118 research outputs found

    Nafkah Mantan Isteri Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Hukum Positif Dan Hukum Islam

    Get PDF
    Siti Zakiah. 2004. Nafkah Mantan Isteri Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Hukum Positif Dan Hukum Islam. Jurusan Ahwal Al-Syakhsyiyah, Fakultas Syariah. Pembimbing: (I) Dra. Nadiyah, MH. (II) Imam Alfiannoor, MHI \ud \ud Penelitian ini bertolak dari pemikiran PP Nomor 10 Tahun 1983 yang diperjelas lagi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 yang menetapkan hak gaji kepada mantan isterinya diluar masa iddah. Di dalam hukum Islam tidak dikenal pembahasan yang berkenaan dengan nafkah mantan isteri diluar masa iddah. \ud Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu dengan mempelajari dan menelaah bahan hukum yang berhubungan dengan nafkah mantan isteri dengan menggunakan sumber bahan hukum berupa bahan hukum primer, sekunder dan tertier.\ud Dalam penelitian ini penulis memperoleh bahan hukum melalui beberapa teknik yaitu survey pustaka, studi literatur dan content analysis. Uraian yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana ketentuan nafkah mantan isteri Pegawai Negeri Sipil (PNS) menurut hukum Positif dan hukum Islam\ud Hasil penelitian Nafkah Mantan Isteri Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Hukum Positif dan Hukum Islam menunjukkan bahwa Kewajiban Pegawai Negeri Sipil yang akan melakukan perceraian diatur dalam pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 yang diperjelas dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 dan sanksi bagi Pegawai Negeri Sipil yang tidak bersedia menyerahkan kewajibannya diatur dalam pasal 16. Dengan upaya Peraturan Pemerintah ini menetapkan hak akibat cerai untuk mantan isteri menerima seperdua atau sepertiga (jika punya anak) gaji dari mantan suaminya. Sedangkan pembahasan yang berkenaan dengan pemberian nafkah bagi mantan isteri tidak dikenal dalam hukum Islam, kecuali dalam hal ketika isteri masih dalam masa iddah, bahwa persoalan tentang penetapan hak bagi mantan isteri tidak bisa dilepaskan dengan persoalan kapan seseorang itu mendapatkan hak dan harus menunaikan kewajibannya. Berkenaan dengan hak dan kewajiban ketika seseorang melakukan suatu bentuk perbuatan yang pada dasarnya merupakan kewajiban baginya maka disaat itu sesungguhnya dia pun memiliki hak sebagai imbangan dari kewajiban yang telah dilakukannya

    CAMPUR KODE DINA SIARAN BÉNTANG PARAHYANGAN BANDUNG TV

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi atas kenyataan bahwa bahasa Sunda hidup berdampingan dengan bahasa Indonesia dan bahasa asing, sehingga timbul peristiwa campur kode. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk campur kode dan wujud campur kode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan teknik sadap rekam dan transkripsi. Sumber data yang digunakan dalam skripsi ini yaitu transkrip percakapan siaran Béntang Parahyangan Bandung TV edisi Oktober 2013. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat 207 kalimat data gejala campur kode yang terdapat dalam siaran Béntang Parahyangan Bandung TV. Berdasarkan bentuk, terdapat 335 kata campur kode yang terbagi dalam dua jenis campur kode yaitu campur kode ke dalam (inner code-mixing) sebanyak 251 kata (75%) dan campur kode ke luar (outer code-mixing) sebanyak 84 kata (25%), sedangkan berdasarkan wujud terdapat 254 data wujud campur kode yang terbagi dalam lima wujud campur kode, yaitu (1) campur kode berbentuk kata ada 143 (56,30%) gejala campur kode, (2) campur kode berbentuk frasa ada 58 (22,83%) gejala campur kode, (3) campur kode berbentuk baster ada 12 (4,73%) gejala campur kode, (4) campur kode berbentuk idiom ada 4 (1,57%) gejala campur kode, (5) campur kode berbentuk klausa ada 37 (14,57%) gejala campur kode. Campur kode dalam siaran Béntang Parahyangan Bandung TV umumnya berupa campur kode ke dalam dan berwujud kata. Kata Kunci : Campur kode, Siaran Béntang Parahyangan Bandung TV This research is motivated by the fact that Sundanese stay beside Indonesian and foreign language, which raised the code-mixing phenomenon. The goal of this research is to describe the code-mixing type and form of code-mixing. Descriptive method is used in this research trough tapping technique and transcription technique. Sources of data in this final project is the conversation transcript of the Bentang Parahyangan Bandung TV, October 2013 edition. Based on this research is can be infer that there are 207 code-mixing data symptom contained in the Bentang Parahyangan Bandung TV broadcast. Based on the code-mixing type, there are 335 code-mixing word which is divided into two kind, inner code-mixing with 251 word (75%) and outer code-mixing with 84 word (25%), meanwhile based on the code-mixing form of word with 143 words (56,30%), (2) code-mixing in the form of phrase with 58 phrase (22,83), (3)code-mixing in the form of baster with 12 basters (4,73), (4) code-mixing in the form of clause with 37 clauses (14,57%)

