7 research outputs found

    Perancangan Web-komik Wanorosingo sebagai Media Alternatif Pengenalan Wayang Cek-dong untuk Generasi Muda

    Get PDF
    Wayang Cek-Dong sebagai asal muasal wujud semua bentuk wayang purwa di Jawa, tidak mampu menyaingi wayang Jawa Tengah (Solo) baik dari segi penyebaran wilayahnya maupun jumlah penonton. Kini keberadaan wayang Purwa Gaya Jawa Timuran (Cek-Dong) sulit menarik minat generasi muda, hal itu dapat dilihat dari minimnya penonton wayang usia muda. Berbagai upaya pemerintah untuk mengenalkan dan mengembangkan wayang purwa Jawa Timuran telah dilakukan, namun masih belum dapat menuai perkembangan positif.       Penelitian ini memiliki tujuan utama mencari cara yang tepat pengenalan wayang Cek-dong ke segmen 18-25 tahun yang tepat, Penelitian ini menggunakan model field research dengan pencarian sumber data menggunakan metode kuisioner, wawancara mendalam, dan observasi lapangan.        Dari penelitian yang telah dilakukan penulis, berhasil menemukan formula bagaimana mendekatkan wayang Cek-dong ke generasi muda kini. Hal tersebut dapat dilakukan dengan penyesuaian  elemen-elemen yang menyusun wayang Cekdong seperti cerita, karakter yang lebih kekinian ke dalam media yang dekat dengan kehidupan generasi muda saat ini. Hal tersebut disajikan  sedemikian rupa dalam konsep " Kebangkitan Kemegahan Masa Lalu". Melalui media web-komik yang kini semakin berkembang, memiliki potensi untuk menjadi mediasi antara kebudayaan lokal Indonesia dan generasi muda. Diharapkan dengan adanya komik wayang Cek-Dong mampu menggugah keingintahuan generasi muda akan kebudayaan wayang Cek-Dong

    Fotografi sebagai Rekonstruksi Visual dalam Seni Bercerita Rakyat Studi Kasus “Sarip Tambak Oso”

    Get PDF
    Cerita rakyat memiliki gambaran yang menarik untuk digambarkan kembali pada era kemajuan teknologi ini, mengingat cerita rakyat atau “folklore” adalah ciri khas dan kekayaan suatu bangsa. Namun beberapa “folklore” di Indonesia menjadi menghilang, karena kurang dimunculkan dan jarang dibicarakan lagi karena banyaknya faktor, salah satunya ketidaktahuan kronologis suatu cerita. Beberapa cerita yang hilang ini tentunya perlu rekonsiliasi dari berbagai pihak untuk memunculkan kembali cerita rakyat yang hilang  atau tidak populer. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengembalikan eksistensi suatu cerita rakyat yang hilang atau tidak lagi populer. Metodenya melalui rekonstruksi visual pada cerita rakyat, dengan menggunakan metode perekaman Fotografi. Rekonstruksi cerita rakyat melalui teknik fotografi ini menarik untuk diteliti lebih lanjut, karena akan merepresentasikan kembali cerita rakyat yang tidak populer. Penelitian ini adalah model penelitian deskriptif yang bertujuan untuk membuat definisi awal penelitian, kemudian hasilnya dikembangkan lebih lanjut pada penelitian berikutnya. Penelitian ini mengambil studi kasus “Sarip Tambak Oso” yang berada pada wilayah Sidoarjo – Surabaya, hal ini karena jarak kampus peneliti dengan objek lokasi penelitian berjarak 10 menit. Selain itu wilayah Tambak Oso termasuk Renstra (Rencana Strategis) pengembangan Tri Dharma kampus UPN Veteran Jatim. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif yakni wawancara, observasi, pendalaman literasi dan artikel ilmiah untuk mendukung pola rekonstruksi visual Sarip Tambak Oso. Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Tambak Oso, wilayah perbatasan Surabaya dan Sidoarjo

