53 research outputs found

    GENDING-GENDING GONG LUANG DESA KEROBOKAN BADUNG

    Get PDF
    Abstract : This article features an effort to revitalize Gong Luang that functions as a medium in Panca Yadnya ritual ceremonies, as a dance accompaniment, and as a mean to pay of o vow in Kerobokan village of Badung Regency. Base on these functions and the faith of the supporting organization, Gong Luang is still perceived as sacred gamelan. The Gong is occasionally celebrated in the hope maintain the magical value

    Asal-Usul dan Sejarah Gamelan Gambang di Banjar Jeroan Desa Tumbak Bayuh

    Get PDF
    Secara umum gamelan Gambang di Bali diperkirakan muncul pada abad IX-X Masehi, dimana hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya data-data sejarah dan Prasasti yang memiliki angka tahun pada abad tersebut. Namun demikian, prihal keberadaan gamelan Gambang di Desa Tumbak Bayuh hingga kini belum dapat dipastikan keberadaannya yang mana hal ini disebabkan oleh kurangnya data-data tertulis maupun fakta atau bukti fisik lainnya seperti, prasasti, lontar, maupun tulisan-tulisan lainnya yang dapat dijadikan bukti otentik tentang keberadaannya

    Peta mutu pendidikan jenjang SMP Kota Denpasar : diolah dan dianalisis berdasarkan data rapor mutu tahun 2018

    Get PDF
    Salah satu alat untuk mengkaji kemajuan peningkatan mutu sekolah secara komprehensif yang berbasis Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah Evaluasi Diri Sekolah (EDS). EDS sebagai salah satu komponen SPMP diharapkan dapat membangun semangat dan kultu penjaminan dan peningkatan mutu secara berkelanjutan. Hasil pemetaan mutu pendidikan tersebut selanjutnya akan dianalisis untuk dapat menghasilkan peta mutu dan rekomendasi program peningkatan mutu yang tepat sebagai upaya pemenuhan 8 (delapan) SNP di tingkat sekolah. Berbagai rekomendasi yang dirumuskan berdasarkan hasil analisis pemetaan mutu pendidikan kemudian perlu dituangkan ke dalam Rencana Kerja Sekolah (RKS), untuk jangka waktu menengah, dan RKAS (Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah) yang merupakan jangka pendek setiap tahun. Pemetaan mutu pendidikan diverifikasi oleh Pengawas Sekolah selaku pembina sekolah tersebut. Kegiatan agregasi dan analisis pemetaan mutu pendidikan dilakukan untuk mendapatkan peta tentang capaian 8 (delapan) SNP. Dari hasil analisis ini akan didapat gambaran tentang tahapan pengembangan setiap indikator dari setiap SNP untuk setiap jenjang pendidikan. Analisis ini akan menghasilkan peta mutu dan berbagai rekomendasi yang akurat dan bermanfaat bagi pemerintah kota/kabupaten/ provinsi untuk dasar perencanaan program peningkatan mutu pendidikan di tingkat kota/kabupaten/ provinsi yang perlu dilaksanakan pada tahun-tahun berikutnya. Agregasi data pemetaan mutu pendidikan adalah serangkaian strategi yang dilaksanakan oleh tim penjaminan mutu pendidikan daerah/pengawas sekolah tingkat Pemerintah Daerah untuk memonitor dan mengevaluasi mutu dan keefektifan sekolah dan tenaga kependidikan berdasarkan SNP. Hasil agregasi ini menjadi suatu kewajiban bagi pemerintah kabupaten/kota/ provinsi sesuai kewenangannya untuk dapat dipahami dan dilaksanakan secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga menjadi suatu budaya mutu di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun tingkat pusat. Hal ini sesuai dengan peran Pemerintah Daerah baik Kabupaten/Kota dan Provinsi dalam Sistem Pendidikan Nasional, dalam hal: (1) menyediakan pelayanan pendidikan; (2) memonitor mutu pendidikan dan pelayanan pendukung pendidikan; (3) membuat laporan mengenai mutu dan kinerja sekolah; dan (4) meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan. Peta mutu pendidikan ini memaparkan peta capaian mutu SNP Kabupaten/Kota dan Kota Denpasar untuk setiap jenjang pendidikan. Peta capaian mutu SNP dibuat sebagai perwujudan tugas dan wewenang LPMP Bali dalam memetakan mutu pendidikan dan pelaksanaan SPMI-Dikdasmen berdasarkan data dan informasi dalam sistem informasi mutu pendidikan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota

    Peta mutu pendidikan jenjang SD Kota Denpasar : diolah dan dianalisis berdasarkan data rapor mutu tahun 2018

    Get PDF
    Tujuan penyusunan Peta Mutu Pendidikan ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang capaian mutu pendidikan jenjang SD Kota Denpasar beserta hasil analisisnya dan untuk menjamin tersusunnya rencana strategis peningkatan mutu pendidikan jenjang Sekolah Dasar Kota Denpasar berdasarkan hasil analisis data mutu yang akurat

    Developing Ict-based Reading Materials for Grade-eight Students of Junior High School

    Full text link
    This study was aimed at developing ICT-based reading materials for grade-eight students of Junior High School at SMPN 1 Kubutambahan which met the criteria of good reading materials and investigating whether the ICT-based reading materials were able to improve the students' reading competency. It was conducted through seven steps: need analysis, product design, design evaluation, design revision, field test (CAR), product revision and prototype product. The data were collected using questionnaires and reading tests. The data obtained were analyzed qualitatively and quantitatively. Based on the findings of this study, it was concluded that (1) the ICT-based reading materials could be developed through need analysis, then designing the product, evaluating the product design by experts, revising the product design, field-testing the product (through CAR), re-revising the product and finally producing the prototype product; (2) the ICT-based reading materials were able to improve the students' reading competency significantly

