466 research outputs found

    Pengelolaan Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Islam Di SD Islam Al-Azhar 28 Solo Baru Sukoharjo

    Get PDF
    Tujuan penelitian adalah (1) Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Islam melalui kegiatan di luar pembelajaran di Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 28 Solo Baru Sukoharjo; (2) Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Islam melalui kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 28 Solo Baru Sukoharjo; (3) Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Islam melalui pelibatan orang tua murid di Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 28 Solo Baru Sukoharjo. Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 28 Solo Baru Sukoharjo. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dengan tiga prosedur yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian (1) Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Islam di Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 28 Solo Baru Sukoharjo melalui kegiatan di luar pembelajaran merupakan kegiatan pembiasaan yang dilakukan di dalam lingkungan sekolah yang menanamkan nilai-nilai Islam dan bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Adapun tahapan penanaman nilai-nilai Islam melalui budaya sekolah yaitu: Dengan ajakan dan pembiasaan, proses penyadaran emosi, serta proses pendisiplinan atau penegakan aturan bagi murid yang melanggar; (2) Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Islam kegiatan pembelajaran merupakan proses penanaman karakter yang berbasis nilai-nilai Islam melalui kegiatan belajar mengajar, guru selalu mengaitkan materi pembelajaran dengan nilai-nilai Islam dan memberikan nasehat, arahan, petuah, dan petunjuk supaya murid terbiasa berperilaku baik sesuai dengan nilai-nilai Islam yang dilakukan sebelum atau sesudah menyampaikan materi atau di sela-sela penyampaian materi; (3) Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Islam melalui pelibatan orang tua murid merupakan bentuk keterlibatan orang tua murid dalam membentuk karakter anak yang berbasis nilai-nilai Islam yang disepakati bersama antara staff guru, orang tua murid, murid, masyarakat, serta penyelenggara sekolah yang dituangkan dalam berbagai jenis program dan kegiatan. Salah satu kegiatannya yaitu penyediaan forum komunikasi untuk menampung gagasan dan umpan balik yang membangun di antara para penyelenggara sekolah dengan orang tua

    Memerangi Delegitimasi Institusi Lokal Fighting Local Institution Delegitimacy

    Full text link
    Bahwa keberadaan institusi lokal baik pada masa Orde Baru maupun era reformasi mengalami kondisi kemuraman. Hal itu disebabkan karena intervensi politik penguasa yang bersifat monolitik, hegemonik dan cenderung top down maupun disebabkan oleh adanya stigmatisasi keliru yang mencap penduduk desa bodoh, malas dan tidak produktif. Akibatnya, mereka dianggap tidak layak untuk mengelola suatu lembaga lokal yang akan bermanfaat bagi upaya pemberdayaannya. Sistem politik dan paradigma yang keliru itu harus diluruskan. Keberadaan institusi lokal harus dikembalikan pada posisinya yang hakiki, yaitu sebagai instrument penguatan warga akar rumput. Oleh karena itu, intervensi kreatif dan inovatif sangat dibutuhkan, agar eksistensi lembaga lokal dapat kembali secara optimal dalam memberdayakan warga dan menjadi instrumen yang efektif dalam interaksi sosial, politik, ekonomi, budaya dan sebagainya, secara lebih bermakna

    UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 WANOGARA KULON PURBALINGGA

    Get PDF
    Proses dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya merupakan masalah yang dihadapi oleh kelas V SD Negeri 1 Wanogara Kulon. Keaktifan dan hasil belajar siswa belum maksimal karena guru menyampaikan materi pembelajaran IPA menggunakan metode ceramah. Hal inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian dengan tujuan meningkatkan proses dan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Wanogara Kulon, Purbalingga. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 27 siswa terdiri dari 17 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan 1 siklus dalam dua kali pertemuan dengan waktu 45 menit x 4 jam pelajaran. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu lembar pengamatan, wawancara, dokumentasi dan soal tes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya menggunakan model Contextual Teaching and Learning di SD Negeri 1 Wanogara Kulon mengalami peningkatan dalam satu siklus dengan nilai yang cukup memuaskan. Hasil belajar IPA sebesar 14,82% pada pre tes, meningkat menjadi 84% pada siklus 1. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 69,18% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 85,68. Selain itu, terjadi peningkatan proses belajar siswa dalam pembelajaran IPA yang dilaksanakan oleh guru menggunakan model Contextual Teaching and Learning. Kata kunci : Proses belajar, Hasil belajar, Contextual Teaching and Learnin

    Code Mixing Phenomenon on Football Presenter\u27s Utterances at Sctv Sports Program

