73 research outputs found
Performance of a Forced-Convection Greenhouse Dryer for Fish Drying
ABSTRACT. This research present experimental performance of a forced convection greenhouse dryer for drying of fish. The greenhouse dryer was installed at Aceh province, Indonesia. It has a concrete floor with the area of 6×4 m2. The roof of dryer is built in semi-cylindrical shape and covered with transparent polycarbonate sheets. Two axial flow fans powered by a 50-watt solar cell module was used to generate forced convection for ventilating the dryer.To investigate its performance, the dryer was used to dry two batches of fish. The Results showed that to dry 50 kg fish with initial moisture 68 % required 11 hours. Incontrast, to dry the same amount of fish using sun drying take a time about 2 days. The air temperature inside greenhouse dryer at noon in the clear day was 45-55°C.Kinerja Pengering Rumah Kaca Dengan Metode Konveksi Paksa Untuk Pengeringan IkanABSTRAK. Penelitian ini memperlihatkan hasil percobaan terhadap kinerja pengering rumah kaca dengan metode konveksi udara secara paksa pada pengeringan ikan. Penelitian pengering rumah kaca ini dilakukan di Propinsi Aceh, Indonesia. Pengering ini berlantaikan beton dengan luas sebesar 6x4 m2. .Atapnya dibuat berbentuk semi-selinder dan ditutup dengan lembaran plastik transparan berbahan polikarbonat. Dua buah kipas dengan aliran udara secara aksial dipasang dengan sumber daya berasal dari panel surya sebesar 50 Watt dan dipakai untuk menghasilkan konveksi udara paksa pada ventilasi pengering. Untuk menginvestigasi kinerja rumah kaca ini, pengering ini digunakan untuk mengeringkan dua tumpukan ikan. Hasilnya menunjukkan bahwa untuk mengeringkan sebanyak 50 kg ikan dengan kadar air awalnya sebesar 68% membutuhkan waktu selama 11 jam. Sebaliknya, dengan menggunakan sinar matahari secara langsung, untuk mengeringkan ikan dengan jumlah yang sama, maka waktu yang dibutuhkan lebih lama yaitu sekitar 2 hari. Suhu udara di dalam rumah pengering tepat pada siang hari yang cerah berkisar antara 45-55oC
Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan terhadap Kuantitas dan Kualitas Pati Kentang Varietas Granola
The study aimed to investigate the effects of drying temperature and time to potato starch variety of Granola. Recently, the starch is often used as a raw material for food, pharmaceutical and non-food industries such as textiles, packaging, detergent, etc. Because of unpreserved nature of fresh potato and its quality still reduced during storage, the research was conducted to process potato into semi-finished product in form of starch that expected will enhance the stability during storage, and shipping. The research design used was completely randomized design (CRD) factorial consist of 2 factors. The first factor was the drying temperature (T) consists of 3 levels i.e T1 = 40oC, T2=50oC, and T3 = 60oC. The second factor was drying time (L) consists of 3 levels i.e L1 = 5 hr, L2=6 hr, and L3 = 7 hr. Combination of the treatments was 3 x 3 = 9 with 3 replications, in order to obtain 27 units of the experiment. The analysis of potato starch was made to measure yield, moisture, starch and ash contents, as well as starch brighness. The results showed that drying temperature (T) was highly significant effected to starch yield, moisture, ash content, and starch brighness. While, drying time (L) has significantly effected on moisture and starch brighness. The interaction between temperature and time were not significantly effected to yield, moisture, starch, ash contents, as well as starch brighness. Based on the results, the best quality of potato starch was obtained from the treatment of drying temperature (T1= 40oC) and drying time (L1=5 hr) with the following characteristics: yield (3.61%), moisture content (16.40%), starch content (82.09%), ash content (0.57%), and starch brighness about 54.61%.
