101,926 research outputs found
ANALISA JAMUR Candida albicans PADA SWAB MUKOSA MULUT PEROKOK AKTIF DI LUBUK BUAYA
Candida albicans is a fungus found in the oral cavity which will cause abnormalities if thare are risk factors. Risk factors may increase growth of Candida albicans colonies and promote fungal invasion It infiltrates networks, forms colonies and grievances. One of the risk factors for Candida albicans proliferation smoking. The purpose study this for know analysis type Candida albicans with a mucosal swab mouth smoker Active in Lubuk Buaya Padang. Study this use types of analytical studies observant and approach Cross section. Collect data local residents under Smoking active, prompt willingness aspiring respondents. A mucosal swab was taken mouth and fill in informed consent. test end and SDA culture and exams in a way Visual inspection in a way microscopic and Gram stain and coloring Lactophenol Cotton blue (LPCB) and genital tract examination. Direct testing of 20 respondents revealed that 65% of the samples had Candida albicans colonies growing and non- Candida albicans growing 35 % too . Based on smoking duration, those who smoked for less than 3 years were found to be positive Candida albican 50 % tested positive for Candida albicans over 3 years 15%. Based on the number of cigarettes smoked, those who smoked less than 10 cigarettes per day were Candida albicans positive more than 25% and more than 10 cigarettes per day were positive for Candida albican A whopping 40 %. Based on tooth brushing behavior, those who brushed once were Candida albicans positive 10% were positive for Candida , 55 % and twice daily. Based on complaints with complaints that tested positive for Candida albican Up to 10% and up to 60 % of coffee/ tea drinkers were found to be Candida albicans positive and no coffee/ tea intake obtained positive Candida albicans 5 %. The study concluded that 65 % of the 20 samples were infected with Candida albicans 35% are non candida albicans
Candida albicans isolates from a Malaysian hospital exhibit more potent phospholipase and haemolysin activities than non-albicans Candida isolates
This study was aimed at determining the phospholipase and haemolysin activity of Candida isolates in Malaysia. A total of 37 Candida clinical isolates representing seven species, Candida albicans (12), Candida tropicalis (8), Candida glabrata (4), Candida parapsilosis (1), Candida krusei (4), Candida orthopsilosis (1) and Candida rugosa (7) were tested. In vitro phospholipase activity was determined by using egg yolk plate assay whereas in vitro haemolysin activity was tested by using blood plate assay on sheep blood Sabouraud's dextrose agar (SDA) enriched with glucose. Phospholipase activity was detected in 75% (9 out of 12) of the C. albicans isolates. Among the 25 non- C. albicans Candida isolates, phospholipase activity was detected in only 24% of these isolates. The phospholipase activity of C. albicans was significantly higher than that of the non- C. albicans Candida isolates (P=0.002). Haemolysin activity was detected in 100% of the C. albicans, C. tropicalis, C. glabrata, C. krusei, C. parapsilosis, and C. orthopsilosis isolates while 75% of the C. krusei isolates and 12.3% of the C. rugosa isolates showed haemolysin activity. The haemolytic activity of C. albicans was significantly higher than that of the non- C. albicans Candida isolates (P=0.0001).The findings in this study indicate that C. albicans isolates in Malaysia may possess greater virulence potential than the non-albicans species
AKTIVITAS DAYA HAMBAT EKSTRAK GRACILARIA VERRUCOSA TERHADAP PEMBENTUKAN BIOFILM CANDIDA ALBICANS SALIVA PEROKOK
ABSTRAKNama: Adintya HumairaFakultas: Kedokteran GigiProdi: Pendidikan Dokter GigiJudul: Aktivitas Daya Hambat Ekstrak Gracilaria verrucosa terhadap Pembentukan Biofilm Candida albicans Saliva PerokokCandida albicans merupakan salah satu jamur oportunistik yang terdapat dalam rongga mulut. Peningkatan jumlah Candida albicans dapat disebabkan beberapa faktor, salah satunya merokok. Merokok dapat menyebabkan peningkatan faktor virulensi Candida albicans. Salah satu faktor virulensinya adalah dengan membentuk biofilm. Biofilm dapat membuat Candida albicans menjadi lebih kuat terhadap ekstrak Gracilaria verrucosa yang memiliki sifat antifungal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas daya hambat ekstrak Gracilaria verrucosa terhadap pembentukan biofilm Candida albicans dengan konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Kontrol postif dari penelitian ini adalah flukonazol dengan dosis CLSI minimum, optimum, dan maksimum. Candida albicans yang digunakan adalah Candida albicans dari saliva perokok yang terdapat di Fakultas Kedokteran Hewan. Pembentukan biofilm dilihat dengan ELISA reader. Hasil yang didapatkan kemudian dianalisis dengan Kruskall wallis dan uji korelasi dengan Spearman rho dengan nilai
