8 research outputs found

    Hubungan Tingkat Kepatuhan Antidiabetik Dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe II Peserta Prolanis Di Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang

    Get PDF
    ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN TERAPI ANTIDIABETIK DENGAN KUALITAS HIDUP TERKAIT KESEHATAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II PESERTA PROLANIS DI PUSKESMAS LUBUK BUAYA KOTA PADANG Oleh: ZHYA PERMATA INTANI NIM : 1911011037 (Program Studi Sarjana Farmasi) Diabetes melitus tipe II merupakan penyakit yang membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu panjang sehingga diperlukan tingkat kepatuhan terapi yang tinggi.Salah satu tujuan terapi yaitu meningkatkan kualitas hidup pasien diabetes melitus tipe II. Tujuan dari penelitian ini yaitu melihat hubungan antara tingkat kepatuhan terapi pasien dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus tipe II di Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang. Penelitian ini termasuk penelitian analitik non–eksperimental, sampel diambil secara purposive sampling dan didapatkan 70 orang sebagai sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi pada penelitian yang dilakukan selama satu bulan terhitung dari bulan Februari- Maret 2023 di Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang. Pill Count digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan terapi pasien sedangkan untuk mengukur kualitas hidup digunakan kuesioner Diabetes Quality of Life (DQoL) serta hasil yang didapat diolah menggunakan metode Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 61% responden yang patuh dengan pengobatannya dan 74% responden yang memiliki kualitas hidup yang tinggi. Hubungan tingkat kepatuhan terapi dengan kualitas hidup didapatkan p-value 0,004 yaitu terdapat hubungan signifikan antara tingkat kepatuhan dengan kualitas hidup, namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik sosiodemografi dan klinis dengan tingkat kepatuhan terapi pasien serta dengan kualitas hidup pasien. Berdasarkan hasil yang didapat maka disimpulkan kepatuhan terapi pasien berpengaruh dengan kualitas hidup pasien. Kata kunci : diabetes melitus tipe II, kepatuhan terapi, kualitas hidup, pill count, DQo

    HUBUNGAN TINGKAT STRES TERHADAP PENINGKATAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE II DI RSU. ROYAL PRIMA MEDAN

    Get PDF
    Diabetes mellitus is the result of the interaction of genetic factors and environmental exposure. Genetic factors will determine the individuals susceptible to DM.Uncontrolled diabetes and over time cause serious damage to many systems of the body, especially the nerves and blood vessels. By 2014, 8.5% of adults 18 years and over have diabetes. By 2015, diabetes is a direct cause of 1.6 million deaths and by 2012 high blood glucose is the cause of 2.2 million other deaths. This study aims to determine the relationship of stress levels to elevated blood sugar levels in patients with type II DM in Royal Prima Hospytal Medan. The research design used is correlation (Correlation Study) with Cross Sectional approach. The sample of this research is patient of DM type II disease with sample number 67 respondent using chi-square statistic test. Based on chi-square statistic test can be obtained result of 0,04 that is <0,05 means smaller than value α = 0,05. Thus drawn conclusion there is a relationship of stress level to increase blood sugar levels in DM tipe II patients in Royal Prima Hospytal Medan. From the results of the study concluded that there is a relationship level of stress to elevated blood sugar levels in patients DM tipe II. Suggested to Royal Prima Hospytal Medan recommends that patients keep control of stress on natural problems and diseases in order not to lead to other forms of disease

    Faktor Yang Memengaruhi Kadar Gula Darah Puasa Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Poli Diabetes RSUD Dr. Soetomo Surabaya Menggunakan Regresi Probit Biner

