1,062 research outputs found
Peran Pondok Pesantren 'Ibaadurrahman Danukusuman Surakarta Dalam Upaya Memberdayakan Masyarakat Melalui Pendidikan Islam Nonformal
Mulai menjauhnya masyarakat Islam dari Al Qur’an dan Sunnah merupakan hal yang sangat memprihatinkan. Akibatnya banyak di kalangan umat ini yang tidak paham terhadap ajaran agamanya sendiri. Oleh karena itu, masyarakat perlu diberdayakan agar mau dan mampu memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Salah satu caranya adalah dengan menyelenggarakan pendidikan Islam nonformal bagi masyarakat. Salah satu lembaga yang masih menunjukkan eksistensinya dalam membina masyarakat melalui pendidikan Islam nonformal adalah Pondok Pesantren ‘Ibaadurrahman, Danukusuman, Surakarta. Sesuai dengan beberapa realita di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana peranan Pondok Pesantren ‘Ibaadurrahman dalam memberdayakan masyarakat melalui pendidikan Islam nonformal? (2) Apa saja faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Pondok Pesantren ‘Ibaadurrahman? Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui peranan Pondok Pesantren 'Ibaadurrahman dalam memberdayakan masyarakat melalui pendidikan Islam nonformal’ dan (2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Pondok Pesantren ‘Ibaadurrahman. Adapun hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat yaitu, secara teoritis: menambah khazanah keilmuan, terutama mengenai optimalisasi peran Pesantren dalam pemberdayaan masyarakat dan dalam manajemen Pesantren sehingga mampu mengaktualisasikan dirinya di tengah pergaulan masyarakat modern, dan secara praktis : meningkatkan tambahan ilmu dan wawasan sebagai informasi yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya serta menjadi bahan dalam upaya peningkatan kualitas dan mutu Pembelajaran materi keislaman oleh lembaga pendidikan dan dakwah Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dan menggunakan jenis pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan datanya adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan metode analisisnya yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa program pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan Islam yang diupayakan oleh Pondok Pesantren Ibaadurrahman dikelompokkan ke dalam 4 bidang : Tahsin dan Tahfidz Qur’an, Majelis Taklim, TPA Ibaadurrahman dan maktabah Ibaadurrahman. Keseluruhan program tersebut berjalan dengan baik dan menunjukkan kemajuan yang bagus dalam pengembangan wawasan keislaman masyarakat.Agar kegiatan program pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan Islam oleh Pondok Pesantren Ibaadurrahman menjadi lebih baik hendaknya pihak pengelola mengembangkannya baik itu metode maupun sarana-prasarana
KAFĀ’AH DALAM PERNIKAHAN (STUDI KOMPARASI AL-MAWARDI DAN IBNU QAYYIM AL-JAUZI)
The background of this research is to examine and compare the views of two prominent scholars in the field of fiqh, namely al-Mawardi and Ibn Qayyim al-Jawzi, on the concept of Kafā’ah in marriage. Kafā’ah is the equality between the prospective husband and wife in terms of lineage, religion, profession, wealth, and physical appearance. This concept is related to the rights and obligations of each party in marriage, as well as its impact on the harmony of the household. This research aims to find out the similarities and differences between al-Mawardi and Ibn Qayyim al-Jawzi's views on Kafā’ah in terms of concept, characteristics, legal basis, and analysis of the istinbāṭ method. This research uses a qualitative research method and a qualitative literature research type. The primary sources used are books from al-Mawardi, namely al-Ḥāwī al-Kabīr, and Zād al-Ma'ād, which is a work by Ibn Qayyim al-Jawzi. The data collection technique in this research uses document study. The data analysis technique used in this research uses two analysis techniques, first using descriptive analysis technique and second using comparative analysis technique. The results of this study show that the concept and characteristics of Kafā’ah possessed by al-Mawardi and Ibn Qayyim al-Jawzi have little similarity in concept and a significant difference in characteristics. While the comparison of legal basis and istinbāṭ method has a very significant difference
Evaluation of Community Participation and Fire and Rescue Sub-dept. In Fire Prevention Tanjung Priuk District
