62 research outputs found
Self Efficacy: Performance Accomplishment dan Perilaku Merokok Remaja
Smoking behavior among teenagers has been increasing worldwide, triggering youth morbidity and mortality rates associated with smoking illnesses. Performance accomplishment, source of self-efficacy, has a significant influence on the high proportion of teenage smoking behavior. The purpose of this study was to assess the relationship between performance accomplishment and teenage smoking behaviors. The study was conducted on April 16 – 23, 2015 in Aceh Province, Indonesia. Data were collected by disseminating a Likert scale questionnaire, consisting of general perceived self-efficacy, including performance accomplishment. The population of this study were 4,856 students, with a total sample of 368 students from 13 senior high schools. The study employed an analytic observational research design with the stratified proportional random sampling technique. Bivariate analysis by Chi-square test was applied to examine the data, processed by using SPSS version 20.0. The results indicated that there were significant relationships between self-efficacy and teenage smoking behavior (p=0.0001) and between performance accomplishment and teenage smoking behavior (p=0.0001). This study concluded that performance accomplishment has been strongly associated with the smoking behavior among young adults
Peran Organisasi Civil Society dan Belanja Program Penanggulangan TB (Tuberkulosis) di Indonesia: Studi Kasus PW (Persatuan Wilayah) Aisyiyah Aceh
AbstrakJumlah kasus TB di Aceh tahun 2018 mencapai 8471 kasus; 240 (2.8%) diantaranya terjadi dikalangan anak-anak. Jumlah kasus real di masyarakat diperkirakan lebih tinggi dari angka tersebut. Keberhasilan penanggulangan TB dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk peran dari organisasi kemasyarakatan (civil society). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis peran organisasi kemasyarakatan dalam penanggulangan kasus TB di masyarakat, dengan fokus pada belanja program. Studi kasus dilakukan di PW (Persatuan Wilayah) Aisyiyah Aceh menggunakan metodologi evaluasi ekonomi, penelusuran dana health account kegiatan penanggulangan TB (tahun 2011-2013) dibandingkan dengan pencapaian target. Hasil studi menunjukkan PW Aisyiyah telah berperan positif dalam penanggulangan program TB di Aceh, terutama dalam community engagement melalui kelompok Peduli TB; Pengelola Kegiatan TB, Penjangkauan Kelompok Berisiko; Pemantauan Langsung Pasien TB dan TB MDR hingga pengembangan jaringan dan informasi pelayanan TB. PW Aisyiyah Aceh menggunakan anggaran Rp 844,- Juta per tahun dengan penggunaan untuk kegiatan promotif/preventif sebesar 22,3%. Penggunaan untuk kegiatan tidak langsung mencapai 77,5%. PW Aisyiyah Aceh memiliki peluang untuk mengembangkan skema pendanaan Public-Private mix, agar dapat berperan lebih maksimal lagi dalam program penanggulangan TB di masa yang akan datang. PW Aisyiyah juga dapat meningkatkan penggunaan anggaran untuk kegiatan upaya kesehatan masyarakat dengan pendekatan promotif dan preventif disamping kegiatan langsung yang selama ini menjadi misi utama organisasi kemasyarakatan PW Aisyiyah di Indonesia.AbstractThe number of TB cases in Aceh has reached 8471 cases in 2018; 240 (2.8%) cases occurred among children. The real cases in the community were estimated higher than this figure. The success of TB control was influenced by many factors, including the roles of civil society organizations. This research was conducted to analyze the roles of civil society organizations in controlling TB cases in the community. A case study was conducted at PW Aisyiyah Aceh using an economic evaluation methodology for tracking expenditures for TB program activities (2011-2013) compared to the targets. The study showed that PW Aisyiyah has played significant roles in controlling cases of TB in Aceh through many community engagement activities included the TB Care Group; the TB Community activities, High-Risk Group Outreach activities; direct TB and MDR-TB patients monitoring; assisted and providing TB care information and networking to the community. PW Aisyiyah Aceh has spent budgets Rp. 844 million per year for TB program activities with 22.3% spent on promotive/preventive activities, 77.5% spent on indirect activities. To maximize and sustain the roles of PW Aisyiyah Aceh as a civil society organization in controlling the TB program, it is strongly suggested to explore other sources of budgets, including exploring the potential of collaborating Public-Private mix funding mechanism. PW Aisyiyah is also suggested to increase budget spending on promotive and preventive public health activities in addition to curative activities which have been the main mission of Aisyiyah community organizations in Indonesia
