2,518 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS FARIDA HAJRI SURABAYA

    Get PDF
    Memburuknya gizi bayi dapat terjadi akibat kurangnya pengetahuan ibu mengenai tata cara pemberian MP-ASI pada bayinya. Penghentian pemberian ASI dengan alasan ASI tidak keluar mengakibatkan bayi belum siap menerima MP- ASI. Gizi bayi yang memburuk dapat mudah terserang berbagai penyakit, salah satunya adalah diare. Pada Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di BPS Farida Hajri Surabaya. Penelitian ini menggunakan desain analitik cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan dan pernah mengalami diare dalam 1 bulan terakhir sejumlah 26 orang. Sampel sebesar 24 responden diambil secara simpel random sampling. Variabel independen adalah pengetahuan ibu tentang MP-ASI dan variabel dependen adalah kejadian diare. Cara pengumpulan data dengan pengisian kuesioner oleh responden. Pengolahan data dengan cara editing, coding, scoring dan tabulasi. Data dianalisis mengunakan uji statistik rank spearman dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar (66,7%) responden memiliki pengetahuan kurang dan sebagian besar (62,5%) bayinya yang berusia 0-6 bulan pernah mengalami diare dalam kategori sering pada 1 bulan terakhir. Hasil uji rank spearman diperoleh = 0,000 < α = 0,05, maka H0 ditolak yang berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di BPS Farida hajri Surabaya. Simpulan dari penelitian ini adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang MP-ASI berhubungan dengan seringnya kejadian diare pada bayi. Disarankan bagi ibu yang memiliki bayi untuk meningkatkan pengetahuan tentang MP-ASI dan terus memberikan ASI Eksklusif. Bagi bidan perlu terus meningkatkan pelaksanaan penyuluhan pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan agar tahu tentang manfaat ASI Eksklusif dan dampak pemberian MP-ASI pada bayi usia < 6 bulan

    Simple free-surface detection in two and three-dimensional SPH solver

    Get PDF
    A simple free-surface particle detection method for two and three-dimensional SPH simulation has been implemented. The method uses sphere representation for the SPH particle. The fluid domain is covered by overlapping spheres. A sphere whose surface is not fully covered considered as boundary. To test particle boundary status, we used a sum of normalized relative position vectors from neighbouring particles to the test particle. By checking the existence of un- covered sphere surface by this vector sum, boundary status of the test particle can be determined. This boundary detection method can be easily embedded in the SPH solver algorithm.Comment: 10 pages, 11 figures, Selected Paper from the International Symposium on Computational Science 201

    On Consistency of Operational Transformation Approach

    Full text link
    The Operational Transformation (OT) approach, used in many collaborative editors, allows a group of users to concurrently update replicas of a shared object and exchange their updates in any order. The basic idea of this approach is to transform any received update operation before its execution on a replica of the object. This transformation aims to ensure the convergence of the different replicas of the object, even though the operations are executed in different orders. However, designing transformation functions for achieving convergence is a critical and challenging issue. Indeed, the transformation functions proposed in the literature are all revealed incorrect. In this paper, we investigate the existence of transformation functions for a shared string altered by insert and delete operations. From the theoretical point of view, two properties - named TP1 and TP2 - are necessary and sufficient to ensure convergence. Using controller synthesis technique, we show that there are some transformation functions which satisfy only TP1 for the basic signatures of insert and delete operations. As a matter of fact, it is impossible to meet both properties TP1 and TP2 with these simple signatures.Comment: In Proceedings Infinity 2012, arXiv:1302.310

    PEMETAAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA (STUDI KASUS TAHUN 2011 SAMPAI DENGAN 2013)