This study aims to determine the level of community participation in fire prevention and management in Tanjung Priuk Subdistrict, the City of Administration against Fire Disasters in North Jakarta, the theory used in this research is the opinion of M. Nuh Minister of Education in the era of President Bambang Yudhoyono in Climbing the Amstein ladder to organize an ideal participation. The research method used is a qualitative method to obtain key data from interviews with legitimate sources that are directly involved in fire prevention and management and are supported by data from field observations. The data is then analyzed by the triangulation process. To find out the level of community participation. The results showed that the level of participation in fire prevention in Tanjung Priuk District had a range of information, consultations and appointments. the training program, which is carried out as an annual program, is provided for the community to provide information one way. In the management process, the community is at the second level of the seventh stage because the community is already a partner in the fire department before the fire department arrives at the fire location, the community has tried to extinguish the fire independently. To increase community participation in fire prevention and management, the Fire Department of the North Jakarta City Administration Office must optimize human resources, as well as other fire management resources, to be able to act also to provide costs for Balakar (Voluntary Fire) every month
Waste Treatment Business By Bumdesa Semambu Makmur As the Practice of Islamic Teachings About Cleanliness
This research was conducted in order to empirically prove the connection between the waste treatment business run by Bumdesa Semambu Makmur Semambu Island, Indralaya District, Ogan Ilir Regency and the implementation of Islamic Economics. This research uses a qualitative method with a descriptive analysis approach. by the Ministry of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia. The business fields that are run by Bumdesa Semambu Makmur are home industry, agriculture, serving, waste processing, rental, Village PAM, and Brokering. The main business being carried out is the processing of plastic waste which produces chopped plastic. The special benefit of the plastic waste business for the people involved in plastic waste collection activities is in the form of compensation in the form of money, for Bumdesa Semambu Makmur the benefit is the fulfillment of the raw material needs for chopped plastic which provides income for Bumdesa. The general benefit (ammah) to and from the village environment is the better level of cleanliness in residents' settlements from plastic waste, this is because residents are motivated to collect plastic waste in the hope of getting economic benefits. Keeping the environment clean is the implementation of Islamic teachings
Filosofi tradisi penjamasan pusaka Sunan Kalijaga dalam upacara Grebeg Besar di Demak
Grebeg Besar merupakan manifestasi sistem religi, sekaligus ciri khas masyarakat Demak. Grebeg Besar sebuah upacara tradisi hasil akulturasi budaya Jawa Islam dan budaya Arab. Pelaksanaan Grebeg Besar dilaksanakan pada bulan Dzul Hijjah atau Besar, karena memelihara kebudayaan leluhur dan mampu membangkitkan semangat, kebanggaan masyarakat sekitar. Grebeg Besar bertujuan untuk menghormati perjuangan para Wali dalam menyebarkan agama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui bagaimana prosesi penjamasan pusaka dalam tradisi Grebeg Besar, dan apa makna prosesi penjamasan pusaka dalam tradisi Grebeg Besar.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif (Library Research). Sumber data diperoleh dari sumber data primer berupa buku-buku yang membahas tentang Grebek Besar, adat-istiadat Masjid Agung Demak antara lain,Sejarah Berdirinya Masjid Agung Demak dan Grebeg Besar, Babad Demak dalam Tafsir Sosial Politik Keislaman dan kebangsaan. Dan sumber data sekunder yang berupa wawancara, karya ilmiah, ensiklopedi, artikel-artikel dan buku-buku yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian ini. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, analisis logis historis dan analisis isi (content analysis).
Hasil penelitian ini prosesi penjamasan pusaka dalam tradisi Grebeg Besar adalah dilaksanakan setelah shalat idul adha pada tanggal 10 Dzulhijjah. Tempat penyelenggaraan penjamasan di makam Sunan Kalijaga Kadilangu Demak. Pada malam tanggal 10 diadakan selamatan Dipendopo rumah sesepuh Kadilangu. Selamatan yang diadakan oleh sesepuh Kadilangu ini berlangsung dua kali. Pertama; selamatan yang diadakan sebelum upacara penjamasan dilaksanakan. Kedua; selamatan yang diadakan setelah upacara penjamasan.