Analisis Keefektifan Penyuluhan Promosi Kesehatan Melalui Media sosial (WhatsApp) Terhadap Perubahan Body Mass Index (BMI) dan Lingkar Perut Pegawai Kantor Bupati Aceh Besar
Pegawai kantoran merupakan orang yang termasuk jarang memiliki waktu untuk menjaga kesehatan secara optimal sehingga banyak yang mengalami obesitas. Untuk menangani masalah ini maka perlu diberikan penyuluhan promosi kesehatan salah satunya melalui sosial media. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penyuluhan promosi kesehatan melalui media sosial (WhatsApp) terhadap perubahan BMI dan lingkar perut pada pegawai Kantor Bupati Aceh Besar. Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental dengan desain one group pretest-postest. Adapun populasi yaitu seluruh pegawai Kantor Bupati Aceh Besar sebanyak 543 orang. Sampel diambil secara purposive sampling sebanyak 55 orang. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan uji chi square dan paired sampel t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65,45% pegawai memiliki BMI Overweight, 87,27% memiliki lingkar perut tidak normal, 50,91% berumur 26-45 tahun, 78,18% berjenis kelamin laki-laki. Hasil uji Chi-Square didapatkan bahwa ada hubungan perilaku merokok (P=0,021) dengan Body Mass Index, ada hubungan umur (P=0,009), perilaku merokok (P=0,031) dengan lingkar perut pada pegawai di Kantor Bupati Aceh Besar. Hasil uji paired t-test, tidak ada perubahan antara BMI Baseline dengan BMI bulan ke-3 (P=0,410), Lingkar perut Baseline dengan Lingkar perut bulan ke-3 (P=0,763), BMI bulan baseline dengan bulan ke-6 (P 0,165) dan lingkar perut baseline dengan bulan ke-6 (P=0,783) pada pegawai di Kantor Bupati Aceh Besar
PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS LHOKNGA DAN SIMPANG TIGA KABUPATEN ACEH BESAR
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit dengan angka mortalitas dan morbiditas tertinggi di dunia. Penelitian terdahulu telah mengkonfirmasi hubungan karakteristik rumah dengan kejadian ISPA. Namun di lokasi penelitian, belum ditemukan studi yang melaporkan temuan serupa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik rumah dengan kejadian ISPA. Penelitian ini menggunakan desain Cross-sectional. Populasi adalah pasien yang berkunjungan ke Puskesmas Lhoknga dan Puskesmas Simpang Tiga pada bulan Juli-Oktober 2020 berjumlah 5,220 orang. Sampel sebanyak 132 responden, yaitu responden yang memenuhi kriteria inklusi yang ditetapkan oleh peneliti. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-square pada tahapan bivariat dan uji regresi logistik berganda pada tahapan multivariat. Penelitian ini menemukan proporsi kejadian ISPA di lokasi penelitian sebesar 54,55%. Faktor karakteristik rumah yang konsisten berhubungan dengan kejadian ISPA adalah kondisi atap rumah (OR:16,7; p-value: 0,001), kelembaban di dalam rumah (OR: 12,1; p-value: 0,001) dan suhu di dalam rumah (OR:7,3; p-value: 0,004). Sementara itu, kualitas udara tidak konsisten berhubungan secara signifikan dengan kejadian ISPA (OR: 5,6; p-value: 0,141). Determinan utama penyebab kejadian ISPA adalah kondisi atap rumah yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan. Sedangkan kelembaban dan suhu di dalam rumah juga merupakan determinan penting kejadian ISPA. Diharapkan kepada petugas kesehatan dapat memberikan edukasi terkait penyebab kejadian ISPA, khususnya berkaitan dengan kondisi rumah dan kelembaban di dalam rumah
PENGARUH ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN IBU HAMIL SELAMA TRIMESTER III TERHADAP KELUARAN KEHAMILAN: STUDI KOHORT
