40 research outputs found

    LITERATUR REVIEW : APLIKASI TERAPI HAN (HIPNOTIS, AKTIFITAS FISIK, NUTRISI) PADA KELUARGA ANAK USIA SEKOLAH DENGAN OBESITAS

    Get PDF
    Tingginya angka kejadian obesitas pada anak usia sekolah di Indonesia disebabkan oleh adanya perubahan pola makan makanan cepat saji dan adanya perkembangan teknologi sebagai salah satu gaya hidup baru yang justru dapat menurunkan aktifitas anak. Optimalisasi peran keluarga menjadi sangat penting, karena keluarga adalah rumah pertama tempat anak belajar hidup sehat. Melalui upaya pemberian asuhan keperawatan keluarga diharapkan dapat mengelola masalah keluarga salah satunya pada anak usia sekolah. Pencarian literatur dilakukan dengan mencari kesamaan (compare), mencari ketidaksamaan (contrass), memberikan pandangan (criticize), membandingkan (synthesize), serta meringkas (summarize) materi-materi yang berkaitan dengan terapi yang dapat dilakukan pada anak usia sekolah dengan masalah obesitas dari berbagai bahan rujukan dengan rentang waktu penerbitan 2006-2015. Terapi HAN (Hipnosis, Aktivitas fisik, Nutrisi)  dapat diterapkan dalam proses asuhan keperawatan bagi keluarga binaan perawat dengan tujuan utama perubahan perilaku hidup sehat yang menunjang pada upaya pencapaian berat badan ideal bagi anak dan keluarga dengan masalah obesitas. Pendekatan terapi yang pertama, hipnosis dilakukan untuk memberikan sugesti positif pada anak terkait tubuh ideal dan pola hidup sehat. Pendekatan terapi yang kedua adalah terapi aktivitas fisik pada anak. Pendekatan terapi yang ketiga adalah terapi nutrisi. Terapi nutrisi ini dilakukan melalui pola makan food combining yang merupakan cara atau pola konsumsi makanan dengan memperhatikan jenis bahan makanan yang selaras sehingga dapat mengoptimalkan pencernaan dan penyerapan zat makanan. Penerapan terapi HAN ini dapat dijadikan sebagai inovasi perawat puskesmas yang akan melaksanakan kunjungan rumah sehingga dapat mengendalikan angka kejadian obesitas pada anak usia sekolah

    Pengetahuan Gizi Remaja SMPN 40 Kota Bandung

    Get PDF
    Pengetahuan gizi dapat menentukan status gizi dan perilaku remaja dalam memilih makanan. Peningkatan prevalensi masalah gizi di Indonesia tidak hanya sebatas masalah gizi kurang namun juga sudah bertambah menjadi beban ganda gizi lebih. Prevalensi masalah gizi lebih pada remaja umur 13-15 tahun di Indonesia sebesar 10,8%, terdiri dari 8,3 % overweight dan 2,5 % obesitas. Penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan gizi yang dimiliki oleh remaja dengan menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang status gizi di SMPN 40 Kota Bandung. Didapatkan jumlah sampel sebanyak 89 orang dengan menggunakan teknik  Proporsional Random Sampling. Analisa pengetahuan dilakukan melalui distribusi frekuensi. Hasil penelitian di SMPN 40 Kota Bandung menunjukkan remaja berpengetahuan baik 48 orang (53,9%), cukup 22 orang (24,7%), kurang 19 orang (21,3%), dengan poin paling tinggi didapatkan pada kategori pengetahuan tentang status gizi lebih yaitu 81 orang (91,0%). Poin terendah didapatkan pada kategori cara penilaan status gizi yaitu 53 orang (59,6%). Pihak sekolah diharapkan lebih memperhatikan dan memberikan pendidikan tentang pengetahuan gizi dan status gizi. Bagi pelayanan kesehatan diharapkan lebih sering melakukan monitoring dan pembinaan UKS serta PMR di sekolah.Nutritional knowledge can determine the nutritional status and the behavior of teenagers in choosing food. The increase in the prevalence of nutritional problems in Indonesia are not only limited to less nutritional problems but has also increased to the double burden of malnutrition. The prevalence of nutritional problems is more on teen aged 13-15 years in Indonesia amounted to 10.8%, comprising 8.3% 2.5% overweight and obesity. Research was conducted to find out the description of the nutritional knowledge owned by teens by using descriptive method which aims to know the description of knowledge about adolescent nutritional status in 40 SMP Bandung. The number of samples obtained as many as 89 people using Proportional Random Sampling techniques. Analysis of the frequency distribution is done through knowledge. Research results shows 40 adolescents knowledgeable good 48 people (53.9%), just 22 people (24.7%), lack of 19 people (21.3%), with the highest points are obtained on a category of obesity about 81 people (91.0%). The lowest points are obtained on the category how to measure the nutritional status about 53 people (59.6%). The school is expected to pay more attention to and provide education about knowledge of nutrition and nutritional status. For the ministry of health expected more frequent monitoring and coaching the UKS and PMR on the school.   &nbsp

