23 research outputs found

    Induksi Triploid Ikan Selais (Kryptopterus Lympok) Menggunakan Kejutan Panas

    Full text link
    A study was conducted to induced triploidy in fertilized egg of sheatfishlarvae , (Kryptopterus lympok) using heat shock. The eggs were exposed at 40OCfor shock duration of 1 , 3 , 5 and 0 minutes as a diploid control. Results showedthat the 5 minutes shock duration was the highest triploid induction and yield(91.7 and 62.9%). Erythrocyte analysis showed that the volume of triploid fishgroup was bigger that that of diploid one. The fertilization, hatching and survivalrate was lower in triploid groups, while SGR was higher compared to diploid fish

    Hubungan Kepemilikan Jamban Dengan Kejadian Diare di Desa Parisan Agung Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala

    Get PDF
    Berdasarkan data tahun 2020 dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Kecamatan Dampelas memiliki angka kejadian diare tertinggi pertama dengan jumlah 308 jiwa dari jumlah penduduk sebesar 30.805 jiwa. Desa Parisan Agung memiliki angka kejadian diare tertinggi sebesar 170 jiwa dari jumlah penduduk 1.515 jiwa. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya Hubungan Kepemilikan Jamban dengan Kejadian Diare di Desa Parisan Agung Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala. Metode dalam penelitian ini adalah analitik observasional, dengan rancangan penelitian case control. Sampel penelitian ini adalah 34 kasus dan 34 kontrol dengan matching sesuai jenis kelamin dan umur responden, diambil secara purposive sampling. Hasil Penelitian menunjukan Kepemilikan jamban di Desa Parisan Agung untuk penderita diare lebih banyak yang tidak memiliki jamban (55,9%). Hasil uji statistik (Chi-square) didapatkan ada hubungan antara kepemilikan jamban dengan kejadian di diare di Desa Parisan Agung Kecamatan Dampelas dengan nilai p value yang didapatkan yaitu 0,01. Saran dari hasil penelitian ini diharapkan untuk meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat fungsi kepemilikan jamban dalam mengurangi kejadian diare

    Pengaruh Ketersediaan Sarana terhadap Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Siswa Sekolah Dasar: The Influence of Facilities Availability on Soap Use of Washes in elementary school students

    Get PDF
    Cuci tangan dengan sabun pada air mengalir adalah langkah sederhana dan efektif untuk mencegah penularan penyakit fecal-oral dan penyakit menular lainnya pada anak usia sekolah. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh ketersediaan sarana cuci tangan terhadap praktik cuci tangan pakai sabun di sekolah dasar. Penelitian kuasi eksperimen the nonrandomized pretest posttest control group design. Populasi penelitian adalah siswa SDIT Hidayatullah Palu dan SDN 08 Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala. Jumlah sampel 60 orang terdiri dari 49 orang pada kelompok perlakuan dan 11 orang pada kelompok kontrol.Data dikumpulkan dengan cara menilai pre-posttest. Instrumen penelitian berupa kuesioner dan angket. Variabel bebas adalah sarana cuci tangan dan sabun sedangkan variabel terikatnya adalah praktik cuci tangan pakai sabun pada air mengalir. Data dianalisis untuk melihat pengaruh intervensi terhadap variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30,61% siswa yang sering mencuci tangan saat berada di sekolah meningkat menjadi 67,34% setelah tersedia sarana CTPS, sebanyak 49 responden 91,83% mencuci tangan di wastafel, dan sisanya 8,17% di kamar mandi/wc/kran mesjid. Penggunaan sabun saat cuci tangan mengalami peningkatan dari 30,61% menjadi 87,75%dan semuanya menggunakan air mengalir (100%). Hasil uji Mc Nemar menunjukkan bahwa nilai É‘ (0,05) > p, yang berarti bahwa ada perbedaan praktik CTPS sebelum dan setelah tersedia sarana CTPS pada siswa sekolah dasar. Kesimpulan: ketersediaan sarana CTPS efektif terhadap praktik CTPS di sekolah dasar. Pihak sekolah diharapkan agar dapat menyediakan sabun dan air mengalir secara regular sehingga perilaku CTPS menjadisuatukebiasaan bagi siswa sekolah dasar