Uji Daya Hambat Ekstrak Meniran Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans Yang Diisolasi Dari Plat Gigi Tiruan Lepasan Akrilik Ari Krisanda Sianturi1), Vonny N.s Wowor1), P. L. Suling1) 1) Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK MENIRAN TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans YANG DIISOLASI DARI PLAT GIGI TIRUAN LEPASAN AKRILIK Ari Krisanda Sianturi1), Vonny N.S Wowor1), P. L. Suling1) 1) Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi E-mail: [email protected] ABSTRACT Herbal plants in Indonesia is common used as medicine. One of the natural ingredient that can be used is Meniran (Phylantus Nirruri L). Meniran has chemical compounds that inhabiting fungi such as flavonoid, tannin, and saponin. Candida albicans is normal flora in oral cavity but in acrylic users denture, Candida albicans can rapidly grows if acrylic user denture don't keep their mouth cleanliness. Excessive growth of Candida albicans can causing infection in oral cavity of acrylic user denture. Alterntive way to prevent Candida albicans is by using Meniran. The purpose of this research is to find out if the antifungi extract of Meniran effective to inhabiting the growth of Candida albicans and to rate the amount effect of Meniran extract against Candida albicans observed from it's inhabiting zone. This research is experimental research using post-test only control group design with modification of Kirby bauer methods using filter paper. Meniran extract obtained from maceration method using 96% ethanol solvent. Candida albicans bred from the smear of acrylic plate denture. This research result obtained from total diameter of inhibition zone of Meniran extract against Candida albicans in the amount of 92,8 mm with a mean value of 18,5 mm. From this research can be concluded that Meniran extract has antifungi effect to inhabiting Candida albicans. Inhabiting zone of Meniran extract against Candida albicans is 18,5 mm. Keywords: Meniran (phyllanthus niruri L), Candida albicans. ABSTRAK Di Indonesia tanaman herbal telah banyak digunakan sebagai bahan obat. Salah satu bahan alami adalah tanaman Meniran (Phyllanthus niruri L.). Tanaman Meniran memiliki kandungan senyawa yang bersifat antijamur seperti flavonoid, tanin, dan saponin. Candida albicans merupakan flora normal didalam mulut, namun pada pengguna gigi tiruan akrilik Candida albicans dapat tumbuh dengan pesat jika tidak dijaga kebersihan pada gigi tiruan akrilik. Pertumbuhan jamur Candida albicans yang berlebihan dapat menyebabkan infeksi pada rongga mulut pengguna gigi tiruan akrilik. Cara alternatif untuk menanggulangi jamur Candida albicans yaitu dengan menggunakan tanaman Meniran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ekstrak Meniran dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans yang diisolasi dari plat pengguna gigi tiruan lepasan akrilik. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan desain post-test only control group design dengan menggunakan metode difusi lempeng agar Kirby-bauer dengan menggunakan kertas saring. Ekstrak Meniran didapat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Jamur Candida albicans dibiakkan dari hasil apusan pada plat gigi tiruan lepasan akrilik. Hasil penelitian didapatkan rerata diameter zona hambat ekstrak Meniran sebesar 18,5 mm; rerata diameter Ketonazol (kontrol positip) sebesar 47,8mm; dan pada Etanol 96% (kontrol negatip) tidak terbentuk zona hambat. Kesimpulan bahwa ekstrak Meniran memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans yang diisolasi dari plat pengguna gigi tiruan lepasan akrilik
GAMBARAN JAMUR CANDIDA ALBICANS PADA SALIVA PEROKOK AKTIF PEKERJA BANGUNAN
