1,813 research outputs found

    Posisi Pemerintah Indonesia dalam Shifting Perdagangan Rotan

    Get PDF
    AbstrakPenelitian ini akan membahas mengenai bagaimana perkembangan kegiatan ekonomi Indonesia. Indonesia menjadi salah satu negara pengekspor rotan terbesar, tetapi masih dalam bentuk mentah. Kenyataan bahwa sebagai pensuplai rotan mentah tetapi masih banyak menekspor produk rotan jadi terutama dari China membuat Indonesia bergeser dalam perdagangan rotan. Pergeseran pola perdagangan yang dilakukan Indonesia adalah dengan menerapkan berbagai kebijakan untuk mengatur dan mgendalikan perdagangan rotan Indonesia dan China.Kata kunci : Rotan, China, Indonesi

    STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI FURNITURE ROTAN INDONESIA DI KAWASAN ASEAN DAN TIONGKOK

    Get PDF
    Competitiveness of a country’s export commodities is one of the indicators used to measure its economic progress. This study aims to analyze the competitiveness of Indonesian rattan furniture in China and the ASEAN region, along with the influencing factors and to conclude appropriate strategies to improve its competitiveness. The analysis was conducted by utilizing Diamond's Porter, Normalized Revealed Comparative Advantage (NRCA), and panel data regression. The results showed that the competitiveness of Indonesian rattan furniture in the ASEAN region and China, in the period of 2001 to 2014, is fluctuated with small level of competitiveness. This notion can be seen from all of the positive NRCA index values. In the Fixed Effects Model (FEM), the independent variables that significantly influence NRCA include the export prices and volumes, global prices of rattan furniture and raw rattan, the number of rattan industries, production of real rattan, production value of rattan, investment of rattan industry, direct labor of rattan industry, interest rate of Bank loans, implementation of ACFTA and violation policy of raw and semi-finished rattan exports. To increase the competitiveness of Indonesian rattan furniture, the government is urged to establish a development or training center for the innovative designs and improvement of quality standard of Indonesian rattan furniture. This is also supported by a guarantee of rattan raw material availability and technological improvement of rattan processing industry. Thus, the third step to perform is the improvement of infrastructure and distribution chain, improvement of market information systems, and strengthening of brand image of rattan furniture in Indonesia.Keywords:  competitiveness of rattan furniture, diamond's porter, normalized revealed comparative advantage, fixed effect model ABSTRAKDaya saing komoditas ekspor negara merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kemajuan ekonomi suatu negara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya saing furniture rotan Indonesia di kawasan ASEAN Tiongkok serta faktor-faktor yang memengaruhinya dan kemudian menyimpulkan strategi yang tepat untuk meningkatkan daya saingnya. Analisis dilakukan dengan menggunakan Diamond’s Porter, Normalized Revealed Comparative Advantage (NRCA) dan regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya saing furniture rotan Indonesia di kawasan ASEAN dan Tiongkok dalam kurun waktu 2001 hingga 2014 berfluktuasi dan sebenarnya masih mempunyai daya saing meskipun kecil, hal ini dapat dilihat dari semua nilai indeks NRCA nilainya positif. Pada Fixed Effect Model (FEM), variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap NRCA adalah harga ekspor, volume ekspor, harga furniture rotan dunia, harga rotan mentah dunia, jumlah perusahaan industri rotan di Indonesia, produksi rotan riil di Indonesia, nilai produksi rotan di Indonesia, investasi industri rotan di Indonesia, tenaga kerja langsung industri rotan, besarnya suku bunga pinjaman Bank, pemberlakuan ACFTA dan kebijakan pelarangan ekspor rotan mentah maupun setengah jadi. Untuk mampu meningkatkan daya saing furniture rotan Indonesia, pemerintah harus mendirikan pusat pengembangan atau pelatihan dan pengembangan desain yang inovatif maupun standart mutu furniture rotan Indonesia. Hal ini juga didukung dengan adanya jaminan ketersediaan bahan baku rotan dan peningkatan teknologi industri pengolahan rotan. Hal ketiga yang perlu dilakukan adalah perbaikan infrastruktur maupun rantai distribusi, perbaikan sistem informasi pasar rotan serta penguatan brand image furniture rotan Indonesia.Kata Kunci: daya saing furniture rotan, diamond’s porter, normalized revealed comparative advantage, fixed effect mode

    ANALISA KEBIJAKAN EKSPOR ROTAN TERHADAP KINERJA INDUSTRI HULU DAN INDUSTRI HILIR DI INDONESIA (Telaah Permendag RI No. 36 Th 2009, Tentang Ketentuan Ekspor Rotan)

