15 research outputs found

    PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE NUMBERED HEADS TOGETHER(NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IIS 4 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

    Get PDF
    PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPENUMBERED HEADS TOGETHER(NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IIS 4 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015Alan Sigit Fibrianto K8411004 ABSTRAK Alan Sigit Fibrianto. K8411004. PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER(NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IIS 4 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Januari 2014.            Penelitian ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar mata pelajaran Sosiologi siswa kelas XI IIS 4 SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).            Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IIS 4 SMA Negeri 2 Surakarta sebanyak 31 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik utama dalam pengumpulan data menggunakan observasi dan tes, sementara teknik pendukung dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif.            Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar mata pelajaran Sosiologi siswa kelas XI IIS 4 mulai dari prestasi siswa pra siklus, siklus I sampai siklus II. Keaktifan siswa menunjukkan prosentase 19,35% pada tahap pra tindakan meningkat menjadi 45,16% pada siklus I dan kembali meningkat menjadi 83,87% pada siklus II. Sementara dari segi afektif pada siklus sebesar 86, 23 % pada siklus I menjadi 95, 83 % pada siklus II. Prestasi belajar siswa menunjukkan peningkatan dari nilai rata-rata kelas 82,19 pada pra siklus meningkat menjadi 84,48 pada siklus I dan kembali meningkat menjadi 88,87.            Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IIS 4 SMA Negeri 2 Surakarta pada tahun pelajaran 2014/2015. Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Numbered Heads Together (NHT), Keaktifan dan Prestasi Belajar

    PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE NUMBERED HEADS TOGETHER(NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IIS 4 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

    Get PDF
    PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPENUMBERED HEADS TOGETHER(NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IIS 4 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015Alan Sigit Fibrianto K8411004 ABSTRAK Alan Sigit Fibrianto. K8411004. PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER(NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IIS 4 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Januari 2014.            Penelitian ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar mata pelajaran Sosiologi siswa kelas XI IIS 4 SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).            Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IIS 4 SMA Negeri 2 Surakarta sebanyak 31 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik utama dalam pengumpulan data menggunakan observasi dan tes, sementara teknik pendukung dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif.            Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar mata pelajaran Sosiologi siswa kelas XI IIS 4 mulai dari prestasi siswa pra siklus, siklus I sampai siklus II. Keaktifan siswa menunjukkan prosentase 19,35% pada tahap pra tindakan meningkat menjadi 45,16% pada siklus I dan kembali meningkat menjadi 83,87% pada siklus II. Sementara dari segi afektif pada siklus sebesar 86, 23 % pada siklus I menjadi 95, 83 % pada siklus II. Prestasi belajar siswa menunjukkan peningkatan dari nilai rata-rata kelas 82,19 pada pra siklus meningkat menjadi 84,48 pada siklus I dan kembali meningkat menjadi 88,87.            Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IIS 4 SMA Negeri 2 Surakarta pada tahun pelajaran 2014/2015. Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Numbered Heads Together (NHT), Keaktifan dan Prestasi Belajar

    Literasi Privasi dan Perilaku Proteksi Konsumen Belanja Daring Generasi Y

    Get PDF
    Kondisi yang terbatas dalam proses komunikasi belanja daring memunculkan perdebatan mengenai isu privasi. Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa kekhawatiran konsumen terhadap privasi tidak memiliki konsistensi terhadap perilaku (paradoks privasi). Pengukuran literasi privasi memiliki peran yang cukup penting untuk mengisi gap paradoks privasi tersebut. Pengukuran kausalitas antarvariabel ini menggunakan moderated regression analysis (MRA) dengan pengalaman pelanggaran privasi sebagai variabel moderasi. Total responden yang berpartisipasi berjumlah 283 orang. Temuan penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat literasi daring pengguna, semakin sadar pula pengguna tersebut terhadap pelanggaran privasi dan memiliki kemampuan bersikap protektif. Namun, pelanggaran privasi tidak bisa dianggap sebagai pemicu tindakan protektif konsumen

    PELAKSANAAN AKTIVITAS EKSTRAKURIKULER PASKIBRA (PASUKAN PENGIBAR BENDERA) DALAM PEMBENTUKKAN KARAKTER, MORAL DAN SIKAP NASIONALISME SISWA SMA NEGERI 3 SURAKARTA

