32 research outputs found

    PENGGUNAAN PENDEKATAN LEARNING BY DOING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

    Get PDF
    Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih menekankan keterlibatan anak dalam belajar, hal ini terlihat dalam standar kompentensi yang harus dikuasai oleh siswa yaitu kompentensi mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (Depdiknas, 2006:), khususnya keterampilan membaca harus dikuasai oleh siswa karena kemampuan membaca sangat berkaitan dengan seluruh proses belajar mengajar. Pembelajaran membaca untuk anak tunagrahita ringan diperlukan metode-metode khusus yang menarik, agar anak dapat menerima materi dengan mudah, penggunaan Pendekatan Learning by Doing diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan Anak Tunagrahita Ringan. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian tentang Penggunaan Pendekatan Learning By Doing untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan di SLB Adhitya Soreang Metode Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah penelitian experimen, yaitu melaksanakan pembelajaran membaca permulaan menggunakan pendekatan Learning by doing terhadap anak tunagrahita ringan kelas 3 dan 4, di SLB Adhitya Soreang. Proses pembelajaran yang dilaksanakan adalah pembelajaran dengan pendekatan learning by doing yaitu siswa kerja langsung (belajar langsung) di sekolah, dimana pembelajaran dirancang sedemikian rupa untuk memberikan pengalaman nyata kepada anak agar mereka bisa bereksplorasi secara bebas dan kreatif. pendekatan ini memudahkan karena anak tunagrahita senang mengikuti pembelajaran praktikal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melihat hasil dari pretest-posttest menggunakan instrumen test membaca permulaan yang telah di validasi. Hasil Penelitian menunjukan perbandingan antara kemampuan membaca permulaan sebelum dan sesudah Pembelajaran Pendekatan Learning by doing, dari tujuh orang yang di jadikan subjek penelitian terdapat peningkatan rata-rata skor 2,88 atau 2,88 % yaitu skor awal/ free test 70,94 atau 70,94 % dan skor setelah perlakuan / post test 73,82 atau 73,82 %, dan seluruh subjek penelitian mengalami peningkatan kemampuan dalam membaca permulaan. Based on School Based Curriculum, the Indonesian language instruction in special school in primary level focuses on student involvement. It can be seen in the competency standards in which students should mastered listening, speaking, reading and writing skills (MoNE, 2006). Specifically, reading skills play an important role as it is associated to the whole teaching and learning process. Stimulating methods are required in teaching reading skills to mild intellectual disability students so they can gain the skills effectively. The use of learning by doing approach presume can improve students with mild intellectual disability’ reading skills. Therefore, the researcher investigate the use of learning by doing approach in improving reading skills for student with mild intellectual disability in Adithya Special School, Soreang. The research design of the study was experimental study, in which the researcher applied learning by doing approach in teaching beginning reading skills to students with mild intellectual disability that enrolled in grade 3 and 4 in Adithya Special School, Soreang. The approach was specifically designed to give real experience to the students in free and creative way of exploration. This approach is appropriate for the students since students with mild intellectual disability enjoy practical learning methods. Data w ere gathered by comparing pretest and posttest result using a validated test instrument. The result of the study showed that the comparison between pretest and posttest of the student’ reading skills by using learning by doing approach are: the average improvement of reading skills scores from 7 student participants was 2. 88 or 2, 88%, in which the pretest was 70.94 or 70.94% and the posttest was 73.82 0r 73.82%; and all the student participants experienced improvement in reading skills

    Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Materi Sumber Energi di Kelas IV SDN 2 Narimbang Mulia

    Get PDF
    Penelitian ini di latar belakangi oleh beberapa permasalahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran di SDN 2 Narimbang Mulia. Permasalahan yang ditemukan yaitu kurangnya hasil belajar dan aktivitas belajar siswa khususnya materi sumber energi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar sumber energi dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPA kelas IV. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan 2 siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Analisis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Pengumpulan data ini menggunakan instrumen berupa lembar observasi aktivitas siswa dan lembar evaluasi/tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa pada siklus I yaitu 62,7 dengan persentase belajar kalsikal 38% dan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 81,6 dengan persentase 88%. Ditinjau dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