    Get PDF
    Kata kunci : Pemetaan, Skripsi, Pendidikan FisikaPemetaaan skripsi mahasiswa prodi pendidikan fisika merupakan sebuah langkah yang dilakukan untuk mengetahui hasil penelitian yang telah dilakukan oleh mahasiswa dengan melihat beberapa aspek yang terdapat dari hasil penelitian (skripsi) mahasiswa terdahulu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemetaan perkembangan skripsi mahasiswa prodi pendidikan fisika sejak tahun 2011 sampai 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan studi pustaka, yang menghasilkan data deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah hasil penelitian mahasiswa (skripsi) dari tahun 2011 s.d. 2013, sampel yang diambil adalah semua hasil penelitian (skripsi) tahun 2011 s.d 2013 yang masih ada di pustaka prodi pendidikan fisika. Lima aspek yang diteliti pada penelitian ini, yaitu aspek penggunaan literatur, aspek penggunaan materi pelajaran, aspek penggunaan lokasi/tempat, aspek penggunaan strategi pembelajaran, dan aspek jenis penelitian. Kemudian teknik pengolahan data menggunakan rumus persentase. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari aspek penggunaan literatur terdapat buku sebanyak 90,20%, jurnal sebanyak 1,40%, skripsi sebanyak 1,66%, tesis sebanyak 0,74%, artikel sebanyak 5,16% dan dokumen sebanyak 0,83%. Aspek penggunaan materi pelajaran terdapat yang menggunakan materi mekanika dalam penelitiannya itu ada sebanyak 44%, yang menggunakan zat dan kalor 21%, yang menggunakan getaran gelombang bunyi 14%, yang menggunakan optika 11%, yang menggunakan listrik magnet 8%, yang menggunakan fisika modern 1%, yang menggunakan fisika inti 1% sedangkan untuk geofisika astronomi tidak ada peneliti yang memilih materi itu untuk di jadikan bahan penelitiannya. Aspek penggunaan lokasi/tempat terdapat banyak mahasiswa lebih memilih mengadakan penelitian lapangan di SMP yaitu sebanyak 62%, SMA sebanyak 31% dan FKIP ada 7%. Aspek penggunaan strategi pembelajaran diketahui metode pembelajaran digunakan sebanyak 44%, model pembelajaran digunakan sebanyak 41%, pendekatan pembelajaran digunakan sebanyak 15%, sedangkan teknik pembelajaran yang digunakan 0%. Aspek penggunaan jenis penelitian terdapat yang menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu sebanyak 59% dan yang menggunakan jenis penelitian kuantitatif ada 41%

    The Realizations Of Self-Reference Among Young Adults In Indonesia

    Get PDF
    Penelitianinibertujuanuntukmengetahuirealisasi kata acuan orang pertamadalamkonteks yang berbedasertapengaruhataukecenderungan gender dalampenggunaannya. Data diambildari 12 mahasiswaBahasaInggris yang berasaldariJawa Barat (Sunda), terdiridari 6 wanitadan 6 priadenganmenggunakankuesioner DCT sertawawancarasertadianalisissecarakualitatifdenganmenggabungkanstatistikdeskriptif. Temuanmenunjukkanbahwaterdapat 9 kata acuan orang pertama yang digunakanolehresponden. Kata acuantersebutterdiridarisaya, aku, gue, abdi (ethnis), urang (ethnis), aing (ethnis),nama personal, istilahkekerabatan (aa, teteh) dan zero anaphora (penghindaranataupenghilangan kata acuan orang pertama). Penggunaandarimasing-masing kata acuantersebutdirealisasikandalamkonteks yang berbeda yang terdiridariformalitas, keintimansertahubungankekerabatan.Lebihlanjut, gender jugamempengaruhirealisasi kata acuan orang pertama.Wanitacenderunglebih informal, intim, dandomestikdibandingdenganpria, Kata Kunci:Kata acuan orang pertama, formalitas, keintiman, hubungankekerabatan, kecenderungan gender. The present study seeks to investigate the realization of self-reference across contexts and whether or not gender influences the realizations of self-reference among young adults in Indonesia. Data were taken from 12 English students originated from West Java (Sundanese) including six males and six females by using DCT questionnaire and interview. Data were analyzed qualitatively supported by descriptive quantification. The findings show that there are 9 self-referring terms used by the respondents. These terms are saya, aku, gue, abdi (ethnic), urang (ethnic), aing (ethnic), proper name, kinship terms (e.g. aa, teteh), and zero anaphora. The use of each term is apparently affected by contextual factors including formality, intimacy, and kinship relations in which formality appears to be the most influential. Furthermore, gender also appears to influence the realization of self-referring terms. Females tend to be more informal, intimate, and domestic than males do. Keywords:self-reference, formality, intimacy, kinship relations, gender preferentia