    Full text link
    Every human being has a certain way in communication. One of them is to communicate using another language to facilitate the listener to understand the message that is delivered. Code mixing is a phenomenon that often occurs in bilingual conversation, one of the examples of code mixing phenomenon can be found in sports program, especially in a football match program on television. This study is intended to determine and to explain the types and forms of code mixing that is often used by the presenters in presenting a program. The result of this study shows that the form of code mixing that is often used is the word insertion of outer code mixing, that is a mixing of a language with a foreign language because the football terms in English are more popular than the football terms in Indonesian

    ANALISIS TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN PADA SEKTOR TABACCO MANUFACTURES DENGAN METODE ANALISIS DISKRIMINAN ALTMAN

    Get PDF
    Analisis kebangkrutan dilakukan untuk memperoleh peringatan (tanda- tanda) awal kebangkrutan. Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut, semakin baik bagi pihak menajemen bisa melakukan perbaikan atua persiapan untuk mengatasi berbagai kemungkinan yang buruk. Resiko kebangkrutan sebuah perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan, dengan cara melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah perusahaan pada sektor tobacco manufactures periode tahun 2000-2003 berpotensi mengalami kebangkrutan atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan dua puluh perusahaan sebagai sampel, dimana dalam pengambilan sampel menggunakan metode convinance sampling. Sedangkan metode atau teknik analisis data menggunakan metode analisis diskriminan multivariate (Z score). Dari hasil perhitungan rasio-rasio keuangan pada setiap perusahaan dalam setiap periodenya, terlihat perusahaan yang mengalami kebangkrutan atau dalam kesulitan keuangan mempunyai nilai Z score lebih rendah dari 1,20. Rendahnya nilai Z score ini disebabkan oleh rendahnya nilai variabel- variabel bebas yang terdapat pada persamaan diskriminan Altman. Hal ini menunjukan perusahaan tersebut dalam kesulitan keuangan yang cukup parah yang berujung pada kebangkrutan. Untuk nilai Z score lebih besar 2,90 menunjukan bahwa perusahaan mempunyai kinerja keuangan yang bagus atau sehat dan kemungkinan terjadinya kebangkrutan sangat rendah. Sedangkan untuk nilai Z score berada diantara keduanya bisa dikatakan perusahaan dalam keadaan gray area yaitu kemungkinan untuk bangkrut dan tidak bangkrut bisa saja terjadi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian perusahaan pada sektor tobacco manufactures pada periode 2000-2003 dalam keadaan rawan atau gray area tetapi potensi mengalami kebangkrutan masih besar

    MASJID SOSIAL: KISAH SEHARI-HARI MASYARAKAT MUSLIM DI DUA KOMUNITAS = The Daily Stories of Muslim Society in Two Communities

    Get PDF
    ABSTRACT Based upon Weber\u27s framework, the researcher would try to describe empirically the characteristics relationship between mosque and its community in reference to social and asocial behavior. Derived from the framework mentioned above, the researcher proposes two if statements: (1) Whereas people around the mosque could live peacefully and have no problems with its performance and programs, the mosque should be methodological, (2) On the other hand, in the case of the mosque has been ruled according to common sense only and not methodologically scientific way, then it must be asocial for its community. In order to apply the theory into an operational level, the researcher combines Weber\u27s theory with some middle-range-theories from BergerLuclanann-Kellner, Garfinkel, and Clifford Geertz. The unit study of the research is individual and presented with qualitative and narrative style as shown in the title of this paper: The Daily Stories. After having examined some mosques, the researcher found almost every mosque in our community has a mythological type so he decided to focus on the second if-statements. Here the conclusions are: (1) A mythological mosque will produce some conflicts in any level with public has been proved in urban areas, (2) On the contrary, people in rural areas have no objections nor more attention to whatever the mosque will do. Consequently, such a situation has created a mythological circle: from a mythological community to a mythological mosque. Keywords: knowledge - fact â awareness -- methodology â mythology

    TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU NO.05/WJM/I/2016 YANG TIDAK MENCANTUMKAN KLAUSUL JAMINAN SOSIAL YANG BERAKIBAT TIDAK ADA TANGGUNG JAWAB PT. WAHYU JAYA MANDIRI TERHADAP MARTONO SAAT TERJADI KECELAKAAN KERJA

