70 research outputs found

    ANALISIS PENGARUH PER, DER, ROA, CR DAN FIRMSIZE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (PBV) PADA PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTY, REAL ESTATE & BUILDING CONSTRUCTION YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2008-2012

    Get PDF
    Price Book Value (PBV) atau nilai perusahaan merupakan rasio antara harga saham terhadap nilai bukunya. Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh price earning ratio, debt to equity ratio, return on asset, current ratio dan firm size. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan property, real estate & building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008 sampai 2012. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yang didasarkan pada kriteria tertentu, sehingga memperoleh sampel data 22 perusahaan property, real estate & building construction. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS dimana sebelumnya melakukan analisis statistik deskriptif dan uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa price earning ratio, debt to equity ratio, return on asset, current ratio dan firm size secara simultan mempengaruhi nilai perusahaan (PBV) dengan nilai-nilai yang disesuaikan koefisien determinasi sebesar 33,5%. Secara individual price earning ratio, debt to equity ratio, return on asset dan firm size berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV), sedangkan current ratio tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV)

    THE CONCEPT OF A GODHEAD IN THE ISA UPANISHADS

    Get PDF
    Every religion has a different system of Divinity. The Hindu concept of God's portrayalhas indeed a very complete and clear. The depiction of the concept of the Godhead in theUpanishads that variegated the title/name used to designate the name of God in the Hindureligion. In the Upanishads is called God "Brahman", so the Brahman is one of the subjects inthe Upanishads. Brahman is the Sole (Esa). The depiction of God in the form of Saguna andNirguna Brahman in the book Isa Upanishads. There is absolute is none other than God himself.NatureofGodmoreclarifiedagaini.e.Godisnotworldlyobjectsobjectssuchasbutrather,amanifestationoftheNirgunaandSagunainnatureatthesametime.theintroductionofGodimmanentinnaturemeansknowingGodinaStateofexistingpropertiesorSagunaBrahman(Godwiththenatureofthesubstance,accordingtothehumanmind).FromtheintroductionoftheLordthatthisisfinallydevelopingawayofworshipofGodinamannermanifestingGodthroughsymbolsorkiascalledNyasaneverseensuchashisaremadebyhumans,thismeansinaccordancewiththemindandthehumanimaginationitself.Keywords: Godhead, Isa Upanishad

    KARAKTERISTIK SIFAT FISIK DAN KIMIA TEPUNG MELINJO (GNETUM GNEMON LINN.) DENGAN VARIASI SUHU MENGGUNAKAN ALAT PENGERING TIPE TRAY DRYER

