6,690 research outputs found

    FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-ASHR

    Get PDF
    Al-Quran adalah wahyu Allah baik makna, redaksi, maupun pilihan katanya. Sifat Al-Quran adalah organis, artinya setiap bagiannya saling terhubung, sehingga ayat dan konsep yang ada di dalamnya saling menafsirkan dan menjelaskan. Bahasa Al-Quran adalah arab yang menggunakan sistem perakaran kata dan semantik sehingga tidak lekang sepanjang zaman. Salah satu yang menunjukkan keagungan Al-Quran adalah surat Al-Ashr. Dari dalamnya akan digali mengenai filsafat pendidikan Islam. Ada lima rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini. Rumusan tersebut meliputi: Pertama, konsep-konsep apakah yang terkandung dalam surat Al-Ashr, yang menjadi dasar pandangan filsafat pendidikan Islam? Kedua, apakah makna dan tujuan pendidikan yang terangkum dalam surat Al-Ashr? Ketiga, bagaimanakah konsep kompetensi dan karakter dalam perspektif surat Al-Ashr? Keempat, apakah makna educational society dalam perspektif surat Al-Ashr? Kelima, Apakah implikasi temuan terhadap bangunan ilmu filsafat pendidikan Islam dalam surat Al-Ashr? Dari kelima masalah tersebut, tujuan penelitian yang ditetapkan meliputi: Pertama, untuk menyimpulkan konsep-konsep yang terkandung dalam Surat Al- Ashr, yang menjadi dasar pandangan filsafat pendidikan Islam. Kedua, mengetahui makna dan tujuan pendidikan yang terangkum dalam Surat Al-Ashr. Ketiga, menyimpulkan konsep kompetensi dan karakter dalam perpektif Surat Al- Ashr. Keempat, menyimpulkan makna educational society dalam perspektif Surat Al-Ashr. Kelima, mengetahui implikasi temuan terhadap bangunan ilmu filsafat pendidikan Islam dalam surat AL-Ashr Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pustaka (library research). Jenisnya adalah deskriptif-kualitatif dengan pendekatan philosophical inquiry. Metode analisis datanya adalah interpretasi atau penafsiran, sebagaimana kajian filsafat pada umumnya. Akan tetapi karena bidang garapnya menyangkut Al- Quran maka metode penafsiran tradisional tidak bisa ditinggalkan. Secara khusus, komparasi tafsir baik umum maupun tematik atas konsep-konsep dalam surat Al-Ashr tetap dilakukan. Dari proses penelitian yang telah dilakukan, temuan yang didapatkan meliputi: Pertama, konsep yang terkandung dalam surat ini adalah: konsep waktu (al-‘ashr), insan, kerugian (khusr), iman, amal saleh, al-haqq, sabar dan saling menasihati (al-tawāshî). Kedua, orientasi pendidikan dalam surat Al-Ashr adalah individu dan masyarakat. Makna pendidikan adalah upaya mengingatkan manusia akan hakikat dan tujuan eksistensialnya. Tujuan pendidikan adalah mengantarkan peserta didik pada kebahagiaan. Ketiga, kompetensi menurut surat Al-Ashr adalah iman, yang meliputi unsur kognitif (ilmu), afektif (iman) dan psikomotor (amal). Kompetensi tersebut jika telah mengakar dalam diri peserta didik akan menjadi karakter mukmin. Keempat, orientasi masyarakat adalah terwujudnya Masyarakat Madani sebagai educational society. Kelima, kata kunci ‘ashr, insān dan khusr, menunjuk pada ontologi pendidikan. Epistemologi diwakili kata iman, amal saleh dan tawāshau. sedang al-haqq dan sabar mewakili etika

