ESTIMASI PARAMETER PADA SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN DENGAN METODE LIMITED INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (LIML)

Pada sistem persamaan simultan, variabel tak bebas dalam satu persamaan dapat berperan sebagai variabel bebas dalam persamaan lain. Hal ini menyebabkan variabel bebas berkorelasi dengan galat, sehingga metode Kuadrat Terkecil Biasa tidak dapat diterapkan karena akan menghasilkan penaksir yang bias dan juga tidak konsisten. Sebelum melakukan estimasi, perlu dilakukan identifikasi kondisi order dan kondisi rank. Hasil identifikasi bisa berupa tidak teridentifikasi, tepat teridentifikasi, atau terlalu teridentifikasi. Ada dua pendekatan untuk mengestimasi parameter persamaan simultan, yaitu metode persamaan tunggal dan metode sistem. Salah satu metode persamaan tunggal adalah metode Limited Information Maximum Likelihood (LIML). Metode LIML dapat diterapkan pada persamaan yang terlalu teridentifikasi dengan mengasumsikan bahwa galat beridistribusi normal. Metode LIML ini menggunakan prinsip rasio varian terkecil, yaitu meminimumkan rasio antara varian dari persamaan struktural yang ke-i dengan varian dari persamaan struktural total. Oleh karena itu, metode LIML ini disebut juga dengan metode rasio varian terkecil atau Least Variance Ratio (LVR). Dari penerapan metode LIML pada model ekonomi makro sederhana dapat disimpulkan bahwa pada persamaan total konsumsi rumah tangga diperoleh intersep sebesar 221.6934267, koefisien pendapatan disposable rumah tangga sebesar -0.9373531 dan koefisien konsumsi rumah tangga pada satu tahun sebelumnya sebesar 1.999299781. Dari persamaan tersebut dapat diprediksikan bahwa nilai konsumsi rumah tangga untuk tahun 1995-2014 cenderung mengalami kenaikan. Sedangkan pada persamaan total investasi swasta domestik bruto diperoleh intersep sebesar 39.6676613, koefisien PDB sebesar 0.162134399 dan koefisien tingkat bunga pada satu tahun sebelumnya sebesar -5.502335042. Dari persamaan tersebut dapat diprediksikan bahwa nilai investasi swasta domestik bruto untuk tahun 1995-2014 cenderung mengalami kenaikan. Kata kunci : Persamaan simultan, Limited Information Maximum Likelihood, Least Variance Ratio, Overidentified

Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Masyarakat Serta Hubungannya Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis

Abstract. Ciamis district is dengue hemorrhagic fever (DHF) endemic area that significantly increased of number of cases on last three years period (2004-2006). This fact is a reason to conduct research that aimed to know a description a society’s knowledge, attitude and practice (KAP) and also to know relationships between that one with the occurrences of DHF. The research was designed using cross sectional study; 195 respondents was inter-viewed to know the level of society’s KAP. The final results of this research was showed that the respondent’s KASP is good but does not give impact on occurrences of DHF cases be-cause its practice was not done yet by societies in control DHF disease

Isopropyl alcohol recovery by heteroazeotropic batch distillation

Solvent recovery is becoming a major issue in the pharmaceutical and specialty chemical industries. Solvent recovery by conventional batch distillation is limited by the frequent presence of azeotropes in the used solvent mixtures. Most distillation processes for the separation of azeotropic or difficult zeotropic mixtures involve the addition of an entrainer (homogeneous and heterogeneous azeotropic distillation or extractive distillation). In this study the recovery of IPA (isopropyl alcohol) from an industrial waste stream (IPA/water mixture) was studied by conventional batch distillation and heteroazeotropic batch distillation, using cyclohexane as entrainer. First the ternary IPA/water/cyclohexane azeotrope (boiling temperature of 64.1 °C), then the binary IPA/cyclohexane azeotrope (boiling temperature of 69.3°C) and finally pure IPA was distilled. 99.96 mass% IPA could be obtained by heteroazeotropic distillation, using cyclohexane as entrainer. By using this procedure the IPA recovery is 97.6%, which is high compared to the conventional distillation techniques. The binary azeotrope could be reused in a subsequent heteroazeotropic batch distillation