    Get PDF
    Ratih Anggraini. 1505106010015. Karakteristik Sifat Fisik dan Kimia Tepung Melinjo (Gnetum Gnemon L.) dengan Variasi Suhu Menggunakan Alat Pengering Tipe Tray Dryer. Di bawah bimbingan Bambang Sukarno Putra selaku pembimbing utama dan Rahmat Fadhil selaku pembimbing anggota.RINGKASANPemanfaatan tepung melinjo adalah sebagai produk olahan aneka makanan ringan yang dapat meningkatkan nilai jual yang tinggi. Biji dan kulit merupakan produk utama dari tanaman melinjo yang di olah oleh masyarakat. Selama ini pengeringan biji melinjo di tingkat petani masih dilakukan dengan cara manual/konvensional dengan memanfaatkan sinar matahari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik sifat fisik dan kimia tepung melinjo (Gnetum gnemon Linn.) dengan variasi suhu menggunakan alat pengering tipe tray dryer.Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau, wadah, gerinder, alat pengering tipe tray dryer, timbangan, stopwacth, termometer bola basah dan bola kering. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 13 kg biji melinjo. Biji melinjo di sortasi dengan dan dikupas, kemudian biji melinjo diukur kadar air awal, kadar pati awal, dan kadar abu awal. Untuk pengukuran kadar air awal menggunakan oven. Biji melinjo yang telah dikupas lalu disangrai di atas pasir panas setelah itu dikeringkan dengan variasi suhu 35oC, 45oC dan 55oC menggunakan alat pengering tipe tray dryer. Biji melinjo kering, diukur kembali kadar air dan biji melinjo di haluskan menggunakan gerinder selama 2 menit, dan diayak menggunakan ayakan 60 mesh. Pengukuran parameter dari tepung melinjo meliputi rendemen, kadar air, kadar abu, kadar pati, serta lama waktu pengeringan menggunakan teknik analisa data rancangan acak lengkap Non faktorial dan uji organoleptik (warna, aroma dan rasa) yang menggunakan metode perbandingan eksponensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengeringan biji melinjo yang dilakukan dengan variasi suhu menggunakan alat pengering tipe tray dryer menggunakan berat bahan yang sama yaitu 500 gr. Kelembaban relatif (RH) proses pengeringan biji melinjo pada suhu 35oC sebesar 57,09%, suhu 45oC sebesar 51,00% dan pada suhu 55oC sebesar 58,02%. Proses pengeringan biji melinjo didapat hasil konstan aliran udara pada suhu 35oC sebesar 2,7 m/s, suhu 45oC dan suhu 55oC sebesar 1,6 m/s. Laju pengeringan pada suhu 35oC sebesar 1,90 %bk/menit, suhu 45oC sebesar 3,66 %bk/menit dan suhu 55oC sebesar 2,09 %bk/menit. Hasil dari kadar air akhir tepung dengan rata-rata yang dihasilkan 7,98%. rendemen tepung melinjo pada suhu 35oC sebesar 20,52% dan rendemen tepung melinjo pada suhu 55oC sebesar 19,90%. Kadar pati tepung melinjo tertinggi yaitu pati awal sebesar 58,61% dan kadar pati terendah pada suhu 55oC sebesar 47,38%. Kadar abu awal sebesar 2,38% dan kadar abu pada suhu 55 oC 1,56% . Hasil dari uji organoleptik tepung melinjo menggunakan metode perbandingan eksponensial bahwa panelis lebih menyukai tepung pada suhu 45oC sebesar 886,72 dengan alternatif keputusan urutan pertama pada suhu 45oC. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam bahwa variasi suhu tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap kadar air, kadar pati, dan rendemen, sedangkan variasi suhu sangat berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap lama waktu pengeringan

    PEN ERA PAN LAYA NAN B IM BIN GA N S OS IAL DALA M M ENGATAS I KENA KA LAN RE MAJ A MEL ALUI PEE R GROU P PADA PE SERTA D ID IK S M P MU HA M MADIYA H 2 GIST IN G

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena kenakalan remaja pada peserta didik, kenakalan remaja adalah suatu perbuatan atau tindakan yang mempunyai akibat hukum, apabila dilakukan oleh orang dewasa disebut kejahatan atau pelanggaran dan apabila perbuatan atau tindakan itu dilakukan oleh anak remaja dapat dikategorikan sebagai kenakalan remaja. Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan layanan bimbingan sosial dalam mengatasi kenakalan remaja melalui peer group pada peserta didik SMP Muhammadiyah 2 Gisting. Dalam penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain penelitian yaitu kualitatif deskriftif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dengan mengumpulkan seluruh data untuk ditelaah, mereduksi data, menyajikan data, kemudian ditarik kesimpulan dan verifikasi data. Pengujian keabsahan data dilakukan dengan triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian ini (1) Gambaran dilaksanakan penerapan layanan bimbingan sosial dalam mengatasi kenakalan remaja peserta didik melalui peer group berdampak pada perilaku-perilaku peserta didik seperti membolos, berpakaian tidak pantas atau tidak mematuhi peraturan berseragam disekolah, berbahasa tidak sopan, tidak mau disiplin, dan suka memeras teman. (2) Penerapan layanan bimbingan sosial yang dilaksanakan dengan menggunakan metode peer group, peserta didik diajak berdiskusi bersama peer group sehingga mereka lebih terbuka untuk bertukar pikiran, kebutuhan untuk berbagi perasaan, kebutuhan menemukan nilai-nilai kehidupan sebagai pegangan hidup, dan kebutuhan menjadi lebih mandiri yang diharapkan dapat mengatasi kenakalan remaja melalui peer group. Pelaksanaan bimbingan terdapat empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut. (3) Hasil penerapan layanan bimbingan sosial yang dilaksanakan guru bimbingan dan dalam mengatasi kenakalan remaja melalui peer group adalah dapat mengatasi kenakalan remaja pada peserta didik dengan metode peer group kegiatan diskusi kelompok sehingga dapat diharapkan dapat mengatasi perilaku kenakalan remaja melalui adanya peer group di sekolah. Kata Kunci : Bimbingan Sosial, Kenakalan Remaja, Peer Group iv ABSTRACT This research is motivated by the phenomenon of juvenile delinquency in students, juvenile delinquency is an act or action that has legal consequences, if committed by adults it is called a crime or offense and if the act or action is committed by a teenager it can be categorized as juvenile delinquency. The purpose of this research is to find out how the application of social guidance services in overcoming juvenile delinquency through peer groups in Muhammadiyah 2 Gisting Junior High School students. In this study, the research approach used is qualitative with a research design that is descriptive qualitative. The data collection techniques used are observation, interviews and documentation. Data analysis by collecting all data to be reviewed, reducing data, presenting data, then drawing conclusions and verifying data. Data validity testing is done by triangulation. Based on the results of this study (1) The description of the implementation of social guidance services in overcoming the juvenile delinquency of students through peer groups has an impact on the behavior of students such as skipping class, dressing inappropriately or not complying with school uniform regulations, speaking disrespectfully, not wanting discipline, and like to blackmail friends. (2) The application of social guidance services carried out using the peer group method, students are invited to discuss with peer groups so that they are more open to exchanging ideas, the need to share feelings, the need to find life values as a guide to life, and the need to become more independent which is expected to overcome juvenile delinquency through peer groups. The implementation of guidance has four stages, namely planning, implementation, evaluation, and follow-up. (3) The results of the application of social guidance services implemented by guidance teachers and in overcoming juvenile delinquency through peer groups are able to overcome juvenile delinquency in students with peer group methods of group discussion activities so that it can be expected to overcome juvenile delinquent behavior through the existence of peer groups at school. Keywords: Social Guidance, Juvenile Delinquency, Peer Group

