14 research outputs found

    ANALISIS KONSTRUKSI HUKUM HAKIM DALAM PEMBUKTIAN SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN DALAM MEMUTUS PERKARA KORUPSI GRATIFIKASI (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. No. 2067 K/Pid/2006)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai bagaimanakah konstruksi hukum hakim dalam pembuktian sebagai dasar pertimbangan dalam memutus perkara korupsi gratifikasi Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif atau doktrinal dengan menggunakan jenis data sekunder. Dalam penelitian ini, tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data sekunder yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. Selanjutnya data yang diperoleh kemudian dipelajari, diklasifikasikan, dan dianalisis lebih lanjut sesuai denga n tujuan dan permasalahan penelitian. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa alasan - alasan kasasi tersebut dapat dibenarkan oleh karena Yudex Factie Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah tidak menerapkan hukum atau menerapkan hukum namun tidak sebagaimana mestinya, yaitu dalam menafsirkan unsure dakwaan permufakatan jahat sebagaimana didakwakan Jaksa/Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi dalam dakwaan Pertama alternatif Kedua yaitu Pas al 6 ayat (1) huruf a Jo. Pasal 15 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001. Bahwa permufakatan jahat sebagai salah satu unsur dalam pasal 15 aquo harus dipahami secara utuh dan keseluruhan, dimana unsur perbuatan pidana yang dimaksudkan dalam permufakatan jahat disini sudah terpenuhi apabila permufakatan jahat tersebut dimaksudkan ā€œuntuk melakukan tindak pidana korupsiā€ (Dalam dakwaan ini, untuk memberi atau menjanjikan sesuatu kepada Hakim dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili, sesuai Pasal 6 ayat (1) huruf a UU No.31 Tahun 1999 Jo. UU No.20 Tahun 2001). Hal ini berarti bahwa tanpa harus melakukan tindak pidana korupsi, sebagai tindakan pelaksanaa n, cukup dengan sudah adanya kesepakatan bersama untuk melakukan tindak pidana korupsi, maka unsur ini sudah terpenuhi. Tindak pidana ini berbeda dengan ā€œpercobaan melakukan tindak pidanaā€, yang harus sudah ada tindakan pelaksanaan, namun perbuatannya tida k selesai bukan karena keinginannya sendiri. Bila hal inidihubungkan dengan perbuatan Terdakwa sesuai fakta -fakta dalam persidangan,maka unsur -unsurnya telah terpenuhi, sehingga perbuatan permufakatan jahat sebagaimana didakwakan telah terbukti

    Requirements for Badminton Strokes in One Game by Elite Athletes in Single Match Numbers

    Get PDF
    Badminton is experiencing rapid development both domestically and abroad. The ultimate goal of this game is to try to drop the shuttlecock in the opponent's playing area and try to prevent the opponent from hitting the shuttlecock and dropping it on his own court, if the shuttlecock falls on the floor or gets stuck in the net, the game stops. The purpose of this study was to analyze Requirements for Badminton Strokes in One Game by Elite Athletes in Single Match Numbers. The researchers used a one-shot case study design. This research was carried out by observing badminton match videos that were broadcast on the internet media, namely YouTube. In this study, observers analyzed 4 matches played by single athletes ranked in the top 10 in the world. The data that has been collected is then analyzed, while the technique used is the percentage. Based on the results of the study, it can be concluded that the average results of each badminton Elite Athletes' stroke in Single Match Numbers in One Game, namely: Service 10.20%, Chop 4.86%, Dropshoot 6.37%, Smash 12.21%, Lob 7.59%, Netting 33.08%, Drive 4.98%, Clear Lob 20.72%.The highest percentage is on badminton netting with a percentage result of 33.08%