Candida albicans merupakan mikroflora normal dalam rongga mulut, namun jika jumlahnya melebih batas normal dan ada pemicu akan menyebabkan infeksi kandidiasis. Salah satunya yaitu merokok. Adanya asap rokok menyebabkan pembentukan biofilm Candida albicans. Menurunnya imunitas pekerja bangunan yang disertai kebiasaan merokok dapat memicu terjadinya kandidiasis oral. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran jamur Candida albicans pada saliva perokok aktif pekerja bangunan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross-sectional. Sampel berjumlah 25 saliva perokok aktif pekerja bangunan di lingkungan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur dengan menggunakan teknik total sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil saliva perokok aktif pekerja bangunan yang diidentifikasi secara makroskopis (media Sabouraud Dextrose Agar dan Chrom Agar) dan mikroskopis (pewarnaan Lactophenol Cotton Blue dan Germ Tube). Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil identifikasi ditemukan spesies jamur Candida albicans, Candia krusei, dan Candida glabrata. Identifikasi jamur Candida albicans pada saliva perokok aktif yaitu 40% sampel negatif tidak ditumbuhi koloni jamur, 32% sampel positif Candida non albicans dan 28% sampel positif Candida albicans. Kesimpulan yaitu ditemukan spesies jamur Candida albicans pada saliva perokok aktif
UJI AKTIVITAS ANTIBIOFILM MINYAK ATSIRI JAHE MERAH (ZINGIBER OFFICINALE ROSCOE) VARIETAS RUBRUM TERHADAP ISOLAT KLINIS CANDIDA ALBICANS
Candida albicans merupakan salah satu jamur penyebab infeksi oportunistik pada manusia. Saat ini telah dilaporkan adanya Candida albicans yang mengalami resistensi terhadap antijamur sehingga diperlukan penemuan dan pengembangan senyawa antijamur baru yang lebih poten. Biofilm merupakan salah satu mekanisme resistensi yang dimiliki oleh Candida albicans. Minyak atsiri jahe merah telah diketahui memiliki aktivitas antijamur terhadap Candida albicans. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas minyak atsiri jahe merah terhadap biofilm isolat klinis Candida albicans. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 kelompok perlakuan, yaitu kontrol negatif, kontrol positif, konsentrasi minyak atsiri jahe merah 0,125%, 0,25%, 0,5% dan 1% dengan 3 kali pengulangan. Penentuan aktivitas antibiofilm yaitu penghambatan pertumbuhan dan degradasi ditentukan dengan nilai absorbansi yang diukur dengan microplate spectrophotometer. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji ANOVA dan uji post hoc Duncan dengan CI 99%. Analisis data menunjukkan bahwa minyak atsiri jahe merah mempunyai aktivitas penghambatan pertumbuhan dan degradasi biofilm Candida albicans. Hasil uji post hoc Duncan menunjukkan bahwa aktivitas penghambatan biofilm Candida albicans terjadi pada konsentrasi 0,5% dan aktivitas degradasi biofilm Candida albicans terjadi pada konsentrasi 0,125%.Kata Kunci: Jahe merah, minyak atsiri, biofilm, Candida albican
EFEK AKTIVITAS CANDIDA ALBICANS DAN CIGARETTE SMOKE CONDENSATE KRETEK DAN NON KRETEK TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN EMAIL GIGI INSISIVUS TIKUS WISTAR (RATTUS NORVEGICUS)
ABSTRAKNama: Vita FitriyaniFakultas: Kedokteran GigiProgram Studi: Pendidikan Dokter GigiJudul: Efek Aktivitas Candida albicans dan Cigarette Smoke Condensate Kretek dan Non Kretek terhadap Kekasaran Permukaan Email Gigi Insisivus Tikus Wistar (Rattus norvegicus) Peningkatan kekasaran permukaan email diketahui dapat terjadi akibat interaksi faktor virulensi Candida albicans dengan berbagai perubahan pada lingkungan rongga mulut yang terjadi. Merokok merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan pada lingkungan rongga mulut. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat efek aktivitas Candida albicans dan Cigarette Smoke Condensate kretek dan non kretek terhadap kekasaran permukaan email gigi Metode Tiga kelompok subjek penelitian diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok kontrol (Candida albicans), kelompok perlakuan 1 (Candida albicans dan CSC Kretek) dan kelompok perlakuan 2 (Candida albicans dan CSC Non Kretek). Pada hari ke 7, 14 dan 21, sampel saliva diambil dari mulut tikus kemudian dikultur pada CHROMagar candida selama 48 jam, kemudian setiap koloni yang terbentuk pada setiap kelompok dihitung. Pada waktu yang sama (7,14,21), gigi tikus diekstraksi dan ditinjau kekasaran permukaan email menggunakan Atomic Force Microscopy. Hasil Kekasaran permukaan email paling tinggi pada kelompok perlakuan 2 (Candida albicans + CSC Non Kretek) di hari ke-21, dimana nilai Roughness average (Ra)=127nm. Data jumlah pembentukan koloni juga menunjukkan bahwa kelompok perlakuan 2 pada hari ke-21 memiliki jumlah koloni Candida albicans paling banyak yaitu 440 CFU/ml Kesimpulan Cigarette Smoke Condensate kretek dan non kretek dapat meningkatkan kekasaran permukaan email gigi.Kata Kunci : Candida albicans, Cigarrete Smoke Condensate, Kekasaran Permukaan Email
