PHARMACON
Not a member yet
1008 research outputs found
Sort by
Uji Aktivitas Antijerawat Ekstrak Daun Bandotan (Ageratum Conyzoides L) Terhadap Bakteri Penyebab Jerawat Staphylococcus Epidermidis
Berbagai macam tumbuhan dipercaya memiliki khasiat dalam pengobatan. Penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui apakah terdapat aktivitas anti jerawat dari ekstrak daun Bandotan (Ageratum
Conyzoides L) bakteri terhadap penyebab jerawat yaitu Staphylococcus epidermidis dengan 5 konsentrasi yaitu
0,5;1;1,5;2;2,5%. Pengamatan yang dilakukan dengan membuktikan adanya aktivitas antibakteri yang ditemui pada
ekstrak daun bandotan. Ekstrak dengan konsentrasi terendah menghasilkan diameter zona hambat sebesar 6,5
mm, ikuti ekstrak dengan konsentrasi 1% menghasilkan diameter zona hambat sebesar 10 mm, ekstrak 1,5%
diameter menghasilkan zona hambat 12,5 mm, ekstrak 2% diameter menghasilkan zona hambat sebesar 16,16
mm dan ekstrak dengan konsentrasi tertiggi yaitu 2,5% menghasilkan diameter zona hambat 17,5 mm
FORMULASI DAN EVALUASI KRIM KOMBINASI EKSTRAK KULIT SEMANGKA (Citrullus lanatus) DAN EKSTRAK KULIT PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI PELEMBAP
Kulit semangka dan kulit pepaya mengandung senyawa aktif flavonoid yang bermanfaat untuk melembapkan kulit. Tujuan penelitian ialah mengevaluasi fisik dan menguji efektivitas kelembapan menggunakan metode Sorption-Desorption Test (SDT). Penelitian ini dilakukan uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat, uji stabilitas fisik mekanik, dan efektivitas kelembapan. Hasil variasi konsentrasi ekstrak kulit semangka dan ekstrak kulit pepaya, yaitu 0,5:2% (F1); 1:1,5% (F2); dan 1,5:1% (F3) memiliki hasil uji organoleptik berwarna coklat muda. Hasil homogenitas menunjukkan homogen. Hasil uji pH, yaitu 7,4 (F0); 5,8 (F1); 6,0 (F2); 5,9 (F3). Hasil uji daya sebar 6,0 (F0); 5,1 (F1); 5,1 (F2); 5,1 (F3). Hasil uji daya lekat, yaitu 2,49 (F0); 1,62 (F1); 1,36 (F2); 1,24 (F3). Hasil uji stabilitas fisik mekanik menunjukkan tidak terjadi pemisahan fase. Hasil efektivitas kelembapan, yaitu 396,5087 (F1); 397,0430 (F2); 397,0429 (F3); 396,8912 (kontrol negatif); 396,9653 (kontrol positif). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sediaan krim memiliki evaluasi fisik yang baik dan efektivitas kelembapan terbaik pada F2 karena memiliki nilai AUC yang paling besar.
 
Uji Stabilitas Fisik Sediaan Pelembab Bibir (Lip Balm) Ekstrak Etanol Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.)
Buah tomat (Solanum lycorpersicum L.) merupakan salah satu tanaman yang mengandung banyak senyawa yang dapat melembabkan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi ekstrak etanol buah tomat menjadi sediaan lip balm yang stabil secara fisik dan mengetahui formula berapa sediaan lip balm disukai responden. Formulasi sediaan lip balm dibuat dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol buah tomat 3%, 5%, dan 7%. Evaluasi yang dilakukan terhadap stabilitas fisik sediaan meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat, dan uji kesukaan. Uji stabilitas dilakukan pada suhu kamar selama 28 hari dan dilakukan pengamatan pada hari ke 0, 7, 14, 21, dan 28. Hasil stabilitas fisik menunjukkan bahwa semua sediaan yang dibuat telah memenuhi semua persyaratan stabilitas fisik sediaan dan sediaan yang disukai oleh responden adalah formula 3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol buah tomat dapat diformulasi dalam bentuk sediaan lip balm yang stabil secara fisik dan formula yang disukai responden adalah formula 3
Analisis Pelayanan Informasi Obat Kepada Pasien di Instalasi Farmasi RSUD Kotamobagu
Pelayanan informasi obat sangat penting dalam upaya untuk menunjang pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional. Pelayanan informasi obat sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan pasien terhadap obat yang diterima. Suatu pelayanan dikatakan baik apabila sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesesuaian pelayanan informasi obat di instalasi farmasi rumah sakit umum daerah kotamobagu dengan mengacu pada Permenkes No. 72 Tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah observasi dan wawancara terhadap apoteker rumah sakit umum daerah kotamobagu. Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan informasi obat di instalasi farmasi rumah sakit umum daerah kotamobagu belum sesuai dengan standar permenkes dimana kegiatan pelayanan informasi obat meliputi menjawab pertanyaan,menerbitkan buletin,leaflet dan poster, menyediakan informasi, serta melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan belum terlaksana sepenuhnya sehingga dapat disimpulkan bahwa pelayanan informasi obat belum sesuai dengan standar Permenkes No. 72 Tahun 2016.