    Get PDF
     Penelitian ini di latar belakangi oleh beberapa permasalahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran SD Negeri 2 Ciparasi, sehingga aktivitas dan hasil belajar yang diperoleh peserta didik belum mencapai KKM yang telah ditetapkan. Berdasarkan observasi diketahui bahwa aktivitas peserta didik yang pasif dalam mengikuti proses pembelajaran dan kurangnya variasi guru dalam menggunakan metode mempengaruhi rendahnya hasil belajar peserta didik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa siswa kelas V SDN 2 Ciparasi pada pembelajaran Tema 1 Subtema 1 dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD (Student Teams Achivement Division). Penelitian ini termasuk dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Satu siklus terdiri dari 4 tahap kegiatan yaitu tahap perencanaan, tahappelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. Subjek penelitian ini adalah kelas V SD Negeri 2 Ciparasi dengan jumlah 15 peserta didik terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswi perempuan, pada pembelajaran tema 1 subtema 1 tahun pelajaran 2021/2022 dengan menggunakan kurikulum 2013. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif

    Social Entrepreneurship and Creativity: Building an Innovation Ecosystem for Solving Social and Environmental Issues

    Get PDF
    Social and environmental issues are increasingly pressing to be addressed in this modern era. Social entrepreneurship has emerged as a promising solution in tackling these social and environmental challenges. This research aims to delve into the relationship between creativity and social entrepreneurship, and how creativity can be a primary driver in generating innovative solutions to social and environmental problems. This research employs a qualitative approach with descriptive and narrative analysis through literature review. Data were obtained from Google Scholar sources spanning from 2020 to 2023. The study findings indicate that social entrepreneurship and creativity are two concepts with great potential to transform paradigms in developing innovation ecosystems aimed at solving social and environmental issues. Both bring forth the notion that business can not only be a tool for seeking profit but also a means to create positive change in society and the surrounding environment. Social entrepreneurship involves business efforts aimed at addressing social and environmental issues with innovative and sustainable approaches. This differs from conventional businesses that primarily focus on profitability. Social entrepreneurship encourages entrepreneurs to consider the social and environmental impact of their business activities and seek sustainable solutions to the problems faced by society. On the other hand, creativity becomes key in building an effective innovation ecosystem for solving social and environmental problems

    PEMASYARAKATAN DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK KETAHANAN PANGAN DAN PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT

    Get PDF
    Jumlah penduduk miskin di Kota Tasikmalaya naik dari 86,13 ribu jiwa pada tahun 2020 menjadi 89,46 ribu jiwa pada 2021. Kemiskinan memerlukan tindakan pemberdayaan, proses pemberdayaan menjadi bagian pentitng dalam pembangunan alternatif dan  dituangkan dalam aksi nyata bertujuan meningkatkan derajat hidup dan kesejahteraan masyarakat di berbagai segi kehidupan. Kegiatan pemberdayaan pangan lokal dalam konteks Diversifikasi Pangan untuk Ketahanan pangan dapat dilakukan pada Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang dibentuk, tumbuh, dan berkembang atas prakarsanya dalam melaksanakan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sosial keluarga maupun di kelembagaan masyarakat diantaranya PKK.  Implementasi diversifikasi pangan olahan masih banyak terkendala, sehingga diperlukan upaya alternatif diantaranya dengan memberdayakan ibu-ibu PKK dan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kaireina sebagai mitra dalam Pengabdian bagi Masyarakat Ketahanan Pangan (PbM-KP) UNSIL di Perum Pondok Tandala Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya sekaligus menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Saat ini Mitra sudah melaksanakan usahanya dalam pengolahan dan pembuatan makanan ringan/cemilan termasuk yang berbasis bahan baku sumberdaya lokal.  Namun perkembangan mitra sebagai pengolah produk olahan berbasis non beras  belum seperti yang diharapkan. Diantaranya masih terbatasnya tenaga terampil dalam proses pengolahan bahan baku, terbatasnya jenis bahan baku yang diolah serta keterbatasan akses pemasaran. Demikian juga kapasitas PKK sebagai pionir penggunaan bahan baku pangan lokal masih terbatas, sehingga implementasi pola diversifikasi pangan lokal masih rendah.  Solusi dan metode yang disepakati yaitu Penyuluhan, Pelatihan dan Pendampingan, dilakukan sejak September 2022 sampai Desember 2022. Kegiatan telah memberikan peningkatan dampak sosial ekonomi melalui peningkatan indikator psychological assets, informational assets, organizational assets, material assets dan human assets. Target luaran yang dicapai adalah 1. Publikasi Ilmiah pada Jurnal ber ISSN, 2) Publikasi pada media massa cetak,Instagram 3) Diversifikasi produk