Keefektifan Pengelolaan Laboratorium IPA SMP/MTs di Kabupaten Nagekeo, Propinsi Nusa Tenggara Timur

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) keefektifan pengelolaan laboratorium IPA SMP/MTs di Kabupaten Nagekeo, dan (2) keefektifan pengelolaan laboratorium yang menghasilkan keefektifan pembelajaran IPA, yang dilihat melalui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pengelolaan laboratorium IPA, dan nilai ujian nasional mata pelajaran IPA tahun 2008. Penelitian ini merupakan penelitian survei terhadap populasi 3 SMP/MTs di Kabupaten Nagekeo. Subjek penelitian terdiri dari: kepala sekolah sebanyak 3 responden, koordinator laboratorium sebanyak 3 responden, guru IPA, laboran sebanyak 5 responden dan peserta didik kelas IX tahun pelajaran 2008/2009 sebanyak 168 responden. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Pengujian validitas instrument dilakukan dengan metode korelasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pengelolaan laboratorium IPA SMP/MTs di Kabupaten Nagekeo adalah cukup efektif, yang didukung oleh perencanaan efektif, pengorganisasian kurang efektif, pelaksanaan cukup efektif, pengawasan dan evaluasi kurang efektif, dan (2) keefektifan pengelolaan laboratorium cenderung menghasilkan pembelajaran IPA yang efektif

KERAGAMAN DAN KELIMPAHAN IKAN PADA TERUMBU KARANG DI PULAU SARAPPOLOMPO KABUPATEN PANGKEP

ABSTRAK\ud Nur Ipa (L 111 08 273) Keragaman dan Kelimpahan Ikan pada Terumbu Karang di Pulau Sarappolompo Kabupaten Pangkep. Di bawah bimbingan Andi Iqbal Burhanuddin (Pembimbing Utama) dan Aidah A. Ala Husain, (Pembimbing Anggota).\ud \ud Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui tutupan karang, kelimpahan ikan, keragaman jenis, sebaran ukuran ikan dan indeks ekologi ikan karang di Pulau Sarappolompo. Lokasi yang dijadikan obyek penelitian adalah perairan Pulau Sarappolompo. Lokasi pengamatan terdiri dari tiga stasiun dengan dua kali ulangan. Pada masing-masing stasiun dipasang transek garis sepanjang 50 meter di atas terumbu karang, tegak lurus dengan garis pantai dimana metode yang di gunakan yaitu untuk kelimpahan ikan karang adalah UVC (Under Water Sensus) dan untuk tutupan karang menggunakan metode LIT.\ud Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 16 famili 30 genus dan 40 spesies dengan total individu 389 ind/100m2. Kekayaan jenis ikan karang sangat terkait dengan keragaman variasi habitat karena semakin baik kondisi terumbu karang maka kelimpahan ikan semakin tinggi. Kondisi ikan karang di Pulau Sarappolompo secara umum memenuhi rasio atau proporsi jumlah individu antar kelompok (target, indikator, mayor) sebesar= 7 : 1 : 49. Komposisi jenis ikan berdasarkan perannya didominasi oleh ikan target jenis Caesio teres sebesar 5,76%, sedangkan untuk ikan mayor jenis Abudefduf sexfaciatus sebesar 27,76 dan ikan indikator jenis Chaetodon octofasciatus dan Chelmon rostratus ditemukan 0,62%. Nilai indeks keanekaragaman antara 2,54???2,99, indeks keseragaman antara 0,72???0,89 dan indeks dominansi antara 0,06???0,17