PENGARUH DAUN ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA LINN) TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS
ABSTRAK Nama : Cut Nyak Keumala Program Studi : Kedokteran Gigi Judul : Pengaruh Daun Asam Jawa (Tamarindus indica Linn) Terhadap pertumbuhan Candida albicans. Kandidiasis rongga mulut merupakan suatu penyakit infeksi jamur dalam rongga mulut yang disebabkan oleh Candida albicans (C. albicans). Daun asam jawa (Tamarindus indica Linn) merupakan tanaman herbal yang dapat menjadi alternatif terapi kandidiasis karena mengandung flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, dan triterpenoid. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh daun asam jawa terhadap pertumbuhan C. albicans. Ekstrak daun asam jawa (Tamarindus indica Linn) diperoleh dengan metode soxhletasi, pengujian ekstrak daun asam jawa dengan konsentrasi 10%-100% terhadap pertumbuhan C. albicans dilakukan dengan mengukur zona hambat yang terbentuk disekitar kertas cakram dengan metode difusi agar. Hasil analisis ANAVA menunjukkan bahwa daun asam jawa (Tamarindus indica Linn) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan C. albicans dengan metode difusi agar. Kata Kunci : Kandidiasis, Candida albicans, daun asam jawa ABSTRACT Name : Cut Nyak Keumala Study Program : Dentistry Title : The Effect of Tamarind leaf (Tamarindus indica Linn) Growth of Candida albicans Oral candidiasis is a fungi infection disease in oral cavity caused by overgrowth of Candida albicans. Tamarind leaf (Tamarindus indica Linn) is herbal plant contains flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, and triterpenoid that could be use as altematif medicine for candidiasis theraphy. This study aimed to assay effect of tamarind leaf on Candida albicans growth. Tamarind leaf was extracted using soxhletasion methode. Antifungal activity of tamarind leaf on growth of Candida albicans was assay using disc diffusion methode by measuring the inhibition zone formed around disc in different consentration of tamarind leaf using concentration (10%-100%). Statistic result of ANAVA using data from disc diffusion methode, showed that tamarind leaf had no effect on growth of Candida albicans. Keywords: Candidiasis, Candida albicans, Tamarind lea
Perbedaan Jumlah Koloni Candida Albicans Pada Media Sabouraud Dextrose Agar (Sda) Yang Menggunakan Pelarut Akuades Dan Air Minum Dalam Kemasan (Amdk)
Background : To culture Candida albicans colonies, the most common culture medium is Sabouraud Dextrose Agar. According to the Ministry of Health Regulation, Number of 43, year of 2013, the most commonly-used solvent on microbiology medium is distilled water. However, the price of distilled water is relatively expensive and only a small amount of laboratory has a distillation equipment to produce distilled water. Therefore, this research tried to substitute the use of distilled water with bottled-drinking water as a solvent on microbiology medium.
Method : The research was categorized as a true experiment with Posttest Only Design. The specific Candida albicansw hich had fulfilled the inclusion and exclusion criteria were chosen as the sample. To investigate the effect of the solvent of colonies growth, Sabouraud Dextrose Agar was dissolved with distilled water and bottled-drinking water. After dissolving the culture medium, Candida albicanswas growth on specific Sabouraud Dextrose Agar with spread plate method and incubated at 25°C for 48 hours. The growth-colonies was then calculated and parametrically analyzed using Paired t-test with 95% of confidence level.
Result : The result represented the number of Candida albicans colonies and the experimental research has been repeated for 16 times to prove the repeatable result. The results showed that the average numbers of colonies on Sabouraud Dextrose Agar dissolved by distilled water are 31,25, while the other culture medium dissolved by bottled-drinking water only 28,75 colonies on average. According to Paired Sample T-Test which shows p = 0,104 > 0,05, there is no significant effect of solvent on Candida albicans colonies growth.
Conclusion : The research proved that there is no significant different number of Candida albicans colonies growth on Sabouraud Dextrose Agar which is dissolved by distilled water and bottled-drinking water
- …