9 research outputs found

    PENGALAMAN IBU DALAM MERAWAT BALITA STUNTING USIA (3-5) TAHUN

    Get PDF
    Masalah kesehatan gizi paling utama yang marak diperbincangkan dikalangan masyarakat pada saat ini yaitu permasalahan stunting. Stunting adalah kegagalan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis disebabkan karena kekurangan gizi pada anak di bawah usia 5 tahun. Stunting merupakan masalah gizi kronis pada balita ditandai dengan tinggi badan anak yang pendek dari anak seusianya. Balita stunting tidak lepas dari pantauan orang tua terumata ibu yang sudah berpengalaman dalam merawat balita stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman ibu dalam merawat balita stunting usia 3-5 tahun, khususnya di daerah Desa Ujungjaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang. Hasil dari penelitian ini yaitu menghasilkan 4 tema diantaranya : 1. Sumber informasi kehamilan. 2. Pemeriksaan pada saat kehamilan. 3. Hambatan pada saat kehamilan. 4. Hambatan merawat balita stunting. Bersadarkan hasil penelitian tersebut partisipan memiliki pengetahuan yang baik mengenai pengalaman merawat balita stunting

    PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI INDUSTRI PARIWISATA DALAM PENGGUNAAN MASKER

    Get PDF
    Warga negara Indonesia mengalami perubahan terhadap beberapa sektor di dalam kehidupan yang menimbulkan kesulitan akibat dari pandemi COVID-19, seperti salah satunya perubahan perilaku pribadi dan sosial. Hidup normal baru diperlukan masyarakat untuk menghadapi ancaman masalah kesehatan yang terjadi maupun di masa yang akan datang. Banyak negara telah memberikan komitmen sumber daya dan upaya menuju penguatan sistem kesehatan karena secara tidak sengaja, sistem kesehatan yang tidak siap berkontribusi pada penularan penyakit selama epidemi, tidak dapat memberikan layanan penting dengan maksimal Masyarakat dihimbau sadar terhadap kesehatan, salah satunya penerapan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika pandemi dinyatakan selesai, pencopotan regulasi wajib masker tidak membuat masyarakat terutama mahasiswa melepaskan masker. Masker merupakan pelindung dari debu atau partikel berbahaya atau udara polutan yang masuk ke dalam pernapasan dengan bahan yang dapat menyaring masuknya partikel berbahaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa dalam penggunaan masker, khususnya mahasiswa Program Studi Industri Pariwisata Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang. Hasil dari penelitian ini yaitu menghasilkan dua tema yang diantaranya : 1) Manfaat penggunaan masker pasca pandemi dari sisi fungsi dan psikologis. 2) Pengalaman penggunaan masker pasca pandemi secara positif dan negatif

    The Relationship among Breakfast Habits, Calorie Intake and Nutritional Status of Sumedang Government’s Nursing Academy Students

    Get PDF
    Inyoungadultsagegroupbreakfastisthemealtimemostoftenskipped.The purpose of this study was to determine the relationship between breakfast habits,calorieintake and nutritional status of the students of Sumedang government’s nursing academy. This study employed a cross sectional study method design which includes nutritional status as its the dependent variable and breakfast habits and calorie intake as its independent variable.Thesampletakenwere83personsoffreshmanandsophomore of nursing students of the 2016-2017 academic year. The sampling was organized by using proportional random sampling method. Nutritional status was assessed by employing BMI. Breakfast habits were assessed by employing breakfast habit questionnaire in one week. Calorie intake was assessed by using a 1x24 hours food recall questionnaire. Furthermore, calorie intake was analyzed by using Nutri Survey softwareandcomparedwiththe2012EnergyAdequacyRateforIndonesiapopulation. For bivariate analysis this study used Pearson chi-square test with a significance degree of 95% and p-value <0.05. The characteristics of nutritional status of the respondents classified as Normal weight status (61.4%), Thin (19.3%), and Fat (19.3%). Most respondents have good calorie intake (53.0%) and have regular breakfast habits (54.2%),/it can be concluded that there is a significant relationship between calorie intake and nutritional status (p=0.001) and breakfast habits with nutritional status (p = 0.033).Conclusion that healthy breakfast habits in young adults are good life style that should be pursued to fulfill daily energy needs to achieve normal nutritional status

