923 research outputs found

    LAPORAN PRAKTIK PELAKSANAAN LAPANGAN SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

    Get PDF
    Tujuan dilaksanaakannya PPL: 1) memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam bidang pembelajaran di SMK Negeri 4 Yogyakarta dalam rangka melatih dan mengembangkan kompetensi keguruan atau kependidikan. 2) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa unutk mengenal, mempelajari dan menghayati permasalahan sekolah yang terkait dengan proses pembelajaran. 3) Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai secara interdisipliner ke dalam pembelajaran di sekolah. Dalam pelaksanaan PPL ada beberapa metode atau alur yang harus diikuti yaitu 1) Pengajaran Mikro, 2) Pembekalan PPL, 3) Pelaksanaan PPL, 4) Evaluasi PPL. Selama pelaksanaan PPL ada tahap sebelum hingga selesai seperti Observasi di SMK Negeri 4 Yogyakarta, Rencana Program Kegiatan, Konsultasi Program, Penetapan Program, Pelaksanaan Program hingga Pembuatan Laporan PPL. Pelaksanaan PPL yang dilaksanakan di SMK Negeri 4 Yogyakarta selama 1 dapat dipetik hasilnya yang berupa praktik mengajar di kelas XII Boga 1, XII Boga 3 dan XII Boga 4. Mata pelajaran yang diajarkan adalah Hidangan Kesempatan Khusus. Dalam satu kali pertemuan dilaksanakan selama 8 jam pelajaran @45 menit (@45x8= 360 menit). Materi yang diajarkan selama PPL adalah Hidangan Kesempatan Khusus, Hidangan Kesempatan Khusus Acara adat Istiadat, Hidangan Kesempatan Khusus Acara Keagamaan, Hidangan Kesempatan Khusus Acara Perkawinan. Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2013. Selama pelaksanaan PPL telah terlaksana 4 kali pertemuan dengan 2 teori Hidangan Kesempatan Khusus, 2 praktik Hidangan Kesempatan Khusus. Pencapaian evaluasi pembelajaran rata-rata mendapat predikat Baik dari ranah Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap. Secara umum pelaksanaan PPL berjalan lancar sesuai harapan, apabila ada hambatan bukan masalah yang berarti

    Faktor Sosial-Budaya Untuk Pertimbangan Penerapan Teknologi Pangan Dalam Pengembangan Makanan Tradisional

    Get PDF

    Tinjauan Filsafat Ilmu, Konsentrasi Ilmu Komunikasi, Pemikiran Jurgens Habermas, Hans-Georg Gadamer, serta Gary P. Radford

    Get PDF
    Abstract This write-up is a literature study on Philosophical Sciences in view of Communications Study. Studying philosophy is a never ending effort.  The communication philosophy refers to the ethics theories and guidelines. The most profound of these is the formulation of the dialogic coordinates, a standard set of prerequisite communication elements necessary for inciting dialogue. A short study of three prominent philosophers’, i.e.: Jürgen Habermas, Hans Georg-Gadamer and Gary P. Radford are discussed here as examples to encourage scientific class discussionns. &nbsp

    ANTAGONISM ACTIVITY OF LACTIC ACID BACTERIA ISOLATED FROM TRADITIONAL FERMENTED MEAT PETIS

    Get PDF
    The research of antagonism activity of lactic acid bacteria to pathogen bacteria, spoilage bacteria and histamin producer bacteria was done. The goal of the research was to know the influence of lactic acid bacteria on antagonistic activity to pathogen bacteria, spoilage bacteria, and histamin-producer bacteria. The research used exploration experimental method with 4 replications. This research used lactic acid bacteria which was isolated from traditional fermented meat petis The code of lactic acid bacteria were Pediococcus YDA1 sp., Pediococcus YDA2 sp., Pediococcus YDA3 sp., Pediococcus YDA4 sp., Pediococcus YDA5 sp., Pediococcus YDA6 sp., Pediococcus YDA7 sp., Pediococcus YDA8 sp., Pediococcus YDA9 sp., Pediococcus YDA10 sp., and Pediococcus YDA11 sp. The spoilage bacteria was Bacillus substilis FNCC 0061. The pathogen bacteria were Salmonella typimurium FNCC 0134, Escherchia coli FNCC 0047, Staphylococcus aureus FNCC 0097, and Vibrio parahaemolyticus FNCC 0166. While the codes of the histamin-producer bacteria were P1, P2, and P3. The measurement of antagonistic activity of lactic acid bacteria used well diffusion modification method. This was represent by clear zone diametres as capability of inhibitory. The result of research was that 5 lactic acid bacteria had antagonism activity to pathogen bacteria, spoilage bacteria and histamin-producer bacteria. They were Pediococcus YDA1 sp., Pediococcus YDA3 sp., Pediococcus YDA4 sp., Pediococcus YDA10 sp., and Pediococcus YDA11 sp. Keywords : Pediococcus, Fermented Meat, Antagonism Activit

