20 research outputs found

    GAME EDUKASI LITERASI INFORMASI (GERASI) UNTUK MENGENALI INFORMASI HOAX PADA PELAJAR

    Get PDF
    Currently, Hoax in Indonesia is very urgent. According to the data from Kemenkominfo 2017, in total 800.000 sites in Indonesia was indicated as a hoax information disseminator. Nowadays, it is difficult to differentiate hoax and fact in the Internet. One of the cause is most of smartphone users shared the information without recheck them. Finally, it caused the great excitement. Information literacy is very important to face the scattered hoax. American Library Association defines that information literacy is a set of abilities requiring individuals to recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effectively the needed information. Based on the problem, “Game EdukasiLiterasiInformasi (GERASI)”  can be the appropriate solution. The concept of GERASi are: (1) the knowledge presentation in each level is about the ethic in sharing information and tips in identifying the hoax, (2) the training for being the smartphone users who use the ethic before sharing the information, (3) the learning about the important of critical thinking in understanding hoax pictures and news in the Internet. The educative game also provides the tutorial to use “Turn Back Hoax Website” made by Anti Hoax Community as the place for reporting the hoax. We hope that GERASI and Turn Back Hoax can be the facilitator in building the characters of smartphone users who are smart and iteration

    CULTURAL PRACTICES OF FEMALE CIRCUMCISION

    Get PDF
    The cultural practice of female circumcision in Kalimantan, is not only based on local traditions and culture, but is also a must for the Muslim community. The circumcision is believed to be a worship that must be carried out, although religious guidance regarding female circumcision is still a matter of debate. The purpose of the study was to find out how the cultural practice of female circumcision.  This study used a descriptive qualitative design. The research was carried out in Kalimantan. The participants are parents, traditional healers, and health workers. The sampling technique was purposive with the inclusion criteria of living in the research area for at least 10 years and having seen firsthand the practice of circumcision against women. The collected data is then analyzed using the concepts proposed by Miles and Huberman. Most of the participants really respect the existence of female circumcision on the basis of religion or because of the words of parents who say that the girl must be circumcised. Most of the participants said they were not aware of the controversy about female circumcision, even heard that was prohibited. They believe that circumcision is mandatory and do not know that if it is done carelessly, it will be fatal. The cultural practice of female circumcision is still carried out from generation to generation because it is believed to be able to cleanse one's body from all dirt or najis

    Analisis Perkembangan Fasies Dan Lingkungan Pengendapan Pada Interval Formasi Kujung Dan Tuban, Blok West Tuban, Cekungan Jawa Timur

    Get PDF
    Cekungan Jawa Timur merupakan cekungan hidrokarbon yang telah terbukti menghasilkan minyak bumi dengan reservoir utama yaitu pada Formasi Kujung dan Tuban. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui variasi litologi, distribusi litologi secara lateral, fasies dan lingkungan pengendapan berdasarkan asosiasi litologi serta perkembangan terumbu yang berkaitan dengan perubahan muka air laut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif menggunakan data sumur berupa wireline log. Analisis kualitatif menggunakan software Paradigm Geolog 7.0 untuk mendeterminasi litologi. Langkah selanjutnya, menganalisis dan membuat permodelan fasies, lingkungan pengendapan dan sikuen stratigrafi.Berdasarkan hasil analisis Formasi Kujung dan Tuban terdiri dari 4 jenis litologi yaitu batugamping, batulempung, batulanau dan batupasir. Setelah dilakukan analisis fasies, formasi tersebut terdiri dari 4 fasies yaitu patch reef core, patch reef flank, off-mound near reef dan off-mound. Patch reef pada daerah penelitian dicirikan dengan litologi batugamping energi rendah diendapkan pada bagian rongga antar koloni terumbu, menghasilkan asosiasi skeletal wackestone – packstone. Lingkungan pengendapan terumbu berada pada platform terisolasi akibat segmentasi basement berarah timurlaut – baratdaya. Perubahan muka air laut Formasi Kujung dibagi menjadi yaitu TST-1 dan HST-1, kemudian dilanjutkan dengan TST-2 saat pengendapan Formasi Tuban. Fase transgresi awal terumbu tumbuh dengan fase catch up, pada fase high stand terumbu tumbuh dengan fase keep up dan pada saat transgresi kedua terumbu sebagian tetap berkembang sebagai keep up dan sebagian lainnya mengalami give up

    HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS 2 MELALUI PEMBELAJARAN JARAK JAUH

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara bimbingan orang tua terhadap motivasi belajar pada saat pembelajaran jarak jauh peserta didik kelas 2 SD Muhammadiyah 12 Pamulang. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas 2 SD Muhammadiyah 12 Pamulang yang berjumlah 122 peserta didik dan jumlah sampel 61 peserta didik dengan random sampling. Data yang diambil untuk variabel bebas dan terikat menggunakan angket. Teknik analisis data menggunakan statistik korelasi product moment pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil analisis data pada uji korelasi dengan taraf signifikan 0,05 didapat hasil dengan nilai sig. sebesar 0,000, hasil rhitung dibanding dengan rtabel (61;0,05) = 0,254 oleh karena itu rhitung ≥ rtabel maka Ha diterima Ho ditolak, sehingga hipotesis ada hubungan antara bimbingan orang tua dengan motivasi belajar peserta didik kelas 2 SD Muhammadiyah 12 Pamulang pada saat pembelajaran jarak jauh diterima. Dengan hasil korelasi  0,667 atau sebesar 44,48% maka hubungan bimbingan orang tua dengan motivasi belajar berkategori kuat/tingg  

    Meta-Analisis Sikap Ilmiah Siswa SMP pada Mata Pelajaran IPA dengan Pendekatan Saintifik

    Get PDF
    Abstract:  Scientific attitudes are one form of intelligence that is owned by individual in science learning.  This meta-analysis study aims to determine the scientific attitude developed through a scientific approach to science learning. The sample used was purposive sampling related to the application of a scientific approach to science learning with 13 samples of classroom action research conducted on junior high school students. Based on the results of a meta-analysis study, it was found that 46,15% of scientific attitudes developed with a scientific approach came from the aspect of activity. In addition, there are other aspects such as curiosity, cooperation, critical thinking, and environmental care.Abstrak: Sikap ilmiah adalah salah satu bentuk kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang dalam pembelajaran IPA. Penelitian meta-analisis ini bertujuan untuk mengetahui sikap ilmiah yang dikembangkan melalui pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA. Sampel yang digunakan adalah purposive sampling yang berkaitan tentang penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA dengan 13 sempel penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa SMP. Berdasarkan hasil kajian meta analisis didapatkan bahwa sebesar 46,15% sikap ilmiah yang dikembangkan dengan pendekatan saintifik berasal dari aspek keaktifan. Selain itu, terdapat aspek-aspek lainnya seperti rasa ingin tahu, kerja sama, berpikir kritis, dan peduli lingkungan

    Pengamatan Konsumsi Nutrien Kambing Bligon Betina Lepas Sapih Pada Pemeliharaan Kondisi Terkontrol Dan Kondisi Lapangan