    Aktivitas Ekonomi dan Sosial Penduduk Lanjut Usia di Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Karakteristik demografi, sosial, dan ekonomi lanjut usia di Kecamatan Sanden 2. Aktivitas ekonomi penduduk lanjut usia di Kecamatan Sanden 3. Aktivitas Sosial lanjut usia di Kecamatan Sanden. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian adalah di Kecamatan Sanden. Populasi penelitian adalah lanjut usia di Kecamatan Sanden yaitu 5.764 jiwa. Sampel wilayah dipilih dengan menggunakan purposive sampling, terpilih Desa Murtigading sebagai daerah yang mewakili ciri urban dan Desa Gadingharjo yang mewakili daerah ciri rural. Teknik penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin dengan taraf kepercayaan 90% yaitu 96 jiwa. Teknik pengambilan sampel adalah proportional random sampling yang diambil secara acak. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengolahan data meliputi editing, coding dan tabulasi. Teknik analisis data adalah analisis deskriptif kuantitatif yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabel silang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1).Karakteristik lanjut usia yaitu: a. Usia responden di Desa Murtigading dan Gadingharjo di dominasi oleh lansia kelompok umur muda (60-69 tahun) b. Status kawin responden di Desa Murtigading (56,72%) lebih banyak daripada Desa Gadingharjo (54,17%) c. Sebagian besar responden di Desa Murtigading dan Desa Gadingharjo berstatus sebaga kepala rumah tangga d. Jumlah anak responden di Desa Murtigading lebih banyak daripada Desa Gadingharjo e. Responden yang memiliki pendapatan non-kerja di Desa Murtigading lebih banyak daripada Desa Gadingharjo f. Responden yang mendapatkan santunan di Desa Murtigading lebih banyak daripada Desa Gadingharjo g. Tingkat pendidikan responden Desa Murtigading lebih tinggi daripada Desa Gadingharjo h. Kondisi kesehatan responden satu bulan terakhir di Desa Murtigading lebih baik daripada Desa Gadingharjo, (2). Aktivitas ekonomi lanjut usia yaitu: a. Status responden yang bekerja Desa Murtigading lebih banyak daripada Desa Gadingharjo b. Bidang pekerjaan responden di Desa Murtigading adalah perdagangan dan Desa Gadingharjo adalah pertanian c. Curahan jam kerja responden Desa Murtigading lebih tinggi daripada Desa Gadingharjo d. Pendapatan responden Desa Murtigading lebih tinggi daripada Desa Gadingharjo. (3). Aktivitas sosial lanjut usia yaitu: a. frekuensi bertemu dengan keluarga dan sanak saudara responden Desa Gadingharjo lebih sering daripada Desa Murtigading b. Hubungan responden di kedua desa dengan tetangga adalah sangat akrab c. intensitas aktivitas sosial responden Desa Murtigading lebih tinggi daripada Desa Gadingharjo. Kata Kunci: lanjut usia, karakteristik, aktivitas ekonomi, aktivitas sosia

    Factors associated with pre-ART loss-to-follow up in adults in rural KwaZulu-Natal, South Africa:a prospective cohort study

    Get PDF
    Background: Timely initiation of antiretroviral treatment (ART) requires sustained engagement in HIV care before treatment eligibility. We assessed loss to follow-up (LTFU) correlates in HIV-positive adults accessing HIV treatment and care, not yet ART-eligible (CD4 &gt;500 cells/mm3).Methods: This was a sub-study of a prospective cohort study (focusing on sexual behaviour) in an area of high HIV prevalence and widespread ART availability in rural KwaZulu-Natal, South Africa. Psychosocial, clinical and demographic data were collected at recruitment from individuals with CD4 &gt;500 cells/mm3. LTFU was defined as not attending clinic within 13 months of last visit or before death. Individuals starting ART were censored at ART initiation. Data were collected between January 2009 and January 2013. Analysis used Competing Risks regression.Results: Two hundred forty-seven individuals (212 females) were recruited (median follow-up 2.13 years, total follow-up 520.15 person-years). 86 remained in pre-ART care (34.8 %), 94 were LTFU (38.1 %), 58 initiated ART (23.5 %), 7 died (2.8 %), 2 transferred out (0.8 %). The LTFU rate was 18.07 per 100 person-years (95 % CI 14.76–21.12). LTFU before a competing event was 13.5 % at one and 34.4 % at three years. Lower LTFU rates were significantly associated with age (&gt;37 versus ?37 years: adjusted sub-Hazard ratio (aSHR) 0.51, 95 % CI 0.30–0.87), openness with family/friends (a little versus not at all, aSHR 0.81, 95 % CI 0.45–1.43; a lot versus not at all, aSHR 1.57, 95 % CI 0.94–2.62), children (0 versus 4+, aSHR 0.68, 95 % CI 0.24–1.87; 1 versus 4+, aSHR 2.05 95 % CI 1.14–3.69, 2 versus 4+; aSHR 1.71, 95 % CI 0.94–3.09; 3 versus 4a, aSHR 1.14, 95 % CI 0.57–2.30), previous CD4 counts (1 versus 0, aSHR 0.81, 95 % CI 0.45–1.43; 2+ versus 0, aSHR 0.43, 95 % CI 0.25–0.73), and most recent partner HIV status (not known versus HIV-positive, aSHR 0.77, 95 % CI 0.50–1.19; HIV-negative versus HIV-positive, aSHR 2.40, 95 % CI 1.18–4.88). The interaction between openness with family/friends and HIV partner disclosure was close to significance (p?=?0.06). Those who had neither disclosed to partners nor were open with family/friends had lowest LTFU rates.Conclusions: Strategies to retain younger people in pre-ART care are required. How openness with others, partner HIV status and disclosure, and children relate to LTFU needs further exploration.<br/