PENGARUH MEDIA KARTU DALAM LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK PENGENTASAN MASALAH SISWA
Dalam proses layanan konseling, ditemukan masih banyak siswa (klien) yang sulit dapat mengungkapkan masalah kepada konselor dalam mengatasi permasalahan secara mandiri. Karena itu penelitian ini dilaksanakan bertujuan Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kartu dalam layanan konseling kelompok untuk mengatasi masalah siswa. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 10 siswa yang dipilih secara sampling kuota. Teknik pengumpulan data adalah angket. Teknik pengolahan data menggunakan Mann-Whitney U test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa U ≤ U tabel (21,5 ≤ 23) dengan nilai α 0,05. Artinya terdapat perbedaan yang positif dan signifikan sebelum dan setelah diberikannya layanan konseling kelompok dengan menggunakan media kartu dalam mengentaskan masalah siswa. Adanya media kartu juga dapat meningkatkan aktifitas, minat dan motivasi siswa dalam layanan konseling kelompok. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa layanan konseling kelompok dengan media kartu tersebut efektif dalam mengatasi masalah siswa dapat diterima
ANALISIS PEMASARAN TEPUNG BERAS PADA UD. RIZKI ABADI DI KECAMATAN LANGSA BARAT KOTA LANGSA
ANALISIS PEMASARAN TEPUNG BERAS PADA UD. RIZKI ABADI DI KECAMATAN LANGSA BARAT KOTA LANGSA†Untuk mengetahui pola saluran pemasaran, biaya pemasaran dan margin pemasaran serta efisiensi pemasaran tepung beras pada UD. Rizki Abadi di Kecamatan Langsa Barat.
Penelitian ini dilaksanakan di UD. Rizki Abadi di Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa dengan menggunakan metode survey. Objek penelitian ini adalah pengusaha, pedagang desa, pedagang kecamatan, pedagang kanupaten, pedagang pengecer dan konsumen. Penelitian menggunakan sampel lembaga pemasaran tepung beras produksi UD Rizki Abadi sebanyak 48 orang terdiri dari 2 orang pedagang 1, 4 orang pedagang 2, 10 orang pedagang 3 dan 32 orang pedagang pengecer yang berada di Kota Langsa dan sekitarnya. penelitian ini hanya mengkaji dan menganalisis saluran pemasaran, biaya pemasaran, marjin pemasaran dan efisiensi pemasaran tepung beras pada UD. Rizki Abadi di Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa. Penelitian dilaksanakan pada bulan Nopember sampai Desember 2016.
Hasil penelitian saluran pemasaran tepung beras UD. Rizki Abadi pada dasarnya menggunakan 3 (tiga) saluran. Masing-masing lembaga pemasaran tepung beras produksi UD. Rizki Abadi melakukan fungsi pemasaran yaitu fungsi pertukaran, fungsi penyedia fisik, dan fungsi penyedia fasilitas. Total biaya pemasaran tepung beras pada saluran 1 sebesar Rp.1.435/Kg. Biaya pemasaran yang ditanggung UD. Rizki Abadi sebesar Rp. 985/Kg tepung beras. Total biaya pemasaran tepung beras pada saluran 2 sebesar Rp.1.325/Kg. Total biaya pemasaran tepung beras pada saluran 3 sebesar Rp.1.105/Kg. Margin pemasaran tepung beras produksi UD. Rizki Abadi rata-rata sebesar Rp. 733,3/Kg. Margin pemasaran pada saluran 1 sebesar Rp. 1.000/Kg, saluran 2 sebesar Rp. 800/Kg dan margin pemasaran saluran 3 sebesar Rp. 600/Kg. Keuntungan bersih (net margin) pada saluran 1, 2 dan 3 penerima keuntungan bersih tertinggi yaitu UD. Rizki Abadi (produsen) yaitu sebesar Rp. 2.215/Kg tepung beras. Price Share pemasaran tepung beras produksi UD. Rizki Abadi rata-rata sebesar 89,13%. Price Share pemasaran pada saluran 1 dan saluran 2 sama besarnya yaitu 91,11% sedangkan Price Share pemasaran saluran 3 sebesar 93,33%. Efisiensi pemasaran tepung beras produksi UD. Rizki Abadi rata-rata sebesar 14,20% (Efisien karena <50%). Efisiensi pemasaran pada saluran 1 sebesar 15,60% dan saluran 2 sebesar 14,72% sedangkan efisien pemasaran saluran 3 sebesar 12,28%. Dari sisi efisiensi pemasaran saluran 3 merupakan saluran pemasaran tepung beras yang paling efisien karena memiliki efisiensi pemasaran paling keci
