15 research outputs found

    Pengaruh Penyuluhan Pada Ibu Tentang Pemberian Susu Rendah Laktosa Terhadap Perllaku Ibu Dan Penurunan Peristatik Usus Pada Anak Diare Umur 6-12 Bulan Di Ruang Menular Anak RSU Dr. Soetomo Surabaya

    Get PDF
    Pemberian susu rendah laktosa pada anak dengan diare akan mengurangi jumlah laktosa yang berlebihan dan yang tidak diabsorpsi. Pemberian susu rendah laktosa ini sangat tergantung dari pengetahuan orang tua, oleh karena itu pemberian penyuluhan kesehatan pada ibu diharapkan dapat meningkatkan perilaku ibu dalam pemberian susu rendah laktosa. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh penyuluhan kesehatan tentang pemberian susu rendah laktosa terhadap perubahan perilaku ibu dan pengaruh pemberian susu rendah laktosa terhadap penurunan peristaltik usus pada anak diare umur 6-12 bulan. Penelitian ini adalah penelitian pra experimental design dengan one group pre test-post test design, sampel yang digunakan sebanyak 19 anak. Data yang diperlukan dikumpulkan dengan kuesioner dan lembar observasi, kemudian dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji wilcoxon sign rank test dengan tingkat kemaknaan p ~O,05. Dalam penelitian ini hasil yang didapatkan dengan uji statistik uji wilcoxon sign rank tes, p=O,OOI untuk pengetahuan ibu, p=O,008 untuk sikap ibu, p=O,006 untuk tindakan ibu, p=O,OOI untuk peristaltik usus anak, yang berarti ada pengaruh antara penyuluhan kesehatan ten tang pemberian susu rendah laktosa dengan perilaku ibu dan penurunan peristaltik usus anak yang menderita diare pada umur 6-12 bulan. Berdasarkan hasil analisa data, dapat disimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan tentang pemberian susu rendah laktosa pada ibu dengan anak yang menderita diare akan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, maupun tindakan, untuk penelitian selanjutnya diperlukan penelitian mengenai pengaruh pengenceran susu formula terhadap penurunan peristaltik usus

    Pengaruh Pelatihan Manajemen Diri terhadap Perilaku Merokok pada Remaja Di SMK Negeri 2 Jember Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember (The Effect of Self-Management Training on Teenager’s Smoking Behavior at SMK Negeri 2 Jember of Sumbersari Sub-District Jember Regency)

    Get PDF
    Smoking has become life among teenagers. Predisposisi factors of smoking behavior among teenage are psychological satisfaction to reduce their stress, peer pressure and try new things in life. One of the efforts to reduce negative effects of smoking habit is counseling through self management. This research aimed to analyze the effect of self-management training on teenager’s smoking behavior at SMK Negeri 2 Jember. The design of research was quasi experiment. The sample size was 15 respondents as control group and 15 respondents as treatment group. The t-test dependent showed the different of teenage smoking behavior before and after self-management training (intervention group p value= 0.000; CI = 95% and control group p value= 0.012; CI = 95%). The t-test independent showed the different about smoking behavior for the intervention group and the control group (p value= 0.000; CI = 95%). Self management technique consist of self monitoring, reinforcement positive, self contracting, and stimulus control. So, it can be concluded that self management training can decrease average by 6.5 cigarettes consumption in two weeks. Nurse is one of health practitioners who can increase their ability to show their role for health services for school by collaborating with educational department especially counseling teacher to implementing teenager’s smoking prevention program.Keywords: Self-management, counseling, smoking behavior, teenag

    Analisis Perilaku Belajar Anak Usia Dini Ketika Epidemi Covid 19 di TK dan RA At-Thoyyibah Desa Simpang Beringin

    No full text
    Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Perilaku Belajar Anak Usia Dini Ketika Epidemi Covid-19 di TK dan RA At-Thoyyibah Desa Simpang Beringin. Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia dini di TK dan Ra At-Thoyyibah Desa Simpang Beringin yang berjumlah 42 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa perilaku belajar anak usia dini ketika epidemi Covid-19 di TK dan RA AT-Thoyyibah Desa Simpang Beringin berada pada kategori kurang dengan total persentase 46,2%. Berdasarkan keseluruhan indikator yang diamati, skor tertinggi terdapat pada indikator apresiasi dengan persentase 69,05%, sedangkan skor terendah pada indikator pengamatan dengan persentase 31,43%. Berdasarkan faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku belajar pada anak, faktor yang paling tinggi adalah terlalu lelah mendapatkan persentase sebesar 14,24%. anak-anak yang tidak belajar dengan baik, seperti dengan guru di sekolah, mendapatkan persentase 13,1%, anak-anak yang tidak nyaman dengan lingkungannya mendapatkan persentase 12,30% dan anak-anak yang sulit berkonsentrasi mendapatkan persentase 11,15%. Artinya dapat disimpulkan bahwa perilaku belajar anak usia dini ketika epidemi Covid-19 di TK dan RA AT-Thoyyibah Desa Simpang Beringin termasuk dalam kategori kurang