    IDENTITAS PENARI CROSS GENDER DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT SURAKARTA

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah (1) menjelaskan makna penari cross gender dalam kehidupannya, (2) menjelaskan eksistensi penari cross gender dalam kehidupannya, dan (3) menjelaskan strategi bertahan hidup penari cross gender dalam kehidupannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan bentuk dan strategi penelitian etnometodologi. Etnometodologi adalah metode yang mementingkan analisis percakapan dalam penelitian. Metode ini menggunakan pemahaman akal sehat dalam menafsirkan tindakan yang dilakukan individu. Yang dimaksud akal sehat ada suatu refleksi. Pengumpulan data dan analisis data dalam penelitian ini terkait dengan makna penari cross gender, eksistensi penari cross gender, dan strategi bertahan hidup penari cross gender. Data dan analisis tersebut digunakan untuk menganalisis teori interaksionisme simbolik tentang makna, eksistensi dan strategi bertahan hidup penari cross gender. Sumber data berupa peristiwa atau aktivitas, dan informan atau narasumber. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari observasi langsung dan wawancara mendalam. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang meliputi empat komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, pertama, makna penari cross gender dilihat dari sudut pandang penari cross gender dalam kehidupan penarinya, bahwa makna penari cross gender (1) seorang penari yang membawakan atau menarikan tarian lawan jenisnya, seperti penari laki-laki yang membawakan tarian perempuan dengan segala atribut perempuannya hanya untuk sebuah pekerjaan atau sebaliknya, (2) sebagai kreativitas para seniman dalam dunia seni, khususnya seni tari, dalam mengkreasikan gerakan dan musik tarian tradisional dipadukan dengan tarian modern, (3) pada saaat menari penari cross gender memberikan komedi agar penampilannya tidak monoton. Kedua, bahwa eksistensi penari cross gender (1) seorang penari yang profesional dalam berkesenian, (2) keberadaan penari cross gender memberikan warna baru dalam perkembangan dunia seni tari. Ketiga bahwa strategi bertahan hidup penari cross gender adalah membedakan dunia panggung dan dunia luar panggung, ketika di panggung penari cross gender memerankan seorang penari perempuan dengan segala atribut perempuannya, misalnya memakai sanggul, kebaya, dan make up tetapi di luar panggung penari cross gender adalah laki-laki

    Analisis Yuridis Terhadap Notaris Yang Diberhentikan Sementara Dari Jabatannya Karena Sedang Menjalani Masa Penahanan

    Get PDF
    Pada tesis ini, penulis mengangkat permasalahan analisis yuridis terhadap pemberhentian Notaris yang diberhentikan sementara dari jabatannya karena sedang manjalani masa penahanan. Pilihan tema tersebut dilatarbelakangi oleh tidak adanya penjelasan yang integral mengenai Notaris yang diberhentikan sementara dari jabatannya karena sedang menjalani masa penahan. Berdasarkan hal tersebut diatas, karya tulis ini mengangkat rumusan masalah : (1) Apakah pemberhentian sementara untuk Notaris yang sedang menjalani masa penahanan pada pasal 9 ayat 1 huruf e (UU No. 2 Tahun 2014 TentangJabatanNotaris) berlaku untuk semua jenis penahanan pada pasal 22 KUHAP (2) Apakah Notaris yang dikenakan penahanan rumah atau penahanan kota masih dapat menjalankan tugas jabatannya sebagai Notaris. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normative dengan metode pendekatan perundang-undangan (statute approach), dan pendekatan konsep (conseptual approach). Bahan hukum yang dipergunakan mencakup bahan hukum primer, sekunder dan tersier, dengan analisa bahan hukum yang dipilih adalah content analysis dengan memakai interprestasi gramatikal. Hasil penelitian dengan metode diatas menunjukan bahwa pemberhentian sementara untuk Notaris yang sedang menjalani masa penahanan pada Pasal 9 ayat 1 huruf e berlaku untuk semua jenis penahanan pada Pasal 22 KUHAP, dikarenakan ketika Notaris diberhentikan dari jabatannya, maka wewenang yang melekat terhadap Notaris tersebut tidak berlaku untuk sementara, dan wewenang tersebut berlaku kembali setelah masa pemberhentian sementara berakhir sebaliknya apabila tidak ada pemberhentian sementara bagi Notaris tersebut dan masih melekat kewenangannya maka Notaris tersebut tetap menjalankan tugas jabatannya, akan tetapi ketika penahanan yang dikenakankan tersebut adalah penahanan Rutan (Rumah Tahanan Negara), Notaris tersebut tidak dapat menjalankan tugas jabatannya, karena sesuatu hal yang tidak etis seorangNotaris menjalakankan tugas dan jabatannya dari rumah tahanan Negara, sebab integritas, moral, citra, harkat dan martabat menjadi buruk dimata masyarakat sehingga tidak ada lagi kepercayaan masyarakat terhadap Notaris, dan pada pasal 17 ayat (1) huruf e menegaskan bahwa Notaris dilarang meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari 7 (tujuh) hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang sah