    Wayang Jekdong Art of East Java: Visual Transformation of the Bolo Trajutresna Puppet

    Get PDF
    The values of the Arek cultural community, as a coastal community, are clearly reflected in the shape and color of each Jekdong Puppet. Through the culture of tacit knowledge, the visualization of Jekdong puppets has its own standard, but along with the development of the visual transformation of Jekdong puppets, it continues to perfect and adapt to Arek’s cultural values. This phenomenon can be seen in the transformation of the Sabrangan puppet form, which represents the Bolo Trajutresna puppet, into a newer form, which several Jekdong puppeteers in Mojokerto agree upon. This study focused on visual observation of changes in the Bolo Trajutresna puppet both before and after being transformed. An ethnographic approach was used through the Spradley visual component analysis process. The results of the analysis showed that the transformation process is influenced by the values of the cultural character of Arek East Java, which are represented in the transformed Bolo Trajutresna puppet. The values of straightforwardness and simplicity seem to influence the patterns of transformation in the Jekdong puppet. The straightforwardness of form is very important in the socio-cultural community of Arek culture for accommodating the ease in conveying messages. This can be seen in the transformed form of the Bolo Trajutresna puppet. In addition, the drive for equality with forms of court art is characterized by the value of refinement of taste manifested in detailed motifs and coloring patterns / textures, and is considered to be a greater influence on the embodiment of the transformed aesthetic form of the Jekdong Bolo Trajutresna puppet. It is hoped that this research can make a contribution to the development of the Jekdong puppet show from a scientific point of view of art, particularly in the province of East Java. Keywords: Wayang Jekdong, visual transformation, coastal cultur

    Perancangan Web Komik Angling Dharma Sebagai Pengenalan Cerita Rakyat Jawa Timur Kepada Dewasa 18-25 Tahun

    Get PDF
    In this modern era, it is necessary to design a culture in Indonesia that attracts the interest of the younger generation so they don't forget their country's identity. Literature is one area of culture that can be raised. This design aims to introduce one of Indonesian literature, namely the folklore of Angling Dharma to the target age group of 18-25 years. The media that is effectively used is comics. There are several types of comics, one of which is web comics. Web comics were chosen because this type of comic is cheaper and has a wider reach than printed comics. The design will use a qualitative descriptive method to analyze interview data, questionnaires and feedback which will then be followed by the implementation of the design concept, and then the implementation of the design. The design will focus on the fantasy genre as the main attraction. From the results of the research, designers can find out how to get the younger generation interested in learning Angling Dharma folklore. Like the character designs in an anime/cartoon style, the main characters have issues that are close to the reader, and the setting designs are fantasy-like. With this design, it is hoped that the Angling Dharma web comic can attract the curiosity of the younger generation.Di zaman modern ini, diperlukan adanya perancangan tentang budaya di Indonesia yang menarik minat generasi muda agar tidak melupakan identitas negaranya. Salah satu bidang budaya yang bisa diangkat adalah sastra,  Perancangan ini bertujuan untuk mengenalkan salah satu sastra di Indonesia yaitu cerita rakyat Angling Dharma kepada target yang berusia 18-25 tahun. Media yang efektif untuk digunakan adalah komik. Komik sendiri ada beberapa jenis, salah satunya adalah web komik. Web komik dipilih karena komik jenis ini lebih murah dan jangkauannya lebih luas dibanding komik cetak. Perancangan akan menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menganalisa data wawancara, kuesioner, dan observasi yang kemudian akan dilanjutkan dengan melakukan konsep rancangan, lalu implementasi desain. Perancangan akan menitikberatkan pada genre fantasi sebagai daya tarik utama. Dari hasil penelitian, perancang dapat mengetahui cara bagaimana agar generasi muda tertarik untuk mengenal cerita rakyat Angling Dharma. Seperti desain karakter yang bergaya anime/kartun, karakter utama memiliki permasalahan yang dekat dengan pembaca, dan desain background yang berbau fantasi. Dengan adanya perancangan ini, diharapkan agar web komik Angling Dharma dapat menarik minat keingintahuan generasi muda