    Get PDF
    SMA Negeri 3 Surakarta memiliki tingkat kedisiplinan yang cukup tinggi, baik dalam ketepatan waktu pembelajaran, pemberian sanksi-sanksi tegas dalam menindak siswa yang melakukan pelanggaran, pewajiban mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dan lain sebagainya. Menarik bagi peneliti untuk menggali pelaksanaan aktivitas ekstrakurikuler Paskibra yang erat dengan prinsip-prinsip disiplin dalam upayanya menumbuhkan sikap nasionalisme. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler paskibra memberikan pengaruh terhadap pembentukan karakter, moralitas, dan sikap siswa karena paskibra dapat menanamkan sikap tegas, bertanggungjawab, disiplin, percaya diri, dan memiliki jiwa kepemimpinan, serta di dalam setiap pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat menumbuhkan aspek sikap nasionalisme yakni, cinta tanah air, rela berkorban, persatuan dan kesatuan, serta jiwa pembaharu atau pantang menyerah. Sehingga siswa-siswi SMA Negeri 3 Surakarta dapat mengemban rasa bangga akan cinta tanah air dan nasionalisme yang bertumpu pada 4 pilar bangsa (UUD 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI), serta 3 pilar lainnya seperti, Bendera, Bahasa, dan Lagu Kebangsaan. Khususnya pemahaman mengenai nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia

    ANALISIS KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SELAMA DAN PASCA PANDEMI COVID-19 (STUDI PADA KELUARGA PENERIMA PKH DI DESA PISANG KECAMATAN PATIANROWO)

    Get PDF
    Kondisi sosial ekonomi masyarakat selama pandemi Covid-19 mengalami kesulitan terutama bagi keluarga tidak mampu. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19 demi keberlangsungan keluarga penerima bantuan. Namun terlepas dari itu, diperlukan pula peran dari masing-masing anggota keluarga untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai sosial ekonomi dan strategi bertahan hidup keluarga penerima PKH selama pandemi dan pasca pandemi Covid-19 di Desa Pisang, Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi keluarga penerima PKH mengalami kesulitan di masa pandemi dengan hilangnya pekerjaan, pendapatan yang tidak menentu, dan pengeluaran yang meningkat. Pasca pandemi kehidupan sosial ekonomi keluarga penerima PKH berangsur membaik dengan berbagai usaha yang dilakukan oleh anggota keluarga sesuai status dan perannya. Kondisi sosial ekonomi tersebut mendorong implementasi strategi bertahan hidup yang berbeda baik ketika pandemi maupun pasca pandemi

    GERAKAN SOSIAL KAUM PEREMPUAN MELAWAN EUPHORIA MEDIA MELALUI KOMUNITAS HIJABERS DI KOTA SURAKARTA

    Get PDF
    ABSTRAK Gerakan kaum muda yang dulunya dilarang oleh era orde baru, kini telah menjamur dan keberadaannya kian beragam, bahkan saat ini banyak gerakan-gerakan baru yang mengatasnamakan gerakannya dengan simbol-simbol agama. Penelitian ini menggunakan konsep teori Komunitas Sosial, Identitas Sosial, Gerakan Sosial, dan Ekofeminisme. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil dari penelitian ini dibagi menjadi dua kategori pembahasan, pertama, komunitas hijabers sebagai pembentuk identitas sosial, dan kedua, komunitas hijabers sebagai ideologi gerakan sosial kaum perempuan melawan euphoria media. Kedua bagian tersebut menjawab permasalahan kaum perempuan dalam hal eksistensi hijab untuk melawan euphoria media yang akhir-akhir ini banyak menyoroti fenomena-fenomena penggunaan jilbab di Indonesia yang masih memperlihatkan lekuk tubuh perempuan. Maka dari itu, kehadiran komunitas hijabers sebagai pengawal dalam penggunaan hijab bagi kaum perempuan muslim yang sesuai dengan syariat Islam. Selain itu juga sebagai ajang silaturahim dan saling berbagi pengalaman dan pengetahuan agama Islam

    HUBUNGAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DENGAN TINGKAT RELIGIUSITAS SISWA SMA NEGERI 1 TANGEN (PERSPEKTIF TEORI SISTEM SOSIAL TALCOTT PARSONS)

    Get PDF
    Extracurricular compulsory curriculum became Scout at the elementary and secondary education as a pillar of character education in the nation. Unlike other extracurricular activities students select appropriate talent and interestin making this ektrakurikuler impressed forced. Descriptive method quantitative research aims to find out and analyze the relationship of the extracurricular activities of the Scout with the level of religious students. Research results based on the data analysis has been done on the relationship between Extracurricular Activities with Scout level of Religiosity in students who demonstrate 0575 (r count), while the value of sig 2 tailednya value 0.000 < 0.01. This means the Ha received his and Ho is rejected. So the hypothesis which says there is a significant relationship between extracurricular activities with Scout level of religiosity is right, and also in correlation with test use Product Moment shown with * marked * in the table correlation between extracurricular activities with Scout level of religiosity which means it shows the value of positive correlation. That is, the better the student in carrying out activities through extracurricular activities the Scouts then the higher levels of religiosity in students. School social system in shaping the character of the religious students through extracurricular Scouts can go well because the fourth social system functions (adaptation, goal attainment, integration, and latency) can walk properly and mutual related.Keywords: Extracurricular Scouts, Religiosity, Students, Social Systems.ABSTRAKEkstrakurikuler Pramuka menjadi kurikulum wajib pada pendidikan dasar dan menengah sebagai pilar pendidikan karakter bangsa. Tidak seperti ekstrakurikuler lainnya yang siswa pilih sesuai bakat dan minatnya membuat ektrakurikuler ini terkesan dipaksakan. Penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif  ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dengan tingkat religius siswa. Hasil penelitian berdasarkan data analisis yang telah dilakukan mengenai hubungan antara Aktivitas Ekstrakurikuler Pramuka dengan tingkat Religiusitas Siswa yang menunjukkan 0.575 (r hitung), sedangkan nilai sig 2 tailednya bernilai 0,000 < 0,01. Ini berarti Ha diterima dan Ho nya ditolak. Sehingga hipotesis yang mengatakan terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas ekstrakurikuler pramuka dengan tingkat religiusitas adalah benar, dan juga dalam uji korelasi dengan menggunakan Product Moment ditunjukkan dengan tanda ** dalam tabel korelasi antara aktivitas ekstrakurikuler pramuka dengan tingkat religiusitas yang berarti menunjukkan nilai korelasi positif. Artinya, semakin baik siswa dalam melaksanakan aktivitas melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka maka semakin tinggi tingkat religiusitas siswa. Sistem sosial Sekolah dalam membentuk karakter religius siswa melalui ekstrakurikuler Pramuka bisa berjalan dengan baik karena keempat fungsi sistem sosialnya (adaptasi, goal attainment, integrasi, dan latensi) bisa berjalan sebagaimana mestinya dan saling terkait.Kata Kunci: Ekstrakurikuler Pramuka, Religiusitas, Siswa, Sistem Sosial

    MEMBANGUN KARAKTER INKLUSIF SEJAK DINI (PENANAMAN SIKAP TOLERANSI TERHADAP PERBEDAAN BAGI SISWA SD)

