10 research outputs found

    DISKURSUS PEMBEBASAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN DIHUBUNGKAN DENGAN TARGET PENERIMAAN DAERAH PADA MASA PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Beberapa kebijakan ditempuh pemerintah tidak hanya pada vaksinasi nasional, penanganan kesehatan serta upaya pemulihan ekonomi secara nasional akibat dampak Pandemi Covid-19. Salah satu sasaran upaya pemulihan ekonomi yaitu dari sektor pariwisata. Program pariwisata yang diarahkan adalah adanya kompensasi penurunan tarif pajak hotel dan pajak restoran di daerah-daerah tujuan wisata. Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui dasar pemberlakuan kebijakan pembebasan pajak hotel dan pajak restoran di daerah pada masa Pandemi Covid-19 serta bagaimana pembebanan pembebasan pajak hotel dan pajak restoran jika dihubungkan dengan target penerimaan daerah pada masa Pandemi Covid-19; Jurnal ini menggunakan pendekatan normatif, yaitu dengan menganalisa peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, jurnal, data elektronik, kemudian diolah dengan mengurai bahan-bahan hukum tersebut dan hasilnya disajikan dalam bentuk narasi sebagai proses untuk merumuskan suatu kesimpulan. Hasil pembahasan dari jurnal ini menunjukkan bahwa dasar hukum dasar pemberlakuan kebijakan pembebasan pajak hotel dan pajak restoran di daerah pada masa Pandemi Covid-19 adalah berdasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 23/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Wabah Virus Corona dan Surat Edaran Nomor SE-19/PJ/2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 23/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Wabah Virus Corona, selanjutnya pembebanan pembebasan pajak hotel dan pajak restoran jika dihubungkan dengan target penerimaan daerah pada masa Pandemi Covid-19 adalah tanggung jawab pemerintah pusat terhadap kebijakan tersebut dengan menggunakan instrumen hibah dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Sehingga pembebasan pajak hotel dan pajak restoran sebagai pajak yang dipungut oleh daerah tidak terlalu membebani pemerintah daerah

    Implikasi Yuridis Penetapan Status Bencana Nasional Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Terhadap Perbuatan Hukum Keperdataan

    Get PDF
    Implication Juridical the Determination of Status National Disaster Pandemics Corona Virus Disease 2019 (covid-19) of Civil Legal ActionBy : Wardatul Fitri, MH.ย AbstractThis journal aims to find out if a legal basis which is the legitimacy of epidemics corona viruses disease 2019 ( covid-19 ) expressed as a national disaster, and how are the implications juridical against the determination of the status of the national disaster corona pandemic virus disease 2019 ( covid-19 ) in civil legal action. This journal principally used the normative, by analyzing the regulations, in Indonesia , journal electronic data, then mixed with ingredients parse the law and the results presented in the form of narrative as a process to formulate a conclusion. The analysis was conducted by decomposing, discuss, interpret the law with perspective or a particular viewpoint. The discussion from the journal shows that the legal basis for the legitimacy of epidemic diseases corona viruses disease 2019 ( covid-19 ) declared a national disaster is a decision of the president number 12 years 2020 non nature disaster on the determination of the corona viruses disease 2019 ( covid-19 ) as, national disaster the implication in selecting the juridical status national disaster corona pandemic virus disease 2019 ( covid-19 ) in civil legal action is with respect to the implementation of the agreement /contract. The issuance of a presidential decree number 12 years 2020 disaster on the determination non nature the spread of a national disaster, covid 19 the next one on a level the implementation of followed up with government policy in the application of large scale social restrictions (PSBB) and social distancing, which in turn causing obstruction of a debtor obligations to fulfill his achievements to the creditors could be used as a reason to defend themselves to charges of wanprestasi by reason of force majeure ( force majeure or overmacht).ย ย Keywords: covid-19 , cause covid-19 as force majeure , force majeure , wanprestasi.ย ย ย Implikasi Yuridis Penetapan Status Bencana NasionalPandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)Terhadap Perbuatan Hukum KeperdataanOleh : Wardatul Fitri, S.H., M.H.[1]ย ABSTRAKJurnal ini bertujuan untuk mengetahui apakah dasar hukum yang menjadi legitimasi wabah penyakit Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dinyatakan sebagai Bencana Nasional, serta bagaimanakah implikasi yuridis terhadap Penetapan Status Bencana Nasional Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di dalam Perbuatan Hukum Keperdataan; Jurnal ini pada prinsipnya menggunakan pendekatan normatif, yaitu dengan menganalisa peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, jurnal, data elektronik, kemudian diolah dengan mengurai bahan-bahan hukum tersebut dan hasilnya disajikan dalam bentuk narasi sebagai proses untuk merumuskan suatu kesimpulan. Analisis dilakukan dengan menguraikan, membahas, menafsirkan bahan-bahan hukum dengan perspektif atau sudut pandang tertentu. Hasil pembahasan dari jurnal ini menunjukkan bahwa dasar hukum yang menjadi legitimasi wabah penyakit Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dinyatakan sebagai Bencana Nasional adalah Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tanggal 13 April 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional, selanjutnya implikasi yuridis terhadap Penetapan Status Bencana Nasional Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di dalam Perbuatan Hukum Keperdataan adalah sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian/kontrak. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran COVID 19 sebagai Bencana Nasional, yang selanjutnya pada tataran implementasi ditindaklanjuti dengan kebijakan pemerintah dalam penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan social distancing, yang pada akhirnya menyebabkan terhalangnya kewajiban debitur untuk memenuhi prestasinya kepada kreditur dapat dijadikan alasan untuk membela dirinya atas tuntutan wanprestasi dengan alasan keadaan memaksa (force majeure atau overmacht)..ย Kata Kunci : Covid-19, alasan Covid-19 sebagai force majeure, force majeure, wanprestasi.ย [1] Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakart

