31 research outputs found
Implementasi Contextual Teaching and Learning dalam Pencapaian Perkembangan Aspek Agama pada Anak Usia Dini (Pendekatan Filsafat Ilmu-Ilmu Keislaman)
Beberapa praktik pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) disinyalir terjangkiti paham keagamaan yang radikal dan intoleran. Persoalan ini sejatinya merupakan masalah laten dalam pembelajaran agama di semua jenjang pendidikan, yakni pendekatan pembelajaran yang dogmatis dan doktriner. Karenanya artikel ini melakukan kajian tentang pendekatan pembelajaran dalam rangka pencapaian perkembangan aspek agama pada anak usia dini yang tidak dogmatis dan doktriner. Kajian ini fokus pada pendekatan contextual teaching and learning (CTL) berbasis kajian normativitas-historisitas dalam filsafat ilmu-ilmu keIslaman. Hasil kajian menemukan adanya benang merah filosofis antara pendekatan CTL dengan kajian normativitas-historisitas. Benang merah tersebut berupa historisitas Islam berbentuk pengalaman religius peserta didik, yang bersifat fleksibel dan temporer, yang dapat dijadikan sebagai konteks dalam pendekatan CTL . Pengalaman religius ini kemudian dieksplorasi dengan menggunakan pendekatan CTL sehingga menghasilkan makna bagi peserta didik
Hubungan Interior Ruang Belajar dan Bermain Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini
In general, playing and learning activities in Kindergarten are carried out indoors, so that the interior elements of the room can affect children's activities which can be seen from their behavior while in the room. This behavior is also a manifestation of the social and emotional development of children. The interior of the study and play room is expected to play an effective role in realizing the educational goals of Kindergarten, in particular the social emotional development of children. This research was conducted with the aim of knowing the relationship between the interior of the study and play rooms on the socio-emotional development of early childhood at RA Mukhlisin. The method used in this research is quantitative research using data collection techniques. The results obtained from this study are that there is a relationship between interior design and early childhood development at RA Mukhlisin because in terms of play space, RA Mukhlisin has provided quite a lot of game tools with good and interesting conditions, so that children feel comfortable in playing. socialize or interact with friend
PENINGKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN AIR DI TK ALFATH MEDAN
Perkembangan kognitif berkaitan dengan daya pikir, kemampuan dalam memproses informasi dan memecahkan masalah. Kemampuan ini sangat berkaitan erat dengan kegiatan anak dalam menghadapi berbagai informasi dan permasalahan baik dalam kegiatan sehari-hari maupun kegiatan yang bersifat akademik di sekolah. Perkembangan kognitif anak dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan salah satunya kegiatan bermain air. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa TK AlFath Medan yang berjumlah 16 orang anak. Kemampuan kognitif anak di TK AlFath belum berkembang secara maksimal, oleh karena itu guru berupaya dalam meningkatkan perkembangan kognitif anak usia dini di TK AlFath Medan melalui kegiatan bermain air, yakni percobaan sederhana terapung dan tenggelam. Setelah dilakukan kegiatan bermain air seluruh perkembangan kognitif anak telah mengalami perkembangan. 12 orang anak mendapat hasil penilaian rata-rata Berkembang Sangat Baik dan 4 orang anak mendapat hasil penilaian rata-rata Berkembang Sesuai Harapan. Berdasarkan hasil penilaian ini maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan bermain air dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak usia dini di TK AlFath Meda
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN SELF EFFICACY PADA SISWA SMP
Kemampuan berpikir kritis matematis dan self-efficacy harus dibangun sendiri oleh peserta didik melalui keterlibatan aktif dalam belajar dan interaksi dengan guru atau peserta didik lain. POGIL adalah model pembelajaran yang didesain dengan kelompok kecil yang berinteraksi dengan guru sebagai fasilitator. POGIL membimbing peserta didik melalui kegiatan eksplorasi agar peserta didik membangun pemahaman sendiri (inkuiri terbimbing). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran POGIL terhadap kemampuan berpikir kritis matematis dan self-efficacy pada siswa SMP. Penelitian ini merupakan suatu kuasi eksperimen. Sampel pada penelitian ini adalah kelas VIII sebanyak dua kelas pada salah satu SMP negeri di Sumatera Utara. Data penelitian diperoleh dengan metode tes. Analisis data akhir meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji proporsi, dan uji perbedaan rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan model pembelajaran POGIL lebih baik dari siswa yang memperoleh pelajaran konvensional, (2) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran POGIL dilihat dari kategori kemampuan awal matematis (KAM), (3) Self-efficacy siswa yang menggunakan model pembelajaran POGIL lebih baik dari siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. ---------- Mathematically critical thinking skills and self-efficacy must be built by