Status gizi ibu selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Pola konsumsi makan ibu selama hamil berpengaruh terhapat kejadian BBLR dan panjang badan lahir pendek. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh asupan gizi energi dan protein ibu hamil selama trimester III terhadap keluaran kehamilan. Penelitian ini menggunakan metode studi kohort selama 3 bulan. Sampel dalam penelitian ini yaitu ibu hamil trimester III yang berjumlah 31 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Analisis data yang digunakan yaitu uji regresi linear. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh asupan energi (koef=0,829; 95% CI: 0,3 – 1,3; p-valuer=0,003) dan asupan protein (koef=11,69; 95%CI: 2,4 – 20,9; p-value=0,015) selama trimester III terhadap berat badan bayi saat lahir. Selain itu, terdapat pengaruh asupan energi (koef=0,003; 95% CI: 0,001 – 0,01; p-valuer=0,004) dan asupan protein (koef=0,053; 95%CI: 0,01 – 0,1; p-value=0,012) selama trimester III terhadap panjang badan bayi saat lahir. Penelitian ini menunjukkan bahwa asupan energi dan protein berpengaruh terhadap hasil keluaran kehamilan, sehingga diharapkan ibu hamil dapat memenuhi kebutuhan asupan makanan terutama selama kehamilan trimester III
Analysis of the Relationship of Pregnancy Complications with The Event of Low Birth Weight In Indonesia (An Analysis of Secondary Data of Indonesian Health Demographic Survey 2017)
Pregnancy complications are problems or health problems that often occur during pregnancy, and can impact not only the health of the mother but also the newborn. High risk during pregnancy occurs in pregnant women under the age of 19 and over 35 years and the length of marriage is over 5 years. Further analysis of this secondary data is descriptive of analytics conducted using a Cross-sectional design. Research sites throughout the Province in Indonesia, conducted from July 24 to September 30, 2019. The secondary data was re-processed by researchers with several different variables in 2019. The samples in this study were all SDKI 2017 samples that met the criteria of 16,343 samples. Then the data is analyzed with univariate analysis, bivariate with a chi-square test, and multivariate with a logistics regression test. The results of the univariate analysis found that the percentage of babies born with LBW was 7.53% and the proportion of respondents who had pregnancy complications was 87.96%. Then the bivariate analysis obtained that there is a relationship between pregnancy complications with the incidence of BBLR obtained a p-value of 0.025 or a value of 0.81. Later multivariate analysis showed that the most influential factors were birth distance with OR=1.12 and Antenatal Care services (ANC) with OR=1.22. Then the factors associated with causing LBW are complications, maternal age, and socioeconomic status with a p-value of <0.05. There is a link between pregnancy complications and LBW events with a p-value of 0.025. Pregnancy complications have a connection to the incidence of LBW, it is necessary for every pregnant woman to be able to increase knowledge of the danger signs of pregnancy.Komplikasi kehamilan adalah masalah atau masalah kesehatan yang sering terjadi selama kehamilan, dan dapat berdampak tidak hanya pada kesehatan ibu tetapi juga pada bayi baru lahir. Risiko tinggi selama kehamilan terjadi pada wanita hamil di bawah usia 19 dan di atas 35 tahun dan lamanya pernikahan lebih dari 5 tahun. Analisis lebih lanjut dari data sekunder ini adalah deskriptif analitik yang dilakukan dengan menggunakan desain Cross-sectional. Lokasi penelitian di seluruh Provinsi di Indonesia, dilakukan pada 24 Juli hingga 30 September 2019. Data sekunder tersebut diolah kembali oleh peneliti dengan beberapa variabel berbeda pada tahun 2019. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh sampel SDKI 2017 yang memenuhi kriteria 16.343 sampel. Kemudian data dianalisis dengan analisis univariat, bivariat dengan uji chi square, dan multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil analisis univariat menemukan bahwa persentase bayi yang lahir dengan LBW adalah 7,53% dan proporsi responden yang mengalami komplikasi kehamilan adalah 87,96%. Kemudian dalam analisis bivariat diperoleh bahwa terdapat hubungan komplikasi kehamilan dengan kejadian BBLR diperoleh nilai p 0,025 yang diperoleh atau nilai 0,81. Analisis multivariat kemudian menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh adalah jarak lahir dengan OR=1.12 dan antenatal Care services (ANC) dengan OR=1.22. Kemudian faktor-faktor yang terkait dengan penyebab LBW adalah komplikasi, usia ibu dan status sosial ekonomi dengan nilai p <0,05. Ada hubungan antara komplikasi kehamilan dan kejadian LBW dengan nilai p 0,025. Komplikasi kehamilan memiliki hubungan dengan kejadian LBW, perlu bagi setiap wanita hamil untuk dapat meningkatkan pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