    SMARTPHONE SEBAGAI GAYA HIDUP MAHASISWA (STUDI PADA MAHASISWA FISIP 2018)

    Get PDF
    Penelitian yang berjudul smartphone sebagai gaya hidup mahasiswa, tujuan dari penelitian ini untuk melihat perubahan gaya hidup mahasiswa akibat penggunaan smartphone dan penggunaan smartphone sebagai gaya hidup. Teori yang digunakan yaitu teori psikologi komunikasi dan budaya populer, yang mana melahirkan budaya baru akibat dari promosi media massa yang terus menerus terhadap suatu produk komunikasi. Metode yang digunakan merupakan metode penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dan pemilihan informan menggunakan teknik purposive random sampling. Hasil dari penelitian ini adalah perubahan gaya hidup yang terjadi pada mahasiswa FISIP Unimal meliputi tiga hal, yaitu: perubahan pola pikir, minat belanja yang besar, serta cara berpakaian yang trendi dan hobi yang berubah seiring perkembangan zaman. Dan penggunaan smartphone sebagai gaya hidup meliputi operating system (OS) yang digunakan, menggunakan layar sentuh, menggunakan dan mengerti dengan aplikasi yang ada di smartphone, mempunyai kamera depan dan belakang, serta menggunakan memori internal dan eksternal

    PROSES PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DENGAN MENGGUNAKAN MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DI SD

    Get PDF
    Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengembangan model pembelajaran inovatif dengan menggunakan mind mapping yang dapat digunakan sebagai pedoman oleh guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas II SD. Model pembelajaran yang dikembangkan disebut dengan model P4K yang berasal dari singkatan sintaksnya (pengkondisian, peralihan, pengumpulan dan pengolahan informasi, pengomunikasian hasil, dan konsolidasi). Penelitian ini menggunakan metode pengembangan. Penelitian pengembangan ini mengacu pada model pengembangan 4-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan yang meliputi empat tahap, yang terdiri atas tahap (1) pendefinisian, (2) perancangan, (3) pengembangan, dan (4) penyebaran. Akan tetapi penelitian ini hanya sampai pada tahap pengembangan tanpa melakukan tahap penyebaran karena produk penelitian ini hanya dikhususkan di sekolah uji coba. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Kalijudan I Surabaya. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, check list dan catat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa model pembelajaran yang dikembangkan sudah tercapai sesuai target yang diharapkan dari tahap pendefinisian, perancangan, dan pengembangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inovatif dengan menggunakan mind mapping dapat digunakan sebagai pedoman oleh guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran menulis narasi di SD. Kata Kunci: Model Pembelajaran Inovatif, Mind Mapping, Menulis Naras

    Rancang Bangun Sistem Informasi Bimbingan Belajar Berbasis Web (Studi Kasus: Lembaga Bimbingan Belajar Tadica)