    PEMBERDAYAAN PKK MELALUI DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN LIDAH BUAYA UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

    Get PDF
    Salah satu permasalahan utama di Kota Tasikmalaya pada akhir 2021 adalah meningkatnya jumlah penduduk miskin. Kemiskinan membutuhkan tindakan pemberdayaan untuk meningkatkan derajat hidup dan kesejahteraannya. Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat dengan skema Program Kemitraan Masyarakat (PbM-PKM) ini adalah membina dan mengembangkan potensi PKK dalam mengolah komoditas berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, diiinisiasi oleh LPPM Universitas Siliwangi dan dilaksanakan pada PKK di Perum Pondok Tandala Kawalu Kota Tasikmalaya mulai Juni - Desember 2023.  Saat ini PKK mitra sedang merintis berbagai usaha di bidang kuliner diantaranya  dalam bentuk jajanan pasar, juga sedang mengembangkan produk alternatif berbasis bahan baku lokal yang melimpah di lokasi pengabdian yakni Lidah Buaya (Aloe vera sp). Sayangnya sampai saat ini pemanfaatan lidah buaya masih untuk hiasan/ornament dan tidak pernah dimanfaatkan untuk dijadikan makanan olahan yang memiliki nilai tambah ekonomi.  Hal ini disebabkan  masih terbatasnya pengetahuan dan keterampilan pengolahan Lidah Buaya. Solusi dan metode yang disepakati diantaranya melalui penyuluhan tentang manfaat tanaman Lidah Buaya dan pelatihan diversifikasi pengolahan produk dan pendampingan. Secara umum hasil penyuluhan dan pelatihan dapat direspons dengan baik dan mendapatkan apresiasi dari para peserta dan menyatakan bahwa ilmu dan keterampilan yang diperoleh akan diimplementasikan dalam skala keluarga dan kelompok. Juga telah memberikan dampak sosial ekonomi berupa psychological assets, informational assets, organizational assets, material assets, financial assets, dan human assets

    Komparasi Agribisnis Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) Media Tanam Limbah Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji

    Get PDF
    The agribusiness of oyster mushrooms (Pleurotus ostreatus) is getting interested due to an increase in demand. It has almost complete nutrients, high protein content that can substitute animal protein for vegetarians. The growth medium for oyster mushrooms commonly uses sawdust. The cocopeat waste medium is an innovation. The research descriptively compares production cost, yield, revenue, income, and feasibility throughout both mediums. Findings that the total cost of sawdust medium was higher 750,000IDR than cocopeat waste. In terms of income, sawdust medium earned 140.72%, while cocopeat waste earned 133.29%. The feasibility of sawdust waste was 2.41 while cocopeat waste was 2.33 as well. Otherwise, the cocopeat waste medium was higher 99.21IDR than sawdust waste in cost/kg yield. Net income using cocopeat waste medium was 2,739,694.50IDR, and cocopeat waste was 2,511,769.50IDR on average. Both cocopeat waste and sawdust waste medium are very feasible to be an agribusiness. The consideration is that the availability surrounds the production site, and cocopeat waste is cheaper than sawdust waste. Agribisnis jamur tiram (Pleurotus ostreatus) semakin diminati oleh karena permintaan terus meningkat. Kandungan gizinya lengkap dengan protein yang tinggi. Bahkan bagi vegetarian menjadi pengganti protein hewani. Media pertumbuhan jamur tiram biasanya menggunakan limbah serbuk gergaji. Media limbah serbuk sabut kelapa merupakan inovasi baru. Penelitian ini ingin mengetahui biaya-biaya hingga kelayakan usaha agribisnis jamur tiram menggunakan media limbah serbuk sabut kelapa dan yang biasa yaitu limbah serbuk gergaji Ternyata, Biaya total setahun menggunakan media limbah serbuk sabut kelapa lebih hemat Rp750.000 dibandingkan dengan media limbah serbuk gergaji. Biaya per kilogramnya sedikit lebih mahal Rp99.21 tetapi hasil panen lebih rendah dari limbah serbuk gergaji. Jamur tiram media limbah serbuk sabut kelapa memberikan keuntungan 133.29% dan media limbah serbuk gergaji 140.72%. Jamur tiram media limbah serbuk gergaji memberikan keuntungan bersih/bulan rata-rata Rp2,739,694.50, sedangkan media limbah serbuk sabut kelapa rata-rata Rp2,511,769.50.Kedua media untuk jamur tiram sangat layak diusahakan dengan R/C ratio 2.33 dan 2.41. Pengusaha bisa mempertimbangkan media limbah serbuk sabut kelapa atau limbah serbuk gergaji tergantung ketersediaan di sekitar lokasi dengan informasi harga limbah sabut kelapa lebih murah daripada limbah serbuk gergaji