    Gambaran Sosial Budaya Pernikahan Dini

    Get PDF
    This research aims to determine the socio-cultural picture of early marriage in the Selayar Islands district. This research method uses a qualitative method with a phenomenological approach, namely collecting data by conducting in-depth interviews with 16 informants aged 15-18 years who have experienced early marriage. The results of the research show that there are several things that are the main causes of early marriage in the Selayar Islands district, precisely in Benteng sub-district, South Selawesi, namely; arranged marriages, social environment, economics and promiscuity. Perceptions about children marrying at an early age, some respondents said the reason for marrying at an early age was because of the arranged marriage element, the element of like-mindedness and the element of necessity due to promiscuity. Perceptions about children getting married at an early age, some respondents said that their parents did not agree with their marriage. In conclusion, there are several things that are the main causes of early marriage in the Selayar Islands Regency, namely: arranged marriages, social environment and promiscuity.   Keywords: Early Marriage, Image, Socio-Cultural

    UPAYA TOKOH AGAMA DALAM MENINGKATKANPEMAHAMAN KEAGAMAAN REMAJA DI DESA RANAH KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

    Get PDF
    Dalam penelitian yang dilatar belakangi kehidupan keagamaan remaja dan ajaran agamanya berkenaan dengan hakekat dan nasib manusia, memainkan peranan penting dalam menentukan konsepsinya tentang apa dan siapa dia, dan akan menjadi apa dia. Tokoh agama merupakan orang yang ibadahnya yang sangat kuat kepada Allah yaitu orang-orang yang memberikan nilai-nilai dakwah terhadap masyarakat baik melalui penggambaran, perbuatan baik seperti tingkah laku, pesan lisannya dan sebagainya, itu menjadi eksentasi bagi masyarakat dalam kehidupan kemasyarakatan. Ketokohan tersebut merupakan aktualisasi dari masyarakat yang mendambakan sosok pemimpin yang kharismatik, yang memungkinkan tercapainya keinginan dan harapan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya tokoh agama dalam meningkatkan pemahaman keagamaan remaja dan mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi tokoh agama dalam meningkatkan pemahaman keagamaan remaja didesa ranah kecamatan Kampar kabupaten Kampar. Penelitian ini berjenis deskriptif, sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan penelian sebanyak 10 orang, yang terdiri dari tokoh agama di Desa Ranah. Berdasarkan hasil penelitian ini yang berkaitan dengan Upaya Tokoh Agama dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan Remaja di Desa Ranah Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Dapat diketahui bahwa dalam upaya meningkatkan pemahaman keagamaan remaja ditutori oleh tokoh agama itu sendiri dengan metode memberikan ceramah, latihan berpidato, hafalan Al – Qur’an, pengajian yasin dan tahlilan, dengan materi tentang akidah, syariah dan akhlak. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan di sediakan oleh tokoh agama yang bekerja sama dengan pemerintah desa serta masyarakatnya. Dengan ini dapat dikatakan bahwa tokoh agama sangat berupaya dalam meningkatkan pemahaman keagamaan remaja di Desa Ranah. Kata kunci: Tokoh Agama, Pemahaman Agam

    PENGARUH SUHU PWHT ANNEALING TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN KEKERASAN PIPA ASTM 106 GRADE B PADA PENGELASAN SMAW

