7 research outputs found
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK KULIT PISANG (Musa sp.) SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN PADA PRODUKSI TAHU PUTIH
High antioxidant content of banana peel can be utilized as a source of antioxidant for other foodstuffs so it will be more economically valuable. One of foodstuffs that can be added by banana peel extract is tofu. However, adding banana peel extract as a source of antioxidant to the production of tofu need to be studied further related to the shelf life of tofu base on total microbes. This study aims to find out the effect of adding banana peel extract as a source of antioxidant to the production of white tofu. Stages of research: 1) The making of banana peel extract, 2) Antioxidant test of banana peel extract, 3) Phytochemical test of extract, 4) Production of tofu with the combination of banana peel extract with variations in concentration namely 5%, 10%, and 15%, 5) The extraction of fortification tofu, 6) Test of tofu antioxidant activity, and 7) Test with TPC test. The result ahow that banana peel extract contains alkaloid, tannins, flavonoid, steroids and triterpenoid. Banana peel extract shows the antioxidant activity as much as 58,02%. The addition of banana peel extract in the production of tofu is the most optimum at the concentration of 15% with a shelf life of 1 day at room temperature that show antioxidant activity as much as 51,87%. The best TPC value on tofu with banana peel extract is produced at concentration of 15% with a shelf life of 1 day at room temperature
Variasi Penambahan Ekstrak Kulit Pisang Sebagai Sumber Antioksidan pada Produksi Tahu Putih
This study aims to determine the effect of adding plantain peel extract as a source of antioxidants on white tofu production. This research is an experimental research, while the research stages are; 1) Making banana peel extract; 2) Antioxidant Test of Banana Skin Extract; 3) Phytochemical test of banana peel extract; 4) Tofu production with a combination of banana peel extract with various concentrations of 5%, 10%, and 15%; 5) Extraction of fortified tofu; 6) Test the antioxidant activity of tofu; 7) ALT test. The results showed that the banana peel extract contained alkaloids, tannins, flavonoids, steroids, and triterpenoids. The antioxidant activity of the banana peel extract was 58.020%. The antioxidant activity value of the most optimum fortified tofu was shown in the addition of banana peel extract with a concentration of 15% with a shelf life of 1 day at room temperature which was 51.868%. The best ALT value was seen in tofu with variations in the addition of banana peel extract by 15% with a shelf life of 1 day at room temperature. In conclusion, the use of banana peel extract can not only increase the value of antioxidant activity but can improve the quality of the tofu by increasing the shelf life at room temperature.
Keywords: ALT, banana peel extract, Tofu Production, Source of Antioxidant
PEMBUATAN BIOCHAR-SLOW-RELEASE-FERTILIZER DARI LIMBAH PELEPAH KELAPA SAWIT
Industri kelapa sawit dapat menyebabkan dampak yang buruk bagi lingkungan terkait dengan limbah cair dari industri pengolahan maupun limbah padat dari perkebunan. Limbah padat dari perkebunan kelapa sawit, seperti pelepah sawit, sesungguhnya dapat dimanfaatkan ulang menjadi biochar yang digunakan sebagai bahan pelapis slow-release-fertilizer. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh variasi komposisi, bahan pelapis, dan bahan perekat terhadap daya lepas nitrogen pada biochar-slow-release-fertilizer, serta mempelajari kinetika pelepasannya. Variasi yang digunakan adalah rasio biochar/bentonite 20%:80% – 80%:20%, jenis perekatnya asap cair dan minyak jarak, dan jumlah pupuk urea 30% massa total. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil optimum yang diperoleh untuk bahan perekat asap cair dan minyak jarak adalah berturut-turut pada rasio biochar/bentonite 50%:50% dan 60%:40%. Sedangkan hasil uji pelindian mendapatkan bahwa kedua formula tersebut mampu mempertahankan pelepasan nitrogen total hingga 28 hari, dibanding 13 hari untuk formulasi yang tidak dimodifikasi. Uji kinetika pelepasan menggunakan model Korsmeyer-Peppas menunjukkan bahwa mekanisme pelepasan kedua sampel tersebut mengikuti difusi Fickian.