    Pertumbuhan Jamur, Sifat Organoleptik dan Aktivitas Antioksidan Tempe Kedelai Hitam yang Diproduksi dengan Berbagai Jenis Inokulum

    Full text link
    Kualitas tempe dipengaruhi oleh bahan baku, proses pengolahan dan jenis inokulum yang digunakan. Kedelai hitamdapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe yang mempunyai kualitas seperti halnya tempe yang terbuat dari kedelai kuning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis inokulum dan lama inkubasi terhadap pertumbuhan jamu, sifat organoleptik dan aktivitas antioksidan tempe kedelai hitam. Penelitian ini menggunakan kedelai hitam varietas mallika sebagai bahan baku pembuatan tempe. Kedelai hitam yang telah dibuang kulitnya, direndam dan dikukus kemudian dicampur dengan inokulum yang berasal dari biakan murni Rhizopus stolonifer, R. oligosporus dan R. oryzae. Setelah itu diinkubasi selama 24, 30, 36 dan 42 jam pada suhu 25-27 oC. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan jamur, sifat organoleptik dan aktivitas antioksidan tempe kedelai hitam. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan jenis inokulum dan lama inkubasi berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur, sifat organoleptik dan aktivtas antioksidan. Pertumbuhan jamur meningkat sampai lama inkubasi 36 jam, kemudian turun. Panelis memberikan nilai tertinggi pada tempe yang diinkubasi selama 36 jam. Ada kecenderungan lama inkubasi tempe meningkat aktivitas antioksidannya. Kesimpulan dari penelitian ini Rhizopus stolonifer mempunyai karakteristik relatif lebih tinggi pertumbuhan jamur, sifat organoleptik dan aktivitas antioksidan dibandingkan jenis jamur yang lain pada lama inkubasi 30 jam

    Mencari Buku Out of Print dan Persoalan Hak Cipta

    Get PDF

    Potensi Senyawa Bioaktif Mesocarp Buah Lontar (Borassus Fl Abeliffer L.) sebagai Sumber Antioksidan Alami

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk karakterisasi senyawa bioaktif dalam mesocarp buah lontar berdasarkan sifat fisik dan kimia, mengetahui jenis pelarut terbaik untuk mengekstrak senyawa bioaktif dengan metode maserasi, serta mengevaluasi sifat antioksidan senyawa bioaktif mesocarp dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Dasar pemisahan karotenoid dengan metoda KLT (kromatografi lapis tipis) pada ekstrak lalu dikuatkan dengan hasil scanning menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mesocarp buah lontar mengandung kadar air 77,31%; total lemak 0,11%, kadar abu 1,43%; tanin 0,08%; total karotenoid 8324,6 µg/100g dengan kandungan senyawa karoten 6217,48 µg/100g. Perlakuan pelarut terbaik untuk proses ekstraksi senyawa bioaktif adalah etanol dan aseton dengan rasio (1:1). Hasil rendemen tertinggi yaitu 4,3% dan potensi senyawa bioaktif dalam ekstrak mesocarp buah lontar sebagai antioksidan dengan metode DPPH yaitu sekitar 87%, sehingga berpotensi sebagai salah satu senyawa antioksidan. Identifi kasi dengan metode KLT yang menghasilkan 2 noda yaitu noda 1 diduga karotenoid dari golongan xantofi l dan noda 2 yatu karoten
    corecore