    Get PDF
    Bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam proses belajar yang dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki kemampuan lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang mana bertujuan agar orang lain dapat menemukan pengetahuan baru yang belum dimilikinya serta dapat diterapkan dalam kehidupannya.Sistem Informasi bimbingan belajar berbasis web merupakan sebuah sistem bimbingan belajar bagi siswa melalui internet. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem pembelajaran dari Lembaga Bimbingan Belajar TADICA yang dapat diakses melalui internet dan dikelola oleh administrator sehingga pembelajaran menjadi cepat, tepat dan akurat. Setiap siswa dapat mengunduh (download) materi atau soal, melakukan percakapan atau sharing dengan siswa maupun administrator lewat media chat room dan dapat melakukan ujian secara langsung (online). Untuk menunjang penelitian ini, metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Dari penelitian tersebut dihasilkan sebuah sistem informasi bimbingan belajar dengan berbasiskan website sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan serta memberikan kemudahan dalam pengelolaan data-data pada lembaga bimbingan belajar TADICA

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) DALAM PENCAPAIAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

    Get PDF
    Skripsi ini yang berjudul โ€˜Penerapan Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dalam Pencapaian Kemampuan Representasi Matematis Siswaโ€™ menjadi sangat penting untuk dikaji karena kemampuan siswa dalam merepresentasikan idea-idea gagasan matematis harus ditingkatkan. Subjek pada penelitian ini adalah Siswa kelas XI di SMA Negeri 3 Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui pencapaian kemampuan representasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dalam pembelajaran matematika. (2) Mengetahui respons siswa terhadap penerapan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dalam pembelajaran matematika. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain kelompok kontrol pretest posttest. Jumlah sampel yang diambil adalah 34 orang di kelas eksperimen dan 34 orang di kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes tertulis, skala sikap dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat perbedaan dalam pencapaian kemampuan representasi matematis siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dan kelas yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. (2) Pencapaian kemampuan representasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dalam pembelajaran matematika lebih baik dibandingkan dengan pencapaian kemampuan representasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. (3) Respons siswa terhadap model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dalam pembelajaran matematika berdasarkan angket adalah positif

    Identifikasi Konsep Alternatif Asam Basa Siswa Kelas XI Sma Negeri 1 Ketapang Menggunakan Instrumen Diagnostik Two - Tier

    No full text
    ABSTRAK Fitri, Wardatul Laila Al. 2017. Identifikasi Konsep Alternatif Asam Basa Siswa Kelas XI Sma Negeri 1 Ketapang Menggunakan Instrumen Diagnostik Two - Tier. Skripsi Jurusan Kimia, Progam Studi Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Muntolib, S.Pd., M.Si. (II) Drs. Mohammad Sodiq Ibnu, M.Si. ย  Kata kunci: konsep alternatif, tes diagnostik two-tier, kimia asam basa. ย  Materi larutan asam basa merupakan salah satu materi yang penting dalam kimia karena materi ini mendasari materi kimia yang lainnya. Materi asam basa mempunyai banyak konsep dan diperlukan dalam memahami konsep kimia lainnya. Di sisi lain, materi kimia asam basa termasuk bagian kimia yang sulit dan banyak menimbulkan konsep alternatif bagi siswa. Konsep alternatif yng dialami siswa dapat diidentifikasi menggunakan instrumen tes diagnostik two-tier. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen tes diagnostik two-tier materi kimia asam basa dan mengidentifikasi konsep alternatif yang dialami siswa pada materi asam basa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan 60 siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Ketapang sebagai sampel penelitian. Langkah-langkah dalam penelitian ini, yaitu (1) melakukan kajian literatur, (2) menyusun instrumen penelitian, (3) mengumpulkan data, (4) menganalisis data, dan (5) menyusun kesimpulan. Penyusunan tes diagnostik two-tier yang digunakan sebagai instrumen penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yakni (1) menentukan isi, (2) mengumpulkan informasi mengenai miskonsepsi siswa pada materi larutan asam basa, dan (3) menyusun tes diagnostik pilihan ganda two-tier berdasarkan kajian literatur. Tes diagnostik pilihan ganda two-tier yang dikembangkan sebanyak 32 soal dan dari 32 soal yang dikembangkan kemudian 30 soal digunakan untuk mendiagnosis miskonsepsi siswa. Berdasarkan hasil analisis menggunakan SPSS 16 for Windows diketahui bahwa tes diagnostik pilihan ganda two-tier mempunyai reliabilitas yang sangat tinggi dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,851. Persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada materi larutan asam basa ditentukan berdasarkan konsistensi jawaban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mengalami konsepsi alternatif meliputi 7 sub bab kimia asam basa, yakni (1) konsep teori asam basa, (2) konsep pasangan asam basa konjugat, (3) konsep indikator asam basa. (4) konsep pH dan kekuatan asam basa, (5) konsep reaksi asam basa, (6) konsep sifat larutan asam basa, dan (7) konsep spesi-spesi dalam larutan hasil reaksi asam basa

    Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 01 Jember

    Get PDF
    INDONESIA: Skripsi ini membahas tentang implementasi manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam penentuan kualitas yang ada dalam sebuah instansi utamanya dalam proses pembelajaran yang akan berlangsung dalam lembaga pendidikan. Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana perencanaan sarana dan prasarana pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember? (2) Bagaimana pelaksanaan sarana dan prasarana pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember? (3) Bagaimana evaluasi sarana dan prasarana pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember? Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember yang mana madrasah ini dijadikan sebagai sumber informasi data untuk mendapatkan potret, gambaran, jawaban dan hasil dari manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Dalam hal ini data diperoleh dengan cara, wawancara, observasi dan dokumentasi. Semua data nanti akan dianalisis deskriptif yaitu dengan menuangkan hasil ke dalam kalimat-kalimat yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menjadi kalimat yang tersusun dengan rapi. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan beberapa kesimpulan yang didapat yaitu, (1) proses perencanaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember secara keseluruhan sudah sesuai dengan aturan yang berlaku terkait perencanaan sarana prasarana pendidikan (2) proses pelaksanaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember dimulai dari pengadaan sarana prasarana pendidikan, penyaluran atau pendistribusian sarana prasarana pendidikan, inventarisasi sarana prasarana pendidikan, penggunaan sarana prasarana pendidikan, pemeliharaan sarana prasarana pendidikan, dan penghapusan sarana prasarna pendidikan sudah dilakukan dengan baik dan secara keseluruhan sudah sesuai dengan peraturan terkait pelaksanaan sarana prasrana pendidikan (3) proses evaluasi sarana dan prasarana pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember dilakukan setahun dua kali setiap akhir semester baik secara internal maupun internal, dan prosesnya pun sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku terkait evaluasi sarana prasarana Pendidikan ENGLISH: This thesis discusses the implementation of management of educational facilities and infra structure. Educational facilities and infr astructure is one of the important components in determining the quality that exists in an agency primarily in the