    Full text link
    Penyebab kematian untuk semua umur telah mengalami pergeseran, yaitu dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (PTM), salah satu PTM adalah diabetes mellitus (DM). Dari semua jenis DM, penderita DM tipe 2 mencapai 90% – 95% dari keseluruhan populasi penderita DM. DM tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi akibat adanya resistensi insulin dan atau defisiensi insulin (gangguan sekresi insulin). Penderita DM tipe 2 memerlukan penatalaksanaan DM secara baik dan teratur untuk menjaga agar kadar gula darah tetap terkendali. Salah satu kadar gula darah yang dapat menggambarkan kondisi gula darah penderita DM tipe 2 adalah Gula Darah Puasa (GDP). GDP merupakan kadar gula darah seseorang yang diukur/ diperiksa setelah menjalani puasa sekitar 10-12 jam. Kadar gula darah yang tidak terkendali dapat meningkatkan terjadinya komplikasi akibat DM tipe 2, bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian terhadap pasien DM tipe 2 di Poli Diabetes RSUD Dr. Soetomo yang sedang menjalani rawat jalan untuk mengetahui faktor yang memengaruhi kadar GDP pasien dengan mengkategorikan kadar GDP menjadi 2 kategori, yaitu GDP terkendali (GDP < 126 mg/dl) dan GDP tidak terkendali (GDP ≥ 126 mg/dl) sebagai variabel dependen sehingga analisis yang digunakan adalah analisis regresi untuk variabel dependen yang bersifat kualitatif (kategorik), yaitu salah satunya adalah regresi probit biner. Faktor atau variabel yang signifikan memengaruhi kadar GDP adalah kadar HDL, LDL, dan Trigliserida dengan ketepatan model dalam mengklasifikasikan sebesar 70%

    HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MILITUS: NARRATIV REVIEW

    Get PDF
    Latar Belakang : Diabetes militus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Diabetes militus adalah masalah utama dalam kesehatan di seluruh dunia yang meningkatkan rasio morbiditas dan mortalitas karena perkembangan berbagai komplikasi yang sebagian besar terkait dengan sistem kardiovaskular. Data dari IDF mencapai 15,5 juta berusia 20-79 tahun. Mewakili prevalansi regional 3,3%, di Indonesia 21,3 juta pada tahun 2020 dan di provinsi kabupaten sleman mencapai 25,383 kasus. Aktivitas fisik yang minim merupakan salah satu faktor resiko tidak terkontrolnya kadar gula darah pada penderita diabetes militus. Tujuan: untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kadar gula darah pada diabetes mellitus Metode: Metode yang digunakan terdiri dari lima tahapan yaitu mengidentifikasi pertanyaan narrative review dengan framework PICO mengidentifikasi artikel menggunakan databased yaitu, SpringerLink, Pubmeddan grey literature (Google Schoolar). Hasil: Dari pencarian ketiga database terdapat 531 artikel, setelah dilakukan seleksi artikel menggunakan PRISMA Flowcart diperoleh 10 artikel . hasil dari 9 artikel menyatakan terdapat hubungan aktvita fisik dengan kadar gula darah pada pasien diabetes militus dan 1 menyatakan kurang tepat.Kesimpulan: Aktivitas fisik dan olahraga teratur memainkan peran penting dalam kontrol glikemik dengan teratur maka akan meningkatkan kontrol glukosa darah, dapat mencegah DM

    Faktor yang Memengaruhi Kadar Gula Darah Puasa Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Poli Diabetes RSUD Dr. Soetomo Surabaya Menggunakan Regresi Probit Biner