    Get PDF
    Pemeliharaan kambing Bligon banyak dilakukan oleh masyarakat secara tradisional dimana pemeliharaan biasanya tidak begitu memperhatikan kecukupan nutrien pakan sehingga terkadang kebutuhan pakan tidak terpenuhi. Apalagi pada ternak muda, dimana pertumbuhan terjadi paling cepat, dan pemberian pakan yang mencukupi kebutuhan dapat memaksimalkan produktivitas ternak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsumsi dan kecernaan  pada anak kambing Bligon betina lepas sapih yang dipelihara dalam kondisi terkontrol dan yang dipelihara pada kondisi lapangan. Penelitian menggunakan 16 ekor Kambing Bligon betina berumur 4 bulan dengan rata-rata berat awal 11,14 kg, yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 8 ekor di pelihara secara terkontrol dan 8 ekor dipelihara pada kondisii lapangan. Kelompok terkontrol diberi pakan berupa kaliandra dan rumput raja, serta konsentrat, pada pemiliharaan dilapangan pemberian pakan  disesuaikan dengan pemberian pakan yang dilakukan oleh peternak. Uji proksimat sesuai prosedur AOAC (2005) dilakukan pada bahan pakan dan feses. Analisis data menggunakan Uji-T. Hasil menunjukkan bahwa konsumsi PK, LK, BETN dan TDN pada kambing yang dipelihara secara terkontrol berbeda nyata dari kambing yang dipelihara oleh peternak. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu, bahwa perlakuan pemeliharaan terkontrol dapat meningkatkan konsumsi nutrien Kambing Bligon lepas sapih

    Kecernaan Nutrien dan PBBH Kambing Bligon Betina Lepas Sapih Pada Pemeliharaan Kondisi Terkontrol dan Tidak Terkontrol

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi dan kecernaan nutrien anak kambing Bligon jantan lepas sapih pada kondisi terkontrol dan kondisi lapangan. Empat belas ekor kambing Bligon jantan lepas sapih dengan umur 4-5 bulan digunakan dan terbagi menjadi 2 kelompok yang terdiri atas 7 ekor yang dipelihara secara terkontrol di Laboratorium Ilmu Ternak Potong, Kerja dan Kesayangan, Universitas Gadjah Mada dan 7 ekor dipelihara pada kondisi lapangan di Kelompok Gama Ngudi Lestari, Banyusoco, Gunung Kidul dengan berat rata-rata ternak pada kedua perlakuan 11,53 kg. Kelompok terkontrol diberi pakan berupa kaliandra dan rumput raja, serta konsentrat, sedangkan pemeliharaan di lapangan pemberian pakan disesuaikan dengan pemberian pakan yang dilakukan oleh peternak. Uji proksimat sesuai prosedur AOAC (2005) dilakukan pada bahan pakan dan feses. Analisis data menggunakan Uji-T. Hasil menunjukkan kecernaan BO, LK, SK, dan BETN pada kambing yang dipelihara terkontrol berbeda nyata dari yang dipelihara pada kondisi lapangan oleh peternak. Hasil PBBH menunjukkan bahwa pemeliharaan secara terkontrol maupun oleh peternak tidak menunjukkan hasil perbedaan nyata (p>0,05). Kesimpulan yang dapat diambil yaitu, bahwa perlakuan pemeliharaan terkontrol dapat meningkatkan PBBH dan FCR akan tetapi belum efektif untuk menaikkan PBBH Kambing Bligon lepas sapih

    Determinants of stock market performance in Malaysia / Anis Thuraya Aminuddin Shah and Anisa Razana Karya

    Get PDF
    For years, the study of determinants for stock market performance are well-documented. However, most of the studies are focus on the macroeconomic factors in the developed country context. In light of this, this study intends to bright the gap by examining the determinants that affect the stock market performance in developing country namely Malaysia. More specifically, this study aims to extend the current literature reviews by including exchange rate, inflation rate, crude oil price, money supply and U.S. stock market performance in determining the relationships with the Malaysian stock market performance. By using Ordinary Least-Square regression method in E-views, multiple linear regression analysis is performed to examine the hypotheses and statistical relationships in a quarterly basis from quarter 1 of 1992 until quarter 4 of 2017. The results conclude that exchange rate, crude oil price has significant negative relationship with Malaysian stock market performance while money supply and U.S. stock have significant positive relationship with Malaysian stock market performance. On the other hand, this research also indicates that inflation variable have an insignificant negative relationship with Malaysian stock market performance. These result would give better understanding and should be useful for further studies, policymakers and investors