Kata kunci: Pelayanan kefarmasian, Pelayanan informasi obat (PIO), Instalasi Farmas
PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DENGAN METODE EOQ DAN ROP DI RSUD KOTAMOBAGU
Instalasi Farmasi RSUD Kotamobagu sering terjadi kekosongan obat dikarenakan pemesanan obat yang dilakukan instalasi hanya mengikuti jumlah pesanan 3 bulan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah pemesanan optimum dan waktu pemesanan kembali obat dengan perhitungan EOQ dan ROP di Instalasi Farmasi RSUD Kotamobagu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan petugas instalasi farmasi dan data sekunder berupa data obat fast moving yang ada di instalasi farmasi RSUD Kotamobagu selama bulan Januari-Desember 2023. Hasil penelitian dari perhitungan EOQ dan ROP dari 22 obat mendapatkan hasil yang bervariasi tergantung tingkat pemakaian, dan biaya penyimpananya.Dari 22 jenis obat fast moving jumlah pemesanan optimum mulai dari 36-7.071 unit untuk sekali pemesanan. Titik pemesanan kembali atau waktu pemesanan kembali dengan mempertimbangkan safety stock mulai dari 40-7.326 unit jumlah tersebut adalah titik untuk dilakukannya pemesanan kembali agar terhindar dari kekurangan stok.
Kata Kunci: Pengendalian persediaan obat, Economic order quantity (EOQ), Reorder Point (ROP)
 
FORMULASI DAN EVALUASI KRIM EKSTRAK KULIT JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) SEBAGAI TABIR SURYA
Krim merupakan salah satu sediaan yang baik sebagai tabir surya. Kandungan flavonoid pada kulit jeruk nipis memiliki potensi sebagai zat aktif dalam krim tabir surya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mengevaluasi krim ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantiofolia) sebagai tabir surya. Ekstrak kulit jeruk nipis diformulasi dalam bentuk krim dengan konsentrasi ekstrak 2%, 4% dan 6%. Evaluasi sediaan krim terdiri dari uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya sebar, uji pH, uji daya lekat, dan uji stabilitas mekanik. Hasil dari evaluasi sifat fisik krim menunjukkan bahwa semua krim memenuhi persyaratan fisik yang baik kecuali pada evaluasi uji daya lekat. Pada penentuan nilai SPF secara in vitro menunjukkan bahwa krim ekstrak kulit jeruk nipis 2%, 4% dan 6% memiliki rerata nilai SPF berturut-turut yaitu 20,28 ± 1,03; 32,86 ± 1,80; 38,03 ± 0,88 dengan kategori proteksi ultra. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa krim ekstrak kulit jeruk nipis dapat berpotensi sebagai produk tabir surya
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK SPONS Callyspongia aerizusa DARI PERAIRAN DESA POOPOH KABUPATEN MINAHASA
Callyspongia aerizusa is one of the sponge species that is spread across the Indonesian marine waters and rich in bioactive compounds such as secondary metabolites that is used in medicine field as antibacterial but still not widely used by the people. The improvement of bacteria resistant has been a serious problem in the medicine field, therefore there should be an improvement of a new antibiotic medicine from natural ingredients for the healt improvement. This research aims to find the activity of extracts of sponge Callyspongia aerizusa from the waters of Poopoh Village, Minahasa Regency against the growth of Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus bacteria. The growth of bacterial is tested by disc diffusion Kirby Bauer method and by observing the value of generated inhibition zone. From the result of the research, the extracts of Callyspongia aerizusa sponge has clear zone against Staphylococcus aureus bacteria of 8 mm in the concentration of 250 µg/disc, and the Pseudomonas aeruginosa bacteria has 9 mm in the concentration of 250 µg/disc which categorized as medium. It can be concluded that the Callyspongia aerizusa sponge has an metabolite compound with wide spectrum activity that can hinder the growth of Gram-negative and Gram-positive bacteri
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etil Asetat Daun Matoa Menggunakan Radikal Bebas DPPH (DiphenylPicrylhydrazil)