learning process that will take place in educational institutions. This research is intended to answer the problem: (1) How to plan educational facilities and infr astructure in Madr asah Aliyah Negeri 1 Jember ? (2) How is the implementation of educational facilities and infra structure in Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember ? (3) How is the evaluation of educational facilities and infr astructure in Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember ? These problems are discussed through research conducted at Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember , which is used as a source of information t o obtain portraits, pictures, answers and results of management of educational facilities and infra structure. In this case the data obtained by means of, interviews, observations and documentation. All data will be analyz ed descriptively by pouring the results into sentences arranged so that they can be neatly arranged sentences. The results of the research carried out showed se veral conclusions obtained, namely , (1) The pr ocess of planning educational facilities and infra structure carried out in Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember as a whole was in accordance with applicable regulations related to the planning of educational infra structure (2) The process of implementing educational facilities and infra structure held in Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember starting from the provision of educational infra structure, distribution or distribution of educational infra structure, inventory of educational infra structure, use of educational infr astructure, maintenance of educational infra structure, and elimination of educational infr astructure has been done well and as a whole has been carried out well in accor dance with regulations relating to the implementation of educational infrastructure (3) The process of evaluating educational facilities and Infra structure in Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember is carried out twice ayear at the end of each semester both internally and internally , and yes, it is also in accordance with applicable regulations related to the evaluation of educational infr astructure. ARABIC: ุชูู†ูŽุงู‚ูŽุดู ู‡ูฐุฐูู‡ู ุงู„ุฑู‘ูุณูŽุงู„ุฉู ุชูŽู†ู’ูููŠู’ุฐูุงูุฏูŽุงุฑูŽุฉูุงู„ู…ูุฑูŽุงููู‚ู ุงู„ุชู‘ูŽุนู’ู„ููŠู’ู…ููŠู‘ูŽุฉููˆูŽุงู„ุจูŽู†ููŠู‘ูŽุฉูุงู„ุชู‘ูŽุญู’ุชููŠู‘ูŽุฉู. ุชูุนู’ุชูŽุจูŽุฑูุงู„ู…ูุฑูŽุงููู‚ู ุงู„ุจูŽู†ููŠู‘ูŽุฉูุงู„ุชู‘ูŽุญู’ุชููŠู‘ูŽุฉูุงู„ุชู‘ูŽุนู’ู„ููŠู’ู…ููŠู‘ูŽุฉูุงูŽุญูŽุฏูุงู„ู…ููƒูŽูˆู‘ูŽู†ูŽุงุชู