42 research outputs found

    ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA MATERI GERAK BERDASARKAN HASIL THREE-TIER TEST

    Get PDF
    Miskonsepsi merupakan konsepsi yang dipegang kuat dan merupakan stuktur kognitif yang stabil namun tidak sama dengan konsepsi para ahli atau konsep ilmiah. Salah satu faktor terjadinya miskonsepsi pada siswa yaitu tahap perkembangan kognitif siswa. Upaya untuk mengetahui perkembangan kognitif siswa maka perlu dilakukan tes berupa tes berpikir logis. Beberapa cara untuk mengidentifikasi terjadinya miskonsepsi pada siswa yaitu peta konsep, tes pilihan ganda dengan pertanyaan terbuka, tes esai, dan wawancara. Tes pilihan ganda banyak dipilih sebagai alat evaluasi karena mudah dalam penskoran, waktu pemeriksaan lebih singkat, dan terhindar dari sikap subjektif, tetapi belum mampu mengungkapkan miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Maka dari itu banyak para ahli yang mengembangkan tes untuk mengidentifikasi miskonsepsi diantaranya Three-tier Test. Three-tier Test merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi dan Lack of knowledge. Penelitian ini merancang Three-tier Test untuk mengidentifikasi miskonsepsi, dan mengukur kemampuan berpikir logis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-eksploratif. Subjek penelitian ini adalah 142 siswa SMP kelas VII yang berasal dari tiga SMP Negeri di Kota bandung. Instrumen yang digunakan adalah Three-tier Test dan TOLT. Hasil TOLT digunakan sebagai pembanding hasil tes berpikir logis modifikasi. Teknik pengambilan data menunjukkan dengan memberikan tes tertulis sebanyak satu kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir logis siswa SMP berada pada kategori kemampuan berpikir transisi, baik yang diteskan dengan TOLT dan tes berpikir logis modifikasi. Konsep yang paling banyak siswa mengalami miskonsepsi yaitu konsep jarak dan perpindahan sebanyak 50%. siswa yang mengalami miskonsepsi sebagian besar merupakan siswa yang berada pada kategori berpikir konkret. Kata kunci: Berpikir Logis, Miskonsepsi dan Three-tier Test Misconception is strongly held conceptions and a stable cognitive structures, but unlike the conception of the expert or scientific concepts. One factor is the occurrence of misconception in the students stage of cognitive development of students. Efforts to determine the cognitive development of students it is necessary to test the form of the test of logical thinking. Some ways to identify the occurrence of misconceptions in the students that the concept maps, multiple choice test with open-ended questions, essay tests, and interviews. Multiple choice test was chosen as an evaluation tool for easy in scoring, shorter examination time, and avoid the subjective attitude, but has not been able to reveal misconceptions experienced by students. That is why many experts who develop tests to identify misconceptions among Three-tier Test. Three-tier Test is a tool used to identify misconceptions and Lack of knowledge. This study designed a three-tier test to identify misconception, and measure the ability to logical think. This study is a descriptive-explorative. The subjects were 142 seventh grade junior high school students from three Junior High School in Bandung. The instrument used in this study is a Three-tier Test and TOLT. Result TOLT used as a comperative test logical modification. Data retrieval techniques by providing a written test one time. The result showed that the logical thinking ability junior high school students in the category of transition thinking skills, both of which test with TOLT and logical thinking modification. The concept most students hane misconception that the concept of distance and displacement much 50%. Students who have misconception largely a student who is in the category of concert thought. Keyword: logical thinking, misconception, and three-tier tes