    Asal-Usul dan Sejarah Gamelan Gambang di Banjar Jeroan Desa Tumbak Bayuh

    Get PDF
    Secara umum gamelan Gambang di Bali diperkirakan muncul pada abad IX-X Masehi, dimana hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya data-data sejarah dan Prasasti yang memiliki angka tahun pada abad tersebut. Namun demikian, prihal keberadaan gamelan Gambang di Desa Tumbak Bayuh hingga kini belum dapat dipastikan keberadaannya yang mana hal ini disebabkan oleh kurangnya data-data tertulis maupun fakta atau bukti fisik lainnya seperti, prasasti, lontar, maupun tulisan-tulisan lainnya yang dapat dijadikan bukti otentik tentang keberadaannya. Menurut penuturan I Made Langsih (wawancara tanggal, 26 Juli 2009) selaku klian Gambang di Banjar Gunung Jeroan Desa Tumbak Bayuh, diceritakan bahwa, pada jaman dahulu ada seorang petani miskin yang sangat tekun mengerjakan tanahnya di wilayah Pesawahan Mengening. Sawahnya ini terletak dipinggir hutan yang luasnya sekitar 2 hektar. Pada saat menggarap lahan pertaniannya tersebut setiap akan istirahat untuk makan siang atau sekedar melepaskan lelahnya, petani itu pergi ke hutan tersebut. Pada suatu hari, ketika ia sedang berteduh di hutan tersebut, ia dijumpai oleh seorang wanita yang belum pernah dikenalnya. Wanita itu menawarkan seperangkat gambelan bambu dengan harga dua ratus dua puluh lima kepeng (satak selae kepeng). Dengan uang sebanyak itu, kembalilah petani itu menemui wanita tadi. Setelah tawar-menawar, wanita penjual gambelan tersebut tidak mau melepaskan gambelannya kalau tidak seharga yang diberitahukan tadi, yaitu seharga dua ratus dua puluh lima kepeng. Teringatlah petani bahwa pada tempat kapur sirihnya (selepa) ada tersimpan uang lima kepeng lagi. Sekarang genaplah seharga yang diminta oleh wanita tadi. Setelah gambelan tersebut diperiksa dan dicoba memasangnya petani itu menjadi ragu melihat ukuran bilah-bilahnya tak rata panjang pendeknya. Melihat keraguan dari pembelinya, wanita itu lalu memberi penjelasan dan memasang serta menyusun bilah-bilahnya. Setelah tersusun disuruh mencoba memukulnya. Kemudian dijelaskan lebih lanjut bahwa susunan bilah-bilah gambelan tersebut adalah sama dengan Palih Wadah. Karena gambelan ini hanya boleh dipakai mengiringi upacara ngaben saja, Gambelan tersebut diberitahu namanya adalah Gambang. Setelah memperoleh penjelasan, dengan rasa puas petani itu pulang membawa gambelan itu. Tiada berapa jauh berjalan lalu dia menoleh wanita penjual gambelan tadi, tapi di tempat itu seolah-olah gaib saja. Setelah sampai di rumah timbulah rasa kesal kenapa membeli gambelan yang tidak bisa kita memainkan dan sama sekali tidak tahu gending atau tabuh apa yang dipakai dalam gambelan itu. Diceritakan selanjutnya, petani itu sebagai biasa mengerjakan tanahnya. Pada suatu hari yang amat terik berteduhlah ia dipinggir hutan itu dibawah pohon besar. Sedang melepaskan lelahnya dibawah pohon besar itu datanglah dua ekor burung gagak yang satu berbulu putih. Petani itu kaget karena mendengar burung gagak itu biasa bercakap-cakap sebagai manusia. Agar dapat mendengar percakapan kedua burung itu semakin disembunyikan dirinya. Dari percakapan kedua burung itu dapat didengarnya sebagai berikut : Gagak hitam menanyakan apakah sebabnya gagak putih bisa pulang ke bumi atau sebaliknya. Dari jawaban gagak putih, bahwa dirinya bisa pulang pergi dari sorga ke bumi, disebabkan dirinya tahu lagu yang bisa mengantar dirinya ke sorga. Mendengar penjelasan ini gagak hitam bersikeras mohon diajarkan lagu itu agar ia bisa juga sebagai gagak putih, yaitu pulang pergi ke sorga. Gagak putih, bersedia mengajarkan lagu tersebut asal jangan sampai ada manusia turut mendengarnya. Disuruhnya gagak hitam mengawasi sekelilingnya dengan seksama. Karena terlalu gembiranya akan diajarkan lagu itu gagak hitam memeriksa sepintas lalu saja. Lalu melaporkan tidak ada manusia dihutan ini. Gagak putih kemudian mengajarkan lagu yang fungsinya bisa mengantarkan siapa saja ke sorga. Gagak putih mengucapkan lebih dahulu, kemudian ditirukan oleh gagak hitam. Bunyi gagak-gagak…. Gook – gook…. Gok-gok…… dan seterusnya. Dari kedua burung gagak yang sedang belajar bernyanyi itu didengar baik-baik, dan diingatnya oleh petani. Beberapa kali nyanyian itu diulang oleh kedua burung itu. Bersamaan dengan itu petani itupun turut menirukan burung gagak itu belajar menyanyi dan bersamaan pula hafalnya dengan gagak hitam. Pada saat gagak hitam dites terakhir oleh gagak putih, secara tak sadar petani itu ikut pula menyanyi dan suaranya didengar oleh gagak putih. Gagak putih sangat kaget karena ada manusia yang bisa menirukan nyanyian itu. Ia sangat marah karena kejadian itu akibat dari kecerobohan dari gagak hitam. Gagak hitam lalu dikutuknya agar tetap menjadi gagak hitam (Gagak Bangkai) untuk selamanya dan tidak pernah akan bisa ke sorga. Petani itu dengan rasa puas lalu pulang dan sesampainya di rumah mencoba apa yang didengarnya tadi pada Gambang yang dibelinya itu. Suara gagak, gaak-gook, guoak….guoak….dan seterusnya burung gagak itu yang telah dihafalnya akhirnya dijadikan lagu atau gending Gambang. Dari mithologi dapat disimpulkan bahwa keberadaan gambang di desa Tumbak Bayuh berawal dari fenomena gaib yang dialami oleh seoran petani di Desa Tumbak bayuh hanya untuk upacara ngaben. Tabuhnya diajarkan oleh burung gagak putih dengan fungsi bisa mengantarkan siapa saja dan apa saja ke sorga. Karena yang biasanya ke sorga itu adalah Atman. Jadi fungsi Gambang di Desa Tumbak Bayuh adalah mengantarkan Atman ke sorga. Kalau apa yang diduga oleh Kunst ini benar bahwa galunggang petung sama dengan Gambang sekarang berarti Gambang itu sudah ada pada jaman Bali kuno yaitu sekitar abad ke XIII dan XV