ุงู„ู…ูู‡ูู…ู‘ูŽุฉูููู‰ ุชูŽุญู’ุฏููŠู’ุฏูุงู„ุฌููˆู’ุฏูŽุฉูุงู„ู…ูŽูˆู’ุฌููˆู’ุฏูŽุฉู ูˆูƒูŽุงู„ูŽุฉูู…ูŽุงููู‰ ุงู„ู…ูŽู‚ูŽุงู…ู ุงู„ุงูŽูˆู‘ูŽู„ู ููู‰ ุนูŽู…ูŽู„ููŠูŽุฉู ุงู„ุชู‘ูŽุนูŽู„ู‘ูู…ู ุงู„ู‘ูŽุชููŠ ุณูŽุชูŽุชูู…ู‘ู ููู‰ ุงู„ู…ูุคูŽุณูŽุณูŽุงุชู ุงู„ุชู‘ูŽุนู’ู„ููŠู’ู…ููŠู‘ูŽุฉู ูŠูŽู‡ู’ุฏููู ู‡ูฐุฐูŽุงุงู„ุจูŽุญู’ุซู ุงูู„ูŽู‰ ุงู„ุงูุฌูŽุงุจูŽุฉูุนูŽู„ู‰ูŽ ุงู„ู…ูุดู’ูƒูู„ูŽุฉู : ูก. ูƒูŽูŠู’ููŽ ูŠูุชูู…ู‘ู ุงู„ุชู‘ูŽุญู’ุทููŠู’ุทู ู„ูู„ู’ู…ูุฑูŽุงููู‚ู ุงู„ุชู‘ูŽุนู’ู„ููŠู’ู…ููŠู‘ูŽุฉููˆูŽุงู„ุจูŽู†ููŠู‘ูŽุฉูุงู„ุชู‘ูŽุญู’ุชููŠู‘ูŽุฉูููู‰ ุงู„ู…ูŽุฏู’ุฑูŽุณูŽุฉู ุงู„ุนูŽุงู„ููŠูŽุฉู ุงู„ุญููƒููˆู’ู…ููŠู‘ูŽุฉู ูก ุฌููŠู’ู…ุจูŽุงุฑู’ ุŸ ูข. ูƒูŽูŠู’ููŽ ูŠูุชูู…ู‘ู ุชูŽู†ู’ูููŠู’ุฐูุงู„ู…ูุฑูŽุงููู‚ู ุงู„ุชู‘ูŽุฑุจูŽูˆููŠู‘ูŽุฉููˆูŽุงู„ุจูŽู†ููŠู‘ูŽุฉูุงู„ุชู‘ูŽุญู’ุชููŠู‘ูŽุฉู ููู‰ ุงู„ู…ูŽุฏู’ุฑูŽุณูŽุฉูุงู„ุนูŽุงู„ููŠูŽุฉูุงู„ุญููƒููˆู’ู…ููŠู‘ูŽุฉู ูก ุฌููŠู’ู…ุจูŽุงุฑ ุŸ ูฃ. ูƒูŽูŠู’ููŽ ูŠูุชูู…ู‘ู ุงู„ู…ู†ู’ุดูŽุฃูŽุชู ุงู„ุชู‘ูŽุนู’ู„ููŠู’ู…ููŠู‘ูŽุฉููˆูŽุงู„ุจูŽู†ููŠู‘ูŽุฉูุงู„ุชู‘ูŽุญู’ุชููŠู‘ูŽุฉู ููู‰ ุงู„ู…ูŽุฏู’ุฑูŽุณูŽุฉูุงู„ุนูŽุงู„ููŠูŽุฉูุงู„ุญููƒููˆู’ู…ููŠู‘ูŽุฉู ูก ุฌููŠู’ู…ุจูŽุงุฑ ุŸ ุชูุชูู…ู‘ู ู…ูู†ูŽู‚ูŽุงุดูŽุฉูู‡ูฐุฐูู‡ู ุงู„ู…ุดูŽุงูƒูู„ ู…ูู†ู’ ุฎูู„ุงูŽู„ู ุงู„ุจูŽุญู’ุซู ุงู„ู‘ุฐูŠ ุฃุฌู’ุฑููŠูŽ ููู‰ ุงู„ู…ูŽุฏู’ุฑูŽุณูŽุฉูุงู„ุนูŽุงู„ููŠูŽุฉูุงู„ุญููƒููˆู’ู…ููŠู‘ูŽุฉู ูก ุฌููŠู’ู…ุจูŽุงุฑ ูˆูŽุงู„ู‘ุฐูŠูŠูŽุณู’ุชูŽุฎู’ุฏูู…ู ูƒูŽู…ูŽุตู’ุฏูŽุฑู ู„ูู…ูŽุนู’ู„ููˆู’ู…ูŽุงุชู ุงู„ุจูŽูŠูŽุงู†ูŽุงุชู ู„ูู„ุญูุตููˆู„ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุตููˆูŽุฑููˆูŽุงู…ู’ุซูŽุงู„ู ูˆูŽ ุฅุฌูŽุงุจูŽุงุชู ูˆูŽ ู†ูŽุชูŽุงุฆูุฌู ู…ูู†ู’ ุฅุฏูŽุงุฑูŽุฉูุงู„ู…ูุฑูŽุงููู‚ู ุงู„ุชู‘ูŽุนู’ู„ููŠู’ู…ููŠู‘ูŽุฉููˆูŽุงู„ุจูŽู†ููŠู‘ูŽุฉูุงู„ุชู‘ูŽุญู’ุชููŠู‘ูŽุฉู. ููู‰ ู‡ูฐุฐูู‡ู ุงู„ุญูŽุงู„ูŽุฉู ูŠูุชูŽู…ู‘ู ุงู„ุญูุตููˆู’ู„ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุจูŽูŠูŽุงู†ูŽุงุชู ุนูŽู†ู’ ุทูŽุฑููŠู’ู‚ู ุงู„ู…ูู‚ูŽุงุจูŽู„ุงูŽุชู ูˆูŽุงู„ู…ูุญูŽู„ูŽุงุญูŽุธูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽูˆู’ุซูŠู’ู‚ู. ุณูŽูŠูุชูู…ู‘ู ุจูŽุนู’ุฏูŽุฐูฐู„ููƒูŽ ุชูŽุญู’ู„ููŠู’ู„ู ุฌูŽู…ููŠู’ุนู ุงู„ุจูŽูŠูŽุงู†ูŽุงุชู ุจูุดูŽูƒู’ู„ู. ูˆูŽุตู’ูููŠ ุนูŽู†ู’ ุทูŽุฑููŠู’ู‚ู ุตูŽุจู‘ู ุงู„ู†ูŽู‘ุชูŽุงุฆูุฌู ููู‰ ุฌูู…ูŽู„ู ู…ูุฑุชุจูŽุฉู ุจูุญูŽูŠู’ุซู ูŠูู…ู’ูƒูู†ู ุชูŽุฑูุชููŠุจู ุฌูู…ูŽู„ู ู…ูุฑุชุจูŽุฉู ุจูุฏูŽู‚ู‘ูŽุฉู ุงูŽุธู’ู‡ูŽุฑูŽุช ู†ูŽุชูŽุงุฆูุฌู ุงู„ุจูŽุญู’ุซู ุงู„ู‘ุฐูŠ ุชูŽู…ู‘ูŽ ุฅุฌู’ุฑูŽุงุคูู‡ู ุนูุฏู‘ูŽุฉู ุงูุณู’ุชูู†ู’ุชูŽุงุฌูŽุงุชู ุชูŽู…ู‘ู