45 research outputs found
Komparasi Pelaksanaan Pembagian Warisan Menurut Hukum Adat Di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Sumatera Utara Dengan Hukum Adat Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus Jawa Tengah.
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Komparasi Pelaksanaan Pembagian Warisan Menurut Hukum Adat Di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Sumatera Utara Dengan Hukum Adat Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus Jawa Tengah” ini secara umum bertujuan untuk menjelaskan pembagian waris adat di kecamatan simanindo dan di kecamatan mejobo jawa tengah.”
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis sosiologis. Dalam hal teknik pengumpulan data, penulis menggunakan data primer dan sekunder. Setelah data diperoleh, maka disusun secara sistematis dan selanjutnya dianalisa, sehingga diperoleh kejelasan mengenai permasalahan yang dibahas dan selanjutnya disusun sebagai skripsi yang bersifat ilmiah.
Dari hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa Untuk mengetahui pelaksanaan pembagian warisan menurut hukum adat di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Sumatera Utara dan di kecamatan mejobo Kabupaten Kudus Jawa Tengah. Untuk mengetahui permasalahan yang muncul dalam pembagian warisan menurut hukum adat di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Sumatera Utara dan di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus Jawa Tengah dan bagaimana mekanisme penyelesainnya. Dalam hal pembagian harta warisan dalam masyarakat adat batak dapat di simpulkan pembagian waris secara tradisi yang sudah di tentukan, 2/3 untuk semua anak laki-laki dan 1/3 untuk semua anak perempuan dan dalam kecamatan mejobo Memliki hak yang sama bahwa ahli waris laki-laki dan perempuan mendapatkan hak yang sama untuk mewarisi harta peninggalan si ahli waris.
Jadi mengenai pelaksaan pembagian waris menurut hukum adat di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Sumatra utara dan di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus Jawa Tengah dimana pada masyarakat di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Sumatera Utara memiliki tata cara yang pasti dan rijit dalam pelaksanaannya. Hal ini berbeda dengan masyarakat di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus Jawa Tengah yang memiliki tata cara yang lebih luwes secara pelaksanaan asalkan sesuai dengan prasyarat. Apabila ada permasalahan dapat diselesaikan secara litigasi melalui pengadilan maupun non litigasi secara musyawarah mufakat atau kekeluargaan melalui lembaga adat setempat
The Plesiomonas shigelloides wbO1 gene cluster and the role of O1-antigen LPS in pathogenicity
The Plesiomonas shigelloides 302-73 strain (serotype O1) wb gene cluster encodes 15 proteins which are consistent with the chemical structure of the O1-antigen lypopolysaccharide (LPS) previously described for this strain. The P. shigelloides O1-antigen LPS export uses the Wzy-dependent pathway as correspond to heteropolysaccharides structures. By the isolation of two mutants lacking this O1-antigen LPS, we could establish that the presence of the O1-antigen LPS is crucial for to survive in serum mainly to become resistant to complement. Also, it is an important factor in the bacterial adhesion and invasion to some eukaryotic cells, and in the ability to form biofilms. This is the first report on the genetics from a P. shigelloides O-antigen LPS cluster (wb) not shared by Shigella like P. shigelloides O17, the only one reported until now
A rarely isolated micro‐organism, Budvicia aquatica, cultured from urine of a patient with Guillain–Barré Syndrome
Genome sequence of Plesiomonas shigelloides strain 302-73 (serotype O1)
Plesiomonas shigelloides, the only species of the genus, is an emergent pathogenic bacterium associated with human diarrheal and extraintestinal disease. We present the whole-genome sequence analysis of the representative strain for the O1 serotype (strain 302-73), providing a tool for studying bacterial outbreaks, virulence factors, and accurate diagnostic methods
Pengaruh Variasi Cairan Pre-Cleaner Terhadap Visualisasi Inspeksi Hasil Pengelasan Menggunakan Metode Non Destructive Test Liquid Penetrant
Kualitas hasil output produksi adalah tujuan utama dari adanya penerapan standar
kualitas industri. Oleh karena itu perlu adanya inspeksi pada produk yang akan diproses
maupun produk jadi untuk mendeteksi dan menghindari hasil output proses manufaktur yang
cacat maupun yang tidak sesuai standar. Inspeksi dapat diartikan sebagai pemeriksaan
seksama atau pemeriksaan langsung.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis inspeksi non destructive test (NDT)
atau jenis inspeksi tidak merusak. Salah satu metode non destructive test yang umum
digunakan karena mudah dalam pemakaian dan murah adalah metode liquid penetrant test.
Liquid penetrant test cocok dan efektif digunakan pada pengujian permukaan material logam
maupun non logam yang memiliki permukaan tidak berpori. Pengujian liquid penetrant ini
dilakukan menggunakan penetran berjenis visible dye penetrant dengan cara aplikasi di
brush. Jenis spesimen yang digunakan pada penelitian ini adalah plat baja ASTM A36
karena jenis ini dapat mudah dikerjakan, dilas dan dibentuk. Pada proses precleaning di
pengujian ini menggunakan tiga variasi cairan precleaner (SKC-S (solvent cleaner), AQ-
710 (detergent cleaner), dan air) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil visual
inspeksi tidak merusak dengan metode liquid penetrant yang dilakukan berdasarkan standar
ASME BPVC.V-2021.
Hasil proses precleaning pada cacat permukaan terhadap spesimen baja ASTM A36
menunjukkan hasil bahwa penggunaan cairan precleaner AQ-710 dan SKC-S terhadap
spesimen pada tahap precleaning mempengaruhi dari hasil visual inspeksi dengan jumlah
indikasi cacat yang terlihat lebih besar dan jelas daripada penggunaan air sebagai cairan
precleaner pada proses precleaning pengujian dengan metode liquid penetrant test. Semakin
baik dari cairan cleaner dalam membersihkan kontaminan pada daerah permukaan spesimen
yang diuji maka semakin baik pula cairan penetran dapat memasukin celah cacat pada
permukaan sehingga mempengaruhi dari hasil visual inspeksi yang berpengaruh pada
penerimaan atau penolakan spesimen uji sesuai standar kriteria