    DUKUNGAN KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL REMAJA

    Get PDF
    Kondisi remaja saat ini cukup mengkhawatirkan. Prevalensi ketidakstabilan emosi remaja pada tahun 2015 di kota Bandung mencapai 40%. Keluarga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terhadap kecerdasan emosional remaja, dengan adanya dukungan dari keluarga dapat membantu remaja memperoleh kecerdasan emosional yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan kecerdasan emosional remaja di SMA kota Bandung. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan metode cluster sampling dan didapatkan 170 sampel. Data dianalisis menggunakan non-parametrik Uji Spearman. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh 27,1% remaja yang kurang mendapatkan dukungan dari keluarga memiliki kecerdasan emosional dalam kategori rendah dan 31,2% remaja yang memperoleh dukungan dari keluarga memiliki kecerdasan emosional dalam kategori tinggi. Hasil uji Spearman menunjukan p-value 0,033 (p < 0,05) r 0,163. H0 ditolak yang artinya ada hubungan yang sangat rendah antara dukungan keluarga dengan kecerdasan emosional remaja di SMA kota Bandung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi perawat untuk melakukan promosi kesehatan mengenai psikologis remaja melalui program Bina Keluarga Remaja, Program Kesehatan Peduli Remaja, dan Usaha Kesehatan Sekolah

    PERAWATAN DIRI LANSIA HIPERTENSI DI KELURAHAN CIREJAG KARAWANG

    Get PDF
    Pendahuluan: Hipertensi merupakan penyakit dengan prevalensi yang tinggi pada kelompok lansia. tanda dan gelaja yang muncul akibat hipertensi mengakibatkan perubahan pada pemenuhan perawatan diri lansia. Perawatan diri lansia hipertensi meliputi upaya pengukuran tekanan darah secara teratur, minum obat secara teratur, berolahraga, mandi, mencuci tangan, menggunting kuku, menyikat gigi, keramas, serta mengurangi konsumsi garam. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan jumlah sample 95 orang, menggunakan teknik probability sampling dengan metode simple random sampling. Hasil: setengahnya responden (53,3%) memiliki perawatan diri yang baik. dengan indikator perawatan diri tertinggi pada poin kebersihan diri sebesar 98.8% (keramas, dan sikat gigi), namun paling rendah pada kebiasaan minum obat hipertensi dan kebiasaan makan rendah garam (57%). Diskusi: Hasil yang rendah dalam upaya perawatan inti pada lansia hipertensi terkait minum obat hipertensi dan pola makan rendah garam menunjukan masih kurangnya pengelolaan diri lansia dalam melaksanakan pengendalian hipertensi yang berakibat pada komplikasi penyakit lainnya. Saran : peneliti merekomendasikan pihak puskesmas untuk lebih aktif dalam upaya pelaksanaan program pengendalian hipertensi melalui pendekatan GERMAS dan CERDIK yang digalakan oleh kementrian kesehatan Republik Indonesia

    Pengetahuan Remaja Tentang Konsumsi Alkohol

    Get PDF
    Background: Alcohol misuse increase between adolescent. They are more concerned with peer’s solidarity in drinking without being accompanied by a good knowledge. The aim of this study is to define adolescent’s knowledge about alcohol consumption. Methods: A Cross Sectional study was conducted in 35 alcoholic adolescent  respondents with 12-22 years age range. Results: Knowledge assesment result showed that 60% respondents had a lack of knowledge, and 100% had negative attitudes and practices towards Alcohol consumption. Conclusion: Lack of knowledge related alcohol consumption in adolescents can spread to another risk behaviors in adolescents. Health workers should optimize the youth program such as PKPR in puskesmas by conducting health education especially on alcoholism and the long-term impact in the future