ุงู„ุญูุตููˆู„ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ูˆูŽู‡ููŠูŽ : ูก. ุนูŽู…ูŽู„ููŠู‘ุฉุชูŽุฎู’ุทููŠุท ุงู„ู…ูุฑูŽุงููู‚ู ุงู„ุชู‘ูŽุนู’ู„ููŠู’ู…ููŠู‘ูŽุฉููˆูŽุงู„ุจูŽู†ููŠู‘ูŽุฉูุงู„ุชู‘ูŽุญู’ุชููŠู‘ูŽุฉูุงู„ู…ูู†ู’ููุฐูŽุฉู ููู‰ ุงู„ู…ูŽุฏู’ุฑูŽุณูŽุฉูุงู„ุนูŽุงู„ููŠุฉูุงู„ุญููƒููˆู’ู…ููŠู‘ุฉ ูก ุฌูŠู…ุจูŽุงุฑ ูƒูู„ู‘ูู‡ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ู…ูุชูŽูˆูŽุงููู‚ูŽุฉ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽูˆูŽุงุฆูุญู ุงู„ู…ูŽุนู’ู…ููˆู„ู ุจูู‡ูŽุง ุงู„ู…ูุชูŽุนูŽู„ู‘ูู‚ูŽุฉุจูุชูŽุฎู’ุทููŠุท ุงู„ุจูŽู†ููŠู‘ูŽุฉูุงู„ุชู‘ูŽุญู’ุชููŠู‘ูŽุฉูุงู„ุชู‘ูŽุนู’ู„ููŠู’ู…ููŠู‘ูŽุฉู ูข.ุนูŽู…ูŽู„ููŠู‘ุฉุชูŽู†ู’ูููŠู’ุฐุงู„ู…ูุฑูŽุงููู‚ู ุงู„ุชู‘ูŽุนู’ู„ููŠู’ู…ููŠู‘ูŽุฉููˆูŽุงู„ุจูŽู†ููŠู‘ูŽุฉูุงู„ุชู‘ูŽุญู’ุชููŠู‘ูŽุฉูุงู„ู…ูู†ู’ุนูŽู‚ูŽุฏุฉูููู‰ ุงู„ู…ูŽุฏู’ุฑูŽุณูŽุฉูุงู„ุนูŽุงู„ููŠุฉูุงู„ุญููƒููˆู’ู…ููŠู‘ุฉ ูก ุฌูŠู…ุจูŽุงุฑ ุŒุฅุจู’ุชูุฏูŽุงุกู‹ู…ูู†ู’ ุชูŽูˆู’ูููŠู’ุฑูุงู„ุจูŽู†ููŠู‘ูŽุฉูุงู„ุชู‘ูŽุญู’ุชููŠู‘ูŽุฉูุงู„ุชู‘ูŽุนู’ู„ููŠู’ู…ููŠู‘ูŽุฉู ุŒ ูˆูŽุชูŽูˆู’ุฒููŠู’ุน ุงูŽูˆู’ ุฅู†ู’ุชูุดูŽุงุฑุงู„ุจูŽู†ููŠู‘ูŽุฉูุงู„ุชู‘ูŽุญู’ุชููŠู‘ูŽุฉูุงู„ุชู‘ูŽุนู’ู„ููŠู’ู…ููŠู‘ูŽุฉูุŒ ุฌูŽุฑุฏุงู„ุจูŽู†ููŠู‘ูŽุฉูุงู„ุชู‘ูŽุญู’ุชููŠู‘ูŽุฉูุงู„ุชู‘ูŽุนู’ู„ููŠู’ู…ููŠู‘ูŽุฉูุŒ ุฅุณู’ุชูุฎู’ุฏูŽุงู…ู ุงู„ุจูŽู†ููŠู‘ูŽุฉุงู„ุชู‘ูŽุญู’ุชููŠู‘ูŽุฉุงู„ุชู‘ูŽุนู’ู„ููŠู’ู…ููŠู‘ูŽุฉุŒ ุตูŽูŠูŽุงู†ูŽุฉ ุงู„ุจูŽู†ููŠู‘ูŽุฉุงู„ุชู‘ูŽุญู’ุชููŠู‘ูŽุฉุงู„ุชู‘ูŽุนู’ู„ููŠู’ู…ููŠู‘ูŽุฉุŒ ูˆูŽุงู„ู‚ูŽุถูŽุงุก ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุจูŽู†ููŠู‘ูŽุฉุงู„ุชู‘ูŽุญู’ุชููŠู‘ูŽุฉุงู„ุชู‘ูŽุนู’ู„ููŠู’ู…ููŠู‘ูŽุฉุจูุดูŽูƒู„ู ุฌูŽูŠู‘ูุฏู ูˆูŽู‚ูŽุฏู ุชูŽู…ู‘ูŽ ุงู„ู‚ููŠูŽุงู…ู ุจูู‡ู ุจูุดูŽูƒู„ู ุฌูŽูŠู‘ูุฏู ูˆูŽูู’ู‚ู‹ุง ู„ู„ุงูŽู†ู’ุธูู…ูŽุฉูุงู„ู…ูุชูŽุนูŽู„ู‘ูู‚ูŽุฉูุจูุชูŽู†ู’ูููŠู’ุฐุงู„ุจูŽู†ููŠู‘ูŽุฉุงู„ุชู‘ูŽุญู’ุชููŠู‘ูŽุฉุงู„ุชู‘ูŽุนู’ู„ููŠู’ู…ููŠู‘ูŽุฉ ูฃ.ุชูŽุชูู…ู‘ู ุนูŽู…ูŽู„ููŠู‘ุฉ ุชูŽู‚ู’ูŠููŠู’ู…ู ุงู„ู…ูุฑูŽุงููู‚ู ุงู„ุชู‘ูŽุนู’ู„ููŠู’ู…ููŠู‘ูŽุฉููˆูŽุงู„ุจูŽู†ููŠู‘ูŽุฉูุงู„ุชู‘ูŽุญู’ุชููŠู‘ูŽุฉูููู‰ ุงู„ู…ูŽุฏู’ุฑูŽุณูŽุฉูุงู„ุนูŽุงู„ููŠุฉูุงู„ุญููƒููˆู’ู…ููŠู‘ุฉ ูก ุฌูŠู…ุจูŽุงุฑ ุดูŽู‡ู’ุฑ ู…ูŽุฑู‘ูŽุชูŽูŠู’ู†ู ุณูŽู†ูŽูˆููŠู‘ู‹ุง ููู‰ ู†ูู‡ูŽุงูŠูŽุฉู ูƒูู„ู‘ู ููŽุตู’ู„ู ุฏูŽุฑูŽุงุณููŠู ุฏูŽุงุฎูู„ููŠู‹ุง ูˆ ุฅุฎู’ุฑูŽุงุฌู‹ุง ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ุงูุชู‘ูŽููŽู‚ูŽุชู’ ูƒูู„ู‡ูŽุง ู…ูุชูŽูˆูŽุงููู‚ูŽุฉู‹ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽูˆูŽุงุฆูุญู ุงู„ู…ูŽุนู’ู…ููˆู„ู ุจูู‡ูŽุง ุงู„ู…ูุชูŽุนูŽู„ู‘ูู‚ูŽุฉุจูุชูŽู‚ู’ูŠููŠู’ู…ู ุงู„ุจูŽู†ููŠู‘ูŽุฉุงู„ุชู‘ูŽุญู’ุชููŠู‘ูŽุฉุงู„ุชู‘ูŽุนู’ู„ููŠู’ู…ููŠู‘ูŽ

