37 research outputs found

    BERPIKIR KRITIS MATEMATIK

    Get PDF
    Artikel ini membahas tentang salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam bidang matematika, yaitu berpikir kritis matematik. Berpikir matematik diartikan sebagai aktivitas mental dalam melaksanakan proses matematika (doing math)  atau tugas matematika (mathematical task). Kemampuan berpikir matematik mencakup: pemahaman konsep (conceptual understanding), pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), komunikasi (communication), koneksi (connection)  dan representasi (representation). Berpikir kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan menggunakan langkah-langkah dalam metode ilmiah, yaitu: memahami dan merumuskan masalah, mengumpulkan dan menganalisis informasi yang diperlukan dan dapat dipercaya, merumuskan praduga dan hipotesis, menguji hipotesis secara logis, mengambil kesimpulan secara hati-hati, melakukan evaluasi dan memutuskan sesuatu yang akan diyakini atau sesuatu yang akan dilakukan, serta  meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi. Dengan demikian, berpikir kritis matematis adalah aktivitas mental dalam bidang matematika yang dilakukan  menggunakan langkah-langkah metode ilmiah

    PENGGUNAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MATEMATIS SISWA SMP

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan tujuan yaitu; 1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa antara model pembelajaran Snowball Throwing dan model pembelajaran konvensional. 2) Untuk mengetaui sikap siswa terhadap keterampilan kreativitas matematis meliputi: a) memiliki gagasan dengan perspektif baru, b) memiliki rasa ingin tahu yang besar, c) senang mencobah hal-hal baru, dan d) memberikan banyak gagasan dan usul terhadap masalah. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Kota Ternate dengan sampel penelitian sebanyak dua kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) Peningkatan kemampuan kreativitas matematis siswa yang memperoleh pembelajaran aktif dengan strategi snowball throwing lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional dengan kategori sedang. (b) Sebagian besar siswa menunjukkan sikap positif terhadap kreativitas dalam pembelajaran matematika, meliputi: 1) Memiliki gagasan dengan perspektif baru dengan persentase 73.8%, 2) Memiliki rasa ingin tahu yang besar dengan persentase 57.6%, 3) Senang mencobah hal-hal baru dengan persentase 65.9%, 4) Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap masalah 70.53%

    PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SOFT SKILL MATEMATIS SISWA SMA

    Get PDF
    Penelitian ini menggunakan metode eksperimen pretest-postest design. Tujuan penelitian ini adalah: a) untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw b) untuk mengetahui interaksi antara pembelajaran yang digunakan dan kemampuan awal matematis terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa c) untuk mengetahui soft skills matematis siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Kota Ternate, dengan sampel penelitian yang digunakan adalah sampel populasi karena populasi jumlahnya kurang dari 100 maka populasi secara keseluruhan dijadikan sampel dimana kelas VIII A sebagai kelas eksperimen sebanyak 22 siswa dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol sebanyak 22 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes kemampuan berpikir kreatif dan angket soft skills siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memeperoleh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik daripa siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional; 2) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran yang digunakan dan kemampuan awal matematis siswa terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa; 3) soft skills siswa: a) aspek kreatifitas kategori baik; b) aspek bekerja sama dalam kelompok kategori sedang; c) aspek kejujuran/disiplin kategori sedang; d) aspek kemandirian belajar kategori sedang; e) aspek bertanggung jawab kategori baik

    PELATIHAN PENGOLAHAN ALPUKAT MENJADI KERUPUK

    Get PDF
    Abstract. This Community Service (PkM) aims to provide training for inhabitant of Tidore Islands, Afa-Afa Village, to process avocados into crackers. Avocado was chosen because this fruit is very abundant in Afa-afa, even avocados often rot when the harvest season comes, another reason because this fruit has a high nutritional value. Therefore, this activity is the initiation of processing avocados into products that have a higher economic value or selling value. This training was held on July 24, 2021. The parties involved were the PkM team from Khairun University, Inhabitant of afa-afa Village. The number of participants is 24. PkM method are the opening ceremony, presentation of training materials, discussions for sharing between presenters and participants, as well as direct demonstrations on how to make crackers. Second, the product is avocado crackers. There are two results of this PkM, first is the description of the method and the description of the product. The product is avocado crackers. The hallmark of this crackers is the presence of a bitter taste in the crackers, the way to counteract the bitter taste is to add sugar to the cracker dough or you can also add wet sugar after the crackers are fried.Abstrak. Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat Kepulauan Tidore Keluarahan Afa-Afa guna mengolah alpukat menjadi kerupuk. Alpukat dipilih karena buah ini sangat melimpah di daerah Afa-afa, bahkan seringkai buah alpukat membusuk jika musim tiba, alasan lain karena buah ini memiliki nilai gizi yang tinggi. Oleh karena itu kegiatan ini sebagai inisiasi pengolahan alpukat menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis atau nilai jual yang lebih tinggi. Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2021. Pihak yang terlibat adalah tim  PkM dari Universitas Khairun, pihak kelurahan afa-afa dan PKK Afa-afa. Jumlah peserta adalah 24 orang. Metode Pelaksanaan PkM adalah pembukaan, presentasi materi pengolahan kerupuk, diskusi dengan peserta pelatihan, demonstrasi pembuatan kerupuk. Hasil dari kegiatan ini berupa deskripsi tentang pelaksanaan kegiatan dan deskripsi tentang produk berupa kerupuk alpukat. Ciri khas dari produk kerupuk alpukat ini adalah adanya rasa pahit pada kerupuk, cara untuk mentaktisi rasa pahit adalah pemberian gula pada adonan kerupuk atau bisa juga memberikan gula basah setelah kerupuk digoreng.