    Social Media Addiction and the Association with Self-Esteem among Adolescents in Rural Areas of Indonesia

    Get PDF
    The use of social media has increased significantly in recent years, particularly among adolescents and this has triggered an upsurge in research into the connection between social media and self-esteem. However, there has been little attention paid to the association between social media and self-esteem in adolescents in rural areas, an oversight this study will address – focusing on adolescents in rural areas of Indonesia. This descriptive correlational study was conducted in 2018 at two senior high school in rural area of Bandung, West Java. Disproportion stratified random sampling was used to select the sample. Social Media Addiction Scale-Student Form Questionnaires (SMAS-SF) and Rosenberg’s Self-Esteem Scale were used to collect the data. Pearson Product Moment correlation was performed to test the relationship between social media addiction and self-esteem. A total of 340 students joined our study, of which 59.7% were female. About 57.6% of the respondents felt discomfort when they had to reduce time spent using social media and 77.6% were addicted to using social media. 57.1% of the respondents have low self-esteem. There was a moderate positive relationship between addiction to social media and self-esteem among adolescents in rural area (r=0.418, p<0.05). This study suggest that social media addiction was correlated with self-esteem, for future studies could be considering gender difference to have better insight. Healthcare professional needs to design an intervention utilize social media to promote self-esteem among adolescents.   Keywords: social media, self-esteem, adolescent

    PENERAPAN PROGRAM BERJALAN KAKI DAN BERSEPEDA KE SEKOLAH PADA ANAK USIA SEKOLAH DI KOTA DEPOK

    Get PDF
    Aktifitas fisik yang tidak memadai pada anak usia sekolah dapat menimbulkan masalah tumbuh kembang di masa depan. Rendahnya aktivitas fisik diikuti dengan tingginya kasus obesitas yang dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan. Program berjalan kaki dan bersepeda ke sekolah dirancang sebagai alternatif program penanggulangan masalah rendahnya aktivitas pada anak. Penelitian dilakukan secara quasi eksperimen selama 3 bulan terhadap 100 siswa sekolah dasar di kota Depok. Hasil implementasi menunjukan program ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan IMT siswa (P value=0,004) dan peningkatan kebiasaan dari 1x/minggu di minggu pertama observasi, dan meningkat sampai 4x/ minggu dengan kemaknaan perubahan signifikan (P value=0.000). Program ini dapat diterapkan menjadi program kebugaran sekolah bagi siswa yang bertempat tinggal radius ± 3 Km dari sekolah. Bersepeda memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan berjalan kaki dalam penurunan IMT pada anak. Kebiasaan berjalan kaki dan bersepeda ke sekolah terbukti dapat meningkatkan aktivitas fisik pada siswa dan memberikan pengaruh positif terhadap penurunan IMT siswa dengan obesitas

    Eficacia ejercicio basado en el hogar usando una aplicación móvil para mejorar las funciones cognitivas en pacientes con hipertensión: un sencillo diseño experimental