    Pemberdayaan Kader Posyandu Lansia dalam Upaya Pencegahan Hipertensi dan Komplikasinya

    No full text
    ABSTRAKHipertensi di Indonesia memerlukan perhatian yang serius karena merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberculosis. Seiring dengan semakin meningkatnya angka penderita hipertensi di Indonesia, pemerintah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan untuk lansia agar derajat dan mutu kesehatan lansia penderita hipertensi dapat meningkat. Salah satunya yaitu dengan mencanangkan pelayanan kesehatan pada lansia melalui beberapa jenjang. Pelayanan di tingkat masyarakat dilakukan oleh Posyandu Lansia. Uraian situasi di atas merupakan dasar mengapa perlu dilakukan pemberdayaan kader posyandu lansia untuk pencegahan hipertensi dan komplikasinya di Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan. Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa pemberian edukasi tentang hipertensi dan komplikasinya serta, memberikan pelatihan pemerikasaan tekanan darah bagi kader. Subjek dalam kegiatan ini adalah seluruh kader kesehatan di wilayah Kecamatan Purwosari. Lokasi ini dipilih mengingat kasus hipertensi di wilayah ini masih cukup tinggi. Kegiatan pengabdian ini mendapatkan sambutan hangat dari peserta. Hal ini terbukti dengan banyaknya peserta yang aktif dalam diskusi dan mengajukan pertanyaan. Setelah sesi diskusi pemateri malakukan post test secara lisan kepada peserta, dalam post test yang dilakukan 100% peserta mampu menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh pemateri dengan benar. Kesimpulan yang bisa ditarik dari kegiatan ini seluruh peserta cukup aktif dalam kegiatan ini dan tidak meninggalkan tempat sampai acara selesai. Upaya peningkatan pengetahuan  masyarakat tentang penyakit hipertensi dapat lebih maksimal setelah diadakan kegiatan ini diukur dengan hasil apersepsi dan evaluasi. Kata Kunci: Pemberdayaan, Kader, Hipertensi ABSTRACTHypertension in Indonesia requires serious attention because it is the 3rd cause of death after stroke and tuberculosis In line with the increasing number of hypertension sufferers in Indonesia, the government has formulated various health service policies for the elderly so that the degree and quality of health of elderly people with hypertension can increase. One of them is by implementing health services for the elderly through several levels. Services at the community level are provided by the Elderly Posyandu. The description of the situation above was the basis of why it is necessary to empower elderly Posyandu cadres for the prevention of hypertension and its complications in Purwosari District, Pasuruan Regency. The form of this community service activity was in the form of providing education about hypertension and its complications as well as providing training in blood pressure checks for cadres. The subjects in this activity were all Health Cadres in the Purwosari District area. This location was chosen considering that there were still many cases of hypertension in this region. This service activity received a warm welcome from the participants. This is evidenced by the large number of participants who are active in the discussion and asking questions. After the discussion session the speaker performs a post test orally to the participants, in the post test 100% participants were able to answer the questions presented by the speaker correctly. The conclusion that can be drawn from this activity was that all participants were quite active in this activity and do not leave the venue until the event was over. Efforts to increase public knowledge about hypertension can be maximized after this activity was measured by the results of apperception and evaluation. Keywords: Empowerment, Cadres, Hypertension  

    Peningkatan Edukasi Kesehatan Phbs Melalui Story Telling Pada Pengungsi Erupsi Gunung Semeru