    HUBUNGAN ANTARA PARASITES LOAD SOIL TRANSMITTED HELMINTH DENGAN KADAR HEMOGLOBIN

    Get PDF
    Latar belakang: Penyakit infeksi kecacingan merupakan salah satu penyakit yang masih banyak terjadi di masyarakat namun kurang mendapatkan perhatian. Jenis cacing yang paling banyak menginfeksi adalah Soil Transmitted Helminth (STH). Parasites Load STH adalah jumlah telur cacing STH dalam tubuh manusia. Cacing jenis ini dapat menyebabkan turunnya kadar Hemoglobin dalam darah. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Parasites Load Soil Transmited Helminth dengan kadar Hemoglobin darah. Metoda: Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan menggunakan metode survey dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan April ā€“ juli 2013 di SD Ngaliyan 4, SD Kedungpane 2 dan SD Bandarhajo Kota Semarang. Sampel penelitian adalah anak-anak usia 6- 10 tahun yang berjumlah 54 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Penilian Pasasite Load menggunakan pemeriksaan jumlah telur. Pemeriksaan kadar Hemoglobin menggunakan pemeriksaan sianmethemoglobin. Uji statistik yang digunakan adalah korelasi. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan 12,96% subyek terinfeksi cacing Ascaris lumbricoides, 5,56% subyek terinfeksi cacing Trichuris trichura, dan 7,41% subyek terinfeksi cacing tambang. Seluruhnya termasuk dalam kategori infeksi ringan, Infeksi terbanyak oleh Ascaris lumbricoides sebanyak 580 EGP. Kadar Hemoglobin yang ditemukan semua dalam kategori normal. Berdasarkan uji korelasi, hubungan Parasites Load Ascaris lumbricoides dengan kadar hemoglobin adalah 0,825, Parasites Load Trichuris tricura dengan kadar hemoglobin adalah 0,862, dan Parasites Load cacing tambang dengan kadar hemoglobin adalah 0,861. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara Parasites Load Ascaris lumbricoides dengan kadar Hemoglobin, tidak terdapat hubungan antara Parasites Load Trichuris tricura dengan kadar Hemoglobin, dan Tidak terdapat hubungan antara Parasites Load cacing tambang dengan kadar Hemoglobin. Tidak terdapat hubungan pada penelitian ini disebabkan kerena infeksi ringan yang diderita subyek belum menyebabkan penurunan kadar Hb secara signifikan, serta kecilnya angka kejadian kecacingan sehingga mempengaruhi penghitungan statistika. Kata kunci: Parasites Load, Kecacingan, STH, Hemoglobi

    Penerapan Pembelajaran Berbasis Lingkungan Kelas IV Tema 9 Sub Tema 4 Di SDN 1 Kenteng Boyolali

    Get PDF
    This research aims to: (1) describe the environment-based learning planning in Public Elementary School 1 Kenteng; (2) describes the implementation of environment-based learning in Public Elementary School 1 Kenteng; (3) describes the evaluation of environment-based learning in Public Elementary School 1 Kenteng; (4) analyzing obstacles and environment-based learning solutions in Public Elementary School 1 Kenteng. Research method used in this study is qualitative based stusdies. Data collection techniques in research using observation, interviews, and documentation. The validity of the data uses source triangulation and technique triangulation. Data analysis techniques using the method of data reduction, data presentation (display data), and drawing conclusions (verification). Based on the results of the research that has been done, can be concluded (1) Planning an environment-based learning in Public Elementary School 1 Kenteng is done through compiling Promissory notes, Prota, syllabus and lesson plans. The distinctive feature of Public Elementary School 1 Kenteng is that teachers are given freedom in developing lesson plans. The lesson plans that teachers develop are learning plans that utilize the surrounding environment as a source of learning for students. (2) In the implementation of environment-based learning in Public Elementary School 1 Kenteng, students play a role as subject of learning center (student centerbased learning) so students are actively involved in learning and can build knowledge, attitudes, and behavior. (3) Evaluation of environment-based learning at Public Elementary School 1 Kenteng is done directly through cognitive assessment, affective assessment, and psychomotor assessment. (4) Obstacles and solutions to the implementation of environment-based learning, namely, a) teacher first survey the surrounding environment to be used as a source and the medium of learning. b) during the rainy season learning takes place in the classroom. c) when the Indonesian Air Force conducts shooting training, learning continues but takes place in the classroom. Practicum is held at other times or gives additional hours to students