    Hubungan Hiptermia Dengan Waktu Pulih Sadar Pasca General Anestesi Di Ruang Pemulihan RSUD Wates

    Get PDF
    Latar Belakang: Tindakan general anestesi adalah salah satu penyebab terjadinya hipotermi. Hipotermi pasca anestesi memengaruhi penurunan metabolisme obat anestesi yang mengakibatkan durasi anestesi lama dan waktu pulih sadar memanjang. Kejadian hipotermi pasca general anestesi masih terjadi, ini memerlukan penanganan yang tepat untuk mencegah waktu pulih sadar melambat akibat hipotermi. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui hubungan hipotermi dengan waktu pulih sadar pasca general anestesi. Metode Penelitian: Korelasional dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel penelitian secara consecutive sampling yang terdiri dari 55 sampel yang menjalani tindakan general anestesi dan menggunakan uji chi squre. Hasil Penelitian: Penelitian menunjukkan responden sebagian besar mengalami hipotermi pasca anestesi (65,5%). Kejadian waktu pulih sadar lambat akibat hipotermi sebesar (52,7%) dari keseluruhan responden. Hasil uji chi squre didapat hasil nilai x2 sebesar 4,954 dengan signifikansi (p) 0,026 dan nilai kontingensi 0,323 . Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p value 0,026 lebih kecil dari 0,05 (0,026<0,05), terdapat hubungan hipotermi dengan waktu pulih sadar pasca general anestesi, sedangkan untuk nilai kontingensi 0,323 mendekati 0, maka keeratan hubungan antara hipotermi dengan waktu pulih sadar adalah rendah. Kesimpulan: Ada hubungan hipotermi dengan waktu pulih sadar yaitu responden yang mengalami hipotermi dan waktu pulih sadarnya akan lambat. Keeratan hubungan hipotermi dengan waktu pulih sadar pasca general anestesi adalah lemah, akibat dari faktor lain seperti efek obat anestesi, lama anestesi, jenis pembedahan, berat badan, dan gangguan metabolisme lainnya yang dialami responden. Kata Kunci: general anestesi, hipotermi pasca anestesi, waktu puli

    A critical analysis of the discourses on Muslims in the media before and after the events of September 11, 2001

    Get PDF
    This research explores the discourses of Muslims that had emerged in The Star, Daily News, Cape Argus and New York Times before and after the bombings of the New York City’s World Trade Centre Towers on September 11, 2001. This was a qualitative study that analysed a total of 176 articles from the various newspapers from July 2001 to November 2001. A discourse analytic approach was used as the method of analysis within a broad depth hermeneutic framework. The depth hermeneutic approach emphasises the analysis of the socio-historical context in order to understand how certain constructions of Muslims had historically emerged. Therefore, this study traces the construction of Muslims and the media historically. The results indicate that the dominant discourses of Muslims that have emerged are that ‘Muslims are fundamentalists’, ‘Muslims are violent’, ‘ Muslims cannot be trusted’ and the depiction of Muslims in conflicting terms in relation to the West, namely: ‘Muslims versus the Western World’. The various sub-themes that had emerged are as follows; ‘Muslims are a force to be feared,’ ‘Islam teaches violence’ and that ‘Muslims are inhumane and uncivilised. The ideological representation of Muslims within the texts as the out-group when compared to the West is emphasised through these discourses. A comparison of the various newspapers portrayal of Muslims in the media before and after September 11, 2001, shows that the Cape Argus depicts a more positive representation of Muslims in both instances. The findings reveal that Daily News, The Star and the New York Times present a more negative view of Muslims before and after the events of September 11, 2001
    • …
    corecore