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PUSKESMAS SUKAMANTRI KECAMATAN TANJUNGKERTA KABUPATEN SUMEDANG

Inti dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh komitmen organisasi dan motivasi kerja pegawai menjadi faktor pendorong dalam meningktkan kinerja pegawai di Puskesmas Sukamantri Kecamatan Tanjungkerja Kabupaten Sumedang. Perlunya komitmen organisasi yang secaara konsisten dilaksanakan dan motivasi kerja yang rendah sebagai dampak dari penerapan Badan Layanan Umum Daerah di Puskesmas Sukamantri berdampak terhadap tuntutan profesionalisme pegawai, kinerja pegawai yang masih rendah, tidak adanya pelayanan gratis di Puskesmas berdampak terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang belum optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaturh komitmen organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di Puskesmas Sukamantri Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang baik secara parsial maupun simultan. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei dengan jumlah sampel sebanyak 34 responden yaitu pegawa di Puskesmas Sukamantri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai secara langsung yaitu sebesar 0,809 atau 80,9% sedangkan secara tidak langsung yaitu sebesar 0,857 atau 85,6%. Besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai sebesar 0,165 atau 16,5% dan pengaruh tidak langsung sebesar 0,541 atau sebesar 54,1%. Komitmen organisasi dan motivasi kerja pegawai secara simultan terhadap kinerja pegawai yaitu sebesar 0,871 atau 87,1%. saran dari penelitian ini yaitu komitmen organsiasi agar di dorong melalui penambahan anggaran kegiatan, dan motivasi kerja pegawai di dorong melalui penambahan insentif bagi para pegawai di Puskesmas Sukamantri Kecamatan Tanjungkerja Kabupaten Sumedang

Interpretative phenomenological analysis (IPA) : a qualitative methodology of choice in healthcare research

This paper focuses on the teaching of the qualitative method, Interpretative Phenomenological Analysis (IPA), to healthcare professionals (HCPs). It introduces briefly the philosophical background of IPA and how it has been used within healthcare research, and then discusses the teaching of IPA to HCPs within received educational theory. Lastly, the paper describes how IPA has been taught to students/trainees in some specific healthcare professions (clinical psychology, medicine, nursing and related disciplines). In doing this, the paper demonstrates the essential simplicity, paradoxical complexity, and methodological rigour that IPA can offer as a research tool in understanding healthcare and illness from the patient or service user perspective

Invasive pulmonary aspergillosis complicating COVID-19 in the ICU - A case report.

It is not yet known, if critically ill COVID-19 patients are prone to fungal infections. We report a 69-year-old patient without typical risk factors for invasive pulmonary aspergillosis (IPA), who developed IPA two weeks after onset of symptoms. Our report shows that IPA may occur in critically ill COVID-19 patients

A simplified protocol for detecting two systemic bait markers (Rhodamine B and iophenoxic acid) in small mammals

We developed a method of quantifying levels of fluorescence in the whiskers of wild stoats (Mustela erminea) using fluorescence microscopy and Axiovision 3.0.6.1 software. The method allows for discrimination between natural fluorescence present in or on a whisker, and the fluorescence resulting from the ingestion of the systemic marker Rhodamine B (RB), although some visual judgement is still required. We also developed a new high performance liquid chromatography (HPLC) protocol for detecting the systemic marker iophenoxic acid (IPA) in the blood of laboratory rats (Rattus norvegicus) and wild stoats. With this method, the blood of an animal that has consumed IPA can be tested for the presence of the foreign IPA compound itself. This is a more reliable test than the previous method, which measured the raised level of natural blood protein-bound iodine correlated with IPA absorption. The quantity of blood required from animal subjects is very small (10 μl), so the testing is less intrusive and the method can be extended to smaller species. The extraction technique uses methanol, rather than acids and heavy metal salts, thereby simplifying the procedure. Recovery of IPA is quantitative, giving a highly reliable reading. In experiments on captive rats the IPA method proved successful. Of 12 positively marked carcasses, two that had not been frozen for the 24 h before blood samples were taken showed relatively lower IPA levels. The same IPA detection method, as well as the whisker analysis for RB, was applied successfully to a population of wild stoats to which both Rhodamine B and IPA were made available at bait stations. The presence of both bait markers was detectable in rats for at least 21 days and in stoats for at least 27 days