Pengaruh Big Five Personality Terhadap Kinerja Belajar Mahasiswa Akuntansi Dengan Motivasi Belajar Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Universitas Muria Kudus Angkatan Tahun 2012)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh big five personality seperti extraversion, neurotisicism, openness to experience, agreeableness, conscientiousness terhadap kinerja belajar dan pengaruh big five personality seperti extraversion, neurotisicism, openness to experience, agreeableness, conscientiousnessmelalui motivasi belajar terhadap kinerja belajar. Populasi penelitian ini sebanyak 163mahasiswa Universitas Muria Kudus dan sampel penelitian ini sejumlah 140mahasiswa. Teknik sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari responden melalui penyebaran kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian tidak semua unsur Big Five Personality berpengaruh terhadap kinerja. Extraversion, openness to experience,Agreeableness, dan Conscientiousness berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja belajar. Neuroticism tidak berpengaruh terhadap kinerja Belajar. Ada pengaruh masing-masing faktor dalam Big Five Personality yaitu faktor Extraversion, Neuroticism, Opennessto Experience, Agreeableness, dan Conscientiousness terhadap Kinerja Belajar yang berimplikasi terhadap motivasi belajar sebagai varibel intervening

HUBUNGAN ANTARA PRASANGKA DENGAN PENYESUIAN DIRI PADA MAHASISWA TIONGHOA TERHADAP MAHASISWA PRIBUMI DI KOTA PADANG

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penyesuaian diri dengan prasangka pada mahasiswa Tionghoa terhadap mahasiswa pribumi di kota Padang. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah penyesuaian diri (personal adjustment) dan variabel bebas adalah prasangka. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala peyesuaian diri dan skala prasangka. Sampel dalam penelitian ini adalah  mahasiswa/i etnis tionghoa di kota Padang sebanyak 159 orang. Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Hasil validitas pada skala penyesuaian diri bergerak dari rix=0,324 sampai dengan rix=0,750 dengan koefisien reliabilitas sebesar α=0,935, sedangkan pada skala prasangka validitas bergerak dari rix=0,322 sampai dengan rix=0,782 dengan koefisien reliabilitas sebesar α=0,840. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang negatif dan signifikan antara penyesuaian diri dengan prasangka mahasiswa Tionghoa terhadap mahasiswa pribumi, dengan nilai korelasi sebesar -0,594 dengan taraf signifikansi p=0,001. Artinya ada hubungan yang signifikan antara penyesuaian diri dengan prasangka dengan arah hubungan negatif. Hasil analisis sumbangan efektif prasangka terhadap penyesuaian diri adalah sebesar 35% dan 65% dipengaruhi oleh faktor lain

Managing multi-generation employees at work: understanding inter-generational employee differences with big-five models and their effects on job stress

This study aims to determine differences of employee’s personality between generation X and generation Y. We use the big five personality model consists of extraversion, agreableness, conscientiousness, neoriticsm, and openness to experience. This research also intended to examine the effect of big five personality on job stress on generation X and Y. The hypothesis was tested using independent sample t-test and multiple regression. The results of hypothesis testing on 126 samples indicated that there are no personality differences in the big five dimension among generation X and Y. The multiple regression results also do not show the influence of personality types on the level of work stress felt by generation X and Y. Additional analysis results show there is no difference in job stress level felt by generation X and Y

The Influence of Personality, Motivation, Brand Image, and Environment on Students' Intention in Choosing Bogor Agricultural University (IPB)

The research aimed to identify the level of intention and analyze the influence of personality, motivation, brand image, and environment on intention of the top 15 grade of 11 Science students from 14 high schools in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi to choose IPB and its managerial implications. Questionnaire with Likert scale was used as a method in collecting data. Descriptive and Structural Equation Modeling (SEM) was used in analyzing data. The results showed that one of three students intended to apply to IPB as a sequence of first choice and second choice. Brand image and motivation significantly influenced the students' intention in choosing IPB. Environment and personality did not influence the intention. Environment significantly influenced brand image and students' motivation. Personality did not influence the motivation, brand image, and intention. Making marketing strategies related to students' intention, IPB should consider motivational factors; e.g., students' preference in science and agricultural technology, brand image (good reputation), and environment (counseling teachers' advice and access to the internet/website) in choosing a college as a main factor. Keywords: brand image, environment, intention to choose IPB, motivation, personality Penelitian bertujuan mengidentifikasi tingkat niat dan menganalisis pengaruh kepribadian, motivasi, brand image, dan lingkungan terhadap niat 15 siswa terbaik IPA kelas XI tahun ajaran 2014/2015 di 14 SMA JABODETABEK dalam memilih IPB serta implikasi manajerialnya. Metode pengambilan data menggunakan kuesioner dengan skala likert. Analisis data yang digunakan deskriptif dan Structural Equation Model (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan satu dari tiga siswa berniat mendaftar ke IPB sebagai urutan pilihan pertama dan pilihan kedua. Brand image dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap niat siswa memilih IPB. Lingkungan dan kepribadian tidak berpengaruh terhadap niat. Lingkungan berpengaruh signifikan terhadap brand image dan motivasi siswa. Kepribadian tidak berpengaruh terhadap motivasi, brand image, dan niat. IPB dalam membuat strategi pemasaran yang berhubungan minat siswa hendaknya mempertimbangkan faktor motivasi (menyukai bidang sains dan tekologi bidang pertanian), brand image (reputasi baik) dan lingkungan (pertimbangan guru Bimbingan Konseling dan akses internet/website) dalam memilih perguruan tinggi sebagai faktor utama