    Get PDF
    Abstrak Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) No.05/WJM/I/2016 antara PT. Wahyu Jaya Mandiri dengan Martono tidak mencantumkan klausula mengenai hak pekerja untuk mendapatkan jaminan sosial. Jaminan sosial yang salah satunya adalah jaminan kecelakaan kerja. Ketiadaan klausul mengenai jaminan sosial menyebabkan ketidakjelasan mengenai hak Martono untuk mendapatkan jaminan kecelakaan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami bahwa Martono berhak atau tidak untuk mendapatkan jaminan kecelakaan kerja saat terjadi kecelakaan kerja atas PKWT No.05/WJM/I/2016 yang tidak mencantumkan klausul jaminan sosial dan Upaya hukum yang dapat ditempuh oleh Martono apabila tidak ada tanggung jawab dari PT. Wahyu Jaya Mandiri saat terjadi kecelakaan kerja. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang - undangan dan pendekatan konsep. Jenis bahan hukum yang digunakan terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan ban non hukum. Teknik pengumpulan bahan hukum menggunakan studi kepustakaan. Teknik analisis menggunakan metode preskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Martono berhak untuk mendapatkan jaminan kecelakaan kerja saat terjadi kecelakaan kerja atas PKWT No.05/WJM/I/2016 yang tidak mencantumkan klausul jaminan sosial. Hal tersebut dikarenakan PKWT No.05/WJM/I/2016 bertentangan dengan Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dapat disimpulkan PKWT tersebut harus disesuaikan dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku yaitu pasal 99 Undang – undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Martono apabila tidak ada tanggung jawab dari PT. Wahyu Jaya Mandiri saat terjadi kecelakaan kerja adalah melalui upaya non litigasi maupun litigasi sebagaimana diatur dalam Undang - Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Kata Kunci: PKWT, jaminan sosial tenaga kerja, kecelakaan kerja Abstract The Certain Work agreement for specified period of time (PKWT) No.05/WJM/I/2016 between PT. Wahyu Jaya Mandiri and Martono doesn’t state the clause about worker rights to receive social security, one of which is the work accident benefits. The absence of social security clause uncertainty as to whether Martono are entitled to work accident benefits or not. The purposes of this study are to find out on whether or not the worker deserve to receive work accident benefits when there’s work accident but the PKWT itself doesn’t clearly specify the social security clause and what kind of legal efforts that can be done by the worker if the employer doesn’t want to be responsible when a work accident had happened. The types of research that’s being used in this study is a normative legal research with statute and conceptual approaches. The types of material that are being used are the primary, secondary and the tertiary legal materials. The technique of collecting legal materials is the literature study technique. The analysis technique which is being used is prescriptive method. The research result shows that Martono do deserve work accident benefits when there’s work accident but the PKWT doesn’t clarify social security clause because the employer made a PKWT that doesn’t go side by side with Article 99 Act Number 13 Year 2003 concerning Manpower. Legal efforts that could be done by the workers if there’s no act of responsibility from the employers are through non litigation effort as well as litigation effort, as regulated in the Act Number 2 Year 2004 about a Settle on Industrial Relations Disputes. Keywords : PKWT, social Security for workers, work acciden

    MODEL SISTEM M-GOVERNMENT (Studi Kasus : Pemerintah Kota Yogyakarta)

    Get PDF
    Saat ini pertambahan jumlah penduduk di suatu daerah yang sangat cepat, sistem layanan publik secara tradisional yang mana pelayanan yang berorientasi pada antrian di depan meja petugas dan tergantung pada jam kerja tidak dapat lagi memadai. Sebagai tindak lanjut dari Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas bidang telematika. Pemerintah DIY menetapkan kebijakan pengembangan Jogja Cyber Province. Akan tetapi dalam perkembanganya pengembangan e-Government ini masih belum optimal, seperti e-ktp. Proses Bisnis dalam pembuatan e-KTP lebih panjang dibandingkan dengan sebelum e-KTP. Fisik e-KTP baru diterima dalam hitungan bulan, jika ada kesalahan data, proses pembuatan dimulai dari awal lagi. Data penduduk terpusat, namun penggunaannya masih belum di sharing dengan pihak lain yang membutuhkan. Untuk itu dibutuhkan media penghubung untuk melakaukan proses yang mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat yang efektif dan efisien. Tujuan penerapat tersebut adalah mempermudah masyarakat berhubungan dengan pemerintah serta menciptakan data-data yang terintegrasi antara dinas-dinas yang ada di Pemerintah  Kota Yogyakarta. Subyek pada penelitian ini adalah model sistem m-Government. Model yang dibuat  menghasilkan  sebuah pemodelan sistem yang bisa digunakan untuk  acuan dalam penerapan m-Government untuk pelayanan publik yang bersifat rutin. Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan model sistem yaitu : “Model m-Government di Pemerintah Kota Yogyakarta” yang dapat memberikan kemudahan komunikasi dari pemerintah kepada masyarakat dalam hal proses pelayanan maupun proses penyelesaian layanan melalui handphone atau smartphone. Hasil uji kelayakan sistem menunjukan bahwa sistem yang di usulkan dapat diimplementasikan
    • …
    corecore