Mengenai makna prosesi penjamasan adalah suatu bentuk ucapan syukur kepada Sang Pencipta, bentuk penghargaan terhadap para pendahulu yang telah berjasa terhadap daerah Kabupaten Demak. Memohon berkah kepada Allah agar sesepuh dan seluruh masyarakat diberi kelancaran dan ketenteraman. Terjaganya dua kaidah dalam kehidupan masyarakat Jawa yaitu rukun, dan menghormati antar sesama masyarakat
PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS PRODUKSI AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR KESEHATAN MENURUT PERMENKES NOMOR.492/MENKES/PER/IV/2010 (SUATU PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH BESAR)
ABSTRAKNADIA ARDANI PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS PRODUKSI AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR KESEHATAN MENURUT PERMENKES NOMOR.492/Menkes/PER/IV/2010 (Suatu Penelitian di Kabupaten Aceh Besar)Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Banda Aceh(vi.69), pp, bibl, app.(YUNITA, S.H., LL.M.)Pasal 3 Permenkes No.492/Menkes/PER/IV/2010 menjelaskan bahwa air yang memenuhi kualitas air minum yang aman bagi kesehatan secara garis besar dapat digolongkan dalam empat syarat yaitu syarat fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif. Tetapi dalam kenyataannya berdasarkan data dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) terdapat indikator bahwa ada pelaku usaha AMDK di Kabupaten Aceh Besar yang belum melakukan pengujian harian untuk pengujian Angka Lempeng Total (ALT) dan Bakteri Coliform pada AMDK yang diproduksinya.Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor yang menyebabkan pelaku usaha masih memproduksi AMDK yang tidak memenuhi standar kesehatan, perlindungan konsumen yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap pelaku usaha AMDK yang tidak memenuhi standar kesehatan dan upaya hukum yang dapat dilakukan oleh konsumen terhadap pelaku usaha yang memproduksi AMDK yang tidak memenuhi standar kesehatan menurut Permenkes No.492/Menkes/PER/IV/2010.Penelitian ini bersifat yuridis empiris. Data penelitian diperoleh melalui kepustakaan dan lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data sekunder dengan cara membaca peraturan perundang-undangan, karya ilmiah, pendapat para sarjana, buku-buku dan artikel. Penelitian lapangan dilakukan untuk mendapatkan data primer melalui wawancara responden dan informan.Berdasarkan hasil penelitian, adapun faktor yang menyebabkan pelaku usaha masih memproduksi AMDK yang tidak memenuhi standar kesehatan menurut Permenkes karena faktor ekonomi, pengetahuan dan kesadaran hukum. Bentuk perlindungan konsumen yang dilakukan oleh pemerintah adalah melakukan pengawasan langsung, pemeriksaan rutin pada setiap sarana AMDK, sosialisasi, pembinaan dan pencabutan izin usaha. Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan dan diluar pengadilan.Disarankan kepada pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan usaha harus memenuhi segala peraturan yang berlaku, Pemerintah harus terus meningkatkan perannya dalam pengawasan dan memberikan perlindungan kepada konsumen secara maksimal, masyarakat selaku konsumen apabila menemukan AMDK yang tidak layak konsumsi segera melaporkan kepada Pemerintah maupun Lembaga terkait
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Implementasi Syirkah di Rental Play Station Desa Mlorah Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk
Salah satu bentuk kerjasama yang menggunakan akad syirkah dalam pelaksanaannya adalah Rental Play Station di Desa Mlorah Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk. Yang mana kebanyakan Rental Play Station dimiliki oleh perorangan dan atau juga kerjasama antara beberapa orang tetapi yang mengelola tetap satu orang saja. Jadi yang lain hanyalah menanamkan modal (saham) saja. Akan tetapi di Rental Play Station ini dikelola oleh anak-anak pemuda desa yang tidak melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi, dimana modalnya didapatkan dari iuran penanaman modal antara 3 (tiga) orang anak pemuda desa atau biasa masyarakat setempat menyebutnya dengan istilah patungan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis dengan pola pikir deduktif yaitu dengan menjelaskan atau menggambarkan data hasil penelitian dengan diawali teori-teori atau dalil yang bersifat umum tentang syirkah, bagi hasil dan aturan hukumnya, kemudian mengemukakan kenyataan yang bersifat khusus dari hasil penelitian tentang syirkah dan mekanisme syirkah di Rental Play Station, yang kemudian dianalisa menggunakan teori-teori tersebut, sehingga mendapatkan gambaran yang jelas mengenai masalah tersebut.