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE TERHADAP PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA YANG MERANTAU DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tipe kepribadian big five terhadap penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama yang merantau di Universitas Negeri Jakarta. Sampel dalam penelitian ini adalah 108 mahasiswa yang merantau dan berusia 18-20 tahun yang berasal dari 8 fakultas yang ada di Universitas Negeri Jakarta. Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan instrumen penelitian berupa kuesioner yang dianalisa dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Alat ukur penelitian ini menggunakan BFI dari Neila Ramdhani (2012) untuk tipe kepribadian big five dan penulis mengkonstruk alat ukur sendiri untuk penyesuaian diri. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan tipe kepribadian big five agreebleness, yakni sebesar 10,6% erhadap penyesuaian diri dan tipe kepribadian big five yakni openness, conscientiousness, extraversion dan neuroticism tidak memiliki pengaruh terhadap penyesuaian diri

The Influence of Personality, Motivation, Brand Image, and Environment on Students’ Intention in Choosing Bogor Agricultural University (IPB)

The research aimed to identify the level of intention and analyze the influence of personality, motivation, brand image, and environment on intention of the top 15 grade of 11 Science students from 14 high schools in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi to choose IPB and its managerial implications. Questionnaire with Likert scale was used as a method in collecting data. Descriptive and Structural Equation Modeling (SEM) was used in analyzing data. The results showed that one of three students intended to apply to IPB as a sequence of first choice and second choice. Brand image and motivation significantly influenced the students’ intention in choosing IPB. Environment and personality did not influence the intention. Environment significantly influenced brand image and students’ motivation. Personality did not influence the motivation, brand image, and intention. Making marketing strategies related to students’ intention, IPB should consider motivational factors; e.g., students’ preference in science and agricultural technology, brand image (good reputation), and environment (counseling teachers’ advice and access to the internet/website) in choosing a college as a main factor. Keywords: brand image, environment, intention to choose IPB, motivation, personality Penelitian bertujuan mengidentifikasi tingkat niat dan menganalisis pengaruh kepribadian, motivasi, brand image, dan lingkungan  terhadap niat 15 siswa terbaik IPA kelas XI tahun ajaran 2014/2015 di 14 SMA JABODETABEK dalam memilih IPB serta implikasi manajerialnya. Metode pengambilan data menggunakan kuesioner dengan skala likert. Analisis data yang digunakan deskriptif dan Structural Equation Model (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan satu dari tiga siswa berniat mendaftar ke IPB sebagai urutan pilihan pertama dan pilihan kedua. Brand image dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap niat siswa memilih IPB. Lingkungan dan kepribadian tidak berpengaruh terhadap niat. Lingkungan berpengaruh signifikan terhadap brand image dan motivasi siswa. Kepribadian tidak berpengaruh terhadap motivasi, brand image, dan niat. IPB dalam membuat strategi pemasaran yang berhubungan minat siswa hendaknya mempertimbangkan faktor motivasi (menyukai bidang sains dan tekologi bidang pertanian), brand image (reputasi baik) dan lingkungan (pertimbangan guru Bimbingan Konseling dan akses internet/website) dalam memilih perguruan tinggi sebagai faktor utama.Kata kunci: brand image, kepribadian, lingkungan, motivasi, niat memilih IP

Hubungan social support dengan culture shock santri baru di SMA Bayt Al Hikmah Pasuruan