Kata kunci : Biochar Pelepah Sawit, Pupuk Pelepasan Lambat, Asap Cair, Minyak Jarak, Model Pelepasa
INOVASI MEDIA TANAM ANGGREK DARI LIMBAH PELEPAH KELAPA SAWIT
Anggrek merupakan salah satu tanaman hias dengan keanekaragaman yang tinggi, khususnya di Pulau Sumatera. Permintaan serta nilai komersial anggrek menjadikan budidaya anggrek semakin berkembang. Media tanam yang umumnya digunakan merupakan cacahan tanaman pakis, namun status pakis yang hampir punah menjadikan tanaman pakis menjadi salah satu tanaman yang perlu dilindungi. Limbah pelepah sawit dengan kandungan unsur hara yang beragam merupakan salah satu bahan potensial dalam pengembangan media tanam. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan alternatif media tanam anggrek dari limbah pelepah sawit terfortifikasi dan menganalisis kelayakan ekonominya. Cacahan limbah pelepah sawit difortifikasi dengan pupuk serta direkatkan menggunakan getah damar kemudian dicetak dalam bentuk pellet. Hasil penelitian terbaik ditunjukkan pada pelet dengan rasio sawit/pakis sebesar 60%:40% dimana komponen N-P-K yang terekstrak berturut-turut sebesar 6,0; 4,4; dan 4,2 ppm/g pelet. Hasil uji tekan juga menunjukkan bahwa penambahan 60% serbuk pelepah sawit mampu memberikan kekuatan tekan tertinggi pada media pelet sehingga mampu memberikan penahanan nutrisi dan air tertinggi. Sementara itu, hasil analisis ekonomi menujukkan bahwa pabrik pelet media tanam layak didirikan, yang ditunjukkan oleh nilai Internal Rate of Return 16,47%; Pay Back Period 2,26 tahun, Break Even Point 58,86%; Return On Investment 44,26%; dan Net Present Value Rp 1.236.691.035,00
Quantitative Analysis of Phytochemical Compounds and Antihyperglycemic Potential of Robusta Coffee from West Lampung
West Lampung Regency in Lampung Province produces high quality robusta coffee with a distinct, strong bitter flavour. Bitter flavour indicates the amount of bioactive substances produced by plants called phytochemicals. The aim of this study is to analyse the phytochemical compounds and antihyperglycemic potential of robusta coffee beans from West Lampung, Indonesia. Quantitative phytochemical analysis was carried out using the thin layer chromatography method and spectrophotometry. Animal experimental design using robusta coffee on hyperglycemia conditions in mice which was induced by alloxan 170 mg/kgBW subcutaneously and given by 1 ml of brewed robusta coffee for 10 days. The robusta coffee from West Lampung contained total caffeine 4,014.87 µg/g, total flavonoid content (TFC) 93.6 mg quercetin equivalent per gram of sample, with total alkaloid content (TAC) 0.848 mg of quinine equivalent per gram of sample, total tannin content (TTC) 182.3 mg of tannic acid equivalent per gram of sample, and total saponin content (TSC) 24.2 mg of quillaja bark equivalent per gram of sample. The administration of 1 ml/mice/day of robusta coffee brewed for 10 days did not show a decrease in blood sugar level in hyperglycemic mice, due to the short duration of the study, so the role of coffee in decreasing hyperglycemia conditions has not been optimally observed
Pelatihan Pemanfaatan Limbah Perkebunan Kelapa Sawit sebagai Bahan Baku Baglog Budidaya Jamur Tiram di Desa Sabah Balau, Lampung Selatan
Kelapa sawit sebagai salah satu komoditas perkebunan unggulan di Indonesia menghasilkan limbah berupa pelepah selama proses produksi kelapa sawit. Desa Sabah Balau, Lampung Selatan merupakan kawasan yang dikelilingi oleh perkebunan karet sebagai komoditas utama serta tanaman kelapa sawit yang diusahakan masyarakat sekitar. Pengolahan limbah pelepah sawit berpeluang menyelesaikan permasalahan lingkungan serta menghasilkan nilai ekonomi bila diproses menjadi produk yang bernilai tinggi, yaitu media tanam jamur tiram (baglog). Pemberian informasi mengenai potensi limbah pelepah kelapa sawit di Desa Sabah Balau dilakukan melalui Pengabdian Kepada Masyarakat yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan dan persiapan, tahap pelaksanaan, serta tahap evaluasi. Tahap pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui sosialisasi dan praktik. Materi sosialisasi terintegrasi dengan praktik meliputi bahan baku dan produksi baglog, proses sterilisasi dan inokulasi serta cara budidaya jamur tiram yang baik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan di Desa Sabah Balau berupa sosialisasi dan praktik pembuatan media tanam jamur tiram (baglog) meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai potensi limbah pelepah kelapa sawit sebagai bahan baku baglog, proses pembuatan baglog, serta proses budidaya jamur tiram
Pelatihan Pemanfaatan Limbah Perkebunan Kelapa Sawit sebagai Bahan Baku Baglog Budidaya Jamur Tiram di Desa Sabah Balau, Lampung Selatan
Kelapa sawit sebagai salah satu komoditas perkebunan unggulan di Indonesia menghasilkan limbah berupa pelepah selama proses produksi kelapa sawit. Desa Sabah Balau, Lampung Selatan merupakan kawasan yang dikelilingi oleh perkebunan karet sebagai komoditas utama serta tanaman kelapa sawit yang diusahakan masyarakat sekitar. Pengolahan limbah pelepah sawit berpeluang menyelesaikan permasalahan lingkungan serta menghasilkan nilai ekonomi bila diproses menjadi produk yang bernilai tinggi, yaitu media tanam jamur tiram (baglog). Pemberian informasi mengenai potensi limbah pelepah kelapa sawit di Desa Sabah Balau dilakukan melalui Pengabdian Kepada Masyarakat yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan dan persiapan, tahap pelaksanaan, serta tahap evaluasi. Tahap pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui sosialisasi dan praktik. Materi sosialisasi terintegrasi dengan praktik meliputi bahan baku dan produksi baglog, proses sterilisasi dan inokulasi serta cara budidaya jamur tiram yang baik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan di Desa Sabah Balau berupa sosialisasi dan praktik pembuatan media tanam jamur tiram (baglog) meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai potensi limbah pelepah kelapa sawit sebagai bahan baku baglog, proses pembuatan baglog, serta proses budidaya jamur tiram