33 research outputs found

    Pencegahan Hiperurisemia Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Rukun Warga Muslim (RWM) Al Huda Denpasar

    Get PDF
    Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Rukun Warga Muslim (RWM) Al Huda Denpasar. Kondisi awal beberapa warga belum mengetahui jenis dan manfaat tanaman obat keluarga khususnya untuk penanganan hiperurisemia. Berkaitan dengan kondisi tersebut, dilakukan penyuluhan dan pembagian tanaman obat keluarga berupa jahe merah dan daun sirih merah dengan tujuan agar masyarakat dapat mengetahui manfaat dari tanaman obat keluarga tersebut. Metode yang digunakan yaitu berupa survei, pemeriksaan asam urat, dan sosialisasi berupa penyuluhan dan pembagian tanaman obat keluarga. Berdasarkan hasil kegiatan dapat disimpulkan yaitu diperoleh 13 orang (27%) dari 50 orang peserta pengabdian yang memiliki kadar asam urat tinggi serta telah dilakukan penyuluhan manfaat TOGA dan pembagian TOGA jahe merah dan daun sirih merah bagi peserta pengabdian

    Larvicidal Activity of Streptomyces sp. Liquid Cultures Against Aedes aegypti Larvae

    Get PDF
    Abstract: The tropics have significant future challenges in controlling the vectors of dengue hemorrhagic fever. The occurrence of resistance to chemical control encourages the development of strategies based on biological control. This study aimed to test the larvicidal activity of Streptomyces sp. liquid culture toward A. aegypti larvae. The selection of Streptomyces as a bio-larvicide was carried out by a chitinase test. Chitinase-producing bacteria were cultivated in biomass culture. The study was conducted using a completely randomized design. The results of this study can be isolated 4 Streptomyces isolates from muddy soil. Among the isolates, Streptomyces sp.4 showed chitinolytic activity on in vitro tests; therefore, it was used for larvicidal activity. Based on the Duncan test result, Streptomyces sp.4 culture showed a significant effect on larval mortality compared to the negative control (p<0.05). The highest rate of larval mortality was found in the A6B1 treatment (34.35%). The results of the Probit test showed that the LD50 value of the Streptomyces sp.4 culture was 24.6±5.4 mL. Based on the in vivo test, showed that Streptomyces sp.4 liquid culture affected the mortality rate of A. aegypti larvae and was significantly different from the negative control (p<0.05). Streptomyces sp.4 is known to have potential benefits as a biological larvicidal agent.Abstrak: Daerah tropis memiliki tantangan besar kedepannya dalam pengendalian vektor demam berdarah dengue (DBD). Adanya kejadian resistensi pengendalian dengan zat kimiawi mendorong strategi pengembangan berbasis pengendalian biologis. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian aktivitas kultur Streptomyces sp. sebagai larvasida A. aegypti. Seleksi Streptomyces sebagai biolarvasida dilakukan dengan uji aktivitas kitinase. Bakteri penghasil kitinase dilakukan kultivasi kultur biomassa untuk pengujian in vivo. Rancangan uji menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Hasil penelitian dapat diisolasi 4 isolat Streptomyces yang diisolasi dari tanah berlumpur. Diantara keempat isolat, satu isolat yaitu Streptomyces sp.4 menunjukkan aktivitas kitinolitik sehingga digunakan untuk uji aktivitas larvasida secara in vivo. Hasil uji larvasida menunjukkan perlakuan kultur Streptomyces sp.4 berpengaruh nyata terhadap persentase kematian larva dibandingkan kontrol negatif (p<0.05) berdasarkan hasil uji Duncan. Persentase kematian tertinggi didapatkan pada perlakuan A6B1 yaitu sebesar 34.35%. Hasil uji Probit menunjukkan nilai LD50 dari kultur Streptomyces sp.4 adalah 24.6 ± 5.4 mL. Berdasarkan hasil uji in vivo diketahui bahwa perlakuan kultur cair Streptomyces sp.4 berpengaruh terhadap tingkat kematian larva A. aegypti dan berbeda nyata dengan kontrol negative (p<0.05). Streptomyces sp. 4 diketahui memiliki potensi sebagai salah satu agen larvasida biologis

    Beneficial Effects of Soygurt Intake in Type 2 Diabetes Mellitus in Animal Model Rat (Rattus Norvegitus)