    Pengaruh Nilai Islam pada Visual Pakaian Dewa dan Resi Boneka Wayang Jekdong Jawa Timur

    Get PDF
    Abstrak Wayang Jekdong hidup dan berkembang dalam konteks sosial-budaya Arek yang sangat khas. Budaya Arek sebagai sub-budaya Jawa Timur menyebar dari pantai utara Jawa Timur ke pedalaman sepanjang aliran sungai Brantas menyebabkan pengaruh nilai-nilai Islam kental terasa pada budaya Arek. Nilai-nilai Islam yang kuat salah satunya dapat dilihat dalam wayang boneka Jekdong sebagai artefak budaya masyarakat budaya Arek. Penelitian ini berfokus pada pengamatan visual pada boneka Jekdong yang mewakili nilai-nilai Islam melalui bentuk boneka. Pengamatan dilakukan dengan pendekatan etnografi melalui proses analisis komponen visual Spradley dalam wayang Jekdong yang didukung oleh teori semiotika dyadic Saussure-Barthes. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh nilai-nilai Islam yang diwakili dalam bentuk boneka wayang Jekdong terutama pada tokoh Dewa (dewa atau dewa tertinggi) dan Resi (pertapa). Bentuk budaya Arek sebagai komunitas Islam pesisir sangat jelas terlihat terutama pada atribut pakaian yang ditampilkan seperti keberadaan turban putih, khaftan, qamis, dan sepatu Persia. Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan kontribusi ilmiah tentang wayang golek Jekdong dalam sudut pandang ilmiah seni di provinsi Jawa Timur khususnya.   Kata Kunci: budaya Arek, busana, wayang Jekdong, Islam pesisir   Abstract The Jekdong puppets lives and develops in a very distinctive Arek socio-cultural context. The Arek culture as East Java sub-culture spreads from the north coast of East Java to the depths along with the Brantas river flow causing the influence of Islamic values upon the Arek Culture. Strong Islamic values, one of them can be seen within Jekdong puppets as a cultural artifact of the Arek society. This research focuses on visual observations on Jekdong puppets that represent Islamic values through the form of puppets. Observations performed with an ethnographic approach through a process of Spradley's visual components analyzing in Jekdong puppets and supported by the dyadic semiotics theory of Saussure-Barthes. The results of the analysis show that there are influences of Islamic values that represented in the form of Jekdong puppets, especially in Dewa (deity or supreme being) and Resi (hermits or saints) figures. The form of Arek culture as an Islamic coastal community is very clearly visible, especially in the fashion attributes that displayed such as the existence of white turban, Kaftan, Qamis, and Persian shoes. It expected that this research could provide scientific contributions about the Jekdong puppet show puppet in the scientific viewpoint of art, particularly in East Java province.   Keywords: Arek culture, coastal Islam, fashion, Jekdong puppe