    Membentuk Karakter Anak Melalui Habituasi Dongeng pada Pembelajaran di Sekolah Dasar

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini yaitu untuk membentuk karakter anak melalui habituasi dongeng pada pembelajaran di sekolah dasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi kepustakaan. Subyek penelitian ini adalah guru sekolah dasar berjumlah 10 orang, yang diambil dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Analisis data dalam penelitian ini terdiri atas tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta simpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mendongeng merupakan cara efektif yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan karakter siswa. Dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan dongeng siswa menjadi tertarik untuk belajar. Karakter tokoh serta alur cerita dalam dongeng memberikan pesan moral yang dapat ditiru peserta didik. Adapun karakter yang dapat ditanamkan dalam dongeng adalah sopan    santun,    kedisiplinan,    nilai-nilai moral, spiritual, agama, tanggung jawab, cinta tanah air, pantang menyerah

    Analisis Pendekatan CBSA dan Pembelajaran Berdeferensiasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

    Get PDF
    The purpose of this research is to analyze the CBSA approach and differentiation learning in Indonesian language learning. This research was conducted by analyzing the literature on studies that took the CBSA approach and differentiation learning in Indonesian language learning. The data obtained in this study are secondary data. Secondary data is a variety of information that has been there before and deliberately collected by researchers that is used to complement the needs of research data. This study uses qualitative descriptive data analysis. Based on the literature analysis on the CBSA approach and differentiated learning, it can be concluded that: 1) the CBSA approach, especially in Indonesian subjects, can improve learning outcomes, reading skills, and literacy skills of elementary school students. This indicates that the CBSA approach has been widely studied and deserves to be developed in other studies according to their respective variables, 2) differentiated learning in Indonesian language learning makes a positive contribution to learning outcomes, students' literacy skills and even becomes a reflection material for teachers in schools. basic, 3) there are some similarities in the CBSA approach and differentiated learning in the independent learning curriculum so that the connection is that the CBSA approach can be integrated in differentiated learning, especially in Indonesian subject

    Pendekatan Pendekatan Tematik Dan Pendekatan Terpadu Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu ke epektifan pendekatan tematik dan terpadu dalam pembelajaran bahasa di sekolah dasar. Dalam proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (peserta didik), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak adanya timbal balik atau komunikasi edukatif antara guru dan peserta didik. Pendekatan pembelajaran khususnya pada pembelajaran bahasa Indonesa di tingkat sekolah dasar harus mengupayakan bagimana guru harus bisa memilih pendekatan yang sesuai dengan kondisi siswa. Karena kita ketahui bahwa siswa pada pase ABC sangat memerlukan perhatian khusus dimana pase-pase tersebut anak-anak mudah jenuh, malas, kurang disiplin dan lebih banyak maen-maennya sehingga perlu sekali guru menguasai banyak model dan pendekatan dalam pembelajaran dalam memotivasi peserta didik dalam belajar. Salah satu pendekatan yang bisa dipakai dalam pembelajaran bahasa adalah menggunakan pendekatan tematik dan terpadu. Metode penelitian ini dengan menggunakan kajian pustaka yang merupakan seluruh bahan bacaan yang mungkin pernah dibaca dan dianalisis, baik yang sudah dipublikasikan maupun sebagai koleksi pribadi. Kajian pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori atau landasan teori, yaitu teori-teori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian, analisisnya menggunakan deskriptif menggunakan literatur yang sesuai dengan masalah yang diangkat. Dalam analisis tersebut menujukkan bahwa pendekatan tematik dan terpadu sangat epektif dalam pembelajaran bahasa di sekolah dasar.Kata kunci : Pendekatan Tematik dan Terpadu dalam Pembelajaran Bahasa Indonesi

    PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENDEKTAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    This research aims to analyze the improvement of speaking skills through the CTL approach. The type of research is qualitative research. The data collection method used is library research with emphasis on secondary data sources. The data collection technique was through the results of reviews of articles from the last five years indexed by Google Schoolar and the research took place in elementary schools using the keywords CTL, elementary school students, and speaking skills. The research results show that there are four articles with the type of experimental and classroom action research in the last five years that discuss improving speaking skills using the CTL model. The conclusion is that there is an increase in elementary school students' speaking skills with the CTL approach
    • …
    corecore