46 research outputs found

    PENGAWASAN IZIN PENYELENGGARAAN PENGOBATAN TRADISIONAL DI KOTA BANDA ACEH

    Get PDF
    ABSTRAKNURUL ASMAH PENGAWASAN IZIN PENYELENGGARAANPENGOBATAN TRADISIONAL DI KOTABANDA ACEHFakultas Hukum Universitas Syiah Kuala(iv, 58)., pp., tabl., bibl.,app.(DR. YANIS RINALDI, S.H., M.HUM.)Pasal 4 ayat (1) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1076/Menkes/SK/VII/2003 menegaskan bahwa semua pengobatan tradisional wajibmendaftarkan diri ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk memperoleh suratterdaftar pengobat tradisional (STPT ). Dari 43 pengobatan tradisional di Kota BandaAceh, 27 diantaranya tidak memperpanjang izin, dan 4 pengobatan tradisional tidaklagi diketahui status izinnya. Namun, dalam kenyataannya Permasalahan tersebutterjadi karena lemahnya pengawasan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota BandaAceh.Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskanpelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan pengobatan tradisional yang adadi Kota Banda Aceh, hambatan dalam melakukan pengawasan, serta upaya yangditempuh oleh Pemerintah Kota Banda Aceh untuk mengatasi hambatanpenyelengaraan pengobatan tradisional tersebut.Untuk memperoleh data dalam penulisan skripsi ini dilakukan melaluiPenelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan (FieldResearch). Penelitian kepustakaan dilakukan dengan teknik studi dokumentasi.Sedangkan penelitian lapangan dilakukan dengan cara mewawancarai pararesponden dan informan yang telah dipilih dan diperkirakan dapat mewakilikeseluruhan dari populasi penelitian.Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Pengawasan yang dilakukan oleh DinasKesehatan Kota Banda Aceh belum berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku.Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang menjadi hambatan, antara lain; berasaldari faktor internal pengawas yaitu karena terbatasnya dana dan kurangnya sumberdaya manusia dalam menjalankan pengawasan, kurangnya pengetahuan pengawasmengenai ketentuan yang diatur di dalam peraturan perundang-undangan, dankurangnya kesadaran dari pengawas untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.Faktor penghambat lainnya berasal dari faktor eksternal, yaitu terbatasnya waktudalam melakukan pengawasan, kurangnya pengetahuan dari pengobat tradisional danmasyarakat mengenai hak dan kewajibannya masing-masing. Upaya yang dilakukanuntuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain, mengusulkan penambahan danakepada DPRK Kota Banda Aceh, mengusulkan penambahan jumlah pegawai yangmemiliki kemampuan dalam bidang pengawasan pengobatan tradisional,mengadakan pelatihan pengawasan pada pegawai dalam lingkup Dinas KesehatanKota Banda Aceh, mengadakan sosialisasi untuk pengobat tradisional danmasyarakat umum, serta melaksanakan evaluasi kinerja bagi setiap tenaga kerjadalam ruang lingkup Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh khususnya bagian yangmelakukan pengawasan pengobatan tradisional.Disarankan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh dapat segeramemberikan tambahan dana, Pemerintah segera menambah jumlah tenaga kerja, danDinas Kesehatan Kota Banda Aceh mengubah sistem pengawasan yang dilakukan,serta memberikan sanksi yang tegas dan sesuai ketentuan, bagi yang melakukanpelanggaran.201

    Variability in nutritional composition and phytochemical properties of red pitaya (Hylocereus polyrhizus) from Malaysia and Australia

    Get PDF
    The present work sought to investigate the nutritional composition and phytochemical properties of red pitaya (Hylocereus polyrhizus) juices from Malaysia and Australia and to determine the optimum ethanol concentration (in the range of 0-100% ethanol) for the extraction of phenolic, flavonoid and betacyanin contents. The predominant macronutrient in red pitaya juice was carbohydrate while potassium and vitamin A were the major mineral and vitamin content. Red pitaya juice from Malaysia achieved optimal total phenolic content at 20% of ethanol (20mL ethanol in 100mL water, v/v); total flavonoid content at 60% (v/v); and betacyanin content at 0% (v/v). Red pitaya juice from Australia achieved the maximum total phenolic content at 60% (v/v); total flavonoid content at 20% (v/v); and betacyanin content at 80% (v/v). Nutritional composition and the phytochemical properties of red pitaya in Malaysia and Australia were significantly different suggested the role of environmental factors like soil and climate on the phytochemical properties of red pitaya

    PENENTUAN KADAR KATION DAN ANION PADA AIR INJEKSI DI WTIP (Water Treatment Injection Plant) PT.PERTAMINA EP ASSET 1 RANTAU FIELD

