119 research outputs found
Students’ Perceptions of Interactive Multimedia in Learning Vocabulary
Interactive multimedia is a learning delivery system that uses recorded sights, audio, and video information that is delivered under computer control for a review that not only sees and hears pictures and sounds, but also responds to them. This research is focused to find out what students’ perceptions on the use of interactive multimedia in learning vocabulary at Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Enrekang. This research employed descriptive method using qualitative approach. The population were the fifth class in Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Enrekang in 2020/2021 academic years. Total sampling was used in this research with total 29 students. The instrument used in this research were questionnaire. The Result of this research showed that students had a positive perception in learning vocabulary using interactive multimedia. This is evidenced by the frequency of students’ answer is laid in 64,51% (19 of 29 students) for positive category
Pengembangan Kosa Kata Bahasa Inggris Anak Usia Dini Labeling Benda-benda Taman Kanak-kanak Padang
English vocabulary development in children recognize objects in classrooms is still low. This study aims to increase the child's vocabulary familiar objects in English by Kindergarten labelingdi Padang. This type of research is a classroom action research, data collection techniques that researchers conduct observed data through observation / observation and the result is written in the format of observation, documentation, and interviews to strengthen the results of observations made. From the results of this study concluded that the success rate of the game labeling is done in kindergarten Padang in child vocabulary development is relatively good. Thus the presence of media in the form of learning the game labeling or label objects existing classrooms can be used as an alternative form of the game to increase the child's vocabulary development in English
Dampak Kebijakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Negeri 2 Madiun
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, dan kuesioner, sedangkan analisis data menggunakan model interaksi dan Hubberman tujuan Miles. Penelitian ini dilakukan untuk melaksanakan proses belajar mengungkapkan: 1) KTSP MAN 2 di Madiun, dalam pelaksanaan perencanaan KTSP dilakukan pada awal tahun ajaran, pelaksanaan atau implementasi kurikulum yang membuat komponen sekolah, 2) kinerja guru, dapat dilihat dari kemampuan perencanaan pembelajaran, yaitu pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran, kemampuan proses pembelajaran, interaksi antara peserta didik dengan guru, antara peserta didik dan peserta didik dengan sumber daya antara belajar yang berbeda, keterampilan teknik evaluasi penilaian pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar bahwa siswa harus menguasai; 3) guru terhadap penerapan KTSP untuk pengembangan kinerja guru MAN 2 Madiun menekankan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar
Fungsi Manajemen Pengorganisasian dalam Pembinaan TK/TPA Nur Annisa Desa Bategulung Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa manajemen pembinaan TK/TPA Nur
Annisa Desa Bategulung berjalan dengan baik yaitu dilihat dari alur koordinasi dan
komunikasi dari atasan kepada bawahan seperti penasehat atau pelindung apabila
ingin menyampaikan sesuatu harus berkomunikasi dengan kepala TK/TPA terlebih
dahulu, kemudian kepala TK/TPA berkomunikasi dengan sekretaris, bendahara dan
tenaga pengajar TK/TPA Nur Annisa begitupun sebaliknya. Kemudian peluang pada
TK/TPA Nur Annisa yaitu mempunyai Pembina atau pengajar yang menggunakan
metode pendekatan yang baik terhadap santri dan mempunyai santri yang berkulitas
dan dapat membanggakan. Adapun tantangan dalam pembinaan TK/TPA Nur Annisa
yaitu dalam membina atau mengajar para santri terdapat beberapa karakter yang
berbeda yang harus dihadapi seperti ada santri yang keras kepala, cuek dan lebih
banyak bermain dari pada belajar. Itu termasuk tidak mudah untuk dilakukan akan
tetapi para Pembina atau pengajar mempunyai dan menggunakan metode sendiri
dalam melakukan proses belajar mengajar berupa membujuk, mengelus pundak
santri, memberikan pujian-pujian serta tidak pernah membentak para santrinya
Dampak Kebijakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Negeri 2 Madiun
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, dan kuesioner, sedangkan analisis data menggunakan model interaksi dan Hubberman tujuan Miles. Penelitian ini dilakukan untuk melaksanakan proses belajar mengungkapkan: 1) KTSP MAN 2 di Madiun, dalam pelaksanaan perencanaan KTSP dilakukan pada awal tahun ajaran, pelaksanaan atau implementasi kurikulum yang membuat komponen sekolah, 2) kinerja guru, dapat dilihat dari kemampuan perencanaan pembelajaran, yaitu pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran, kemampuan proses pembelajaran, interaksi antara peserta didik dengan guru, antara peserta didik dan peserta didik dengan sumber daya antara belajar yang berbeda, keterampilan teknik evaluasi penilaian pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar bahwa siswa harus menguasai; 3) guru terhadap penerapan KTSP untuk pengembangan kinerja guru MAN 2 Madiun menekankan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar
PERBEDAAN PENGARUH CONTRACT RELAX STRECHING DAN AKTIF ISOLATIF STRECHING TERHADAP FLEKSIBILITAS OTOT ANKLE PADA LANSIA DIPELAYANAN SOSIAL BUDHI DARMA YOGYAKARTA
Latar Belakang : lansia merupakan proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan fungsi tubuhnya baik secara umum maupun secara fisik,