    Get PDF
    Penyebab kematian untuk semua umur telah mengalami pergeseran, yaitu dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (PTM), salah satu PTM adalah diabetes mellitus (DM). Dari semua jenis DM, penderita DM tipe 2 mencapai 90% – 95% dari keseluruhan populasi penderita DM. DM tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi akibat adanya resistensi insulin dan atau defisiensi insulin (gangguan sekresi insulin). Penderita DM tipe 2 memerlukan penatalaksanaan DM secara baik dan teratur untuk menjaga agar kadar gula darah tetap terkendali. Salah satu kadar gula darah yang dapat menggambarkan kondisi gula darah penderita DM tipe 2 adalah Gula Darah Puasa (GDP). GDP merupakan kadar gula darah seseorang yang diukur/ diperiksa setelah menjalani puasa sekitar 10-12 jam. Kadar gula darah yang tidak terkendali dapat meningkatkan terjadinya komplikasi akibat DM tipe 2, bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian terhadap pasien DM tipe 2 di Poli Diabetes RSUD Dr. Soetomo yang sedang menjalani rawat jalan untuk mengetahui faktor yang memengaruhi kadar GDP pasien dengan mengkategorikan kadar GDP menjadi 2 kategori, yaitu GDP terkendali (GDP < 126 mg/dl) dan GDP tidak terkendali (GDP ≥ 126 mg/dl) sebagai variabel dependen sehingga analisis yang digunakan adalah analisis regresi untuk variabel dependen yang bersifat kualitatif (kategorik), yaitu salah satunya adalah regresi probit biner. Faktor atau variabel yang signifikan memengaruhi kadar GDP adalah kadar HDL, LDL, dan Trigliserida dengan ketepatan model dalam mengklasifikasikan sebesar 70%

    Faktor Yang Memengaruhi Kadar Gula Darah Puasa Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Poli Diabetes Rsud Dr. Soetomo Surabaya Menggunakan Regresi Probit Biner

    Get PDF
    Penyebab kematian untuk semua umur telah mengalami pergeseran, yaitu dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (PTM), salah satu PTM adalah diabetes mellitus (DM). Dari semua jenis DM, penderita DM tipe 2 mencapai 90% – 95% dari keseluruhan populasi penderita DM. DM tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi akibat adanya resistensi insulin dan atau defisiensi insulin (gangguan sekresi insulin). Penderita DM tipe 2 memerlukan penatalaksanaan DM secara baik dan teratur untuk menjaga agar kadar gula darah tetap terkendali. Salah satu kadar gula darah yang dapat menggambarkan kondisi gula darah penderita DM tipe 2 adalah Gula Darah Puasa (GDP). GDP merupakan kadar gula darah seseorang yang diukur/ diperiksa setelah menjalani puasa sekitar 10-12 jam. Kadar gula darah yang tidak terkendali dapat meningkatkan terjadinya komplikasi akibat DM tipe 2, bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian terhadap pasien DM tipe 2 di Poli Diabetes RSUD Dr. Soetomo yang sedang menjalani rawat jalan untuk mengetahui faktor yang memengaruhi kadar GDP pasien dengan mengkategorikan kadar GDP menjadi 2 kategori, yaitu GDP terkendali (GDP < 126 mg/dl) dan GDP tidak terkendali (GDP ≥ 126 mg/dl) sebagai variabel dependen sehingga analisis yang digunakan adalah analisis regresi untuk variabel dependen yang bersifat kualitatif (kategorik), yaitu salah satunya adalah regresi viii probit biner. Faktor atau variabel yang signifikan memengaruhi kadar GDP adalah kadar HDL, LDL, dan Trigliserida dengan ketepatan model dalam mengklasifikasikan adalah sebesar 70%. ============================================================ The cause of death for all ages has experienced a shift, from infectious disease becomes non-communicable diseases (PTM), one of the PTM is diabetes mellitus (DM). From all types of diabetes, patients with type 2 DM about 90% - 95% of the overall population of patients with DM. Type 2 DM is a metabolic disorder characterized by high blood sugar levels due to insulin resistance or insulin deficiency (impaired insulin secretion). Patients with type 2 DM require treatment of DM properly and regularly to keep glucose levels under control. One blood sugar levels that can describe the condition of the patient's blood sugar type 2 DM is Fasting Glucose (GDP). GDP is a person's blood sugar levels are measured or checked after fasting for about 10- 12 hours. Uncontrolled blood sugar levels can increase the occurrence of complications from type 2 DM, it can even cause of death. Therefore, conducted a research of patients with type 2 DM in Poli Diabetes RSUD Dr. Soetomo that undergoing outpatient to determine the factors that influence GDP levels of patients with categorize levels of GDP into two categories, namely controllable GDP (GDP < 126 mg/dl) and uncontrollable GDP (GDP ≥ 126 mg/dl) as dependent variable so that the analysis that used is regression analysis for qualitative (categorical) dependent variable, one of them is binary probit regression. Factors or variables that significantly influence levels of GDP are levels x of HDL, LDL, and Triglycerides with model accuracy in classifying amounted to 70%

    Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Gula Darah Pasien Rawat Inap Diabetes Mellitus Tipe 2 Menggunakan Regresi Probit Biner (Studi Kasus di RSUD dr. H. Moh. Anwar Kabupaten Sumenep Tahun 2018)

    Get PDF
    Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Pasien rawat inap DM tipe 2 memerlukan pemantauan kadar gula darah agar tetap terkontrol karena jika kadar gula darah tidak dikendalikan dengan baik akan mengalami peningkatan dan penurunan secara tidak stabil sehingga memicu terjadinya komplikasi. Dalam tiga tahun terakhir penyakit Diabetes Mellitus merupakan 10 penyakit tertinggi yang banyak dialami oleh pasien yang sedang menjalankan rawat inap di RSUD dr. H. Moh. Anwar Kabupaten Sumenep. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kadar gula darah pasien rawat inap DM tipe 2 di RSUD dr. H. Moh. Anwar Kabupaten Sumenep tahun 2018 menggunakan regresi probit biner. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari RSUD dr. H. Moh. Anwar Kabupaten Sumenep tahun 2018 dan merupakan data status pasien yang melakukan rawat inap dari laporan dan evaluasi di bidang rekam medik sebanyak 295 data. Hasil analisis menunjukkan bahwa pasien rawat inap DM tipe 2 lebih banyak memiliki kadar gula darah dengan resiko rendah dengan rata-rata usia pasien 55 tahun. Hasil model regresi probit biner terbaik menunjukkan bahwa kadar gula darah pasien rawat inap DM tipe 2 dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, dan kadar HDL. Model yang terbentuk telah sesuai dengan ketepatan klasifikasi sebesar 55,3%. ============================================================================================================================== Type 2 Diabetes Mellitus is a chronic metabolic disorder caused by the body being unable to use insulin produced effectively. Inpatients of type 2 DM require monitoring blood sugar levels to stay in control because if the blood sugar level is not controlled properly it will experience an increase and decrease unstable so that it triggers complications. In the last three years, diabetes is the 10 highest disease that is experienced by patients who are undergoing hospitalization at the RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep. Based on these problems, the researchers wanted to know the factors affecting blood sugar levels inpatiens of type 2 DM in RSUD dr. H. Moh. Anwar 2018 Sumenep using binary probit regression. The data used in this study are secondary data obtained from the RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep in 2018 and the status data of patients who are hospitalized from reports and evaluations in the field of medical records of 295 data. The results of the analysis showed that inpatients of type 2 Diabetes Mellitus had more low-risk blood sugar levels with an average age of 55 years. The results of the best binary probit regression model showed that blood sugar levels inpatients of type 2 Diabetes Mellitus were influenced by gender, age, recent education and HDL levels. The formed model is appropriate with 55,3% of classification accuracy

    AKTIVITAS ANTIDIABETES, ANTIOKSIDAN, DAN ANTIHIPERLIPIDEMIA DARI EKSTRAK TANAMAN BIJI TERTUTUP (Angiospermae)