PERBAIKAN MUTU KERUPUK BERBASIS SAGU DI KECAMATAN SINGKIL, KABUPATEN ACEH SINGKIL
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah pada mitra 1 (UKM Mandiri) dan mitra 2 (UKM Saba Sagu). Masalah mitra pertama meliputi: a. Rendahnya mutu kerupuk yang diproduksi karena tampilannya yang kurang menarik dan tidak seragam, b. Jenis dan desain kemasan kurang menarik dan informatif. Sedangkan masalah 2nd patner adalah kualitas tepung sagu yang dihasilkan tidak konsisten, terutama dari segi warna. Cara pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh tim pengabdian adalah dengan memberikan informasi dan mengamalkan proses yang tepat untuk menghasilkan kerupuk dan tepung sagu yang berkualitas. Selain itu, tim pengabdian juga memberikan informasi tentang teknik pengemasan dan pentingnya sanitasi dalam pengolahan pangan, khususnya pengolahan kerupuk dan tepung sagu. Untuk mendukung pemecahan kelompok mitra bisnis, tim pengabdian membagikan peralatan untuk mendukung proses produksi kerupuk sagu.
Kata kunci: Sagu, Kerupuk, Tepung sagu, Kualitas baik
ABSTRACT
The Service project aims to solve the problems in partners 1 (UKM Mandiri) and partner 2 (UKM Saba Sagu). Problems of 1st partner includes: a. The poor quality of produced crackers because its appearance was less attractive and not uniform, b. The type and design of packaging was less attractive and informative. Whereas problem of 2nd patner is inconsistent quality of the produced sago flour, particularly in terms of color. The method of implementation of devotion to society performed by a team of devotion is by giving information and practicing the right process to produce good quality crackers and sago flour. Furthermore, a team of devotion also provide information about the packaging techniques and the importance of sanitation in food processing, particularly the processing of crackers and sago flour. To support business partners solving groups, the service team provides the tools to support the production process.Keywords: Sago, Crackers, Sago Flour, Good qualit
EVALUASI PELAKSANAAN OTONOMI KHUSUS DI KABUPATEN PIDIE JAYA (SUATU KAJIAN TERHADAP STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH)
ABSTRAK Martunis EVALUASI PELAKSANAAN OTONOMI KHUSUS 2017DI KABUPATEN PIDIE JAYA (Suatu Kajian Terhadap Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala Dr. Mujibussalim, S.H., M.Hum (ix,63), pp, bilp, appOtonomi khusus adalah pemberian wewenang kepada daerah secara khusus dalam menyelenggarakan pemerintahan. Aceh merupakan salah satu daerah yang mendapat otonomi khusus dari pemerntah pusat. Kekhususan Aceh salah satunya adalah dalam bidang keuangan. Aceh menerima Dana Alokasu Khusus (DAU). Kabupaten Pidie Jaya mendapat DAU setiap tahunnya meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui strategi Pemda Kabupaten Pidie Jaya dalam meningkatan pendapatan asli daerah dalam pelaksanaan otonomi khusus dan mengidentifikasi faktor penghambat dalam penerimaanpendapatan asli daerah dalam pelaksanaan otonomi khusus. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah orang yang terlibat secara langsung dengan kegiatan kegiatan pengumpulan dana dari Pendapatan Asli Daerah. Responden penelitian ini adalah DPRK (bagian pendapatan daerah), LSM (yang bergerak dalam bidang pendatan, Pemda Pidie Jaya (yang berkaitan dengan pendapatan daerah) dan Akademisi. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa tahun 2016, persentase realisasi setiap bidang adalah bidang pembangunan dan pemelihaan insfrastruktur sebesar 99,58%. Bidang pemberdayaan ekonomi rakyat sebesar 97,43%. Bidang pengentasan kemiskinan sebesar 96,30%. Bidang pendanaan pendidikan sebesar 98.57. Bidang pendanaan kesehatan sebesar 88,94%. Bidang pelaksanaan keistimewaan Aceh sebesar 97.21%. Secara rata-rata realisasi dana otonomi khusus yaitu sebesar 97,67%. Pada tahun 2016 dana otonomi khusus yang diterima oleh Kabupaten Pidie Jaya adalah 94.651.839.282. Pada tahun 2017, dana alokasi khusus yang diterima oleh Kabupaten Pidie Jaya adalah 98.263.717.918 naik sebesar 3.611.878.636 atau sebesar 3,16%. Kesimpulan hasil penelitian adalah strategi yang dilakukan oleh Pemeritah Kabupaten Pidie Jaya dalam peningkatan pendapat daerah adalah peningkatan sumber daya manusia, meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, dan sosialisasi pelayanan pajak prima serta Kemitraan Perpajakan. Faktor yang menjadi penghambat dalam yang dialami oleh bagi Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya dalam dalam meningkatkan pendapatan asli daerah adalah rendahnya sumber daya manusia aparat pajak, rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak, tidak adanya peraturan daerah yang mengikat tentang wajib pajak, serta kurangya peran serta pemuka masyarakat dalam mensosialisasikan pentingnya pajak. Kata kunci : otonomi khusus, strategi peningkatan pendapatan asli daera
KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI KANDUNGAN BATUBARA TERHADAP LAJU REDUKSI BIJIH BESI SECARA LANGSUNG
Perkembangan kebutuhan konsumsi baja dunia yang semakin meningkat telah memicu industri baja untuk meningkatkan kapasitas produksinya, akibatnya produksi bijih besi juga mengalami peningkatan. Pada penelitian ini teknologi yang digunakan untuk peleburan bijih besi adalah menggunakan metode reduksi langsung atau Direct Reduction Iron (DRI). Metode ini menggunakan media reduktor yang diperlukan batubara, CO2 dan N2 digunakan sebagai carrier gas untuk menghambat laju masuknya udara dari luar reaktor akibat adanya kemungkinan terjadi kebocoran. Sampel briket yang digunakan adalah bijih besi, batubara dan perekat ter dengan tiga jenis komposisi yang divariasikan yaitu 80%:10%:10%, 70%:20%:10% dan 60%:30%:10%. Temperatur yang digunakan dalam penelitian reduksi langsung bijih besi adalah bervariasi yaitu 5500C, 6500C dan 7500C, dengan interval waktu pengambilan data penurunan massa satu menit sekali sampai tidak terjadi lagi penurunan massa. Pada penelitian ini mengkaji laju penurunan massa selama reduksi, fraksi massa tak tereduksi dan konstanta laju reduksi. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa laju reduksi cepat terjadi pada interval waktu awal hingga 10 menit dan setelah waktu 10 menit laju reduksi mulai melambat, pada bagian ini perbandingan campuran bahan baku mengalami pemanasan awal didalam reaktor dan zat-zat volatile matter bereaksi menjadi uap air dan asap. Laju reduksi terbesar terjadi pada komposisi briket 60%:30%:10% pada temperatur 7500C penurunan massa yang terjadi sebesar 18,93% dibandingakan dengan variasi komposisi yang lain pada temperatur yang sama hanya sebesar 15,18% dan 12,59%, sehingga fraksi massa tak tereduksi yang terjadi sebesar 81,7% lebih kecil dibandingkan dengan variasi komposisi briket yang lain yang sebesar 84,82% dan 87,41%. Konstanta laju reduksi terbesar terjadi pada temperatur 7500C yaitu sebesar 0,0055 gr/s sedangkan pada temperatur 5500C dan 6500C memiliki nilai yaitu sebesar 0,0037 gr/s dan 0,0033 gr/s
- …