    Get PDF
    Analisis kadar kation dan anion pada air injeksi telah dilakukan. Metode yang digunakan adalah metode titrasi. Hasil pengujian diperoleh kadar Ca2+ 92,18 mg/L, kadar Mg2+ 34,03 mg/L, kadar HCO3- 1627,20 mg/L, kadar SO42- 96,07 mg/L, dan kadar Cl- 6402,27 mg/L. Selain itu air injeksi mengandung CO2 bebas sebesar 49 mg/L. Berdasarkan hasil pengujian air injeksi mengandung kation yaitu Ca2+, Mg2+ dan anion Cl-, SO42-, dan HCO3-

    Analisa Kandungan Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) dari Bireum Bayeun, Aceh Timur

    Get PDF
    Ketepeng Cina (Cassia alata L.) banyak ditemukan di dalam hutan hujan tropika yang memiliki sekitar 1.260 spesies. Tumbuhan ini merupakan salah satu objek utama yang penting bagi para ilmuan untuk pengobatan  infeksi dan kanker. Selain itu, daun  ketepeng cina juga mempunyai peranan yang sangat besar dalam bidang kesehatan karena menghasilkan zat-zat kimia yang memiliki kegunaan yang potensial dalam pengobatan hepatitis, ganguan kulit, penyakit kuning, dan eksema. Namun, tumbuhan ini sudah sangat jarang digunakan untuk kehidupan sehari-hari sehingga tanaman ini sering sekali dibasmi oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder pada daun segar dan daun kering Ketepeng Cina (C. alata L.) yang diambil dari kecamatan Birem Bayeun kabupaten Aceh Timur. Pada daun segar menunjukkan adanya alkaloid, steroid, terpenoid, saponin, flavonoid, fenol dan dan tanin. Sedangkan pada daun kering menunjukkan adanya alkaloid, fenol dan tanin

    PENGARUH GENDER TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA SMP

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gender terhadap interaksi sosial dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siswa sekolah menengah pertama. Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur gender dan interaksi sosial adalah skala Likert. Gender diukur berdasarkan tipe gender yaitu maskulin, feminin dan androgini, pada interaksi sosial diukur berdasarkan syarat-syarat terjadinya interaksi yaitu kontak sosial dan komunikasi. Populasi dan sampel penelitian ini ada 78 orang. Analisis data yang digunakan adalah Regresi Linier Sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gender berpengaruh positif terhadap interaksi sosial sebesar 0,226. Dan R Square sebesar 0,040, ini menunjukkan bahwa gender berpengaruh terhadap interaksi sosial dengan kontribusi sebesar 4%. Uji hipotesis diperoleh nilai signifikan (sig) sebesar 0,077 yang lebih besar dari probabilitas 0,05 sehingga diambil keputusan untuk menerima H0 atau koefisien regresi yang diperoleh pada persamaan regresi dinyatakan tidak signifikan, berarti tidak terdapat pengaruh gender terhadap interaksi sosial dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siswa SMP

    Effects of red pitaya juice supplementation on cardiovascular and hepatic changes in high-carbohydrate, high-fat diet-induced metabolic syndrome rats

    Get PDF
    Background: The fruit of Hylocereus polyrhizus, also known as red pitaya, and buah naga in Malay, is one of the tropical fruits of the cactus family, Cactaceae. Red pitaya has been shown to protect aorta from oxidative damage and improve lipid profiles in hypercholesterolemic rats probably due to phytochemicals content including phenolics and flavonoids. The aim of this study was to investigate the changes in cardiac stiffness, hepatic and renal function in high-carbohydrate, high-fat diet-induced obese rats following supplementation of red pitaya juice. Methods: Total 48 male Wistar rats were divided into 4 groups: corn-starch group (CS), corn-starch + red pitaya juice group (CRP), high-carbohydrate, high fat group (HCHF) and high-carbohydrate, high fat + red pitaya juice (HRP). The intervention with 5% red pitaya juice was started for 8 weeks after 8 weeks initiation of the diet. Heart function was determined ex vivo with Langendorff hearts while plasma liver enzymes, uric acid and urea were measured using commercial kits. Total fat mass was determined with Dual-energy X-ray absorptiometry (DXA) scan. Glucose uptake was measured with Oral Glucose Tolerance Test (OGTT). Liver and cardiac structures were defined by histology. Results: Supplementation of red pitaya juice for 8 weeks increased energy intake and abdominal circumference but no change in body fat and lean mass respectively. Also, there were a trend of uric acid and glucose normalization for HRP as compared to H-fed rats. Red pitaya juice treatment reduced ALP and ALT but caused significant increment in AST. Diastolic stiffness of the heart was reduced after supplementation of red pitaya juice in corn starch fed rats. However, the reduction was not significant in HRP rats in comparison with H rats. Conclusion: The present study concluded that red pitaya juice may serve as a complimentary therapy for attenuating some signs of metabolic syndrome

    Comparison of protein, total fat, and omega-3 fatty acids content in yellowtail catfish (Pangasius pangasius) and long tail shad (Hilsa (clupea) macrura) in raw and pressurized fish

