9 research outputs found
Optimasi Kristalisasi II pada Kristalisasi Bertingkat Menggunakan Suhu Rendah untuk Separasi Fraksi Kaya Fitosterol dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit.
Indonesia merupakan negara produsen kelapa sawit nomor satu di dunia yang merupakan salah satu sumber miyak nabati. Selain dihasilkan produk utama berupa CPO (Crude Palm Oil), juga dihasilkan produk samping yang disebut DALMS (Distilat Asam Lemak Minyak Sawit). DALMS kaya akan asam lemak bebas serta komponen fitokimia lain seperti karoten, vitamin E, fitosterol, serta skualen. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan separasi komponen fitokimia dari DALMS terutama untuk mendapatkan fraksi kaya fitosterol (FKF) menggunakan teknik kristalisasi bertingkat pada suhu rendah (supercooling crystallization). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi optimum dari proses kristalisasi ke-II. Penentuan kondisi optimum tersebut menggunakan Response Surface Methodology dengan dua variabel bebas yaitu rasio pelarut:fraksi kristal (X1) dan lama kristalisasi II (X2). Variabel terikat (Y) atau respon yang dioptimumkan adalah kadar fitosterol. Rancangan yang digunakan adalah rancangan komposit pusat dengan model kuadratik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum yang disarankan pada proses kristalisasi II adalah menggunakan rasio pelarut:fraksi kristal sebanyak 7,81:1 dengan lama kristalisasi II yaitu 70,82 jam. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa kondisi tersebut dapat menghasilkan kadar fitosterol yang maksimum sebesar 48,74% dengan rendemen 0,03%. Hasil analisa kimia dan komponen bioaktif menunjukkan bahwa sampel FKF kondisi optimum memiliki kandungan asam lemak bebas 2,51 ± 0,03 %; bilangan peroksida 2,498 ± 0,29 meq/kg; bilangan anisidin 2,34 ± 0,20; total oksidasi 8,43; total vitamin E 60161,41 ppm (α-tokoferol 4708,07 ppm; α-tokotrienol 33855,16 ppm; λ-tokotrienol 7712,78 ppm; dan δ-tokotrienol 13885,39 ppm); total fitosterol 487457,32 ppm (β-sitosterol 183455,78 ppm; stigmasterol 333105,92 ppm; dan kampesterol 129879,45 ppm); serta kadar skualen 117,70 ppm. Selain itu juga mengandung asam oleat 59,51%; asam stearat 38,20%; asam miristat 1,66%; serta asam pentadekanoat 0,62%
PENGARUH PENAMBAHAN TRIPTAMIN SEBAGAI ANTIOKSIDAN UNTUK GASOLINE
Gasoline merupakan produk petroleum yang umum dan banyak digunakan di
seluruh dunia untuk bahan bakar kendaraan bermotor. Secara kimiawi terdiri dari
senyawa hidrokarbon seperti paraffin, naftalen, olefin dan senyawa aromatik.
Namun, kandungan olefin rentan berinteraksi dengan oksigen membentuk gum (A.
Groysman, 2014). Pembentukan gum akan berdampak pada mengentalnya bahan
bakar yang lama kelamaan akan menimbulkan kerak di karburator, injector serta
intake manifold pada mesin kendaraan (Pereira dan Vanya, 2006). Oleh karena itu,
upaya yang efektif untuk mencegah terbentuknya gum ialah mencegah peristiwa
oksidasi dengan menambahkan antioksidan kedalam gasoline. Salah satu senyawa
yang diduga memiliki aktivitas antioksidan dan cocok untuk gasoline ialah senyawa
triptamin. Aktivitas antioksidan diketahui melalui uji periode induksi dan gum,
sedangkan untuk mengetahui kualitas gasoline diuji sifat fisiknya melalui uji
densitas, viskositas kinematik dan warna. Nilai induksi triptamin pada 500 ppm
diperoleh 1300 menit dan gum sebesar 56.2667 g/50 mL, AO R dengan konsentrasi
30 ppm diperoleh nilai induksi 1458 menit dan gum sebesar 24.667 g/50 mL, serta
PPD 27 ppm diperoleh nilai induksi selama 1669 menit dan gum sebesar pada
25.0667 g/50 mL. Oleh karena itu, diperoleh informasi bahwa aktivitas antioksidan
triptamin pada gasoline diperoleh pada konsentrasi yang tinggi.
Gasoline is a common and widely used petroleum product worldwide for motor
vehicle fuels. Chemically, comprises hydrocarbon compounds such as paraffin,
naphthalene, olefins and aromatic compounds. However, the olefin is susceptible
to interacting with oxygen to form gum (A. Groysman, 2014). The formation of
gum will have an impact on the thickening of fuel that over time will cause crust in
the carburetor, injector and intake manifold on the vehicle engine (Pereira and
Vanya, 2006). Therefore, an effective effort to prevent gum formation is to prevent
oxidation by adding antioxidants into gasoline. One of the compounds suspected of
having antioxidant activity and suitable for gasoline is a triptamine compound.