    The equilibrium of responsibility between individual and social life in the Surah Al-Ashr (critical study on Bint Al-Syâti’ view in Surah Al-Ashr)

    Get PDF
    Surat al-Ashr represents as the content of al-Qur'an which called by Jawâmi’ al-Kalim (short word, meaningful and comprehension). It was proved by the structural arrangement that contained expostulation wording clearly and definite, that is starting by oath, instrumen of al-Ta’kid and the narrative messages of verses contain a perfect vision. To understand the meaning of Surah al-Ashr, the writer uses critical study of the interpretation methods used by Islamic contemporary magnate, namely Bint al-Syâthi’. She has not only a methodology of interpretation but also she has magnum opus, namely al-Tafsir al-Bayânî li al-Qur’ân al-Karîm. So it is fairly when Bint al-Syâthi’ becomes the object of research study. The methodology of her exegesis visibly focus on the linguistic analysis that includes internal and external study of the text, which crystallized into 4 points important as the of interpretation instruments. Incidentally Surah al-Ashr includes in one of his objects of interpretation. In general, Bint al-Syâthi’s view on Surah al-Ashr was found the concept of individual responsibility and social’s. This kind of analysis is new and it has never revealed by previous Mufassir. Therefore based on the difference views between Bint al-Syâthi’ with others, the writer will reveal her theory of interpretation that was known as the linguistic analysis. That is using words analysis and structure’s in order to see the differences and similarities between Bint al-Syâthi’s views with other Mufassir in the interpreting on Surah al-Ashr

    The effect of mental health conditions on the use of oral anticoagulation therapy in patients with atrial fibrillation : the FinACAF study

    Get PDF
    Aims Little is known about the effects of mental health conditions (MHCs) on the utilization of oral anticoagulation (OAC) therapy in atrial fibrillation (AF) patients. We aimed to assess whether MHCs affect initiation of OAC therapy among AF patients with special focus on non-vitamin K antagonist oral anticoagulants (NOACs). Methods and results The Finnish AntiCoagulation in Atrial Fibrillation (FinACAF) registry included all 239 222 patients diagnosed with incident AF during 2007-18 in Finland identified from national registries covering primary to tertiary care and drug purchases. Patients with previous depression, bipolar disorder, anxiety disorder, or schizophrenia diagnosis or a fulfilled psychiatric medication prescription within the year preceding the AF diagnosis were classified to have any MHC. The main outcome was OAC initiation, defined as first fulfilled OAC prescription after AF diagnosis. The patients' mean age was 72.7 years and 49.8% were female. The prevalence of any MHC was 19.9%. A lower proportion of patients with any MHC compared with those without MHCs were initiated on OAC therapy (64.9% vs. 73.3%, P < 0.001). Any MHC was associated with lower incidence of OAC initiation [adjusted subdistribution hazard ratio (aSHR) 0.867; 95% confidence interval (CI) 0.856-0.880], as were depression (aSHR 0.868; 95% CI 0.856-0.880), bipolar disorder (aSHR 0.838; 95% CI 0.824-0.852), anxiety disorder (aSHR 0.840; 95% CI 0.827-0.854), and schizophrenia (aSHR 0.838; 95% CI 0.824-0.851), during the entire follow-up. Any MHC remained associated with impaired incidence of OAC initiation also in the NOAC era during 2015-18 (aSHR 0.821; 95% CI 0.805-0.837). Conclusion MHCs are common among AF patients, and they are associated with a lower rate of OAC initiation even during the NOAC era.Peer reviewe

    Associations between religiosity and sexuality in a representative sample of Australian adults

    Get PDF
    Many studies have examined the influence on sexual attitudes and behavior of religious belief (i.e., religious denomination) or religiosity (e.g., attendance at services, subjective importance of religion). However, few studies have examined the combined effects of religion and religiosity on sexual attitudes and behavior. This study examined such effects in a representative sample of 19,307 Australians aged 16–59 years (response rate, 73.1%). The study compared members of four religious groups (Protestant, Catholic, Buddhist, Muslim) and two levels of frequency of attendance at religious service (less than monthly, at least monthly). Religious participants were compared to their non-religious peers in analyses adjusted for potential confounding by demographic variables. The outcomes were five sexual behaviors and five corresponding measures of sexual attitudes. The study revealed inconsistent patterns of association between religion/religiosity and a range of sexual behaviors and attitudes. In general, greater attendance at religious services was associated with more conservative patterns of behavior and attitudes. However, religious people who attended services infrequently were more similar to their non-religious peers than their more religious peers. The results of this study highlight the importance of considering not only religion or religiosity, but the intersection between these two variables