    Monitoring Beban Rem Magnetik pada Kontrol Kecepatan Motor BLDC

    Get PDF
    Pada sistem kontrol kecepatan motor BLDC memerlukan mengetahui performa motor BLDC. Untuk mengetahui performa dari motor BLDC diperlukan suatu beban, dalam hal ini pengereman dengan menggunakan rem magnetik. Sistem ini dirancang untuk monitoring beban rem magnetik pada kecepatan putar motor BLDC. Tegangan yang keluar dari arduino akan masuk ke driver. Kemudian dari driver menuju ke kumparan rem magnetik. Besarnya arus yang mengalir pada kumparan rem magnetik dideteksi oleh sensor ACS712. Hasil dari deteksi sensor ACS712 datanya akan disimpan oleh arduino. Data yang tersimpan akan ditampilkan pada LCD dan LabView. Sistem ini menggunakan software arduino dan LabView dengan menggunakan metode Open Loop dengan komunikasi serial. Pada proyek akhir ini, dihasilkan bahwa dengan metode kontrol dari motor BLDC dan rem magnetiik dengan metode open loop melalui pengujian kecepatan motor BLDC dari 3000 RPM sampai 7000 RPM dan pengereman dari rem magnetik dari tegangan input arduino 0,5 V – 5 V menghasilkan arus eddy dari rem magnetik yang relatif kecil yaitu antara 0, 3A -0,9 A. ================================================================================================ In the BLDC motor speed control system, it is necessary to know the performance of the BLDC. To determine the performance of a BLDC motor, a load is needed, in this case braking using magnetic brakes. This system is designed to adjust the magnetic brake load at the BLDC motor rotate speed. The voltage coming out of Arduino will enter the driver. Then from the driver go to the magnetic brake coil. The amount of current flowing on the magnetic brake coil is detected by the ACS712 sensor. The results of the ACS712 sensor detection data will be stored by Arduino in the form of. The stored data will be displayed on the LCD and LabView. This system uses Arduino and LabView software using the Open Loop method with serial communication. In this final project, it was produced that with the control method of BLDC motor and magnetic brake with the open loop method through testing BLDC motor speed from 3000 RPM to 7000 RPM and braking from magnetic brakes from arduino input voltage 0.5 - 5 V producing eddy current from magnetic brakes are relatively small which is between 0, 3A -0.9 A

    PENGEMBANGAN BUKU SAKU DIGITAL BERBASIS METODE PROBLEM SOLVING MATA PELAJARAN EKONOMI

    Get PDF
    Buku saku merupakan sebuah kumpulan dari materi-materi ekonomi yang di buat secara ringkas dan menarik. Pengembangan buku saku pada materi ekonomi ini menerapkan prinsip-prinsip desain pengembangan pembelajaran yang disajikan menggunakan metode problem solving sebagai evaluasi peserta didik untuk berpikir kritis serta menggunakan gambar-gambar yang sesuai dengan materi yang disajikan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran berbentuk buku saku digital berbasis metode problem solving mata pelajaran ekonomi kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Metro yang valid dan praktis. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model pengembangan 4D. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu Define, Design, Development, dan Disseminate yang diadaptasi menjadi 4P, yaitu pendefinisian, perencanaan, pengembangan dan penyebaran. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa media pembelajaran buku saku digital berbasis metode problem solving dinyatakan layak digunakan.  Berdasarkan hasil analisis data diperoleh tampilan media  sebesar 85% sehingga dinyatakan Sangat Kuat atau Valid, dan hasil dari desain mendapatkan presentase sebesar 81% sehingga dinyatakan Sangat Kuat atau Valid. Kemudian dari penyajian materi sebesar 82% sehingga dinyatakan Sangat Kuat atau Valid. Selanjutnya hasil respon peserta didik sebesar 98% dan dinyatakan sangat praktis. Berdasarkan hasil presentase, media buku saku digital berbasis metode problem solving yang telah dikembangkan dinyatakan valid dan praktis untuk digunakan sebagai salah satu media pembelajaran

    HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KONTROL DIRI DALAM TINDAKAN AGRESIVITAS DI MEDIA SOSIAL PADA KELUARGA YANG MEMILIKI REMAJA DI WILAYAH ASTAMBUL

    Get PDF
    Perilaku agresi menjadi salah satu bagian dari kenakalan remaja yang perlu diberi tindakan yang sangat berarti untuk mengurangi dampak buruk yang muncul bagi pelaku maupun korbannya. Jenis perilaku agresi yang dilakukan oleh remaja sudah banyak ditemukan berupa perilaku agresi yang dilakukan secara tidak langsung yakni perilaku agresi yang terjadi di media sosial. Kontrol diri merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi agresivitas verbal seseorang, dimana kontrol diri merupakan hal internal penghambat pelepasan kecenderungan respons agresi, kontrol diri tidak lepas dari konsep diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsep diri dengan kontrol diri dalam tindakan agresivitas di media sosial pada keluarga yang memiliki remaja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jenis penelitian korelasional, teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling, dengan populasi sebanyak 787 remaja dengan jumlah sampel sebanyak 108 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti dan telah diuji validitas dan reabilitas. Teknik analisis data menggunakan Spearman’s Rho. Hasil dari penelitian menunjukkan ada hubungan antara konsep diri dengan kontrol diri dalam tindakan agresivitas remaja di media sosial dengan tingkat kemaknaaan p = 0,03 0,05 dengan tingkat kekuatan korelasi lemah yaitu -207. Kesimpulan penelitian ini yaitu Sebagian besar tindakan agresivitas remaja di media sosial dalam kategori tinggi dan sebagian besar konsep diri remaja dalam kategori negative serta ada hubungan antara konsep diri dengan kontrol diri terhadap tindakan agresivitas verbal pada remaja di media sosial