    Get PDF
    Abstrak Penyambungan pipa di industri minyak dan gas umumnya menggunakan metode pengelasan. Pada prosespengelasan, menghasilkan berbagai siklus termal di dekat area pengelasan. Perlakuan panas setelah prosespengelasan bertujuan untuk menghilangkan tegangan sisa yang diakibatkan oleh pemanasan yang tidakmerata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh suhu pada prosesPWHT annealing terhadap kekuatan bending dan kekerasan pipa ASTM A106 Grade B dengan pengelasanSMAW. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, pipa dilas menggunakanpengelasan SMAW, dengan elektroda E7016, arus las sebesar 80A, posisi pengelasan 1G, kemudiandilakukan pembentukan spesimen. Selanjutnya, spesimen diberi perlakuan annealing dengan variasi suhu350°C, 550°C dan 750°C dengan waktu tahan selama 60 menit. Kemudian dilakukan uji kekerasan dan ujikekuatan bending. Setelah data hasil uji didapatkan kemudian data tersebut dianalisis statistika menggunakanmetode one way ANOVA dan juga uji-t. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa ada pengaruhyang signifikan terhadap suhu PWHT Annealing terhadap nilai bending dan kekerasan Pipa ASTM A106Grade B. Adapun nilai bending tertinggi yaitu 11603,30 MPa pada variasi suhu 750°C dan terendah 8670,69MPa pada suhu 350°C. Serta nilai kekerasan tertinggi yakni 53,64 HRC pada suhu 350°C dan terendah 52,24HRC pada suhu 750°C. Kata kunci: Pipa ASTM A106 Grade B, SMAW, PWHT Annealing, Uji Kekerasan, Uji Bendin

    Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja Bongkar Muat di Pelabuhan Pantoloan

    No full text
    Semakin rendah frekuensi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) maka semakin besar kesempatan terjadinya kecelakaan kerja. Pengetahuan dan sikap pekerja sangat berpengaruh  terhadap penggunaan APD. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap dengan penggunaan APD pada pekerja bongkar muat di Pelabuhan Pantoloan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, populasi 110 pekerja, sampel 52 pekerja, menggunakan metode accidental sampling. Hasil analisis univariat menunjukkan 61,5% pekerja memiliki pengetahuan baik tentang penggunaan APD, 76,9% pekerja bersikap positif tentang penggunaan APD, dan sebagian besar pekerja tidak menggunakan APD saat bekerja (88,5%). Hasil uji Fisher Exact menunjukkan pengetahuan responden yang baik tentang alat pelindung diri berhubungan dengan perilaku penggunaan APD saat bekerja (p=0,045), dan sikap responden yang positif tentang alat pelindung diri tidak berhubungan dengan perilaku penggunaan APD saat bekerja (p=0,189). Kesimpulan: a) Pengetahuan yang baik tentang alat pelindung diri berhubungan dengan perilaku penggunaan APD saat bekerja; b) Sikap positif tentang alat pelindung diri tidak berhubungan dengan perilaku penggunaan APD saat bekerja. Disarankan melakukan penelitian kualitatif untuk membantu memahami sikap dan pemikiran pekerja tentang penggunaan APD, selain itu kepada pihak terkait, agar berupaya maksimal meningkatkan kesadaran pekerja tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) khususnya penggunaan APD

    Drinking Water Fluor Levels and The Event of Dental Carries in The Community of Tondo Village Mantikulore District Central Sulawesi

    No full text
    According to WHO, the level of fluorine in water that is safe for consumption is 0.7-1.5 ppm. The Indonesian population's prevalence of problems with teeth and mouth is 25.9%. The average Indonesian population has experienced tooth decay as much as 5 teeth per person. Central Sulawesi is a province with the largest dental health problems, namely 75.3% and only 8.2% has received services from dental medical personnel. This study aimed to know the fluorine level of drinking water and the proportion of dental caries in Tondo Village, Mantikulore District, Palu City, Central Sulawesi. This research is descriptive research. The population in this study were people in Tondo Village, Mantikulore District, Palu City, Central Sulawesi. The sample used in this study were part of the community who consumed groundwater (wells) used for drinking and lived in Tondo Village for about 2 years. There were 20 samples of drinking water, and the respondents who had their drinking water samples were also tested for their teeth. Sampling was done by means of non-random sampling, namely by purposive sampling. The results showed that of the 20 respondents, most of the respondents had very low water fluorine levels (95%). The smallest fluorine level was 0.00 mg / l, the highest was 0.40 mg / l, with a median of 0.20 mg / l. or if categorized most (94.7%) had very low fluorine levels, and all respondents experienced dental caries (100%). It is suggested to the public to brush their teeth regularly at least twice a day, that is, after each meal and go to bed at night with fluorine toothpaste
    corecore