    Sosialisasi Peduli Lingkungan dan Pencegahan Covidā€“19 Melalui Pengadaan Tempat Sampah, Hand Sanitizer, dan Tempat Cuci Tangan

    Get PDF
    Kebersihan lingkungan dan kebersihan diri adalah faktor utama dalam mewujudkan masyarakat yang sehat. Pengelolaan sampah menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi dalam menciptakan, menjaga, dan meningkatkan kebersihan lingkungan. Selain itu dalam situasi pandemi COVID-19 saat ini, menjaga kebersihan tangan sebagai bagian kebersihan diri mutlak dilakukan sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran COVID-19. Di Desa Glanggang, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, masyarakat masih kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan dan masih kurang memahami pentingnya menjaga kebersihan tangan. Program pengabdian kepada masyarakat ini menekankan pada pelaksanaan berbagai kegiatan sosialisasi peduli lingkungan dan pentingnya mencuci tangan. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam pelaksanaan program ini adalah pengadaan tempat sampah dan tempat cuci tangan di beberapa tempat publik di desa tersebut, serta pembagian hand sanitizer kepada warga desa. Berbagai langkah ini dilakukan dalam jangka waktu tiga minggu dan mendapat sambutan baik dari warga desa. Diharapkan berbagai kegiatan yang dilakukan tersebut dapat memberikan pemahaman yang lebih baik dan menumbuhkan kesadaran warga Desa Glanggang tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan kebiasaan menjaga kebersihan tangan sebagai upaya untuk mewujudkan masyarakat desa yang sehat

    Requirements for Badminton Strokes in One Game by Elite Athletes in Single Match Numbers

    No full text
    Badminton is experiencing rapid development both domestically and abroad. The ultimate goal of this game is to try to drop the shuttlecock in the opponent's playing area and try to prevent the opponent from hitting the shuttlecock and dropping it on his own court, if the shuttlecock falls on the floor or gets stuck in the net, the game stops. The purpose of this study was to analyze Requirements for Badminton Strokes in One Game by Elite Athletes in Single Match Numbers. The researchers used a one-shot case study design. This research was carried out by observing badminton match videos that were broadcast on the internet media, namely YouTube. In this study, observers analyzed 4 matches played by single athletes ranked in the top 10 in the world. The data that has been collected is then analyzed, while the technique used is the percentage. Based on the results of the study, it can be concluded that the average results of each badminton Elite Athletes' stroke in Single Match Numbers in One Game, namely: Service 10.20%, Chop 4.86%, Dropshoot 6.37%, Smash 12.21%, Lob 7.59%, Netting 33.08%, Drive 4.98%, Clear Lob 20.72%.The highest percentage is on badminton netting with a percentage result of 33.08%

    PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, AMBIGUITAS PERAN DAN KOMPENSASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ( STUDI PADA PETUGAS ACCOUNT REPRESENTATIVE KANTOR PELAYANAN PAJAK PADA KANTOR WILAYAH DJP BANTEN)

    No full text
    This study aims to examine the influence of organizational culture, leadership style, role ambiguity and job compensation to employee job satisfaction. Employee job satisfaction is the dependent variable used to measure perceptions of what is felt and experienced in connection with his work, especially after the emergence of cases of tax fraud "GT" and "DW". The research was conducted using a sample of 170 obtained from questionnaires to 212 respondents. Research conducted on Account Representative staff from nine Tax Office in subordinate of regional office DJP Banten. The results showed that organizational culture DJP owned by the reform of the bureaucracy tends to bureaucratic organizational culture as compared with an innovative and supportive organizational culture. The results of this study indicate that there are some variables such as organizational culture, role ambiguity and job compensation that has a significant influence on employee job satisfaction, while the leadership style does not have a significant influence on employee job satisfaction. Positive coefficient indicates the direction of influence brought about an increase in job satisfaction of employees, although variable role ambiguity contrary to the hypothesis developed in this study
    corecore