    Get PDF
    Type 2 Diabetes Mellitus (T2DM) is the more common type of diabetes results from the ineffective use of insulin. Improvement of the metabolic system in T2DM patients can be done through the regulation of gut microbiota balance. Gut microbial improvement can be modulated directly by probiotic food consumption. Soygurt is probiotic food with a low glycemic index (GI) and glycemic load (GL) value and rich in isoflavones, which has a potential effect in reducing diabetes risk. The aim of this study is to determine the effect of soygurt consumption in blood glucose levels and body weight of albino wistar rats (Rattus norvegitus). Reseach using a completely randomized design for experimental study. Subjects of this research are 30 male rats (R. norvegistus) aged 2-3 months with average body weight 150-200 gr. Diabetic rats were induced by using single intraperitoneal injection (175 mg/kg BW) alloxan monohydrate. Soygurt feeding given once daily using oral gavage feeding. The result showed that soygurt feeding in diabetic rats with three variations of treatment could significantly (

    IKLAN POLITIK DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH BALI 2018: KAJIAN SEMIOTIKA (Political Advertisement of Bali Election: Semiotic Study)

    Get PDF
    Penggunaan bahasa pada ranah politik sebagai sarana kampanye bertujuan untuk mempromosikan tokoh politik. Bahasa iklan politik biasanya berisi ungkapan dalam bentuk kalimat imperatif dan deklaratif. Selain itu, iklan politik juga menampilkan tanda-tanda nonverbal yang mengandung mitos yang berkembang di dalam masyarakat. Penelitian ini mengungkap masalah makna tanda pada iklan politik Pilkada Bali 2018 melalui kajian semiotika Ronald Barthes. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan secara lugas makna tanda verbal dan nonverbal pada iklan politik pada Pilkada Bali 2018. Metode yang digunakan adalah metode simak dengan didukung oleh teknik rekam dan catat. Kajian ini menemukan bahwa pesan tanda verbal dan konvensi-konvensi yang ditampilkan pada iklan pilkada 2018 yang ditulis oleh berbagai elemen masyarakat, baik sebagai pendukung pasangan calon maupun lembaga formal di Bali pada umumnya memiliki makna yang hampir sama, yakni bertolak dari sosiokultural dan sosioreligius masyarakat Bali pada umumnya, seperti penggunaan BS, BJK, dan aksara Bali yang pada intinya harapan yang ingin dicapai adalah kedamaian dan keharmonisan Bali pada umumnya. Pada sisi yang lain, makna tanda nonverbal dalam bentuk ilustrasi, logo, warna, dan tokoh yang memiliki kekuatan makna masing-masing yang bersumber pada mitos yang masih dipercaya oleh masyarakat Bali hingga saat ini, seperti tradisi Pengerebongan, warna putih, merah, dan hitam sebagai perlambangan warna dalam Trimurti, serta tokoh pahlawan nasional.The use of language in the political realm as a means of campaigning aims to promote political figures. The language of political advertising usually contains expressions in the form of imperative and declarative sentences. In addition, political advertising also displays nonverbal signs that contain myths that develop in society. This study revealed the problem of the meaning of the sign in the 2018 Bali regional election political advertising through the study of Roland Barthes's semiotics. The aim to be achieved in this research is to describe the meaning of verbal and nonverbal signs in political advertisements explicitly in the 2018 Bali regional election. The method used is the referral method supported by recording and recording techniques. This study found that the verbal signs and conventions displayed in the 2018 regional election advertisement written by various elements of society, both as supporters of the candidate pairs and formal institutions in Bali in general have almost the same meaning, namely from the sociocultural and socioreligious Balinese community in general, such as the use of BS, BJK, and Balinese script which is essentially the hope to be achieved is Balinese peace and harmony in general. On the other hand, the meaning of nonverbal signs in the form of illustrations, logos, colors, and characters who have the power of their respective meanings are based on myths that are still believed by the Balinese to this day, such as the tradition of Pengerebongan, white, red, and black as color symbolization in Trimurti, as well as national hero figures

    Language phenomena of tourism enterprises in Bali

    Get PDF
    Heterogeneous regions create various linguistic phenomena, such as bilingualism, prioritizing high-achieving languages, decreasing loyalty to a language, and so on. Speakers who are loyal in various ways will maintain their language. The loyal attitude of language speakers depends on the authority of the language so that speakers are required to use the language positively, not least by the tourism service entrepreneurs in Bali. The phenomena of prioritizing the use of foreign languages in the international world of tourism cannot be avoided. However, loyal and positive attitudes toward Indonesian have been shown by most entrepreneurs in Bali, represented by entrepreneurs in Kuta and Ubud regions. The application of the questionnaire method and applying quantitative and qualitative approaches. This study is able to describe language attitudes, from loyalty, pride, to adherence to the language norms of tourism service entrepreneurs in the Province of Bali towards Indonesian. The results showed that the businessmen who were engaged in tourism services stated positively supporting the partitioning of the Indonesian language and prioritizing the use of Indonesian in their business environment. On loyalty to the Indonesian language, both entrepreneurs gave more SS and S statements than TS and STS. Meanwhile, in the statement of pride in the Indonesian language which contained five negative statements most of the respondents stated TS, while for positive statements most stated S. In the statement of adherence to the norms or rules contained in the use of the Indonesian language, most respondents stated TS against negative statements and most also stated S against positive statements. Furthermore, based on the statistical calculation of the data obtained the average values for positive statements were good and good enough for negative statements