    Get PDF
    Effectiveness Main Goal: The purpose of this study was to determine the effect of home based-exercise using mobile application to improve cognitive functions in patients with hypertension. Methods: This study was conducted using a queasy experimental with one group pre-post test design at a public health center located in West Java, Indonesia on February to July 2019. A mobile-based exercise program was a walking activity at home every day for one month. The sample in the study was selected using convenience sampling to adults aged above 18 years old and diagnosed with hypertension. The Montreal Cognitive Assessment (MoCA) was used to measure cognitive function. A paired t-test used to analyze data with the significance level was set at 0.05. Results: A total of 120 participants were enrolled in this study. The mean age of the sample was 56.42 ± 10.6 years old, 70 (58.3%) were male, 61 (50.8%) had lower education level, and 77 (64.2%) were unemployed. The mean score of MoCA showed improved after intervention, from 23.3 ± 3.42 to 26.7 ± 2.78, p=0.010. In more detail, there were improvement after intervention in domain of naming (2.930.34 vs. 3.141.06, p=0.003), attention (2.39 ± 0.68 vs. 3.12 ± 1.04, p=0.001), and abstraction (1.56 ± 0.49 vs. 2.01 ± 0.89, p=0.043). Conclusion: Using a mobile-exercise App was effective, easy to do with low cost to improve cognitive function and prevent dementia in hypertensive patients.Objetivo: El propósito de este estudio fue determinar el efecto del ejercicio en el hogar utilizando una aplicación móvil para mejorar las funciones cognitivas en pacientes con hipertensión. Métodos: Este estudio se realizó utilizando un sencillo diseño experimental con un grupo de prueba previa y posterior en un centro de salud pública ubicado en Java Occidental, Indonesia, de febrero a julio de 2019. Un programa de ejercicios basado en dispositivos móviles era una actividad de caminar en casa todos los días durante un mes. La muestra en el estudio se seleccionó mediante muestreo de conveniencia para adultos mayores de 18 años y diagnosticados con hipertensión. La Evaluación Cognitiva de Montreal (MoCA) se utilizó para medir la función cognitiva. Una prueba t pareada utilizada para analizar datos con el nivel de significancia se estableció en 0.05. Resultados: Un total de 120 participantes se inscribieron en este estudio. La edad media de la muestra fue de 56.42 ± 10.6 años, 70 (58.3%) eran hombres, 61 (50.8%) tenían un nivel educativo más bajo y 77 (64.2%) estaban desempleados. La puntuación media de MoCA mostró una mejoría después de la intervención, de 23.3 ± 3.42 a 26.7 ± 2.78, p = 0.010. Más detalladamente, hubo mejoría después de la intervención en el dominio de nomenclatura (2.930.34 vs. 3.141.06, p = 0.003), atención (2.39 ± 0.68 vs. 3.12 ± 1.04, p = 0.001) y abstracción (1.56 ± 0.49 vs. 2.01 ± 0.89, p = 0.043). Conclusión: El uso de una aplicación de ejercicio móvil fue efectivo, fácil de hacer con bajo costo para mejorar la función cognitiva y prevenir la demencia en pacientes hipertensos

    ANALISIS TOWS DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK SKINCARE

    Get PDF
    Pada Alamin Skincare Ciamis strategi pemasaran belum di jalankan secara optimal. Sehingga perlu adanya evaluasi diantaranya adalah bagaimana menciptakan produk dan jasa Alamin Skincare yg di inginkan pelanggan dengan cara menentukan proporsisi nilai produk dan jasa. Belum maksimal menjalankan strategi pemasaran 5 P sehingga target perusahaan salah satunya meningkatkan omzet bulanan belum tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari, mengetahui, dan menganalisis (1) Analisis TOWS di Alamin Skincare Ciamis. (2) Strategi pemasaran produk di Alamin Skincare Ciamis. (3) Analisis TOWS dalam Menentukan Strategi Pemasaran Produk Skincare di Alamin Skincare Ciamis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan desain penelitian kualitatif, sedangkan teknis analisis data, yaitu Reduksi data, Display data, Triangulasi dan kesimpulan. Hasil penelitian menginformasikan bahwa (1) Analisis TOWS di Alamin Skincare Ciamis dilakukan dengan empat alternatif yaitu IFAS (Internal Strategic Factor Analisysis Sunmmary), EFAS (Eksternal Strategic Factor Analisysis Sunmmary), Diagram TOWS dan Matrik TOWS. (2) Strategi pemasaran yang digunakan Alamin skincare Ciamis yaitu mengacu kepada marketing mix 5P. Untuk segi product, price, Place dan promotion sudah melakukan strategi tepat sasaran dengan tujuan perusahaan. Tetapi segi people, Alamin skincare belum mempunyai SDM yang berkualitas sesuai dengan kualifikasi Alamin dalam waktu yang cepat. (3) Analisis TOWS dalam Menentukan Strategi Pemasaran Produk Skincare di Alamin Skincare Ciamis adalah dengan memanfaatkan cabang lebih banyak diberbagai tempat dan mendirikan pabrik pembuatan cream dan produk lainnya pada cabang tersebut untuk memperkecil biaya distribusi produk. Dengan kemajuan teknologi, Alamin Skincare dapat memaksimalkan fungsi website, meningkatkan kualitas dan menambah jenis produk serta perawatan kecantikan kulit yang ditawarkan
    corecore