids, saponins, and organic acids, which have pharmacological properties, such as antioxidant, antibacterial, immune booster, antidiabetic, anti-inflammatory, and anti-hypertensive properties. There are many studies regarding the pharmacological activities of roselle extract and its applications. However, there has been no research to study the effectiveness of the solvent in testing roselle petal extracts against antibacterial, antioxidant, and antidiabetic activities, simultaneously. This research used two kinds of polar solvents, dH2O and ethanol, with various concentrations for antibacterial activity test by five pathogenic bacteria, for antioxidant test by the DPPH method, and for antidiabetic test by the alpha-glucosidase inhibition method. The result showed that the ethanol extract of roselle had higher antibacterial activity compare to the roselle water extract. Antioxidant activity of roselle ethanol extract at 20% concentration had the highest activity 69.75 ± 0.002%; while, the 100% concentration of roselle water extract had the highest antioxidant activity 138.73 ± 0.013%. antidiabetic activity of roselle ethanol and water extract at 100% concentration had the highest activity 1,195.44 ± 0.007% and 1,552.49 ± 0.069%, respectively
    corecore