    LEARNING CYCLE MANAGEMENT BASED ON LOCAL WISDOM IN INSTILLING THE CHARACTER OF RELIGIOUS STUDENTS IN MADRASA

    Get PDF
    The subjects of this study were students of MI Nurur Rahmah. The data analysis technique used is descriptive qualitative analysis, and the data collection technique used is the method of observation and interviews. The local wisdom that exists at MI Nurur Rahmah is part of the habits that are believed and obeyed by students and teachers at MI Nururrahmah, which are religious habits or practices that occur every day, such as congregational prayers, dhuha prayers, and reading the Qur'an. before the KBM starts. As a source of learning and the cultivation of local wisdom character values that can be instilled in students' personalities,Based on the results of research and discussion on inculcating students' religious character, the management of the learning cycle based on local wisdom applied by MI teacher Nurur Rahmah aims to make students better understand the meaning of piety in religious rituals, so that the religious values contained therein can be instilled in students with the hope of becoming their religious character later by instilling the religious character of students through habituation in the institution

    IDENTIFIKASI PENALARAN ALJABAR MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH RELASI REKURSIF MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MENARA HANOI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

    Get PDF
    This study aims to identify the level of students' algebraic reasoning in solving recursive relation problems using tower hanoi props in terms of learning styles. This research is a descriptive exploratory research with a qualitative approach. The instruments in this study consisted of learning style questionnaires, Mathematics Ability Tests, Problem Solving Tasks, and task-based interviews. The research begins with giving tests of mathematical ability and learning style agket to 8 semester VI students of the STKIP PGRI Sumenep mathematics education study program in Sumenep to obtain three subjects, each with visual, auditory and kinesthetic learning styles with equal mathematical abilities and of the same gender. After that, it was followed by giving problem solving tasks and task-based interviews twice. Time triangulation is used to check the validity of the data. The data analysis technique consists of 5 stages, namely data categorization, data reduction, data presentation, data interpretation, and drawing conclusions. The results show that the visual subject is higher than level 2 but has not reached level 3, the auditory subject is at level 2, and the kinesthetic subject is at level 3. The three subjects have reached the stage of solving the problem, but the one who can solve the problem until they find the final solution is only the kinesthetic subject. The implication of research in learning is that teachers can more easily design learning according to their learning styles so that they can hone students' algebraic reasoning

    Sinkretisme sebagai sistem budaya masyarakat pesisir: Studi deskriptif-antropologis terhadap sistem kepercayaan masyarakat di Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis

    Get PDF
    Dalam tinjauan Ilmu Perbandingan Agama, sistem kepercayaan adalah salah satu bentuk pengalaman beragama yang berhubungan dengan ekpresi pemikiran (sistem kepercayaan, mitologi, dogma-dogma), sedangkan dua bentuk ekspresi lainnya yaitu ekspresi praktis (sistem peribadatan/ritual); dan ekspresi dalam persekutuan (pengelompokan umat beragama). Ketiga bentuk ekspresi itu ternyata kemudian menyatu dalam suatu sistem budaya yang ada di daerah pesisir selatan Jawa Barat, yaitu Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis, yang hanya dapat dimaknai melalui sejumlah simbol-simbol sakral yang ada di dalamnya. Simbol-simbol sakral ini bukanlah semata-mata berasal dari suatu ajaran agama tertentu, melainkan lintas agama (kepercayaan), yang akhirnya melahirkan sinkretisme. Kerangka di atas telah menarik penulis untuk membahas sistem kepercayaan di tempat tersebut beserta pelbagai fenomena kultural-simbolisnya dalam hubungannya dengan pembentukan sistem budaya masyarakat pesisir. Oleh karena itu, penulis telah dengan sengaja mengambil teori antropologi budaya-simbolik Clifford Geertz terutama konsep �Agama sebagai Sistem Budaya�-nya sebagai pendekatan dan alat analisis untuk membedah permasalahan-permasalahan yang timbul sebagaimana dalam kerangka di atas. Sedangkan, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif-deskriptif. Kualitatif karena data-data yang diambil dalam penelitian ini bersifat �kualitatif�yang digunakan untuk memahami makna perilaku, budaya, fenomena, dan simbol-simbol; dan deskriptif karena ditujukan untuk mencatat, melukiskan, menguraikan, dan melaporkan fakta-fakta dan berbagai peristiwa yang nampak berlaku di dalam kehidupan masyarakat. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada dasarnya masyarakat Pangandaran tidak menyadari bahwa apa yang selama ini mereka percayai, apa yang mereka yakini, dan apa yang mereka lakukan dalam pelbagai macam tradisi dan ritual merupakan suatu bentuk sinkretisme. Mereka sadar dan yakin sepenuhnya bahwa Tuhan (Allah) itu ada dan menguasai segala sesuatu yang ada di muka bumi ini. Namun, karena pola hidup masyarakat nelayan yang keras yang menuntut adanya harmonisasi dengan alam, membuat mereka juga sadar dan yakin: bahwa suatu tempat memiliki penunggu dan penguasanya sendiri (dalam hal ini makhluk gaib); bahwa suatu keberkahan, keselamatan, dan kemakmuran tidak hanya ditentukan oleh usaha yang rajin dan berdoa saja (salat), tapi juga ditentukan oleh bentuk-bentuk ilmu gaib (magi), seperti mantera-mantera, jimat-jimat, dan isim-isim; bahwa suatu makhluk gaib yang menguasai laut selatan, yaitu Nyai Roro Kidul, merupakan sesosok makhluk yang memberi keselamatan dan keberkahan bagi masyarakat, khususnya para nelayan; bahwa suatu upacara tradisional (ritual) yang dinamakan Hajat Laut beserta segala sesaji, prosesi upacara, mantera-mantera pengiring sesaji, dan lain-lainnya merupakan bagian integral dari sistem kepercayaan masyarakat Pangandaran yang bernuansa, magis, mitis, dan tentunya sinkretis. Dalam konteks itu, pertunjukan wayang juga merupakan bagian dari sistem kepercayaan sinkretis karena keampuhan pertunjukan itu sendiri sebagai ritual ngaruwat laut dan ngaruwat bumi. Semua itu dapat dipahami melalui simbol-simbol sakral yang ada di dalamnya, sehingga peran teori Clifford Geertz sungguh terasa dalam memaknai semua sistem simbol itu yang akhirnya membentuk sistem budaya secara keseluruhan. Kesimpulan yang didapat penulis dari penelitian ini adalah bahwa sinkretisme berkembang dan menjadi sistem budaya dalam kehidupan masyarakat pesisir karena beberapa hal, di antaranya banyaknya pemahaman masyarakat yang parsial terhadap ajaran Islam, misalnya hanya mengutamakan aspek mistiknya ditambah dengan pola hidup masyarakat nelayan yang banyak menggantungkan usahanya di laut, menjadikan kekuatan tersendiri untuk menawarkan pemikiran mitis, misalnya percaya terhadap makhluk-makhluk gaib sebagai penunggu dan bahkan penguasa laut (anu ngageugeuh laut

    Hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan penerimaan diri pada ibu yang memiliki anak tunarungu di slb-b x

    Get PDF
    Penelitian ini berawal dari fenomena yang memperlihatkan orangtua yang belum mampu menerima keadaan anaknya yang tunarungu. Penerimaan diri salah satunya akan muncul apabila ibu yang memiliki anak tunarungu menerima dukungan dari keluarga. Sehingga dapat diketahui bahwa dukungan sosial keluarga membantu penerimaan diri ibu yang memiliki anak tunarungu. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai pentingnya dukungan sosial dari keluarga untuk membantu penerimaan diri ibu yang memiliki anak tunarungu. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan rancangan korelasional. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi yaitu seluruh ibu yang memiliki anak tunarungu di SLB-B N Cileunyi yang berjumlah 35 subjek. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode kuesioner. Instrument dalam penelitian menggunakan skala yang dikembangankan oleh Sarason untuk variabel dukungan sosial keluarga dan penerimaan diri yang dikembangkan oleh Elliss. Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan analisis statistik dengan koefisien korelasi kedua variabel adalah sebesar 0,812 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan anatara dukungan sosial keluarga dengan penerimaan diri pada ibu yang memiliki anak tunarungu di SLB-B N Cileunyi, dengan P value (0,000) ≤ ɑ (0,05) maka H0 DITOLAK dan H1 DITERIMA. Artinya semakin banyak dukungan sosial dari keluarga yang diterima subjek maka penerimaan dirinya akan semakin baik

    IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP BUDAYA KERJA APARATUR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DI KALIMANTAN

    Get PDF
    Empirical phenomena show that public accountability and government performance is moderately weak. In that sense, the superlative accomplishment of the state bureaucracy in implementing its task and responsibilities depends not only on the intellectual and managerial capacity, but also on the behavior and organizational culture. This implies that capacity building process has to embrace effort of constructing knowledge and skills as well as good attitude, evenly. In order to strengthen the dimension of work culture in a government institution, State Minister for Apparatus Empowerment (MENPAN) has released many policies, particularly Decree No. 25/KEP/M.PAN/4/2002 concerning Guidance of Extending Work Culture for State Apparatus, from which this paper identifies the current condition and analyses the implementation of work culture principles in the local government institutions in Kalimantan region. Keywords: budaya kerja, aparatur daerah, Kalimantan

    Pesan Dakwah tentang Muslimah di Media Sosial Line (Analisis isi pesan Dakwah @dakwahmuslimah)

    Get PDF
    Pesan dakwah dapat lebih kuat dipahami dengan menggunakan media yang tepat. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi kegiatan dakwah dapat disampaikan melalui berbagai media, salah satunya media online. Media online banyak digunakan sebagai media dakwah, karena dapat mempermudah followers atau mad’u menerima informasi tentang pesan keislaman dengan mudah. Salah satu bentuk media online adalah media sosial Line. Akun dakwahmuslimah merupakan akun Line yang berisi pesan dakwah, akun ini menyampaikan pesan dakwah tentang muslimah. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pesan dakwah dari Samsul Munir Amin, teori format pesan dakwah visual yang dibuat oleh Rulli Nasrullah. Tujuan dari penelitian ini yaitu, (1) untuk mengetahui pesan dakwah tentang muslimah dalam akun Line @dakwahmuslimah; dan (2) untuk mengetahui bentuk format pesan dakwah visual tentang muslimah. Gabungan dari dua pesan tersebut menghasilkan bentuk Poster aqidah, poster syari’ah dan poster akhlak. meme syari’ah, komik aqidah, komik akhlak dan sticker akhlak. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Setelah menganalisis penelitian, dapat diketahui bahwa pesan-pesan dakwah tentang muslimah yang diunggah oleh akun @dakwahmuslimah selama bulan November 2015 sebanyak 53 pesan, yang dibagi berdasarkan kategori pesan dakwah yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak, format pesan dakwah yaitu poster, meme, komik dan sticker. Poster aqidah, poster syari’ah dan poster akhlak. meme syari’ah, komik aqidah, komik akhlak dan sticker akhlak. Kata kunci: Media Sosial, Line, Pesan Dakwah, Muslimah

    ANALISIS KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN DARING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

    Get PDF
    This study aims to analyze the independent learning of students in mathematics through e-learning in class IX SMP Negeri 10 Gorontalo. This research is a descriptive research type, with a population of all class IX students of SMP Negeri 10 Gorontalo, totaling 101 students, consisting of 4 classes. The sample in the study was 20 people using a simple random sampling technique. The data obtained were obtained from student learning independence questionnaire sheets, as well as interviews with students related to students' learning independence in mathematics through e-learning. Based on the results of the research and discussion that the researcher has described in the previous chapter, that the learning independence of students in mathematics through e-learning is seen based on five indicators of learning independence divided into three categories namely high, medium and low categories. There are 4 high category students with an answer percentage of 20%. Second, there are 13 students belonging to the medium category with an answer percentage of 65%. Third, there are 3 students in the low category with an answer percentage of 15%. Of the three categories, in general, students only fulfill part of the indicators of learning independence measured in this study. So based on this, it can be concluded that the independent learning of students in mathematics through e-learning in class IX SMP Negeri 10 Gorontalo is still classified as moderate, so it needs to be improved
    • …
    corecore