    Get PDF
    Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 36 tahun 2009, tentang Ketentuan Ekspor rotan sedikit banyak telah mempengaruhi kinerja ekspor furniture di pasar dunia selanjutnya akan mengiringi semakin terpuruknya industri furniture dalam negeri, peraturan tersebut menimbulkan polemik yang berkepanjangan antara pengusaha bahan baku rotan (industri hulu) dengan pengusaha pegolahan rotan (industri hilir). Secara umum peraturan tersebut, banyak mengandung kelemahan dalam hal implementasi namun secara yuridis sudah jelas memuat aturan yang dimaksud untuk diterapkan, tetapi masih banyak celah yang mudah untuk direkayasa sehingga seolah-olah peraturan tersebut berjalan namun secara substantif belum karena banyak terjadi pelanggaran dalam implementasinya, sehingga peraturan kebijakan ini tidak efektif karena mengakibatkan tidak berkembangnya industri mebel baru namun rentan untuk terjadinya monopoli dalam penyerapan bahan baku rotan oleh pengusaha yang sama. Jika ditinjau dari ketentuan-ketentuan yang ada di dalam World Trade Organization (WTO), maka ketentuan-ketentuan yang ada dalam Peraturan tersebut sudah sesuai dan tidak meyalahi ketentuan-ketentuan yang ada dalam WTO. Dampak yang ditimbulkan dari penerapan Permendag RI No. 36 tahun 2009, dilihat dari sisi hulu industri rotan, dengan pembatasan ekspor rotan dapat menghilangkan potensi nilai ekonomi yang dapat diperoleh dari ekspor rotan hal ini diperburuk oleh daya serap industri pengolahan rotan dalam negeri yang semakin kecil dari tahun ke tahun. Sedangkan dilihat dari sisi hilir, dengan diijinkannya ekspor bahan baku rotan menyebabkan banyak industri hilir (industri pegolahan rotan) gulung tikar, karena pasar ekspor mereka diambil alih oleh China sebab daya saing industri mebel rotan Indonesia masih kalah dengan China yang notebene adalah penyerap utama bahan baku rotan dari Indonesia, sehingga akhirnya banyak terjadi pengurangan Tenaga Kerja (PHK) yang mengakibatkan jumlah pengangguran meningkat, karena tenaga kerja yang terserap pada industri pengolahan rotan sangat banyak jika dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang terserap pada industri bahan baku rotan. Tantangan industri rotan baik dari sektor hulu dan hilir adalah menciptakan harmonisasi hubungan dari kedua sektor tersebut didalam negeri bukan diluar negeri guna menanggulangi dan menghindarkan benturan kepentingan yang berkepanjangan. Aspek pemasaran dari industri hilir adalah yang menjadi prioritas karena dengan meningkatkan demand (permintaan) industri hilir maka permintaan terhadap industri hulu dipastikan akan naik, karena tidak ada kompetitor/pesaing dari negara lain yang mempunyai kapasitas suplai bahan baku rotan seperti Indonesia. Sebaiknya pemerintah meningkatkan pengawasan dan memberikan sanksi yang tegas guna mengantisipasi berbagai pelanggaran yang dilakukan dalam implementasi Permendag RI No. 36 tahun 2009. Jika dilihat dari banyaknya pelanggaran yang terjadi dalam implementasinya dan kurang efektif serta banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari penerapan Permendag RI No. 36 tahun 2009, maka sebaikya pemeritah menghentikan/mencabut peraturan tersebut

    Dampak Kebijakan Larangan Ekspor Rotan Mentah terhadap Industri Furnitur Rotan Indonesia 2011-2012

    Full text link
    This paper aims to analyze the impact of the ban policy on the export ofraw rattan towards Indonesian rattan furniture industry. Indonesian supplied theworld raw materials for 75.5%. Indonesia has the advantage in the production ofrattan raw materials, otherwise rattan furniture industry has not yet evolved.Through Permendag No. 35/M-DAG/PER/11/2011, Indonesia protect the rattanfurniture industry. In addition, this study aims to give information about thecondition of Indonesian rattan furniture industry before and after the issuance ofthe policy.This study applies mercantilism perspective. Mercantilism assume thateconomy controlled by political community and especially the government orcountry. Economic dependence on other countries for the mercantile should beavoided. When there is a threat of foreign parties in the free trade, then the statecan provide protection to avoid the impact. Protection theory used to analyze theimpact of the ban policy on the export of raw rattan towards Indonesian rattanfurniture industry. This study applies qualitative research method with libraryresearch.The results of this research founds that the ban policy on the raw rattanexport gives the positives influence on increases the export value of rattanfurniture and an increases in foreign exchange.Keywords: Mercantilism, Protection Policy, Rattan, Value of export