INDONESIA: Culture shock merupakan sebuah fenomena yang sering kali dirasakan santri baru. Culture shock adalah perasaan tidak nyaman yang dialami santri baru yang berpindah ke lingkungan baru yaitu pesantren. Jika santri merasakan culture shock yang tinggi, maka bisa mengganggu proses adaptasi dan produktifitas dalam mengerjakan tugas-tugas di pesantren. Culture shock dipengaruhi oleh dua faktor, faktor internal dan faktor eksternal. Diantaranya dalam penelitian ini di asumsikan berhubungan dengan social support. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara social support dengan culture shock santri baru SMA Bayt Al Hikmah. Peneliti menggunakan metode kuantitatif. Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Subjek penelitian ini berjumlah 94 orang dengan kriteria santri baru, santri putra dan santri putri kelas X SMA, usia 15-16 tahun, yang sedang mengalami culture shock. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan proses analisis deskriptif dan analisis data regresi linier sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : Kategori social support dominan pada kategorisasi sedang dengan presentase 53,2%. Tingkat culture shock santri baru dominan pada kategorisasi sedang 71,3 % . Hasil uji parsial coeffcients diketahui bahwa social support memberikan kontribusi hubungan sebesar (b= -24.426). Kemudian secara parsial variabel social support menunjukkan ( T=26.917 : P< 0,05) yang menunjukkan hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian diketahui bahwa social support dengan culture shock memiliki hubungan yang negatif sehingga variabel tersebut dapat diartikan memiliki hubungan negatif. Artinya semakin tinggi social support maka semakin rendah culture shock santri baru SMA Bayt Al-hikmah Pasuruan. ENGLISH: Culture shock is a phenomenon that is often felt by new students. Culture shock is an uncomfortable feeling experienced by new students who move to a new environment, namely pesantren. If students feel a high culture shock, it can interfere with the process of adaptation and productivity in doing tasks at the pesantren. Culture shock is influenced by two factors, internal factors and external factors. Among them in this study is assumed to be related to social support. This study aims to examine the relationship between social support and culture shock for the new students of SMA Bayt Al Hikmah. Researchers used quantitative methods. Sample selection using purposive sampling technique. The subjects of this study were 94 people with the criteria for new students, male students and female students of class X high school, aged 15-16 years, who were experiencing culture shock. This research is a quantitative research with descriptive analysis process and simple linear regression data analysis. The results of this study indicate that: The social support category is dominant in the moderate categorization with a percentage of 53.2%. The level of culture shock for new students is dominant in the medium categorization of 71.3% . The results of the partial coefficient test showed that social support contributed to the relationship of (b= -24,426). Then partially the social support variable shows (T=26,917: P<0,05) which indicates that the hypothesis in this study is accepted. The results showed that social support and culture shock had a negative relationship, so that this variable could be interpreted as having a negative relationship. This means that the higher the social support, the lower the culture shock for the new students of SMA Bayt Al-hikmah Pasuruan. ARABIC: صدمة الثقافة هي الحال يشعره الطلاب الجدد كثيرا بأنلا تطمئن القلب بعد انتقالهم إلى البيئة الحديدة وهي المعهد. ووجود صدمة الثقافة المرتفعة يوسوس تعود الطلاب إلى البيئة الجديدة وإنتاجيتهم فى أداء الواجبة فى المعهد. يؤثر عنصران إلى صدمة الثقافة. عنصر باطني وعنصر ظاهري. وظن هذا البحث إلى وجود الدعم الإجتماعي. أهداف هذا البحث هو لمعرفة علاقة بين الدعم الإجتماعي إلى الصدمة الثقافة للطلاب الجدد فى المدرسة الثانوية بيت الحكمة. استخدم الباحث بحثا كميا باستخدام Purposive Sampling كطريقة اختيار عينة البحث. اشترك 94 طالبا بالصفة الخاصة وهي الجدد والطالب والطالبة من الفصل العاشر بالعمر حول 15-16 سنة الذين يشعرون بصدمة الثقافة. كان هذا البحث بحثا كميا باستخدام طريقة التحليل الوصفي وتحليل بيانات الانحدار الخطي البيسط. ظهر من هذا البحث أن : الدعم الإجتماعي يحصل إلى 53,2% وصدمة الثقافة يحصل إلى 71.3%. عرف أن الدعم الإجتماعي يفيد العلاقة إلى (b= -24.426) ومن جهة الجزئي يفيد الدعم الإجتماعي إلى (T = 26.917 : P< 0.05) يظهر أن الفرضية لهذا البحث مقبول. إعتمادا على نتيجة هذا البحث عرف أن للدعم الإجتماعي وصدمة الثقافة علاقة سلبية فإن ارتفع الدعم الإجتماعي فسينخفض صدمة الثقافة للطلاب مدرسة الثانوية بيت الحكمة باسوروا