    Warna : Teori dan Kreativitas Penggunaannya

    No full text

    PEMIKIRAN KI AGENG SURYOMENTARAM TENTANG RASIO KERUKUNAN: KAJIAN SOSIOLOGIS ATAS EKSISTENSIALISME RASA

    Get PDF
    Konflik, peperangan dan kekerasan adalah tema sentral dalam sosiologi. Mengkaji fenomena konflik ini dapat dilakukan dengan beragam pendekatan sosiologis. Dengan alasan masih maraknya konflik dan kekerasan di Indonesia, serta adanya keterlupaan akan ‘epistemologi’ lokal, Ki Ageng Suryomentaram melalui rasio kerukunannya penting diteliti. Rumusan masalah, berfokus pada: Bagaimana latar sosio-historis, lahirnya sosok dan pemikiran Ki Ageng Suryomentaram? Bagaimana konsep dasar masyarakat menurut Ki Ageng Suryomentaram? Bagaimana epistemologi, konsep dan aplikasi ‘rasio kerukunan’ Ki Ageng Suryomentaram? Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif berbasis data literatur atau pustaka. Sumber data didapatkan dari teks-teks karya Ki Ageng Suryomentaram sebagai data utama, dan teks-teks pendukung sebagai data pelengkap. Pendekatan teoretis yang digunakan adalah fenomenologi eksistensial Martin Heidegger. Sebagai hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa Ki Ageng Suryomentaram adalah seorang pencari makna diri manusia yang, melalui usahanya yang panjang melahirkan kawruh jiwa. Sebuah pengetahuan tentang hakikat kebahagiaan. Masyarakat menurut Ki Ageng Suryomentaram terbagi menjadi dua golongan: masyarakat saling mengungguli dan masyarakat yang rukun-bahagia. Rasio kerukunan dibutuhkan untuk mewujudkan ‘masyarakat yang rukun-bahagia’. Rasio kerukunan dapat ditandai dengan lima sikap diri: Pertama, membentuk subyek-eksis melalui mawas diri atau pangawikan pribadi. Kedua, berkesadaran “sama” dengan subyek-eksis lain. Ketiga, mempertemukan bahasa dan makna dalam berkomunikasi atau pethukan. Keempat, ruang komunikasi yang deliberatif atau yang disebut dengan junggringan. Kelima, welas asih terhadap semua

    Penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk dalam Upaya Pencegahan Penyakit Demam Berdarah di Desa Citimun Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

    No full text
    ABSTRAK Salah satu penyakit endemik yaitu penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit dengan penularannya yang cepat, disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue. Faktor iklim tropis,  faktor kepadatan penduduk dan meningkatnya mobilitas menjadi salah satu akibat dari terus melonjaknya kasus DBD. Tercatat hingga bulan Juli 2020 kasus DBD di Indonesia mencapai 71.633 kasus. Provinsi Jawa Barat menempati peringkat pertama sebagai Provinsi dengan jumlah kasus terbanyak yaitu sebanyak 10.772 kasus(Barat, 2021). Kabupaten Sumedang merupakan daerah yang berada di kawasan Provinsi Jawa Barat yang terus mengalami pelonjakan kasus setiap tahun nya, dimana pada tahun 2021 per bulan Januari hingga November sebanyak 762 kasus dengan 8 kasus kematian.  Pengabdian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan sikap atau perilaku responden melalui peningkatan pengetahuan dengan melakukan penyuluhan kesehatan menggunakan media audio-visual tentang pelaksanaan PSN 3M Plus dalam mengatasi DBD. Adapun tahapan pelaksanaan acara Pengabdian Masyarakat ini adalah 21 Juli 2022 yang  diikuti oleh kader dan masyarakat. Adapun media yang digunakan adalah power point untuk penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk. Sebelum penyuluhan peserta diberikan pretest mengenai DBD didapatkan hasil rata-rata pengetahuan peserta yaitu 60. Setelah dilakukan posttest mengenai Pemberantasan Sarang Nyamuk didapatkan rerata nilai audiens yaitu 80. Penyuluhan terbukti dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pelaksanaan PSN 3M Plus dalam mengatasi DBD. Kata Kunci: Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Demam Berdarah Dengue (DBD), Penyuluhan Kesehatan  ABSTRACT One of the endemic diseases, namely Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease with rapid transmission, caused by the Aedes aegypti mosquito which carries the dengue virus. Tropical climate factors, population density factors and increased mobility are one of the consequences of the continued increase in DHF cases. As of July 2020, there have been 71,633 cases of DHF in Indonesia. West Java Province is ranked first as the province with the highest number of cases, namely 10,772 cases (Antara News, 2021). Sumedang Regency is an area in West Java Province which continues to experience a spike in cases every year, where in 2021 as of January to November there are 762 cases with 8 deaths. This service aims to find out changes in the attitude or behavior of respondents through increasing knowledge by conducting health education using audio-visual media about the implementation of PSN 3M Plus in dealing with DHF. The stages of implementing this Community Service event are July 21, 2022 which are attended by cadres and the community. The media used is power point for counseling on the Eradication of Mosquito Nests. Before counseling the participants were given a pretest regarding DHF, the average knowledge of the participants was 60. After the posttest was carried out on Eradicating Mosquito Nests, the average audience score was 80. Counseling was proven to be able to increase community knowledge in implementing PSN 3M Plus in dealing with DHF. Keywords: Eradication of Mosquito Nests, Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), Health Educatio