    PENGAWASAN PENILAIAN TERHADAP KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN OLEH DINAS SOSIAL KOTA SUKABUMI

    Get PDF
    Penelitian mengenai Pengawasan Penilaian terhadap Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Miskin oleh Dinas Sosial Kota Sukabumi ini dilatarbelakangi oleh Kota Sukabumi merupakan kota yang memiliki presentase penduduk miskin cukup tinggi yakni sebesar 7,70 persen pada tahun 2020. Disamping itu terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin dari tahun 2019 sebesar 21,9 ribu meningkat pada tahun 2020 dengan jumlah 25,4 ribu. Kementrian Sosial meluncurkan Program Pemberdayaan Fakir Miskin (P2FM) berikut salah satu programnya yaitu Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Dinas Sosial Kota Sukabumi membentuk KUBE dengan jumlah 16 kelompok yang tersebar di 7 Kecamatan di Kota Sukabumi. Namun dalam pelaksanaannya pada tahun 2019 dari 16 jumlah KUBE yang ada di Kota Sukabumi,  jumlah KUBE yang berjalan hanya satu yang berada di Kecamatan Cibeureum. Hal tersebut dikarnakan kurangnya proses pemantauan penilaian yang dilakukan terhadap Kelompok Usaha Bersama (KUBE) tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengawasan penilaian terhadap Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Miskin oleh Dinas Sosial Kota Sukabumi dengan menggunakan teori tahap-tahap pengawasan menurut Manullang yang terdiri dari 3 langkah pengawasan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan observasi, wawancara, dan analisis dokumen sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pengawasan Penilaian terhadap Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dalam Program pemberdayaan masyarakat miskin oleh oleh Dinas Sosial Kota Sukabumi belum berjalan dengan baik dikarnakan belum memenuhi teori yang dikemukakan oleh Manullang. The research on Supervision of Assessment of Joint Business Groups (KUBE) in the Poor Community Empowerment Program by the Social Service of the City of Sukabumi is motivated by the fact that Sukabumi City is a city that has a fairly high percentage of the poor population, which is 7.70 percent in 2020. Besides that, there is an increase in the number of poor people. the number of poor people from 2019 was 21.9 thousand, increasing in 2020 to 25.4 thousand. The Ministry of Social Affairs launched the Poor Empowerment Program (P2FM) and one of its programs is the Joint Business Group (KUBE). The Social Service of Sukabumi City formed a KUBE with a total of 16 groups spread across 7 sub-districts in Sukabumi City. However, in its implementation in 2019 out of 16 total KUBEs in Sukabumi City, only one KUBE is running in Cibeureum District. This is due to the lack of a monitoring process for the assessment carried out on the Joint Business Group (KUBE). The purpose of this study was to find out how the supervision of the assessment of the Joint Business Group (KUBE) in the Poor Community Empowerment Program by the Social Service of Sukabumi City by using the theory of stages of supervision according to Manullang which consists of 3 steps of supervision. This study uses qualitative methods by conducting observations, interviews, and document analysis as data collection techniques. The results showed that the Supervision of Assessment of Joint Business Groups (KUBE) in the empowerment program for the poor by the Social Service of Sukabumi City had not gone well because it did not meet the theory put forward by Manullang.

    Parents’ satisfaction and the quality of dental care provided by dental students at International Islamic University Malaysia

    Get PDF
    Little is known about the relation between patients’ satisfaction and quality of care they received, therefore the aim of this study was to assess the relation between parents’ satisfaction and quality of dental care provided by dental students at IIUM Polyclinic during clinical session. A self-administered questionnaire were distributed to parents who attended their children. The students’ performances were assessed by a lecturer. 42 questionnaires and assessment forms were analysed. Generally, parents are satisfied with the dental care regardless of the quality therefore parents’ satisfaction could not be the tool to assess the quality of care provided by the operators
    corecore