    Get PDF
    Omega-3 fatty acids have been shown to reduce the risk of chronic diseases like cardiovascular disease and cancer as well as promote brain development among infants and children. This study was carried out to compare total protein, fat and omega-3 fatty acids content of raw and pressurized fish of P. pangasius (yellowtail catfish) and H. macrura (long tail shad). The fish was cooked using pressure cooker for six minute to be pressurized. The protein content was determined by using Kjedahl method while total fat was determined using solvent extraction using chloroform and methanol. Fatty acid methyl esters (FAME) were prepared by a direct transesterification method, and quantified by gas chromatography using external standard. Results showed that marine fish H. macrura (long tail shad) had higher content (p < 0.05) of protein (18.30 ± 0.040 g/100 g), fat (10.965 ± 1.610 g/100 g), EPA (11.83 ± 0.02 g/100 g) and DHA (5.96 ± 0.31 g/100 g) compared to freshwater fish P. pangasius (yellowtail catfish). The protein content of pressurized fish was higher compare to raw fish, but there was no difference in total fat and omega-3 fatty acids content between raw and pressurized of freshwater fish P. pangasius and marine fish, H. macrura. In conclusion, marine fish are better source of protein, fat and omega-3 content, while pressurized fish shown to have comparable amount of protein, fat and omega-3 fatty acids content with raw fish. The result obtained assist the consumers to prepare a healthy menu in order to retain the protein and omega-3 fatty acids content of fish through healthy way of cooking

    Antioxidant analysis of different parts of Carica papaya

    Get PDF
    This study was conducted to compare the total antioxidant activity (TAA), total phenolic content (TPC) and total flavonoid content (TFC) from the different parts of papaya tree including their ripe and unripe fruit, seeds and the young leaves. Two methods namely DPPH radical scavenging activity and β-carotene bleaching assay were used to determine the TAA, whereas TPC was determined by Folin-Ciocalteu's method while TFC by aluminium trichloride (AlCl3). For these purposes, methanolic extracts (80%) were prepared. The results showed that the highest antioxidant activity through β-carotene bleaching assay was observed in unripe fruit (90.67 ± 0.29%) followed by young leave, ripe fruit and the seed. In other hand, young leaves exhibited a significant higher scavenging effect compared to others and the dose required in reducing the absorbance of DPPH control solution by 50% (EC50) was calculated at 1.0 ± 0.08mg/ml. The EC50 values were 4.3 ± 0.01mg/ml, 6.5 ± 0.01mg/ml and 7.8 ± 0.06mg/ml for unripe fruit, ripe fruit and seeds respectively. Interestingly, both TPC and TFC also showed that young leaves had the highest antioxidant content (424.89 ± 0.22mg GAE/ 100 g dry weight and 333.14 ± 1.03mg rutin equivalent/ 100 g dry weight, respectively). Statistically, Pearson correlation showed there were positive correlations between TPC and TFC with antioxidant activity assayed by DPPH radical scavenging assay (r=0.846 and r=0.873, respectively). However there was no correlation between TPC and TFC with β-carotene bleaching activity. In brief, taken into account all the parameters measured, antioxidants were highly remarkable in the sequence of young leaves > unripe fruit > ripe fruit > seed. Nevertheless, further investigation for isolation and identification of the phytoconstituents responsible for antioxidant activity is desirable

    Effect of oven and microwave drying on polyphenols content and antioxidant capacity of herbal tea from strobilanthes crispus leaves

    Get PDF
    This study aimed to evaluate the effect of oven and microwave drying on total phenolic content (TPC), total flavonoid content (TFC), and antioxidant capacity of unfermented and fermented tea developed from Strobilanthes crispus leaves

    PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PRODUKSI GREEN TEA DENGAN PENDEKATAN THEORY OF CONSTRAINT PADA PT. XYZ

    Get PDF
    Perencanaan produksi dalam proses produksi manufaktur merupakan salah satu bagian dari sistemproduksi. Perencanaan produksi menentukan pengukuran kemampuan perusahaan dalam penyediaan produk.Pengaturan perencanaan produksi yang tidak baik akan menyebabkan terjadinya penumpukan (bottleneck).Bottleneck stasiun kerja mengakibatkan perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan. PT. XYZ adalahsebuah perusahaan manufaktur dalam bidang produksi green tea yang mengalami masalah tidak mampumemenuhi permintaan akibat adanya bottleneck pada salah satu stasiun. Hal ini dapat dilihat dari jumlahproduksi green tea lebih kecil dari jumlah permintaan produk green tea. Penelitian ini bertujuan untukmenghasilkan penjadwalan produksi green tea dengan menggunakan pendekatan theory of constraint (TOC)untuk menghilangkan kendala (constraint) yang menghambat aliran produksi. Metode penjadwalan denganprinsip-prinsip dasar theory of constraint (TOC) adalah sistem penjadwalan drum buffer rope (DBR) denganmenggunkan time buffer, dimana stasiun kerja yang mengalami bottleneck diperbaiki sehingga menjadi stasiunkerja non bottleneck. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa stasiun kerja IV merupakan stasiun kerjabottleneck. Penyebab bottleneck pada stasiun kerja IV adalah kurangnya kapasitas tersedia (CA)
    corecore