Jumlah kandungan elektron sewaktu gangguan ionosfera bergerak di Parit Raja, Johor
Travelling ionospheric disturbance (TID) is a phenomenon caused by solar activity and TID strength varies by locations, especially in equatorial regions. This phenomenon affects the local total electron content (TEC), especially during the daytime. Because of this, research regarding augmenting TEC values during TID is done by comparing TEC values obtained from the IRI2001 and NeQuick models with IONEX data. By using Global Positioning System (GPS) data obtained from the Parit Raja station in the southern part of Malaysia (1º 52’ N, 103º 06’ E) as reference, research was conducted during geomagnetic quiet day as well as on the disturbed day. The occurrence of TID can clearly be seen when using the real TEC data from IONEX and WARAS. Result obtained from Parit Raja station shows a much more significant effect of TID occurrence on TEC than what was shown by IONEX data. However, the TEC values obtained from the IRI2001 and NeQuick models were influenced by the number of sunspots and were only applicable in geomagnetic quiet days. In order to obtain more accurate TEC values, it is necessary to ensure that TID condition is included in the IRI2001 and NeQuick model
A wireless precoding technique for millimetre-wave MIMO system based on SIC-MMSE
A communication method is proposed using Minimum Mean Square Error (MMSE) precoding and Successive Interference Cancellation (SIC) technique for millimetre-wave multiple-input multiple-output (mm-Wave MIMO) based wireless communication system. The mm-Wave MIMO technology for wireless communication system is the base potential technology for its high data transfer rate followed by data instruction and low power consumption compared to Long-Term Evolution (LTE). The mm-Wave system is already available in indoor hotspot and Wi-Fi backhaul for its high bandwidth availability and potential lead to rate of numerous Gbps/user. But, in mobile wireless communication system this technique is lagging because the channel faces relative orthogonal coordination and multiple node detection problems while rapid movement of nodes (transmitter and receiver) occur. To improve the conventional mm-wave MIMO nodal detection and coordination performance, the system processes data using symbolized error vector technique for linearization. Then the MMSE precoding detection technique improves the link strength by constantly fitting the channel coefficients based on number of independent service antennas (M), Signal to Noise Ratio (SNR), Channel Matrix (CM) and mean square errors (MSE). To maintain sequentially encoded user data connectivity and to overcome data loss, SIC method is used in combination with MMSE. MATLAB was used to validate the proposed system performance
RF Energy Harvesting Wireless Networks: Challenges And Opportunities
Energy harvesting wireless networks is one of the most researched topics in this decade, both in industry and academia, as it can offer self-sustaining sensor networks. With RF energy harvesting (RF-EH) embedded, the sensors can operate for extended periods by harvesting energy from the environment or by receiving it as an Energy signal from a hybrid base station (HBS). Thus, providing sustainable solutions for managing massive numbers of sensor nodes. However, the biggest hurdle of RF energy is the low energy density due to spreading loss. This paper investigates the RF-EH node hardware and design essentials, performance matrices of RF-EH. Power management in energy harvesting nodes is discussed. Furthermore, an information criticality algorithm is proposed for critical and hazardous use cases. Finally, some of the RF-EH applications and the opportunities of 5G technologies for the RF-EH are introduced
- …