    Get PDF
    Penderita Diabetes Mellitus (DM) seringkali mengalami auto-oksidasi glukosa yang menyebabkan timbulnya komorbid hiperlipidemia sehingga dapat meningkatkan resiko disfungsi makro atau mikrovaskular. Penderita DM-hiperlipidemia memiliki resiko motalitas 1,93 kali lebih tinggi. Antioksidan diduga memiliki potensi sebagai dual agen terapi untuk penyakit DM-hiperlipidemia. Pada penelitian ini dipelajari pemanfaatan beberapa ekstrak tanaman biji tertutup (Angiospermae) sebagai antidiabetes, antioksidan, dan antihiperlipidemia untuk memilih tanaman dengan aktivitas terbaik yang diharapkan dapat diolah untuk kemajuan bidang pengobatan. Penelitian dilakukan pada 10 ekstrak tanaman biji tertutup (Angiospermae) berbeda untuk mengetahui pengaruh pemberian masing-masing ekstrak terhadap aktivitas antioksidan, antidiabetes, dan antihiperlipidemia pada mencit yang diinduksi aloksan. Penelitian yang dilakukan merupakan kajian pustaka (literature review) pada 10 artikel jurnal internasional terindeks scopus yang terbit tahun 2010-2020 dengan 7 artikel Q3 dan 3 artikel Q1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman yang memiliki ketiga aktivitas tersebut merupakan tanaman tropis yang berasal dari beragam famili, dengan bagian yang dimanfaatkan adalah bagian aerial tanaman (daun, kulit batang, bunga, dan buah). Metabolit sekunder yang umumnya terkandung adalah fenolik, flavonoid, dan alkaloid. Tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi adalah ekstrak Baccaurea ramiflora, Annona senegalensis, Grewia asiatica, dan Semecarpus anardicum. Tanaman dengan aktivitas antidiabetes tertinggi adalah Antigonon leptopus, Grewia asiatica, Semecarpus anardicum, Oldenlandia corymbosa, dan Baccaurea ramiflora. Sedangkan tanaman dengan aktivitas antihiperlipidemia tertinggi adalah Grewia asiatica dan Phyllanthus longiflorus. Hasil analisis hubungan antara ketiga aktivitas farmakologis (antioksidan, antidiabetes, dan antihiperlipidemia) yang dihasilkan ekstrak menunjukkan bahwa ketiga aktivitas tersebut tidak memiliki hubungan yang sederhana karena hasil analisis tidak menunjukkan pola yang konsisten, hal itu dapat disebabkan oleh banyaknya faktor lain yang mempengaruhi. Diabetes Mellitus (DM) patients often experience glucose auto-oxidation which causes comorbid hyperlipidemia so that it can increase the risk of macro or microvascular dysfunction. Patients with DM-hyperlipidemia have a mortality risk of 1.93 times higher. Antioxidants are thought to have potential as dual therapeutic agents for DM-hyperlipidemia. In this study, the use of several closed seed plant extracts (Angiospermae) as antidiabetic, antioxidant, and antihyperlipidemic was studied to select plants with the best activity which are expected to be processed for the advancement of the field of medicine. The study was conducted on 10 different flowering plant (Angiospermae) extracts to determine the effect of each extract on antioxidant, antidiabetic, and antihyperlipidemic activity in alloxan-induced mice. The research conducted is a literature review on 10 Scopus indexed international journal articles published in 2010-2020 with 7 Q3 articles and 3 Q1 articles. The results showed that the plants that had these three activities were tropical plants from various families, with the parts used were the aerial parts of the plant (leaves, bark, flowers, and fruit). The secondary metabolites that are generally contained are phenolics, flavonoids, and alkaloids. Plants that have high antioxidant activity are extracts of Baccaurea ramiflora, Annona senegalensis, Grewia asiatica, and Semecarpus anardicum. Plants with the highest antidiabetic activity were Antigonon leptopus, Grewia asiatica, Semecarpus anardicum, Oldenlandia corymbosa, and Baccaurea ramiflora. Meanwhile, the plants with the highest antihyperlipidemic activity were Grewia asiatica and Phyllanthus longiflorus. The results of the analysis of the relationship between the three pharmacological activities (antioxidant, antidiabetic, and antihyperlipidemic) produced by the extract showed that the three activities did not have a simple relationship because the results of the analysis did not show a consistent pattern, it could be caused by many other influencing factors
    corecore