    Analisis Pengaruh Ketimpangan Pembangunan, Regional Share Dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Wilayah Subosuka Wonosraten Tahun 2001-2013

    Get PDF
    According to the Goverment of Central Java Province’s policy (PERDA No. 6 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah), Region and City SUBOSUKAWONOSRATEN is expected to be one of the region center of economic growth in Central Java Province. Good development can be achieved if high economic growth followed by a distribution of income or development outcomes. The purpose of this study is to determine how the factor disparities, regional share, and inflation affect economic growth in Region and City of SUBOSUKAWONOSRATEN (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, and Klaten). The type of data used are secondary data from both time series data and cross section data (panel data), namely data from the year 2001-2013. Data sourced from the Central Bureau of Statistics. The analysis tools are shift share analysis, williamson index and also Ordinary Least Square (OLS). The study is based on the F-test statistics show that together disparities income and inflation have a significant effect on economic growth in Region and City SUBOSUKAWONOSRATEN. But, regional share has no significant effect on economic growth in Region and City SUBOSUKAWONOSRATEN. Based on the t- test statistical, disparities and inflation have a negative and significant impact on economic growth in Region and City SUBOSUKAWONOSRATEN. Regional share has no significant effect to economic growth in Region and City SUBOSUKAWONOSRATEN. Suggestions relating to the result of this research is the government of both Government of Central Java province and also Government of Region and City SUBOSUKAWONOSRATEN is expected to increase regional economic growth without increasing income inequality and improving the quality and prodoctivity of human resources and creating job

    PENGARUH PENEMPATAN KERJA, KOMUNIKASI, KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. TRAKINDO UTAMA PEKANBARU

    Get PDF
    This research aims to examine and analyze the influence of work placement, communication, compensation and motivation to work on employee achievement at PT. Trakindo Utama Pekanbaru. This study uses an associative quantitative research. This study uses primary data where data is collected using questionnaires. This research was conducted by PT. Trakindo Utama Pekanbaru with a population of 98 employees and samples of 98 respondents. The data analysis techniques in this study used descriptive statistics, classical assumption tests, some linear regression analyses, hypothesis testing and coeficient test determination. The results of the analysis show that work placement affects employees ' work achievement. Communication affects employees ' working achievements. Compensation affects the achievement of work. Work motivation affects work achievement. The results of the analysis proved that simultaneously the placement of work, communication, compensation and motivation to work on the employees ' work achievement jointly PT. Trakindo Utama Pekanbaru.Keywords: Job placement, communication, compensation, work motivation, job performanc

    GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGADALAM MENCEGAH PENYAKIT LEPTOSPIROSIS DI DUSUN KRAJAN DESA NGRAYUN KECAMATAN NGRAYUN KABUPATEN PONOROGO

    Get PDF
    Banyak orang menganggap penyakit leptospirosis ini merupakan penyakit yang berasal dari air yang sudah tercemar oleh kencing hewan kucing saja bukanlah penyakit yang berasal dari semua jenis hewan yang sudah terinfeksi dari kencing hewan. Kurangnya informasi dan pengetahuan keluarga ini meremehkan kebersihan disekitar rumahnya yang mayoritas memiliki kandang hewan ternak seperti kandang kambing dan sapi yang dimana keadaan kandang yang kurang terawat dan juga banyak air yang menggenang yang sudah terinfeksi oleh kencing hewan. Tujuan dalam penelitian ini yaitu mengetahui gambaran pengetahuan keluarga dalam mencegah penyakit leptospirosis. Desain penelitiaan yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif, teknik sampling yang digunakan adalah Proportionate Stratified Random sampling, sampelnya berjumlah 58 responden dan teknik pengumpulan data dengan kuisioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan keluarga dalam mencegah penyakit leptospirosis tentang definisi, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, cara penularannya adalah 38 responden (66%) berpengetahuan buruk, 20 responden (34%) berpengetahuan baik. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan baik yaitu pekerjaan dan informasi yang didapat sedangakan pengetahuan buruk diantaranya usia,pendidikan dan pendapatan responden. Berdasarkan dari hasil penelitian ini hendaknya dilakukan penyuluhan tentang Penyakit Leptospirosis secara rutin kepada keluarga di Dusun Krajan Desa Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo dari pihak tenaga kesehatan langsung agar informasi yang didapat benar-benar akurat, hal ini dimaksudkan untuk menambah pengetahuan serta informasi tentang Penyakit Leptospirosis. Kata Kunci :Pengetahuan, Keluarga, PenyakitLeptopirosi

    Profiling of Intestinal Microbial Diversity by PCR-DGGE Genes Coding for 16S rDNA and Immunity Status of the Orange Spotted Grouper (Epinephelus coioides) Following Probiotic Bacillus subtilis Adminis

    Get PDF
    Groupers adalah ikan marikultura penting di Taiwan dan negara-negara Asia Tenggara. Orang oranye berbintik-bintik yang berkembang pesat (epinephelus coioida) telah mengalami masalah penyakit bakteri yang relatif parah. Proliferasi patogen dalam ikan dapat ditekan oleh mikrobiota komensal. Dalam konteks ini, probiotik tampaknya menawarkan alternatif yang menarik. Bacillus subtilis adalah bakteri probiotik yang diberikan dalam diet untuk menekan proliferasi patogen. Dalam penelitian ini, E.Coioides diberi makan selama 6 bulan dengan diet yang mengandung B.SubTilis pada 0 (kontrol), 0,1% dan 1%. Perubahan berat badan dan efisiensi pakan dari kelompok 0,1 dan 1% secara signifikan lebih baik daripada kelompok kontrol. Respons seluler bawaan, ledakan pernapasan ikan memberi makan 1% dan 0,1% diet secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol pada 10 atau 20 hari setelah pemberian makan, dan bahkan lebih signifikan pada 30 hari. Subtilis Bacillus probiotik meningkatkan keanekaragaman mikroba usus ikan yang diukur dengan nomor pita yang terlihat dan indeks keanekaragaman Shannon dalam analisis DGGE. Subtilis probiotik Bacillus juga merangsang populasi spesies bakteri seperti Paenibacillus sp, lactobacillus oeni strain 59 b, dan methilacidophilum infernorum strain v4 yang bermanfaat untuk epinephelus coioida. Dosis terbaik dari subtilis bacillus probiotik berdasarkan pertunjukan pertumbuhan, respons seluler bawaan dan profil mikrobiota dalam usus ikan 0,1%, yang menunjukkan kemanjuran yang sama dengan diet 1%
    • …
    corecore