    Hubungan literasi kesehatan mental dengan trend self-diagnosis pada remaja akhir

    No full text
    Background: Mental health is mentally and psychologically healthy without any disturbances, knowledge about mental health must be increased to minimize the occurrence of mental health disorders, especially among adolescents who are in the transitional phase towards adulthood, one way to increase knowledge is by carrying out health literacy mental health so that they can add insight and be able to manage mental health properly so as to avoid the tendency to self-diagnose.Purpose: To determine the relationship between mental health literacy and self-diagnose in late adolescents.Method: The research design used is quantitative with a correlation approach. Respondents in this study were 117 people. Data collection used a mental health literacy questionnaire with a validity and reliability test value of Cronbach's Alpha α = 0.764 and a self-diagnosis questionnaire with a validity and reliability test value of Cronbach's Alpha α = 0.852. Then a correlation analysis was performed using the Chi-Square test.Results: Most of the 74.4 percent of mental health literacy was in the good category, and in carrying out self-diagnose, most of the 58.1 percent were in the strong category. The results of the Chi-Square test on mental health literacy and self-diagnose are <0.000, which means there is a significant relationship.Conclusion: There is a relationship between mental health literacy and self-diagnose, meaning that good mental health literacy does not guarantee that adolescents do not carry out self-diagnosis.Keywords: Mental Health; Mental Health Literacy; Self-Diagnose; Late AdolescentsPendahuluan: Kesehatan mental merupakan sehat secara jiwa dan psikis tanpa adanya gangguan, pengetahuan mengenai kesehatan mental harus ditingkatkan untuk meminimalisir terjadinya gangguan kesehatan mental, terlebih pada kalangan remaja yang merupakan fase peralihan menuju dewasa, salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan yaitu dengan melakukan literasi kesehatan mental sehingga dapat menambah wawasan dan mampu mengelola kesehatan mental dengan baik agar menghindari kecenderungan mendiagnosa diri sendiri.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan literasi kesehatan mental dengan self-diagnosis pada remaja akhir.Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan korelasi. Responden dalam penelitian ini sebanyak 117 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner literasi kesehatan mental dengan nilai uji validitas dan reliabilitas Alpha Cronbach’s α =0,764 dan kuesioner self-diagnosis dengan nilai uji validitas dan reliabilitas Alpha Cronbach’s α = 0,852. Kemudian dilakukan analisis korelasi menggunakan uji Chi-Square.Hasil: Sebagian besar 74,4 persen literasi kesehatan mental dalam kategori baik, dan dalam melakukan self-diagnosis sebagian besar 58,1 persen berkategori kuat. Hasil uji Chi-Square literasi kesehatan mental dan self-diagnosis yaitu < 0,000 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan.Simpulan: Terdapat hubungan literasi kesehatan mental dengan self-diagnosis, artinya  literasi kesehatan mental yang baik tidak menjamin remaja untuk tidak melakukan self-diagnosis

    Peningkatan Pengetahuan Ibu tentang Makanan Sehat untuk Mencegah Stunting pada Anak Usia Dini

    No full text
    Berdasarkan data Dinas kesehatan Kabupaten Sumedang tahun 2021 di Desa Licin terdapat balita stunting sebanyak 11,37 persen. Kegiatan pengabdian masyarakat dengan metode kaji tindak telah dilakukan di Raudhatul Atfhal&nbsp; At-Tarbiyah dengan sasaran 36 orang ibu wali murid. Kegiatan penyuluhan kesehatan bertujuan meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemberian makan sehat untuk mencegah stunting. Metode penyuluhan menggunakan ceramah, tanya jawab dengan media power point presentation, leafleat, dan penayangan video. Terdapat peningkatan pengetahuan ibu setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, dengan rata-rata nilai pre-test 68,05 dan post test sebesar 74,61. Peningkatan nilai pengetahuan berbeda secara bermakna setelah diuji menggunakan uji T dependen dengan nilai p=0,01

    The Relationship Among Breakfast Habits, Calorie Intake and Nutritional Status of Sumedang Government's Nursing Academy Students

    Full text link
    Inyoungadultsagegroupbreakfastisthemealtimemostoftenskipped.The purpose of this study was to determine the relationship between breakfast habits,calorieintake and nutritional status of the students of Sumedang government's nursing academy. This study employed a cross sectional study method design which includes nutritional status as its the dependent variable and breakfast habits and calorie intake as its independent variable.Thesampletakenwere83personsoffreshmanandsophomore of nursing students of the 2016-2017 academic year. The sampling was organized by using proportional random sampling method. Nutritional status was assessed by employing BMI. Breakfast habits were assessed by employing breakfast habit questionnaire in one week. Calorie intake was assessed by using a 1x24 hours food recall questionnaire. Furthermore, calorie intake was analyzed by using Nutri Survey softwareandcomparedwiththe2012EnergyAdequacyRateforIndonesiapopulation. For bivariate analysis this study used Pearson chi-square test with a significance degree of 95% and p-value &lt;0.05. The characteristics of nutritional status of the respondents classified as Normal weight status (61.4%), Thin (19.3%), and Fat (19.3%). Most respondents have good calorie intake (53.0%) and have regular breakfast habits (54.2%),/it can be concluded that there is a significant relationship between calorie intake and nutritional status (p=0.001) and breakfast habits with nutritional status (p = 0.033).Conclusion that healthy breakfast habits in young adults are good life style that should be pursued to fulfill daily energy needs to achieve normal nutritional status
    corecore