Radikal bebas merupakan zat asing yang masuk ke dalam tubuh dan merusak sistem kekebalan tubuh. Antioksidan merupakan senyawa yang mempunyai kemampuan menghilangkan, membersihkan dan melawan efek radikal bebas. Bagian daun matoa mengandung senyawa aktif berupa saponin, flavonoid dan tanin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan flavonoid total dan aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat daun matoa (Pometia Pinnata) yang diuji menggunakan metode penangkap radikal bebas DPPH. Proses ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etil asetat dengan perbandingan 1:5. Penentuan kandungan total flavonoid dilakukan dengan menambahkan pereaksi AlCl3 dan natrium asetat. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode penangkal radikal bebas DPPH dengan bahan pembanding quercetin. Analisis dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan rendemen ekstrak etil asetat daun matoa sebesar 20,7161 gram. Ekstrak etil asetat daun matoa mengandung senyawa kimia berupa saponin, flavonoid dan tanin. Kandungan total flavonoid yang diperoleh dari ekstrak etil asetat daun matoa sebesar 6,19% dan nilai IC 50 sebesar 34,21 ppm sedangkan quercetin sebagai pembanding memiliki nilai IC 50 sebesar 4,75 ppm. Ekstrak etil asetat daun matoa (Pometia Pinnata) mempunyai kandungan total flavonoid sebesar 6,19% dan aktivitas antioksidan sangat kuat setara dengan quercetin sebagai pembanding
Uji Potensi Antibakteri Ekstrak Spons Stylissa carteri dari Perairan Poopoh Minahasa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.: Antibacterial Potential Test Of Stylissa Carteri Sponge Extract From Poopoh Minahasa Waters Against Staphylococcus aureus And Pseudomonas aeruginosa Bacteria.
Kejadian resistensi antibiotik berdampak pada kegagalan pengobatan penyakit infeksi yang dapat berujung pada kematian. Dengan adanya kegagalan pada pengobatan infeksi maka pemilihan terapi akan terbatas, sehingga diperlukan penelusuran terhadap senyawa baru yang berpotensi sebagai antibakteri. Indonesia memiliki biota laut yang sangat melimpah salah satunya spons yang kaya akan senyawa bioaktif yang berpotensi dikembangkan dalam bidang pengobatan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji potensi antibakteri dari ekstrak spons Stylissa carteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Proses maserasi menggunakan etanol 95% sebagai pelarut. Hasil maserat selanjutnya di evaporasi menggunakan suhu 40°C. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar (Disc Diffusion Kirby Bauer Method). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengukuran rata-rata diameter zona hambat dari ekstrak spons Stylissa carteri pada bakteri Staphylococcus aureus adalah 7,75 mm dan pada bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan nilai sebesar 7,25 mm. Dari hasil pengujian aktivitas antibakteri ekstrak spons Stylissa carteri menunjukkan adanya aktivitas antibakteri dengan kategori sedang terhadap bakteri uji.
Kata Kunci : Spons Stylissa carteri, Antibakteri, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa
UJI AKTIVITAS FAGOSITOSIS MAKROFAG EKSTRAK TANAMAN GEDI Abelmoschus Manihot (L) SEBAGAI IMUNOMODULATOR
Gedi plant (Abelmoschus manihot L.) is one of the plants that contain flavonoids which have not been made into preparations for medicinal purposes. The purpose of this study was to determine the effectiveness of gedi plant extract as an immunomodulator. By looking at the activity and capacity of mouse macrophages (Rattus norvegicus) with Staphylococcus auereus bacteria in vitro. The results showed that gedi leaf extract had a significant effect on the activity and capacity of macrophages P(<0.05) which stated that gedi leaf extract had effectiveness as an immunostimulant. At a concentration of gedi plant extract of 1000 ppm, the activity and phagocytosis capacity showed the highest values, namely 87.66% and 4.23.