the students through active involvement in learning and interaction with teachers or other learners. POGIL is a learning model that is designed with small groups to interact with the teacher as a facilitator. POGIL guiding learners through exploration activities so that learners construct their own understanding (guided inquiry). The purpose of this study was to determine the effectiveness of the learning model POGIL against critical thinking skills and self-efficacy mathematical junior high school students. This study is a quasi-experiment. Samples are as many as two eighth grade class at one junior high school in North Sumatra. The research data obtained with test method. Final data analysis including normality test, homogeneity test, the proportion of test, and test the average difference. The results showed that: (1) the critical thinking ability of students to apply learning model POGIL better than students who received lessons conventional, (2) There are differences in the ability of critical thinking mathematical students using model POGIL from the category of initial ability mathematically (KAM) , (3) Self-efficacy of students using model POGIL better than students who received conventional learning
Hubungan Interior Ruang Belajar dan Bermain Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini
In general, playing and learning activities in Kindergarten are carried out indoors, so that the interior elements of the room can affect children's activities which can be seen from their behavior while in the room. This behavior is also a manifestation of the social and emotional development of children. The interior of the study and play room is expected to play an effective role in realizing the educational goals of Kindergarten, in particular the social emotional development of children. This research was conducted with the aim of knowing the relationship between the interior of the study and play rooms on the socio-emotional development of early childhood at RA Mukhlisin. The method used in this research is quantitative research using data collection techniques. The results obtained from this study are that there is a relationship between interior design and early childhood development at RA Mukhlisin because in terms of play space, RA Mukhlisin has provided quite a lot of game tools with good and interesting conditions, so that children feel comfortable in playing. socialize or interact with friend
PEMBELAJARAN MEMBACA AL QURAN MELALUI METODE AL BARQY PADA ANAK KELOMPOK B DI RA AL KARIM TANJUNG MORAWA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perencanaan metode Al-Barqy dalam pembelajaran baca tulis al- Qur'an pada anak, pelaksanaan Metode al-Barqy dalam Pembelajaran Baca Tulis alQur'an pada Anak serta penilaian metode al-Barqy dalam pembelajaran baca tulis al Qur'an pada anak kelompok B di RA Al Karim Tanjung Morawa. Melalui metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi serta teknik analisa data meliputi reduksi data, display data dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perencanaan metode al-Barqy dalam pembelajaran baca tulis al-Qur"an dengan langkah melakukan pelatihan pada setiap guru, pelatihan ini diharapkan setiap guru harus mengetahui didaktik dan metodik dalam mengajar dengan petunjuk-petunjuk yang benar, dalam pelaksanaan terdapat perbedaaan antara kelas yang atas dan kelas yang bawah. Kelas atas untuk kelas al-Qur"an memiliki tata laksanan sendiri yaitu dengan pembukaan guru mengucap salam dilanjutkan membaca doa. Setelali doa maka dilanjutkan dengan berbagai agenda sesuai jadwal yang semuanya tertulis dalam silabus. Ada kalanya hafalan juz amma, Tajwid, doa sehari-har
KOMBINASI METODE BERNYANYI DAN GERAK DALAM MENINGKATKAN HAFALAN ASMAUL HUSNA DI TK ILMI INSANI JAYA
Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan mengenai kombinasi metode bernyanyi dan gerak dalam meningkatkkan hafalan asmaul husna di TK Ilmi Isnani. Penelitian ini menggunakan penelian ini menggunakn penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data yang digunakan reduksi data, penyajian data dan penarik kesimpulan. Hasil penelitian ini di peroleh bahwa di dalam menghafal Asmaul Husna terdapat metode khusus yang di pakai oleh siswa di TK Ilmi Insani Jaya, yaitu menggunakan metode menghafal dengan kombinasi bernyanyi dan gerak (satu hari 5 Asmaul Husna). Dalam metode ini seorang pendidik membacakan Asmaul Husna, yang kemudian siswa mengikuti scara klasikal kemudian menyetorkan hafalan kepada pendidik. Faktor pendukung bagi penerapan metode bernyanyi dan gerak dalam meningkatkan mengahafal Asmaul husna pada anak kelompok B di TK Ilmi Insani Jaya Kec. Percut Sei Tuan adalah :1. Ketersediaan tempat yang sangat mendukung dan nyaman 2.mengulang – ngulang hafalan.3.menegemen waktu yang tepat dan memberi kesempatan mengikuti iven - iven. Faktor pengahambat bagi penerapan metode bernyanyi dan gerak dalam meninkatkan hafalan Asmaul Husnadi TK Ilmi Insani Jaya kec. Percut sei tuan adalah : 1. Anak malas dan bosan dalam mengulang hafalan 2. Mood anak sering berubah 3.Kurangnya movasi orang tua untuk mendorong anak untuk mengafal 4.Peserta didik tidak mau mengulang hafalannya. 5. Gerakan terlalu cepat.
UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK DI TK ZULHIJJAH MEDAN
Abstract: The objective of this research is to know the increasing interpersonal and intrapersonal intelligence of early childhood (5-6 years old) through thematic learning. This study was conducted of the first semester of Zulhijjah kindergarten in 2014 academic year. The methodological of this research was used classroom action research method by applied”Kemmis and Taggart”model and used two cycle, which consist of four steps as follows: 1) planning, 2) implementation, 3) observation, 4) reflection. The point of new of this study is 10 children of B class at Zulhijjah kindergarten Medan. Based on the concept of classroom action research that has mixed paradigma method, namely quantitative and qualitative research methods. The quantitative data was analyzed by using t-test, paired samples (t-paired samples) to know of increasing of interpersonal and intrapersonal intelligence before and after done the action, then to show the difference each cycles. And qualitative data was analyzed based in the observation result that has done. The result of this research shows that there is a significant different in increasing interpersonal and intrapersonal intelligence through thematic learning in pre and post assesment. After counted the data that had found from the field by using t-test formula, the result of counting is as follows: 1) interpersonal intelligence of t-test= -19,844 lower than t-table= 2,262. 2) intrapersonal intelligence of t-tes= -18,253 lower than t-table= 2,262, by that, it can be told that, there is an increasing between the first and in the final assesment in the level of confidence /trust 95% to interpersonal and intrapersonal intelligence. It can be seen in pre-action too, which average value of interpersonal intelligence as big as 40,62%, then in cycle I increase to 64,79%, and in the final cycle II has been reached 80,41%. From the finding of the research can be concluded that to increase interpersonal and intrapersonal intelligence of early chilhood (5-6 years old) need to pay attention the thematic learning that is used.Keywords: interpersonal, intrapersonal intelligence, thematic learning. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal anak usia dini (5-6 tahun) melalui pembelajaran tematik. Penelitian dilakukan pada Taman Kanak-kanak Zulhijjah Medan selama semester pertama tahun pembelajaran 2014. Secara metodologi penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan menerapkan model”Kemmis dan Taggart”dalam dua siklus, dengan tahapan sebagai berikut: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, 4) refleksi. Subjek penelitian ini berjumlah 10 orang anak kelas B di Taman Kanak-kanak Zulhijjah Medan. Sesuai dengan tuntunan penelitian tindakan kelas, maka diterapkan metode penelitian berparadigma ganda yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan uji-t, sampel berpasangan (t-paired samples) untuk mengetahui peningkatan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal sebelum dan sesudah dilakukan tindakan, serta melihat perbedaan pada tiap-tiap siklus, sedangkan data kualitatif dianalisis berdasarkan hasilobservasi yang telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa adanya perbedaan yang signifikan dalam peningkatan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal melalui pembelajaran tematik, pada assesmen awal dan assesmen akhir, setelah dilakukan penghitungan dengan menggunakan uji-t, maka hasilnya adalah sebagai berikut: 1) t-hitung kecerdasan interpersonal= -19,844 lebih kecil dari nilai t-tabel= 2,262, 2) t-hitung kecerdasan intrapersonal=-18,253 lebih kecil dari nilai t-tabel= 2,262 dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat peningkatan antara assemen awal dan assesmen akhir pada tingkat kepercayaan 95% terhadap kecerdasan interpersonal dan intrapersonal. Hal ini juga terlihat pada pra tindakan dengan nilai rata-rata kecerdasan interpersonal sebesar 40,62% lalu pada siklus I meningkat menjadi 64,79%, dan diakhir siklus II telah mencapai 82,70% demikian juga pada kecerdasan intrapersonal yaitu memiliki nilai rata-rata pada pra tindakan sebesar 43,95% lalu pada siklus I meningkat menjadi 63,75% dan diakhir siklus II telah mencapai 80,41%. Dari temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal anak usia dini (5-6 tahun) perlu memperhatikan pembelajaran tematik yang digunakan.Kata kunci: kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, pembelajaran tematik