Adapun hasil penelitian adalah pembagian keuntungan syirkah tersebut dengan cara pembagian sesuai sip jaga anggota masing-masing untuk menghindari adanya kecurangan dalam pengumpulan keuntungan dari hasil jaga Rental tersebut. Dan syirkah di Rental ini diperbolehkan, karena dalam praktek kerjasama syirkah ini tidak ada unsur gharar dalam pembagian keuntungannya. Mereka saling rela dalam perolehan pendapatan tiap harinya tidak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan ataupun ditipu
PENGARUH ARSITEKTUR PASAR JOHAR PADA ARSITEKTUR PASAR CINDE PALEMBANG
Pasar Cinde berada di Jalan Jendral Sudirman, kawasan strategis,pusat bisnis dan perdagangan sekaligus berada dalam satu kawasan bersejarah Kota Palembang yaitu Komplek Makam Raja-raja Kesultanan Palembang Darussalam.Pasar Cinde dibangun tahun 1958, memiliki bentuk bangunan yang unik berbeda dengan bangunan lainnya. Keunikan tersebut yaitu memiliki wujud bentuk kolom persegi delapan yang bermahkota, tanpa adanya balok-balok yang menghubungkan antara kolom dengan kolom dan antara kolom dengan plat. Wujud bentuk tersebut dalam bidang konstruksi dan ilmu pendidikan teknik disebut dengan istilah yaitu Mushroom Konstruktie yaitu kolom yang bermahkota seperti bentuk jamur atau cendawan dengan bentuk plat tanpa balok. Di Indonesia pada saat ini bentuk bangunan yang menggunakan konstruksi cendawan dan sekilas mirip dengan Pasar Cinde hanya ada di Semarang yaitu Pasar Johar dibangun tahun 1938. Penelitian ini bertujuan mengungkap pengaruh arsitektur Pasar Johar pada arsitektur Pasar Cinde melalui cara membandingkan wujud bentuk arsitektur Pasar Johar dengan wujud bentuk arsitektur Pasar Cinde Palembang. Metode penelitian yaitu metode rasionalistik dengan paradigma kualitatif, diuraikan secara deskriptif, dimaknai dengan cara interpretatif dengan landasan teori tentang bentuk arsitektur. Pengambilan data primer dengan cara mengamati secara seksama objek Pasar Cinde dan Pasar Johar, mengumpulkan photo Pasar Cinde dan Pasar Johar pada masa awal pembangunan, melakukan wawancara, diskusi dengan tokoh-tokoh Nasional dan lokal melaui media sosial. Pengambilan data sekunder berupa dokumen penelitian terdahulu. Wujud bentuk arsitektur pasar Cinde Palembang dipengaruhi arsitektur pasar Johar. Pengaruh tersebut terlihat dari hasil perbandingan wujud bentuk arsitektur dari kedua pasar tersebut, yaitu pola orientasi, pola koefisien dasar bangunan, pola massa bangunan, pola ruang dan lantai bangunan, pola fasade, pola kolom cendawan, pola langit-langit dan pola atap. Pasar Cinde Palembang merupakan Bangunan Cagar Budaya karena telah memenuhi kriteria Undang-undang Cagar Budaya Nomor 11 Tahun 2010, maka direkomendasikan kepada Pemerintah untuk melakukan pelestarian
- …