    PENERAPAN PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH PADA ASPEK MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Minat belajar matematika siswa setelah diterapkan model pembelajaran pemecahan masalah; (2) Pembelajaran pemecahan masalah lebih baik dari pembelajaran konvensional pada aspek minat belajar matematika siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII pada SMP Negeri 2 Kota ternate, dan yang menjadi sampel penelitian adalah kelas VIII-8 dan VIII-9 yang masing-masing berjumlah 28 dan 23 siswal. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket minat. Hasil angket sesudah pembelajaran diperoleh sebanyak 18 ( 64,29%) siswa berkategori tinggi dan 10 siswa ( 35,71% ) berkategori minat sedang. Pengujian hipotesis menggunakan uji indenpendent sampel test diperoleh nilai thitung = 3,70 dan pada taraf signifikan 0,05, dan dk = (n - 1) diperoleh ttabel = 2,01. Karena thitung > ttabel sehingga Ha diterima dan H0 ditolak artinya penerapan pembelajaran pemecahan masalah lebih baik pada aspek minat belajar matematika siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran pemecahan masalah lebih baik dalam meningkatkan minat belajar matematika siswa

    Pengaruh Pendekatan Open-Ended terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP pada Materi Garis dan Sudut

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan kemampuan penalaran matematis siswa pada materi garis dan sudut melalui pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended; 2) mendeskripsikan peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa pada materi garis dan sudut setelah pembelajaran denganpendekatan Open-Ended;3) mengetahui bahwa pendekatan Open-Ended berpengaruh terhadappeningkatan kemampuan penalaran matematis siswa pada materi garis dan sudut. Penelitian yang menggunakanmetode penelitian eksperimen semu dengandesain One Group Pretest-Posttest ini menjadikan seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Ternate sebagai populasi dan 20 siswa sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakanpurposive sampling.Mendapatkan data penelitian ini digunakan teknik tes, observasi dan dokumentasi. Instrumen tes menggunakan 8 butir soal berbentuk essay tentang materi garis dan sudut, observasi menggunakan pedoman observasi. Data kemampuan penalaran matematis siswa yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan inferensial, hasil analisis mengatakan bahwa 1) kemampuan penalaran matematis siswa setelah penerapan pendekatan Open-Ended terdapat 3siswa (15%) dalam kualifikasi gagal, 7siswa (35%) dalam kualifikasi kurang, 4siswa (20%) dalam kualifikasi cukup,3siswa (15%) dengan kualifikasi baikdan 3siswa(15%) dengan kualifikasi memuaskan; 2) peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa dengan interpretasi tinggi5 siswa (25%) dan interpretasi sedang 15 siswa (75%) secara keseluruhan peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa dalam interpretasi sedang; 3) pembelajaran dengan pendekatan Open-Endeddapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa dalam mempelajari materi garis dan sudut. Kata Kunci: Kemampuan Penalaran Matematis, Pendekatan Open-Ended, Garis dan Sudu