    No full text
    Pada Sabtu (14/12/2021) pukul 15.20 WIB, Gunung Semeru memuntahkan endapan magma dari dalam perut bumi. Larutan silika bersuhu tinggi terbang bersama kepulan asap tebal hingga meluas ke berbagai penjuru Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Dengan kondisi seperti itu mengharuskan masyarakat sekitar untuk mengungsi di tempat yang lebih aman. Berada dalam satu lokasi dengan ratusan orang tentunya akan sangat memungkinkan untuk munculnya masalah kesehatan baru, salah satunya adalah alergi dan gatal-gatal. Hal tersebut mengingat minimnya penyediaan air bersih di lokasi pengungsian. Selain masalah kesehatan yang mengintai para pengungsi, tentunya masalah psikis juga bisa muncul dalam kondisi tersebut, tidak terkecuali bisa terjadi juga pada anak-anak. Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa kegiatan pendidikan kesehatan tentang Peningkatan Edukasi Kesehatan PHBS Melalui Story Telling. Sasaran pelaksanaan kegiatan ini seluruh anak-anak di tempat pengungsian mulai dari usia 3-12 tahun. Topik kegiatan yang dilakukan adalah tentang PHBS. PHBS  atau personal hygiene merupakan bagian yang penting sebagai upaya dalam menjaga kesehatan tubuh. Melihat sasaran kegiatan yang merupakan kategori anak, oleh sebab itu diperlukan media yang tepat dalam pelaksaannya. Metode penyampaian edukasi yang dipilih dalam kegiatan ini adalah story telling. Story telling merupakan salah satu bentuk metode penyampaian informasi dengan cara mendongeng ataupun bercerita, bisa dilakukan secara berkelompok ataupun perseorangan (Listuayu, 2016). Metode story telling dianggap paling tepat untuk penyampaian edukasi hal itu mengingat dunia anak adalah dunia bermain, sehingga diharapkan dengan memberikan edukasi melalui story telling upaya untuk menyampaikan informasi bisa lebih mengena dan anak menjadi lebih antusias. Kesimpulan dari kegiatan ini Upaya peningkatan pengetahuan  masyarakat terutama anak-anak tentang pentingnya menerapkan PHBS dalam menjaga kebersihan diri dapat lebih maksimal setelah diadakan kegiatan ini

    SEFT and Academic Stress on Nursing Students in Online Learning During the Covid-19 Pandemic

    No full text
    The occurrence of the COVID-19 pandemic has made many changes in the education sector which has turned to online learning. Changes in the system trigger the emergence of academic stress on students which will have an impact on their learning achievement . This study aims to determine the effect of the SEFT method on reducing the level of academic stress experienced by students. The research design used in this study was pre-experimental with a one group pre-post test design approach , with 250 research subjects who were active students of the D3 Nursing Study Program, Unej Campus, Pasuruan City. Statistical test results using the Wilcoxon Signed Rank Test    with = 0.05 resulting in a significance value of 0.001 which means that there is a difference in scale before and after SEFT therapy. It was concluded that SEFT therapy was considered effective in reducing academic stress on students of the D3 Nursing Study Program, Unej Campus, Pasuruan City

    Penguatan Edukasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dalam Tatanan Rumah Tangga sebagai Upaya Menciptakan Keluarga Ber-PHBS

    No full text
    ABSTRAK Penerapan Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan salah satau cara untuk mengurangi masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan satu fase yang diterapkan oleh seseorang untuk menciptakan derajat sehat. Perilaku hidup sehat dapat terlihat dari mengonsumsi makanan yang sehat, mengatur pola makan dan berolahraga yang cukup. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan  edukasi kepada masyarakat agar mampu untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat yang dimulai dari diri sendiri dan lingkungan keluarga. Hal tersebut untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Kegiatan ini dilaksanakan di Depan kantor Desa,Logowok , Kecamatan Pohjentrek Kabupaten Pasuruan.  Penyampaian materi dilakukan dalam bentuk persentasi menggunakan media X banner, yang disampaikan di kantor Desa,Logowok , Kecamatan Pohjentrek Kabupaten Pasuruan. Tahapan kegiatan terdiri dari tahapan persiapan yaitu melakukan observasi keadaan lingkungan sekitar rumah warga Desa Logowok , Kecamatan Pohjentrek Kabupaten Pasuruan oleh mahasiswa dan penentuan jadwal dan lokasi pelaksanaan penyuluhan PHBS; tahapan pelaksanaan yaitu kegiatan penyuluhan PHBS;. Kata Kunci: PHBS, Hidup Bersih dan Sehat,  Pola Hidup  ABSTRACT Implementation of clean and healthy living behavior is one of the ways to reduce health problems that exist in society. Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) is a phase that is applied by a person to create a healthy degree. Healthy living behavior can be seen from eating healthy food, managing diet and getting enough exercise. The purpose of this activity is to provide education to the community so that they are able to adopt a clean and healthy lifestyle that starts with themselves and their family environment. This is to be able to increase public knowledge and awareness in implementing clean and healthy living behaviors. This activity was carried out in front of the village office, Logowok, Pohjentrek District, Pasuruan Regency. Submission of material was carried out in the form of a presentation using the X banner media, which was delivered at the Village office, Logowok, Pohjentrek District, Pasuruan Regency. The stages of the activity consisted of the preparatory stage, namely observing the condition of the environment around the houses of the residents of Logowok Village, Pohjentrek District, Pasuruan Regency by students and determining the schedule and location for implementing PHBS counseling; the implementation stage, namely PHBS counseling activities; Keywords : PHBS, Clean and Healthy Living, Lifestyl

    Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Membangun Gaya Hidup Sehat Sejak Dini di Wilayah Pesisir Kota Pasuruan

    No full text
    ABSTRAK Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah upaya memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu dan mampu mempraktikkan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Anak usia sekolah (6-12 tahun) merupakan sasaran yang sangat efektif dalam merubah perilaku dan kebiasaan hidup sehat. Usia ini merupakan usia yang rawan akan masalah kesehatan sehingga dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan serta prestasi belajar. Kegiatan ini dilakukan di SDN Ngemplakrejo Kota Pasuruan. Pemilihan lokasi didasarkan pada 1) penerapan PHBS di sekolah tersebut tergolong rendah, 2) terletak di wilayah pesisir Kota Pasuruan, dimana wilayah pesisir termasuk kedalam fokus sasaran keperawatan agronursing yang memiliki ruang lingkup agrikultural 3) hasil  penelitian sebelumnya didapatkan bahwa penerapan PHBS di wilayah pesisir tergolong rendah. Sasaran kegiatan ini adalah siswa kelas 5 dan 6 SD sebanyak 45 orang. Edukasi diberikan melalui ceramah, diskusi dan demonstrasi. Media edukasi berupa buklet, slide power point yang disesuaikan dengan usia  anak, video PHBS, dan poster. Kuesioner digunakan untuk mengukur dimensi pengetahuan dan sikap. Dimensi tindakan diukur melalui lembar observasi. Dari hasil evaluasi didapatkan hasil bahwa pada dimensi pengetahuan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang cuci tangan 6 langkah dengan benar (62%), menjaga kebersihan gigi dan mulut (67%), memilih jajanan sehat (56%) dan membuang sampah pada tempatnya (58%). Pada dimensi sikap sebagian besar responden memiliki sikap yang positif tentang cuci tangan 6 langkah dengan benar (78%), menjaga kebersihan gigi dan mulut (71%), memilih jajanan sehat (73%) dan membuang sampah pada tempatnya (80%). Pada dimensi tindakan sebagian besar responden melakukan tindakan cuci tangan 6 langkah dengan benar (69%), menjaga kebersihan gigi dan mulut (78%), memilih jajanan sehat (71%) dan membuang sampah pada tempatnya (73%). Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) mampu membangun gaya hidup sehat sejak dini dengan meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan PHBS. Kata Kunci: PHBS, Gaya Hidup Sehat, Wilayah Pesisir  ABSTRACT Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) in schools is an effort to empower students, teachers, and the school community to know and be able to practice PHBS, and play an active role in realizing healthy schools. School-age children (6-12 years) are very effective targets in changing behavior and healthy living habits. This age is an age that is prone to health problems that can affect the process of growth and development as well as learning achievement. This activity was carried out at SDN Ngemplakrejo Pasuruan City. The site selection was based on 1) the implementation of PHBS in the school was relatively low, 2) it was located in the coastal area of Pasuruan City, where the coastal area was included in the focus of agronursing nursing nursing targets that had an agricultural scope 3) the results of previous studies found that the application of PHBS in coastal areas was relatively low. The target of this activity is 45 students in grades 5 and 6 of elementary school. Education is provided through lectures, discussions and demonstrations. Educational media in the form of booklets, power point slides tailored to the age of children, PHBS videos, and posters. Questionnaires are used to measure dimensions of knowledge and attitudes. Action dimensions are measured through observation sheets. From the evaluation results, it was found that in the knowledge dimension, most respondents had good knowledge about washing hands 6 steps correctly (62%), maintaining dental and oral hygiene (67%), choosing healthy snacks (56%) and disposing of garbage in its place (58%). On the attitude dimension, most respondents have a positive attitude about washing hands 6 steps properly (78%), maintaining dental and oral hygiene (71%), choosing healthy snacks (73%) and disposing of garbage in its place (80%). In the action dimension, most respondents carried out 6-step hand washing actions correctly (69%), maintaining dental and oral hygiene (78%), choosing healthy snacks (71%) and disposing of garbage in its place (73%). Clean and Healthy Behavior Education (PHBS) is able to build a healthy lifestyle from an early age by increasing PHBS knowledge, attitudes and actions. Keywords: PHBS, Healthy Lifestyle, Coastal Are