    Mengapa Petani menjadi Pekerja Industri Rumahan di Pedesaan?

    Get PDF
    Fenomena petani meninggalkan lahan dan beralih profesi menjadi pekerja di industri rumahan kian marak seiring bermunculannya industri rumahan yang tumbuh di pedesaan. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui penyebab petani memutuskan untuk menjadi pekerja industri rumahan di Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian menggunakan rumus Slovin dalam penentuan jumlah sampel dan analisis regresi linier berganda untuk mengukur variabel pekerja industri rumahan dan variabel yang diduga kuat menjadi penyebabnya yaitu usia, pendidikan, kepemilikan lahan, pendapatan, kosmopolitan, tanggungan keluarga, lingkungan ekonomi dan kebijakan pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan penyebab menjadi pekerja industri rumahan adalah kombinasi antara ketiadaan lahan yang dimiliki, usia produktif dengan jumlah tanggungan keluarga 2–3 orang menyebabkan terlibat utang. Kecuali kosmopolitan yang tidak menjadi masalah. Disarankan kebijakan pemerintah untuk menjadikan industri rumahan berbasis hasil pertanian untuk menjaga keberlangsungan pertanian dan keragaman pangan Indonesia. Semua sektor berada dalam keseimbangan

    PENERAPAN ETIKA BISNIS DAN BAURAN PEMASARAN PADA UMKM SARI RASA BAKERY DI DESA MANGKUBUMI KECAMATAN SADANANYA KABUPATEN CIAMIS

    Get PDF
    Sebuah perusahaan dapat dijamin keberlangsungan usahanya dalam jangka panjang jika para stakeholder konsisten menerapkan etika bisnis. Keberlangsungan usaha juga dapat dipengaruhi oleh penerapan strategi pemasaran salah satunya dengan bauran pemasaran. Salah satu UMKM yang menerapkan etika bisnis dan bauran pemasaran adalah Sari Rasa Bakery. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui dan mengidentifikasi penerapan etika bisnis pada usaha Sari Rasa Bakery di Desa Mangkubumi, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis; 2) Mengetahui dan mengidentifikasi bauran pemasaran pada usaha Sari Rasa Bakery di Desa Mangkubumi, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis. Metode penelitian ini adalah studi kasus. Sampel diambil secara purposive atau sengaja dengan pertimbangan bahwa Sari Rasa Bakery aktif melakukan produksi dan memiliki banyak karyawan. Data dikumpulkan melalui studi pustaka, observasi dan wawancara. Data yang terkumpul mengenai penerapan etika bisnis dan bauran pemasaran kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sari Rasa Bakery telah menerapkan etika bisnis terhadap stakeholder dan menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis, meskipun masih terjadi tindak pencurian yang melanggar prinsip kejujuran. Sari Rasa Bakery juga menerapkan strategi bauran pemasaran, meskipun pada aspek promosi belum dimaksimalkan
    corecore