    Get PDF
    Inclusiveness has recently become an exciting topic of study to be discussed. Each local government seeks to design and implement inclusion policies. Discussions about inclusion always link people with disabilities. People with disabilities are discriminated against in their social environment, both in terms of their accessibility to public facilities as well as the negative labels attached to them. Therefore, this inclusive character is essential to be built in the next generation of the nation as early as possible. This research aims to instill an inclusive character early on for students at SD Laboratorium UM by using participatory methods or being directly involved in creating an inclusive learning process. The learning process is very significant in shaping the behavior patterns and character of children. Thus, inclusive education implemented in elementary schools (SD) can form an inclusive character for individuals from an early age. Several factors underlie inclusive education implemented at the elementary level, including: (1) at the individual development stage, SD is a very good level in the process of character building; (2) elementary school age is the most active stage in getting to know the social environment; (3) stage in understanding the role; (4) the experiences and insights they gain will be constructed through strong memories. These four factors underlie the formation of their personality into an inclusive character.Inklusifitas akhir-akhir ini menjadi topik kajian yang menarik untuk dibahas. Setiap pemerintah daerah berupaya merancang dan mengimplementasikan kebijakan inklusi. Pembahasan mengenai inklusi selalu mengaitkan penyandang difabel. Para difabel terdiskriminasi dari lingkungan sosialnya, baik aksesibilitasnya terhadap sarana publik, maupun label negatif yang melekat pada mereka. Maka dari itu, karakter inklusif ini sangat penting untuk dibangun pada generasi penerus bangsa sedini mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk menanamkan karakter inklusif sejak dini bagi siswa di SD Laboratorium UM dengan menggunakan metode partisipatoris atau terlibat langsung dalam menciptakan proses pembelajaran yang inklusif. Proses pembelajaran sangat signifikan dalam membentuk pola perilaku dan karakter anak. Sehingga, pendidikan inklusif yang diimplementasikan pada Sekolah Dasar (SD) mampu membentuk karakter inklusif bagi individu sejak dini. Ada beberapa faktor yang mendasari pendidikan inklusi diimplementasikan di tingkat SD antara lain: (1) pada tahap perkembangan individu, SD merupakan jenjang yang sangat baik dalam proses pembentukkan karakter; (2) usia jenjang SD adalah tahapan paling aktif dalam mengenal lingkungan sosialnya; (3) tahap dalam memahami peran; (4) pengalaman dan wawasan yang mereka peroleh akan terkonstruk melalui ingatan yang kuat. Keempat faktor itulah yang mendasari pembentukkan kepribadian mereka menjadi karakter yang inklusif

    Pengembangan Kompetensi Penelitian Sosial Melalui Pelatihan Statistik Bagi Siswa Madrasah Aliyah Salafiyah Ketegan, Tanggulangin, Kab. Sidoarjo

    Get PDF
    Statistika sosial menjadi alat analisa cukup penting dalam penelitian sosial, tertuama pendekatan kuantitatif, namun materi tersebut cukup menjadi momok bagi siswa sekolah menengah atas. Untuk itu, siswa sekolah menengah atas perlu mulai dikenalkan dengan materi penelitian social, diamana statistika dasar diterapkan. Statistika merupakan metode pengolahan data yang berupa angka. Pengetahuan ini penting untuk dipahami oleh para siswa baik saat ini maupun bekal nantinya. Pelatihan ini dilaksanakan atas dasar pertimbangan tersebut. Pelaksaanya meliputi tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan capaian yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan yang berjalan lancar. Hasil evaluasi dengan membandingkan hasil pretest dan posttest menujukkan hasil bahwa t value (2,474) lebih besar dari t-tabel (2,228) dengan taraf kesalahan sebesar 0,05, artinya disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan nilai posttest. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman peserta terhadap statistika social dasar setelah pelatihan

    MENCIPTAKAN PEREMPUAN CERDAS BERINTERNET MELALUI PENANAMAN LITERASI DIGITAL KOMUNITAS ‘RUANG BERKARYA PEREMPUAN’

    Get PDF
    Berbagai fitur menarik yang ditawarkan oleh gadget smartphone telah menyebabkan ketergantungan dalam kehidupan sehari-hari mulai generasi orang tua hingga balita. Ketergantungan akan pemakaian smartphone juga tidak terlepas dari akses penggunaan internet yang semakin mudah. Pertumbuhan internet begitu banyak membawa pengaruh positif seperti banyaknya terserap tenaga kerja, media aktualisasi diri, dan kemudahan akses informasi. Namun, pertumbuhan internet juga tak dapat dilepaskan dari pengaruh negatif antara lain hoaks yang terdiri dari misinformasi, malinformasi, dan disinformasi. Selain itu, orangtua khususnya ibu memiliki peran yang fundamental dalam menavigasi segala tantangan yang disajikan oleh teknologi internet. Penggunaannya menjadi candu bagi balita, hingga banyak menimbulkan kekhawatiran orangtua akan berpengaruh terhadap daya tumbuh kembang anak. Melalui program literasi digital diharapkan akan menciptakan ibu-ibu cerdas untuk generasi anak selanjutnya
    corecore