    Pemberdayaan Remaja melalui Pembentukan “Kartar Husada” sebagai Upaya Memutus Mata Rantai Penyebaran Covid-19

    No full text
    ABSTRAK Rendahnya kesadaran dan kedisplinan masayarakat menjadi tantangan besar bagi pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Kerjasama dari semua elemen di masyarakat khususnya generasi muda sangat diperlukan. Kegiatan ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 melalui pembentukan Kartar Husada (Karang Taruna Husada). Peserta dalam kegiatan ini adalah 25 orang remaja di Kelurahan Tembokrejo Kecamatan Purworejo Kota Pasuruan. Lokasi ini dipilih karena jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 cukup banyak pada bulan Agustus 2020. Kegiatan yang dilakukan meliputi 3 (tiga) tahapan, yaitu 1) pemberian penyuluhan tentang Covid-19 dan  healthy life style untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19, 2) pelatihan penggunaan masker dengan benar serta cuci tangan 6 langkah, 3) pembentukan Kartar Husada (Karang Taruna Husada) untuk meningkatkan peran serta remaja dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kelurahan Tembokrejo. Penyuluhan kesehatan dilakukan dengan menggunakan teknik ceramah dan diskusi. Pelatihan dilakukan dengan menggunakan metode demonstrasi. Media yang digunakan adalah slide power point, video pembelajaran dan leaflet. Hasil kegiatan menunjukkan rerata skor pre-test adalah 6, sedangkan rerata skor post-test adalah 9. Perbedaan rerata skor pre-test dan post-test adalah 3. Disimpulkan bahwa penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan peserta kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Keterampilan peserta dalam penggunaan masker yaitu 24 orang mampu melakukan sesuai ceklist dan hanya 1 orang yang tidak sesuai dengan ceklist. Keterampilan peserta dalam melakukan cuci tangan 6 langkah dengan benar yaitu sebanyak 22 orang mampu melakukan sesuai ceklist dan 3 orang tidak sesuai ceklist. Hasil ini menunjukkan bahwa peserta dapat mempraktikkan penggunaan masker dan cuci tangan 6 langkah yang benar. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan remaja yang diperkuat dengan pembentukan “Kartar Husada” diharapankan mampu membuat remaja berdaya, bergerak, berubah, dan dapat menjadi katalisator untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan. Kata Kunci: Covid-19, Remaja, Pemberdayaan  ABSTRACT The low awareness and discipline of the community is a big challenge for the government in breaking the chain of the spread of Covid-19. Cooperation from all elements in society, especially the younger generation, is needed. This study aims to break the chain of the spread of Covid-19 through the formation of Kartar Husada (Karang Taruna Husada). Participants in this activity were 25 teenagers in Tembokrejo Village, Purworejo District, Pasuruan City. This location chose because the number of confirmed Covid-19 patients was quite large in August 2020. The activities carried out included 3 (three) stages, namely 1) providing counseling about Covid-19 and healthy life style to break the chain of Covid-19 spread, 2 ) training on using masks correctly and washing hands in 6 steps, 3) establishing Kartar Husada (Karang Taruna Husada) to increase youth participation in breaking the chain of spread of Covid-19 in Tembokrejo Village. Health education is carried out using lecture and discussion techniques. The training is given using the demonstration method. The media used are power point slides, learning videos and leaflets. The results of the activity showed that the average pre-test score was 6, while the post-test average score was 9. The difference in the average pre-test and post-test scores was 3. It was concluded that counseling can increase the knowledge of participants. Participants' skills in using masks, 24 people were able to do according to the checklist and only 1 person who did not match the checklist. The skill of washing hands in 6 steps correctly, 22 people were able to do it according to the checklist and 3 people did not match the checklist. These results indicate that participants can practice proper use of masks and hand washing. Through the formation of "Kartar Husada" it is hoped that teenagers will be able to be empowered, move, change, and can be a catalyst to increase public awareness in complying with health protocols. Keywords: Covid-19, Youth, Empowermen
    corecore