    Strategi Peningkatan Daya Saing Industri Furniture Rotan Indonesia di Kawasan ASEAN dan Tiongkok

    Full text link
    Daya saing komoditas ekspor negara merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kemajuan ekonomi suatu negara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya saing furniture rotan Indonesia di kawasan ASEAN Tiongkok serta faktor-faktor yang memengaruhinya dan kemudian menyimpulkan strategi yang tepat untuk meningkatkan daya saingnya. Analisis dilakukan dengan menggunakan Diamond's Porter, Normalized Revealed Comparative Advantage (NRCA) dan regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya saing furniture rotan Indonesia di kawasan ASEAN dan Tiongkok dalam kurun waktu 2001 hingga 2014 berfluktuasi dan sebenarnya masih mempunyai daya saing meskipun kecil, hal ini dapat dilihat dari semua nilai indeks NRCA nilainya positif. Pada Fixed Effect Model (FEM), variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap NRCA adalah harga ekspor, volume ekspor, harga furniture rotan dunia, harga rotan mentah dunia, jumlah Perusahaan industri rotan di Indonesia, produksi rotan riil di Indonesia, nilai produksi rotan di Indonesia, investasi industri rotan di Indonesia, tenaga kerja langsung industri rotan, besarnya suku bunga pinjaman Bank, pemberlakuan ACFTA dan kebijakan pelarangan ekspor rotan mentah maupun setengah jadi. Untuk mampu meningkatkan daya saing furniture rotan Indonesia, pemerintah harus mendirikan pusat pengembangan atau pelatihan dan pengembangan desain yang inovatif maupun standart mutu furniture rotan Indonesia. Hal ini juga didukung dengan adanya jaminan ketersediaan bahan baku rotan dan peningkatan teknologi industri pengolahan rotan. Hal ketiga yang perlu dilakukan adalah perbaikan infrastruktur maupun rantai distribusi, perbaikan sistem informasi pasar rotan serta penguatan brand image furniture rotan Indonesia

    PELATIHAN MANAJEMEN USAHA BAGI PELAKU UMKM PENGRAJIN MEBEL ROTAN DI KALIMANTAN TIMUR

    Get PDF
    Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada Pelaku UMKM rotan terkait pengelolaan usaha dan sebagai Bahan ajar kewirausahaan terkait manajemen usaha rotan. Penyuluhan dilakukan dengan metode pemberian materi dalam bentuk ceramah, diskusi dan tanya jawab serta praktek manajemen usaha dan digitalisasi koperasi. Hasil pengamatan selama kegiatan berlangsung menunjukkan bahwa pemahaman peserta terhadap manfaat atau alasan pelau usaha perlu meningkatkan dan mengembangkan usaha melalui perbaikan manajemen usaha. Berdasarkan hasil diskusi, tanya jawab selama kegiatan berlangsung, kegiatan pengabdian pada masyarakat ini berhasil meningkatan pengetahuan dan pemahaman pengelolaan usaha serta meningkatan pengetahuan dan pemahaman menuju pelaku UMKM Naik Kela

    DINAMIKA DAYA SAING EKSPOR FURNITURE ROTAN INDONESIA KE NEGARA TUJUAN EROPA

    Get PDF
    Indonesian rattan was one of the natural commodity which has been traded since long time ago. As one of the natural wealth, rattan has an important role in economic growth for Indonesia. The availability of rattan is abundant in the forests of Indonesia, especially in Kalimantan, Sulawesi and Sumatra, making Indonesia a major supplier of rattan world needs, but the export value of Indonesian rattan furniture in the last few years dropped. This research aims to analyze the competitiveness of Indonesian rattan furniture to the largest European importing countries and the determinant factors affecting the competitiveness of Indonesian rattan furniture. The data used in this study were annual time series data from 2007-2016. The methods used were the competitiveness test with the approach of Revealed Comparative Advantage (RCA) and Revealed Symmetric Comparative Advantage (RSCA) was used to analyze the competitiveness of Indonesian rattan furniture to the European importing countries. The results showed that Indonesia had strong competitiveness in 4 European importing countries, especially the United Kingdom and Italy rattan furniture market that had a higher point of competitiveness with 141,01 & 100,95 RCA’s point respectively. This made both as a major export option of Indonesian rattan furniture in the future.Rotan Indonesia adalah salah satu komoditas alami yang telah diperdagangkan sejak lama. Sebagai salah satu kekayaan alam, rotan memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya saing furniture rotan Indonesia ke negara-negara pengimpor terbesarnya dan juga menganalisis faktor-faktor penentu yang mempengaruhi daya saing furniture rotan Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data deret waktu tahunan yakni dari 2007-2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui uji daya saing dengan pendekatan Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Revealed Symetric Comparative Advantage (RSCA) digunakan untuk menganalisis daya saing furniture rotan Indonesia ke negara-negara importir eropa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia memiliki daya saing yang lebih tinggi di 4 negara pengimpor, terutama di pasar furniture rotan negara Inggris dan Italia yang memiliki daya saing lebih tinggi dibanding pasar lainnya