    Peningkatan Kemampuan Komunikasi Statistis Siswa pada Pokok Bahasan Ukuran Letak Data melalui Pembelajaran Berbasis Proyek Berbantuan Informasi Komunikasi dan Teknologi (ICT)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk: 1). mengetahui kemampuan Komunikasi statistis siswa setelah diterapakan model pembelajaran berbasis proyek  berbantuan ICT; 2). bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi statistis siswa setelah diterapkan model pembelajaran berbasis proyek  berbantuan ICT; 3). Penerapan model pembelajaran berbasis proyek berbantuan ICT dapat meningkatkan kemampuan komunikasi statistis siswa SMPN 1 Sulabesi Timur pada pokok pembahasan ukuran letak data. Penerapan penelitian eksperimen ini menggunakan desain one group pretest-posttest, dan menjadikan seluruh siswa kelas VIII-B SMP N I Sulabesi Timur Tahun Ajaran 2019/2020 sebagai sampel penelitian Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel yaitu 22 siswa. Memperoleh data penelitian ini menggunakan instrument tes untuk mengukur kemampuan komunikasi statistis siswa berbentuk Essay. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) kemampuan komunikasi statistis siswa setelah digunakan model pembelajaran berbasis proyek berbantuan ICT pada pokok pembahasan ukuran letak data  3 siswa dengan persentasi 15% sangat tinggi, 9 siswa persentasi 30% kualifikasi tinggi sebanyak 4 siswa dengan persentasi 25%, kualifikasi sedang, sebanyak 3 siswa dengan persentasi 25% kualifikasi rendah dan kualifikasi sebanyak 3 siswa dengan persentasi 15% kualifikasi sangat rendah, Berdasarkan hasil kualifikasi dan persentasi siswa secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajran berbasis proyek berbantuan ICT dapat meningkatan kemampuan komunikasi  statistis siswa dalam mempelajari materi statistika tentang ukuran letak data. Artinya, penerapan pembelajaran berbasis proyek berbantuan ICT dapat meningkatkan kemampuan komunikasi statistis siswa. dan peningkatan kemampuan komunikasi statistis siswa mencapai 0,74 dalam kualifikasi tinggi.Kata Kunci: Model Pembelajran Berbasis Proyek Berbantuan ICT, Kemampuan Komunikasi Statistis Sisw

    PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO TUTORIAL MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI KALOR

    Get PDF
    Artikel ini merupakan bagian dari penelitian pengembangan media video tutorial model-model pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kompetensi pedagogik mahasiswa calon guru. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil uji kelayakan media video tutorial model pembelajaran berbasis masalah pada materi kalor dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Data dikumpulkan melalui teknik non tes dengan instrumen lembar validasi yang dikemas dalam bentuk angket tertutup yang ditujukan untuk ahli materi fisika, ahli media pembelajaran, ahli pedagogik dan guru-guru fisika. Teknik ananlisis data dilakukan melalui teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil uji kelayakan media menurut ahli materi fisika dikategorikan sangat baik (81,9%), menurut ahli media pembelajaran dikategorikan sangat baik (85,2%), menurut ahli pedagogik dikategorikan sangat baik (90,02%), menurut guru fisika untuk aspek desain media dan keterlaksanaan sintaks model pembelajaran berbasis masalah dikaterorikan baik dengan besar persentase masing-masing sebesar 74,6% dan 73,8%. Berdasarkan hasil uji validasi disimpulkan media video tutorial model pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan telah layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Kata Kunci: Media, Video Tutorial, Model Pembelajaran Berbasis Masala

    Laparoscopy in management of appendicitis in high-, middle-, and low-income countries: a multicenter, prospective, cohort study.

    Get PDF
    BACKGROUND: Appendicitis is the most common abdominal surgical emergency worldwide. Differences between high- and low-income settings in the availability of laparoscopic appendectomy, alternative management choices, and outcomes are poorly described. The aim was to identify variation in surgical management and outcomes of appendicitis within low-, middle-, and high-Human Development Index (HDI) countries worldwide. METHODS: This is a multicenter, international prospective cohort study. Consecutive sampling of patients undergoing emergency appendectomy over 6 months was conducted. Follow-up lasted 30 days. RESULTS: 4546 patients from 52 countries underwent appendectomy (2499 high-, 1540 middle-, and 507 low-HDI groups). Surgical site infection (SSI) rates were higher in low-HDI (OR 2.57, 95% CI 1.33-4.99, p = 0.005) but not middle-HDI countries (OR 1.38, 95% CI 0.76-2.52, p = 0.291), compared with high-HDI countries after adjustment. A laparoscopic approach was common in high-HDI countries (1693/2499, 67.7%), but infrequent in low-HDI (41/507, 8.1%) and middle-HDI (132/1540, 8.6%) groups. After accounting for case-mix, laparoscopy was still associated with fewer overall complications (OR 0.55, 95% CI 0.42-0.71, p < 0.001) and SSIs (OR 0.22, 95% CI 0.14-0.33, p < 0.001). In propensity-score matched groups within low-/middle-HDI countries, laparoscopy was still associated with fewer overall complications (OR 0.23 95% CI 0.11-0.44) and SSI (OR 0.21 95% CI 0.09-0.45). CONCLUSION: A laparoscopic approach is associated with better outcomes and availability appears to differ by country HDI. Despite the profound clinical, operational, and financial barriers to its widespread introduction, laparoscopy could significantly improve outcomes for patients in low-resource environments. TRIAL REGISTRATION: NCT02179112
    corecore