    Hubungan Gotong-Royong dan Surat Al-Ashr

    Get PDF
    Tujuan utama dari penulisan artikel ini adalah untuk meningkatkan pemahaman terhadap salah satu surat yang ada dalam Al Qur’an, yaitu surat Al-Ashr. Artikel ini menyandingkan konsep dalam surat Al-Ashr dengan konsep gotong-royong yang merupakan budaya dasar dari bangsa Indonesia. Artikel ini memperlihatkan bahwa gotong-royong sebagai budaya dasar bangsa Indonesia memiliki aplikasi yang dapat berimplikasi positif atau negatif, sementara surat Al-Ashr selalu memiliki aplikasi yang berimplikasi positif. Beberapa simpulan adalah (1) bangsa Indonesia masih memiliki budaya gotong-royong sebagai budaya dasar, bahkan manfaat (efek positifnya) masih bisa dideteksi dan dirasakan namun tidak bisa dipungkiri tentang adanya distorsi khususnya pada aplikasi dari budaya dasar ini; (2) Distorsi pada konsep gotong-royong terjadi karena perubahan rentang waktu yang berlaku bagi konsep. Semakin panjang rentang waktu yang berlaku pada konsep maka semakin konsep gotong-royong mendekati konsep awalnya. Saran untuk memperbaiki keadaan lapangan tentang penerapan konsep gotong-royong (yang cenderung menunjukkan adanya distorsi terutama pada aplikasinya) diberikan kepada masyarakat dengan kembali kepada konsep awal dari gotong-royong yang cenderung untuk selalu memiliki implikasi positif.Tujuan utama dari penulisan artikel ini adalah untuk meningkatkan pemahaman terhadap salah satu surat yang ada dalam Al Qur’an, yaitu surat Al-Ashr. Artikel ini menyandingkan konsep dalam surat Al-Ashr dengan konsep gotong-royong yang merupakan budaya dasar dari bangsa Indonesia. Artikel ini memperlihatkan bahwa gotong-royong sebagai budaya dasar bangsa Indonesia memiliki aplikasi yang dapat berimplikasi positif atau negatif, sementara surat Al-Ashr selalu memiliki aplikasi yang berimplikasi positif. Beberapa simpulan adalah (1) bangsa Indonesia masih memiliki budaya gotong-royong sebagai budaya dasar, bahkan manfaat (efek positifnya) masih bisa dideteksi dan dirasakan namun tidak bisa dipungkiri tentang adanya distorsi khususnya pada aplikasi dari budaya dasar ini; (2) Distorsi pada konsep gotong-royong terjadi karena perubahan rentang waktu yang berlaku bagi konsep. Semakin panjang rentang waktu yang berlaku pada konsep maka semakin konsep gotong-royong mendekati konsep awalnya. Saran untuk memperbaiki keadaan lapangan tentang penerapan konsep gotongroyong (yang cenderung menunjukkan adanya distorsi terutama pada aplikasinya) diberikan kepada masyarakat dengan kembali kepada konsep awal dari gotong-royong yang cenderung untuk selalu memiliki implikasi positif

    The structure of Surah al-Ashr : analysis of Arkoun perspective

    Get PDF
    This thesis explores the structure of surah al-Ashr that has more structures that contained in many paradigms and aspect of science such as cosmology talks about time, theology talks about truth, etic talks about good working, social aspect talks about recommending, philosophy aspect talks about truth, and last talks about patience it can find in the psychology aspect.in the other statement that this surah is summary of contents in al-qur’an. If the human would like to reflects and thinking the content this surah, they will get foundation of life in this world and hereafter. The purpose of this writing to find the analysis theme on the surah al-ashar according to Muhammed Arkoun and the relation between myth and qiro’ah in the surah al-ashr. This research which included in category of data-based research of literature in the library so that this research which library research. Namely collect and analyzed data taken from literature: book, jurnal, newsletter, article, and others. The writer examined that various kind of literature have relevance and contained with surah al-Ashr. To obtain the maximum result, the writer only focus the discussion on the meaning and the structure theme in surah al-ashr by using structure analysis of Muhammed Arkoun. From the research result can be that the structure theme of surah al-Ashr, talking about how important time in this world, loss human, trick to get success human in this world and hereafter, with attention to faith , doing good work, recommend in the truth and the patience. And the surah al-Ashr has symbols and myth that shows to human as the creature of God that there is no time is bad and unlucky, but the badness is coming from human own. Because time is fulfilled by bad working will bad also for actor. and for the faith of last human in the prophet’s era that as the warning because they did not used time as useful for their life
    corecore