    IKTIKAD BAIK DALAM PERMOHONAN PEMBUATAN AKTA NOTARIIL DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

    No full text
    This Research aims to know of notary public parameters used in determining an authentic deed applicants who has good faith or not and to know responsibility of notary due to deed at the request of an applicant who does not has a good faith. This research uses juridical and empirical methods, namely approach to a problem with to look and see norm applicable connected by phenomenomes that existed from the problems encountered in the field. Data collection was conducted in two ways: field research and library research. Analysis of data used are qualitative analysis outlined in the description descriptive. This research result indicates that first, in determining the characteristic of a applicants notariil deed with good faith is analyzing the decent intentioned of the parties that to propose deed notariil based on logic of law. So a notary not only seen data subjects ( identity ) the parties are already in accordance with the people who overlooks at notary public, listen to and examine the wishes or will the parties however, a notary needed to ensure that the wishes or will the parties that worthy of and deserving based on rationality in logic of law can be made the deed notariil and shall not in contrary with legislative regulations, of decency, and public order. Second, responsibility due to the making of a notarial deed upon the request of an applicant who is about good faith deed parties only limited on the formal course, because a notary just pour the will or desires the parties in a notarial deed with obligations provide counseling laws against the parties before poured in deed notariil. It was different against responsibility on ambtelijk a notarial deed, which includes the truth of the aspect of formal and facets materially such deed
    corecore