    BAHASA BALI DI TENGAH MASYARAKAT MULTIETNIS: Kajian Vitalitas Bahasa

    Get PDF
    Penelitian ini mengungkap tentang penggunaan bahasa Bali (BB) oleh masyarakat multietnis di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pilihan bahasa masyarakat etnis Bali dan masyarakat nonetnis Bali sehingga vitalitas BB dapat diketahui berdasarkan nilai rata-rata indikatornya. Vitalitas BB pada setiap indikatornya dideskripsikan dengan menerapkan metode kuantitatif melalui penyebaran kuesioner yang memuat pilihan bahasa dan vitalitas bahasa. Tahapan pengolahan data kuantitatif dimulai dengan penyuntingan, pengodean, dan pemrosesan data dengan hitungan statistik deskriptif. Hasilnya, pada tujuh ranah penggunaan bahasa oleh responden etnis Bali sebagian besar memilih menggunakan bahasa Indonesia (BI) dan sebagiannya lagi memilih bahasa campuran (BC) antara BI dan BB, baik pada ranah formal maupun nonformal.Sementara itu, BB juga menjadi salah satu bahasa yang dipilih dan digunakan oleh responden nonetnis Bali pada ranah ketetanggaan, lingkungan kerja, pemerintahan, teransaksi, dan media sosial, sedangkan pilihan terhadap bahasa daerah lain (BDL) hanya digunakan pada ranah rumah tangga. Hal tersebut menunjukkan bahwa walaupun bukan merupakan masyarakat etnis Bali, responden mampu dan paham berkomunikasi menggunakan BB. Pada sepuluh indikator yang termasuk dalam vitalitas bahasa, BB pada indikator jumlah penutur, posisi dominan masyarakat penutur, sikap bahasa, pembelajaran, dan dokumentasi masuk dalam kriteria aman. Sementara itu, pada indikator kontak bahasa, bilingualitas, dan ranah penggunaan bahasa, BB masuk dalam kriteria stabil, tetapi perlu dirawat. Namun, pada indikator regulasi dan tatangan baru, BB masuk dalam kriteria mengalami kemunduran

    Manajemen Pengambilan dan Pengelolaan Spesimen Darah di Laboratorium RSUD Wangaya Denpasar

    Get PDF
    Kesalahan tahap pra-analitik memberikan kontribusi paling besar pada kesalahan laboratorium. Kesalahan pada tahap pra-analitik yang sering terjadi adalah hemolisis (53,2%), volume spesimen kurang (7,5%), tulisan tangan yang tidak bisa dibaca (7,1%), kesalahan identifikasi pasien, ada bekuan, vacum container yang salah/antikoagulan, volume antikoagulan yang tidak sesuai, spesimen diambil dari jalur infus, dan kesalahan waktu dalam pengambilan spesimen. Penelitian dilakukan untuk menganalisis tahapan pengambilan dan pengelolaan spesimen darah di laboratorium RSUD Wangaya Denpasar. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling sebanyak 18 orang petugas ATLM di laboratorium Patologi Klinik. Data primer dikumpulkan dari hasil wawancara dan kuisioner untuk menganalisis pengetahuan terkait pengambilan dan pengelolaan spesimen darah. Hasil dengan skor tertinggi dan dalam kategori sangat baik yaitu pada pengambilan spesimen (97,8%). Skor terendah dan dalam kategori baik adalah pemberian identitas pasien (82,5%). Petugas laboratorium di RSUD Wangaya telah melakukan tahapan pengambilan dan pengelolaan spesimen darah sesuai peraturan Menteri Kesehatan RI tahun 2013 dan masuk dalam kategori sangat baik yaitu 91,48%

    Penilaian Hasil Dipstik Urine (Nitrit Dan Leukosit Esterase) Sebagai Prediktor Bakteriuria