Antioxidant activity is known through induction period test and gum, while to know
the quality of gasoline is tested its physical properties through density test,
kinematic viscosity and color. The value of induction of triptamin at 500 ppm was
1300 minutes and gum of 56.2667 g / 50 mL, AO R with 30 ppm concentration
obtained induction value 1458 minutes and gum of 24.667 g / 50 mL, and PPD 27
ppm obtained induction value for 1669 minutes and gum amounted to 25.0667 g /
50 mL. Therefore, it was found that the antioxidant activity of triptamin in gasoline
was obtained at high concentrations
Prosiding Seminar Nasional II Pengembangan Ternak Lokal
Seminar Nasional II Pengembangan Ternak Lokal Tahun 2015 merupakan kelanjutan dari Seminar Nasional I yang dilaksanakan tahun 2013 di Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Pada Seminar Nasional ini akan dipresentasikan 52 makalah yang berasal dari berbagai dosen PTN/PTS, peneliti Balai Penelitian Ternak dan instansi lainnya. Sekitar 48 makalah disajikan secara oral dan 4 makalah pada sesi poster. Pemakalah dan peserta seminar antara lain berasal dari UNIBRAW, UNS, UNIB, BATAN, UNSRI, UNSYAH Banda Aceh, UNJA, UNRAM, UNSRAT, UNIPA, UNG, UIM, UVBN, UIN SUSKA, UNIVERSITAS AL MUSLIM, Badan Diklat Sumatera Utara, Univ. Taman Siswa, Univ. Muhamdiyah Bengkulu, STIPER Sijunjung, UMMY Solok, APPERTA dan tuan rumah Fakultas Peternakan Universitas Andalas
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN TERNAK LOKAL II "Revitalisasi Peternakan Berbasis Sumber Daya Ternak Lokal dalam Menghadapi MEA 2015"
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2013 di
Kecamatan Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui keragaman sifat kuantitatif Sapi Kuantan. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah Sapi Kuantan yang terdiri dari 18 ekor sapi jantan dan 64 ekor sapi
betina. Peubah yang diamati adalah ukuran-ukuran tubuh yaitu panjang badan, tinggi
pundak, tinggi pinggul, lingkar dada dan dalam dada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Sapi Kuantan jantan mempunyai tinggi pundak dan tinggi pinggul yang lebih tinggi dari sapi
betina kuantan, dan tidak berbeda pada ukuran panjang badan, lingkar dada dan dalam dada.
Ukuran tubuh Sapi Kuantan lebih kecil daripada sapi lokal lainnya, kecuali pada dalam
dada.
Kata kunci: sapi Kuantan, sifat kuantitatif, ukuran tubuh, Kuantan Singingi
Biodiversitas: Penelitian, Pembelajaran, dan Penerapannya dalam Pengelolaan Lingkungan
Akhir-akhir ini biodiversitas makin populer di kalangan para peneliti. Perguruan Tinggi maupun Instansi Pemerintah saat ini dituntut untuk lebih banyak menghasilkan karya penelitian serta mempublikasikannya. Melalui hasil karya penelitian tersebut para peneliti dapat meningkatkan kualitas keilmuannya, sehingga Perguruan Tinggi ataupun Instansi Pemerintah lebih mudah mengidentifikasi pegawai atau mahasiswa yang paling baik berdasarkan hasil karya dan publikasinya. Atas dasar itulah kami berinisiatif menyelenggarakan seminar nasional Biologi dengan tema: ―BIODIVERSITAS: PEMBELAJARAN, PENELITIAN DAN PENERAPANNYA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN‖. Kegiatan berskala nasional ini meliputi tiga bagian, yaitu: Seminar nasional Biologi dilaksanakan pada Hari Kamis, presentasi poster pada hari kamis, presentasi call for paper pada hari kamis Kami bersyukur bahwa gagasan kami ini mendapat respon yang sangat baik dari masyarakat. Sampai pagi hari ini tercatat seminar nasional diikuti oleh ―390 orang perserta‖. Peserta berasal dari berbagai kota antara lain Maluku, Pontianak, Malang, Lampung dan lain-lain dan peserta terjauh dari Palu
SELEKSI JENIS ANTIOKSIDAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI OPTIMUMNYA PADA PEMURNIAN MINYAK IKAN LEMURU
Minyak ikan mengandung asam lemak tak jenuh cukup tinggi, sehingga menyebabkan mudah rusak akibat oksidasi. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan metoda peningkatan stabititas minyak ikan selama permunian dengan menggunakan antioksidan. Jenis antioksidan yang diteliti efektivitasnya pada penelitian pendahuluanadalah BHA, BHT, propil galat, TBHQ dan tokoferor