    Pelestarian Aset Budaya Permainan Congkak Melalui Desain Karakter Untuk Anak

    No full text
    Traditional games are now disappearing due to the existence of games from foreign nations which are circulating in the form of online games. Games that can divert children's attention and interest in traditional Indonesian games. Through games, children are able to feel various feelings of joy or sadness, playing also involves interactions with each other or opponents. To achieve that feeling can be found by playing traditional games. This atmosphere can be found in traditional games. Based on this, the writer is interested in designing a character design about a traditional Indonesian game, namely the game Congklak. This design uses qualitative research methods with data collection techniques in the form of interviews, observation and literature studies. The results of this design are in the form of 2D-based animated characters which will later be implemented in various communication media. The design of this character design is a way to preserve Indonesian original cultural assets and educate the public about traditional games so that their existence is maintained.Permainan Tradisional kini semakin hilang disebabkan oleh adanya permainan dari bangsa asing yang banyak beredar dalam bentuk game online. Game yang mampu mengalihkan perhatian dan minat anak-anak terhadap permainan tradisional Indonesia. Melalui permainan anak-anak mampu merasakan berbagai perasaan gembira atau juga kesedihan, bermain juga melibatkan interaksi satu sama lain atau lawan. Untuk mencapai perasaan itu dapat ditemui dengan bermain permainan tradisional. Suasana tersebut dapat ditemui dalam permainan tradisional. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk merancang desain karakter tentang permaianan tradisional Indonesia yaitu permainan Congklak. Perancangan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan Teknik pengambilan data berupa wawancara, observasi dan studi literatur. Hasil dalam perancangan ini berupa karakter animasi berbasis 2D yang nantinya akan diimplementasikan dalam berbagai media komunikasi. Perancangan desain karakter ini merupakan salah satu cara untuk melestarikan aset budaya asli Indonesia serta mengedukasi masyarakat tentang permainan tradisional agar eksistensinya tetap terjaga

    Grafis Lingkungan: Inovasi Desain Tempat Pembuangan Sampah Sebagai Identitas Visual Taman Kunang-Kunang

    No full text
    Surabaya as the 2nd largest city in Indonesia besides having great job mobility, there are tourism destinations that are no less abundant and developed. It is an attraction for tourists to visit. One of the tourist destinations in Surabaya is Taman Kunang-Kunang, located on Jalan Penjaringan Timur, Kec. Rungkut, Surabaya. Taman Kunang-Kunang has aesthetics and complete facilities. However, one of the facilities has an ordinary impression and does not represent the beauty of Taman Kunang-Kunang, namely the garbage dump. Therefore, it is necessary to strengthen the form and visual graphics of an attractive landfill environment that can reflect and improve the visual identity of Taman-Kunang-Kunang. This strengthening uses qualitative descriptive data analysis techniques with observation and literature study methods. It was found from the data analysis that the uniqueness of Taman-Kunang-Kunang, namely the firefly installation, became a reference for strengthening the shape and visual graphics of the landfill environment to improve the visual identity of the park. Maintaining the graphics of the garbage dump environment derived from the deformation of the shape of fireflies can increase the visual identity of the Fireflies Park which attracts visitors' interest and desire to dispose of garbage in its place.ABSTRAK Surabaya sebagai kota terbesar ke-2 di Indonesia selain mempunyai mobilitas pekerjaan yang melimpah, terdapat destinasi pariwisata yang tidak kalah melimpah dan berkembang. Hal itu menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Salah satu destinasi wisata di Surabaya ialah Taman Kunang-Kunang yang terletak di Jalan Penjaringan Timur, Kec. Rungkut, Surabaya. Taman Kunang-Kunang memiliki estetika dan fasilitas yang lengkap. Namun salah satu fasilitas mempunyai kesan biasa saja dan belum mewakili keindahan dari Taman Kunang-Kunang, yaitu tempat pembungan sampah. Maka dari itu perlu adanya penguatan bentuk dan visual grafis lingkungan tempat pembuangan sampah yang menarik dan dapat mencerminkan serta meningkatkan identitas visual Taman-Kunang-Kunang. Penguatan ini menggunakan teknik analisa data deskriptif kualitatif dengan metode observasi dan studi literatur. Didapatkan dari data hasil analisa bahwa keunikan dari Taman-Kunang-Kunang yaitu instalasi kunang-kunang yang menjadi acuan penguatan bentuk dan visual grafis lingkungan tempat pembuangan sampah untuk meningkatkan identitas visual dari taman tersebut. Dengan penguatan grafis lingkungan tempat pembungan sampah yang berasal dari deformasi bentuk kunang-kunang dapat meningkatkan identitas visual Taman Kunang-Kunang yang menarik minat pengunjung serta hasrat dalam membuang sampah pada tempatnya. Kata Kunci: identitas visual, grafis lingkungan, taman kunang-kunang, penguata
    corecore