    Get PDF
    Bacteriuria is the leading indicator of Urinary Tract Infection (UTI), which is detected through urine culture examination. Significant bacteriuria indicates the growth of microorganisms as much as ≥ 100,000 cfu/ml in urine culture. There are drawbacks to this examination that requires a screening test with a short time and lower cost. This study aimed to determine differences in the results of nitrite and leukocyte esterase examination using a urine dipstick with urine culture as a predictor of bacteriuria. The type of research used is analytic with an experimental approach. The sample used in this study was ten samples of urine. Based on the bivariate analysis results, the p-value was 0.541, which means that there was no difference in the results of leukocyte esterase and urine culture. This indicates the presence of leukocytes in the urine can be an indication of bacteriuria. The results for the nitrite examination obtained a p-value of 0.000, which means there is a difference between the results of the nitrite examination and the results of the urine culture. This shows that the presence of nitrites in the urine cannot indicate of bacteriuria. However the data on the sensitivity and specificity of dipstick examination are still low for leukocyte esterase and urine nitrite tests. However, urine dipstick examination to detect bacteriuria and UTI is still an option for faster screening. Keywords       : leukocyte esterase, nitrites, urine cultur

    GAMBARAN KADAR KOLESTEROL LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) PADA KOMUNITAS LACTO VEGETARIAN BRAHMA KUMARIS DI KOTA DENPASAR

    Get PDF
    Coronary Heart Disease (CHD) is one of the main factors of cardiovascular disiase (Heart and blood vassel disease) one the leading cause of death in developed an developing country. One barometer in orther to know the risk factor for CHD is the lipid profile, inkluding Low Density Lipoprotein (LDL) cholesterol. This causes many people to switch to adopt a vegetarian diet. Lacto vegetarians consume foods from vegetable, vegetables and fruits, this type of vegetarians consume milk but don’t consume eggs. The goal of this study is to know the level of Low Density Lipoprotein (LDL) on lacto vegetarian in Brahma Kumaris community. The type of study is descriptive and using puposive sampling tecnique. Sampling was done in the Lacto Vegetarian Brahma Kumaris community. LDL examination results obtained from 30 respondents, this is 28 people (93.4%) with optimal levels, 1 person (3.3%) with levels close to optimal, and 1 person (3.3%) with alarming levels.Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan salah satu bentuk utama penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah) dan merupakan salah satu penyebab utama kematian di negara maju dan berkembang. Salah satu barometer untuk mengetahui faktor resiko PJK adalah profil lipid, diantaranya kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL). Hal ini menyebabkan banyak orang beralih untuk menerapkan pola makan vegetarian. Lacto-vegetarian mengonsumsi makanan dari bahan nabati, sayuran serta buah-buahan. Vegetarian jenis ini juga mengkonsumsi susu namun tidak mengkonsumsi telur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) pada komunitas Lacto vegetarian Brahma Kumaris. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan di komunitas Lacto Vegetarian Brahma Kumaris. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil pemeriksaan LDL dari 30 responden, yaitu 28 orang (93,4%) dengan kadar optimal, 1 orang (3,3%) dengan kadar mendekati optimal, dan 1 orang (3,3%) dengan kadar yang mengkhawatirkan

    PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN KIMIA URINE DENGAN VARIASI JENIS PENGAWET URINE

    Get PDF
    Pemeriksaan urine terdiri dari pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, dan kimia urine. Pemeriksaan urinalisa sebaiknya dilakukan &lt; 2 jam setelah pengambilan sampel. Namun seringkali dengan banyaknya sampel urine yang harus diperiksa dan kondisi lainnya yang menyebabkan terjadinya penundaan pemeriksaan. Penundaan pemeriksaan urine yang dilakukan selama 2 jam tanpa disimpan pada suhu 2 – 80C sebaiknya dilakukan penambahan zat pengawet. Penambahan pengawet urine seperti formalin dan toluena diharapkan dapat menjaga kualitas hasil pemeriksaan urine selama proses penundaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan kimia urine dengan variasi pengawet. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan&nbsp; eksperimen dengan jumlah sampel sebanyak 15 responden. Hasil keton dan pH urine menunjukkan p value sebesar 0.000 yang berarti terdapat perbedaan signifikan hasil keton dan pH urine yang segera diperiksa, ditambahkan formalin dan ditambahkan toluena. Hal tersebut dikarenakan hasil positif palsu keton urine dapat terjadi karena pH urine yang rendah. Sedangkan parameter kimia urine yang lain menunjukkan tidak terjadi perubahan hasil glukosa, bilirubin, protein dan nitrit urine dengan tiga perlakuan yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan bakteri dalam urine tersebut bukan termasuk bakteri fermentasi glukosa, serta hasil nitrit negatif disebabkan karena tidak ada nitrat dalam urine yang akan direduksi menjadi nitrit oleh bakteri. Kata Kunci : Urine, Formalin, Toluen
    corecore