    Pengaruh Terapi Komunikasi Assertive dengan Media Video terhadap Perilaku Agresif pada Remaja Putri

    Get PDF
    Perilaku agresif merupakan bentuk ekspresi emosi seseorang karena adanya suatu hal yang tidak menyenangkan yang individu alami. Perilaku ini dapat dilihat dalam bentuk verbal ataupun non verbal dengan tujuan penyerangan dan lebih sering terjadi pada remaja. Dampak dari perilaku ini dapat menyebabkan kerugian pada kedua belah pihak. Remaja yang memiliki perilaku agresif dapat membuat masalah dalam hubungan interpersonal, maka dari itu remaja hendaknya memiliki kemampuan berkomunikasi dalam menyampaikan keinginannya dengan baik sehingga tidak menyinggung perasaan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi komunikasi assertive terhadap perilaku agresif pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperiment yang menggunakan rancangan penelitian pre-test and post-test with control group design, teknik sampling yang digunakan purposive sampling, responden dibagi menjadi kelompok perlakuan sebanyak 30 responden dan kelompok kontrol sebanyak 30 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang sudah baku yaitu kuesioner Buss Perry Aggression Questionnaire untuk mengukur perilaku agresif dan Assertiveness Scale for Adolescents untuk komunikasi asertif. Uji statistik menggunakan Paired Samples Test.  Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh terapi komunikasi asertive dengan media video terhadap perilaku agresive remaja putri, dengan nilai p = 0,008 < 0,05. Kesimpulan penelitian adanya pengaruh terapi komunikasi assertive terhadap perilaku agresif pada remaja putri

    PHUBBING, PENYEBAB DAN DAMPAKNYA PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT, UNIVERSITAS INDONESIA

    Get PDF
    ABSTRACT Nowadays, phubbing phenomena occur in various social groups, including college students. This has an impact on social relationships and physical health. This is a qualitative study which aims to describe the causes, behavior, and impact of phubbing. The informants were fifth semester Faculty of Public Heath, University of Indonesia undergraduate students’ year 2018. Data collected through focus group discussions on female students and in-depth interviews with male students. The results of this study indicate that students understand phubbing as a phenomenon where a person is more engaging with mobile phones than interacting with the surrounding environment. Duration of internet usage starts from 5 hours to almost 24 hours a day. Phubbing among students was due to the desire to get updated information and events, entertainment, and shows the activities or achievements of themselves. The influence of the social environment and the demands of the academic environment encourage the use of smartphones frequently. Some students experience physical health problems (tiredness, sore eyes, dizziness, nausea) and sign of mental problem (sad, depressed, lost confidence) due to improper use of smartphones. Therefore, education students regarding the use of the internet wisely to prevent phubbing behavior and its effects are needed. In addition, academic and student activities through direct interaction rather than internet need to be maintained. Keywords: Phubbing, student, internet, smartphone &nbsp; ABSTRAK Saat ini fenomena phubbing&nbsp; terjadi di berbagai kelompok sosial, tidak terkecuali mahasiswa.&nbsp; Hal ini berdampak pada hubungan sosial maupun kesehatan fisik seseorang. Penelitian&nbsp; ini&nbsp; merupakan &nbsp;studi kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui penyebab, perilaku, dan dampak phubbing. Informan adalah mahasiswa FKM UI Strata 1, semester 5 tahun 2018. Pengumpulan data dilakukan dengan cara Focus group discussion (FGD) kelompok mahasiswa perempuan dan wawancara mendalam terhadap mahasiswa laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa mengetahui phubbing sebagai fenomena dimana seseorang lebih banyak berkutat dengan handphone dibandingkan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Durasi penggunaan internet sehari mulai dari 5 jam sampai hampir 24 jam. Phubbing yang terjadi di kalangan mahasiswa dikarenakan keinginan agar tetap update informasi dan kejadian yang berlangsung, hiburan, &nbsp;dan juga menunjukkan kegiatan atau capaian diri sendiri. Pengaruh lingkungan sosial dan tuntutan lingkungan akademik mendorong penggunaan smartphone setiap saat. Sebagian mahasiswa mengalami gangguan kesehatan fisik (lelah, mata pedih, pusing, mual) dan tanda gangguan kesehatan mental (sedih, depresi, hilang percaya diri) akibat penggunaan smartphone yang tidak tepat. Perlu adanya upaya edukasi kepada mahasiswa mengenai penggunaan internet secara bijak sehingga mencegah perilaku phubbing dan dampaknya. Selain itu juga, perlu dipelihara kegiatan akademis maupun kegiatan mahasiswa yang dilakukan melalui interaksi secara langsung dibandingkan melalui internet. Kata kunci: Phubbing, mahasiswa, internet, smartphon

    Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Moderating

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Moderating. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Subsektor Tekstil dan Garmen yang terdaftar di BEI tahun 2017-2019 dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Sampel yang diperoleh sebanyak 17 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Analisis Statistik Deskriptif, Uji Chow, Uji Hausman, Uji Lagrange Multiplier. Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Berganda, Uji t, Uji F dan Uji Determinasi, dengan pengolahan data menggunakan program statistik Eviews 9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham, Kinerja Keuangan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham dan Kinerja Keuangan tidak dapat memoderasi hubungan antara Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham.Kata kunci: Ukuran Perusahaan, Harga Saham, dan Kinerja Keuangan

    EFFECTIVENESS OF THE LARVACIDE ETHANOL EXTRACT OF SOURSOP (Annona muricata L.) LEAVES AGAINST Aedes aegypti LARVA

    Get PDF
    Highlights • Dengue fever, caused by mosquitoes known as Aedes aegypti, can be avoided by applying larvicides while the insects are still in their larval stage. • The extract from soursop leaves at a concentration of 3% is the most effective for Aedes aegypti larvae, resulting in 100% mortality.   Abstract Background: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease caused by one of the four serotypes of dengue virus transmitted through mosquitoes, especially Aedes aegypti and Aedes albopictus. As the Aedes aegypti mosquito-borne DHF illness is still in its larval stage, it can be prevented by utilizing larvicides. A more secure and efficient method to eliminate mosquitoes is by using natural larvicides. Underutilized soursop leaves contain secondary metabolite components that can potentially be larvicides, such as annonins, saponins, flavonoids, and tannins. Objective: This study was to determine the effectiveness of soursop leaf extract as a larvicide in controlling Aedes aegypti vectors and to determine the most effective concentration of soursop leaf extract as an Aedes aegypti larvicide. Material and Method: The study was an analytic observational study utilizing a cross-sectional methodology. This study was carried out from March to May 2022. Soursop leaves were extracted using the percolation method, employing a solvent of 96% ethanol with alkaloids, flavonoids, saponins, and tannins. Results: The soursop leaves extract yielded in this study was as much as 131.22 grams (13.12%). The most effective concentration of soursop (Annona muricata L.) leaves was 3%, with a mortality value of 100%, not much different from the value resulting from 1% temephos. The LC50 results obtained a value of 0.163%. Conclusion: Soursop leaf extract was effective as a larvicide against Aedes aegypti mosquito larvae

    Reproductive Health Literacy of Adolescents at Public Islamic School: A Cross-Sectional Study in Indonesia

    Get PDF
    Inadequate adolescents’ reproductive health literacy is a serious problem that requires urgent attention from all stakeholders. Adolescents with limited knowledge of reproductive health are more prone to facing various health problems. Therefore, this study aims to determine the level of adolescents reproductive health literacy and its associated factors. An analytical approach was adopted with a cross-sectional design. The target population consisted of female students in classes XI and XII, at Public Islamic Senior High School 2 Banda Aceh, totaling 242 students. An accidental sampling method was utilized to select the sample, and the number of respondents was 150 students. The data obtained were analyzed using simple linear and multiple linear regression tests. The results showed that the level of reproductive health literacy was moderate (M=3.20; SD: 0.70 on a scale of 5), while the associated factors included family role (β=0.397; p-value:0.001), age (β=0.263; p-value:0.001), and peer support (β=0.259; p-value:0.001). These variables accounted for 43.4% of the variance in adolescents reproductive health literacy (R2:0.434). Based on the results, it was concluded that the level of adolescents reproductive health literacy was insufficient, and factors correlated to this problem included family role, age, and peer support

    ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR KUALITAS PELAYANAN DENGAN KINERJA PELAYANAN

    Get PDF
    This research aims to analyze the relationship between service quality factors and service performance carried out in the Bogor Regency Regional Secretary environment. This research uses quantitative methods with data collection techniques through research questionnaires distributed to 164 employees who have the task of providing services, with the analysis technique used is multiple correlation analysis. The results of the study prove empirically that the quality factors of service have a significant relationship with service performanceThis research aims to analyze the relationship between service quality factors and service performance carried out in the Bogor Regency Regional Secretary environment. This research uses quantitative methods with data collection techniques through research questionnaires distributed to 164 employees who have the task of providing services, with the analysis technique used is multiple correlation analysis. The results of the study prove empirically that the quality factors of service have a significant relationship with service performanc
    corecore