    UPAYA PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENINGKATKAN EKSPOR FURNITURE ROTAN INDONESIA KE JEPANG STUDI KASUS: FURNITURE ROTAN CIREBON

    Get PDF
    Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi besar dibidang industri furniture yang berbahan baku rotan. Adanya kebijakan pemerintah yang mengehentikan ekspor bahan baku mentah rotan memberikan pengaruh positif bagi industri furniture rotan Indonesia. Furniture rotan Indonesia berpeluang untuk menguasai ekspor funiture rotan di Jepang. Berbagai macam upaya dilakukan untuk meningkatkan kembali kegiatan ekspor furniture rotan ke pasar Jepang. Dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat upaya pemerintah dan pelaku industri dalam meningkatkan ekspor furniture rotan. Pasar yang akan diteliti ialah pasar Jepang. Penelitian ini fokus pada upaya pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah furniture rotan sehingga bisa meningkatkan nilai ekspor. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yang menelaah data dari berbagai sumber dan menginterpretasikan sesuai dengan teori yang digunakan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data primer dengan melakukan wawancara kepada narasumber yang terkait dan sekunder melalui studi pustaka, dengan memanfaatkan bahan pustaka atau data tentang ekspor furniture rotan Indonesia ke Jepang. Hasil dari penelitian ini menghasilkan beberapa penemuan yaitu dengan adanya upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan ekspor furniture rotan ke Jepang seperti kebijakan pemberhentian bahan baku, modifikasi furniture rotan melalui penambahan bahan baku, peningkatan design, kualitas dan pelaksanaan pameran furniture rotan nasional maupun internasional hasilnya ternyata tidak berpegaruh peningkatan. Melainkan nilai ekspor furniture rotan Indonesia ke Jepang malah semakin menurun. Nilai ekspor dari tahun 2011-2015 terus mengalami penurunan dikarenakan permintaan dari Jepang menurun. Belum pulihnya ekonomi Jepang secara total akibat dampak krisis ekonomi global dan terjadinya perlambatan ekonomi, membuat furniture rotan dari Indonesia terncam semakin menurun karena permintaan furniture rotan dari Jepang akan mulai beralih ke produk furniture rotan berbahan baku polyethylene atau rotan sintetis. Kata kunci : kebijakan pemerintah, furniture rotan Indonesia, Upaya peningkatan ekspor, pasar Jepan

    IBPE BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN SUKOHARJO LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI PRODUK EKSPOR Tahun ke 2 dari rencana 3 tahun

    Get PDF
    Pemberdayaan industri kerajinan rotan yang tertuang dalam kegiatan Ipteks bagi Produk Ekspor ini adalah bertujuan untuk meningkatkan daya saing industriyang berorientasi pada produk ekspor. Peningkatkan daya saing pada sentra industri kerajinan rotan Trangsan, Sukoharjo khususnya adalah untuk Surya Rotan dan Agung Rejeki Furnitur dengan tetap memanfaatkan potensi kearifan lokal budaya Indonesia dan Jawa pada khususnya.Metode atau upaya untuk mencapai tujuan tersebut yakni denganrancang bangun produk, rancang bangun teknologi tepat guna, perlindungan produk melalui pengurusan HKI, pelatihan dan pendampingan. Pelaksanaan kegiatandiproyeksikan dalam tiga tahap, dan pentahapan kegiatan didasarkan pada urutan aktifitas atau didasarkan pada skala prioritas dari suatu permasalahan. Secara umum pelaksanaan kegiatan terdiri dari persiapan, pelaksanaaan kegiatan dan penutupan kegiatan. Berbagai jenis kegiatan pada beberapa aspek meliputi pelatihan finishing ramah lingkungan;rancang bangun meliputi produk furniturdan kerajinan; rancang bangun TTG perendaman dan steam, dan pencacah rotan; pengadaan perlengkapan pameran dan pameran produk; serta pengadaan peralatan dan perlengkapan untuk meningkatkan produktifitas UKM mitra. Kata kunci: produk, rotan, kearifan lokal
    • …
    corecore