adanya penurun fisik pada lansia pemendekan otot gastrocnemius. Terjadi penurunan
fleksibilitas otot ankle. Untuk meningkatkan fleksibilitas pada otot ankle diperlukan
latihan. Latihan yang sesuai yaitu contract relax stretching dan aktif isolative
stretching dilakukan secara teratur dan terprogram. Tujuan : mengetahui perbedaan
pengaruh contract relax stretching dan aktife isolative stretching perhadap
meningkatkan fleksibilitas otot ankle pada lansia. Metode : Penelitian ini bersifat
experimental, desain penelitian yang digunakan berupa pre and test-post two group
design. 30 orang lansia menjadi sampel dengan purposive sampling. Kelompok I
diberikan contract relax stretching dilakukan setiap hari selama 2 minggu, kelompok
II diberikan aktife isolative stretching dilakukan setiap hari selama 2 minggu. Alat
ukur menggunakan static fleksibility test (SFT). Hasil : Uji normalitas menggunakan
Saphiro Wilk Test dan uji homogenitas dengan Lavene’s Test. Hasil Wilcoxon
kelompok I nilai p=0,002. Hasil wilcoxon kelompok II p=0,001, yang berarti bahwa
kedua perlakuan tidak memiliki perbedaan pengaruh terhadap peningkatan
fleksibilitas otot ankle pada lansia dipelayanan Sosial Budhi Darma. Hasil hipotesis
III menggunakan mann u whitney diperoleh nilai p= 0,736 (p>0,05) yang berarti
tidak ada perbedaan pengaruh contract relax stretching dan aktife isolative stretching
terhada meningkatkan fleksibilitas otot ankle pada lansia. Kesimpulan: Tidak ada
perbedaan pengaruh contract relax stretching dan aktif isolative stretching terhadap
fleksibilitas otot ankle pada lansia. Saran : peneliti selanjutnya dapat melakukan
dengan metode yang sama dengan karakteristik data yang lebih luas dan jumlah
sampel yang lebih banyak
GAMBARAN STIGMA MASYARAKAT TERHADAP PASIEN GANGGUAN JIWA DI DESA BUKU
Gangguan jiwa adalah sindrom pola perilaku individu yang berkaitan dengan suatu gejala penderitaandan pelemahan didalam satu atau lebih fungsi penting dari manusia, yaitu fungsi psikologik, perilaku,biologik, gaangguan tersebut mempengaruhi hubungan antara dirinya sendiri dan juga masyarakatStigma yang terus tumbuh dimasyarakat dapat merugikan dan memperburuk bagi yang terkena labelsosial ini.Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran stigma masyarakat terhadap pasiengangguan jiwa.Penelitian ini menggunakan kuisioner, untuk mengetahui hasil dari stigma masyarakatterhadap pasien gangguan jiwa. Dalam penelitian ini sampel yang akan diambil yaitu berjenis kelaminperempuan yang berusia 25-40 tahun ke atas dengan jumlah sampel sebanyak 30 sampel. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini yaitu metode Deskriptif, metode deskriptif disini adalah salah satujenis metode penelitian yang menyajikan gambaran lengkap untuk mendeskripsikan, menjelaskanyang menjadi objek penelitian
MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA
Management is the process of utilizing all resources in order to achieve the goals set. The management process includes: planning, organizing, implementation, and supervision. the substance of management that exist in educational institutions and become an important focus in the world of education are learners. the purpose of this study is to explain the character education management of learners through extracurricular activities scouting in MTs Negeri 2 Ogan Ilir. This research uses qualitative approach with descriptive method. data collection methods used in the form of observation, interviews, and documentation. MTs Negeri 2 Ogan Ilir, character education in all areas of activity including extracurricular activities scout
Unsur-unsur sastra dalam kesenian reog dan kemungkinan sumbangannya terhadap pendidikan dan pengajaran di Indonesia
Kesenian reog adalah suatu kesenian tradisional yang berkembang di daerah Ponorogo. Dalam upaya melestarikan kesenian reog dari kepunahan, maka penulis melakukan penelitian tetang kesenian reog.Penelitian ini dipusatkan pada unsur-unsur sastra dan sumbangannya terhadap pendidikan di Indonesia.
Dalam kesenian reog ini selain terdapat unsur sastra lisan, juga terkadang nilai pendidikan. Dengan demikian, kita perlu mengetahui cerita asal-usul reog, unsur-unsur sastra dan kemungkinan sumbangannya terhadap pendidikan di Indonesia.
Untuk membahas tiga hal di atas,penulis menggunakan metode deskriptif, data diambil dengan teknik wawancara melalui informasi, yaitu tokoh masyarakat, pejabat, amahsiswa, dan sebagainya. Data tersebut diolah secara kualitatif melalui tahapan pendeskripsian data, penjelasan, penafsiran , dan penyimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesenian reog Ponorogo memiliki nilai sastra yaitu unsur-unsur intrinsic di antaranya penokohan, latar , setting, alur, dan tema. Selain itu , di dalam kesenian reog terkandung nilai-nilai pendidikan dan pengajaran yang meliputi pendidikan agama dankepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, pendidikan sejarah perjuangan bangsa, dan pendidikan sastra. Apa yang terdapat dalam kesenian reog Ponorogo mengandung segi pelaksanaan dan pencapaian tujuan nasional. Sumbangan khusus kesenian reog Ponorogo terhadap pendidikan nonformal meliputi pendidikan kepemimpinan dan etika.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan agar masyarakat Ponorogo melestarikan kesenian reog dan dapat mengenal cerita asal-usul reog, serta mengetahui unsur-unsur sastra. Penulis mengajak para pembaca untuk lebih mencintai kesenian daerah seperti reog lewat pementasan yang dapat dipakai sebagai sarana untuk menyampaikan pesan yang sifatnya menari
- …